MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Lembaga. Penilaian. Kesesuaian. SNI. Gula Kristal Rafinasi.

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

2017, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pupuk Anorganik Majemuk secara Wajib; Menging

2017, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng Sawit Secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang (Lemba

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana APBN APBN APBN APBN APBN APBN

NO NAMA LEMBAGA ALAMAT

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

LITBANG INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko...

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

2013, No.271. NO NAMA LEMBAGA ALAMAT LSPro PPMB-Kementerian Perdagangan

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

RENCANA STRATEGIS BISNIS

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUS TRIAN. Lembaga Penilaian. SNI. Pupuk. Secara Wajib. Penunjukan.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

SNI AWARD 2016 SYARAT DAN ATURAN SNI AWARD

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

REKAPITULASI KEBUTUHAN PEGAWAI MENURUT JABATAN TAHUN ANGGARAN 2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

2012, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Penunjukan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan

BAB VI PROYEKSI FINANSIAL

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) LAYANAN JASA TEKNIS

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015

NO NAMA LEMBAGA ALAMAT

2013, No.268.

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

BAB V RENCANA BISNIS BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2010 S/D 2014

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 49/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

RENCANA KINERJA (RENKIN) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2012

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN

i. Mengetahui awareness masyarakat terhadap layanan ULPK BPOM; ii. Mengetahui sumber informasi Contact Center HALO BPOM ;

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) SEMESTER I JANUARI S/D JUNI 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 59/M-IND/PER/6/2009 TANGGAL : 11 Juni 2009

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian ten

Transkripsi:

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Tuntutan Masyarakat (Globalisasi, Demokratisasi, Perdagangan Bebas) KEPUASAN PELANGGAN Kinerja & Profesionalisme Prinsip Etika *) *) = efektivitas, efisiensi, integritas,netralitas, keadilan

Mengetahui gambaran umum profil kompetensi Balai Besar dan Baristand Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Mengevaluasi kualitas JPT di Lingkungan Kementerian Perindustrian dalam implementasi pelayanan prima. Mengevaluasi dan monitoring efisiensi dan efektifitas pelayanan JPT. Mendata kapabilitas/kemampuan jasa layanan teknis di lingkungan kementerian perindustrian Membuat keputusan yang efektif menuju langkah selanjutnya. Menyuguhkan analisis data yang lebih nyata untuk dapat dijadikan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam rangka pembuatan keputusan yang efektif

Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner Verifikasi Data Pengolahan Data Mengidentifikasi pola, tren dan kemungkinan interpretasi data Presentasi hasil intepretasi data Pembahasan draft laporan Rekomendasi dan tindak lanjut lainnya secara berkelanjutan

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BPKIMI Memiliki UNIT PELAKSANA TEKNIS 22 BALAI: 11 BALAI BESAR, 11 BARISTAND Balai Besar yang terbentuk sebelum kemerdekaan Balai Besar yang terbentuk sesudah kemerdekaan Baristand mulai terbentuk pada awal kemerdekaan BALAI TERTUA (1908): BBIA & B4T 1922: BBK & BBT 1927: BBKKP 1938: BBKK 1947: BBIHP 1968: BBPK 1962: BBTPPI 1969: BBLM 1947: Balai Penyelidikan Kimia Baristand Surabaya 1961: Balai Penyelidikan Kimia Banjarmasin Baristand Banjarbaru dan lain-lain

BBPK BBKKP BBIHP BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBKB BBTPPI Profil Balai dapat langsung diklik pada kotak yang telah disediakan; contoh BBTPPI

Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Manado Baristand Ambon

Obsesi Aspirasi Strategic positioning VISI MISI TUJUAN SASARAN Kondisi Lingkungan RPJP (2005-2025) RPJM Nasional Renstra Kemenperin Renstra BPKIMI Pembangunan Nasional Pembangunan Industri Nasional KIN

Visi dan misi Balai Besar telah sejalan dengan Rencana Strategisnya Visi dirumuskan dan menjadi obsesi yang harus dicapai oleh organisasi Misi Balai Besar telah menggambarkan aspirasi dan menjelaskan tujuan serta kepentingan semua stakeholder Misi juga telah menggambarkan strategi positioning Balai Besar untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif organisasi Misi telah cukup memadai untuk memungkinkan kebutuhan perubahan atas pasar/konsumen, termasuk mempengaruhi perilaku orang-orang di yang ada pada Balai Besar masingmasing

KOMPETENSI INTI BALAI BESAR BBKK BBIA B4T Pengembangan kimia adi berbasis kelapa, kelapa sawit dan atsiri Desain struktur dan material kemasan Komponen aktif bahan alami industri agro Inspeksi Konstruksi Bawah Air Instrumentasi Industri Material Maju BBLM Mesin listrik & peralatan Peralatan pabrik & Mesin Perkakas Alat angkut BBT BBK Pengembangan produk dan desain tekstil dan produk tekstil Keramik Nano material Bidang bioteknologi BBPK BBKKP Kulit dan produk kulit Karet Plastik BBKB Desain dan bahan baku baru BBTPPI Sebagai lembaga acuan teknologi pencegahan pencemaran BBIHP Kakao

FOKUS BARISTAND Nama Baristand Fokus 1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri 2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik 3. Padang Makanan Tradisional 4. Palembang Karet Komponen Teknis 5. Lampung Tepung Industri Agro 6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu 8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah 10. Ambon Teknologi pengolahan hasil laut 11.Manado Teknologi pengolahan palma

Balai Besar & Baristand dengan PK-BLU : BBIA, B4T, BBTPPI dan Baristand Bandarlampung Kesiapan Balai Lain dalam menerapkan PK-BLU Balai BBKK BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBIHP Tahun 3-4 1-2 > 4 1-2 1-2 1-2 3-4 > 4 Baristand Aceh Medan Padang Plb Sby Banjarbaru Pontianak Samarinda Manado Ambon Tahun >4 1-2 1-2 1-2 1-2 1-2 >4 1-2 >4 >4

Produk Anggaran Profil Balai SDM Peralatan

No Nama Jasa Layanan Pengujian BBKK Jkt BBIA Bgr B4T Bdg BBLM Bdg BBT Bdg BBK Bdg BBPK Bdg BBKKP Yk BBKB Yk BBTPPI Smg BBIHP Mks 1 Litbang Pelatihan Teknik 2 Operasional 3 Pengujian 4 Kalibrasi 5 Konsultansi 6 Standardisasi 7 Sertifikasi 8 RBPI 9 Jasa Lainnya Penanganan 10 Pencemaran 11 Inpeksi Teknis 12 Teknologi Proses

Jenis JPT Balai Besar Yang Memberi Kontribusi Tertinggi No Nama Balai Jenis JPT Persentase kontribusi (%) 1 BBKK Pengujian 58,04% 2 BBIA Pengujian 75,33% 3 B4T Pengujian 33,60% Pelatihan Teknis 31,79% 4 BBLM Pengujian dan Kalibrasi 53,79% Litbang 35,11% 5 BBT Pengujian 60,72% 6 BBK Pengujian 38,47% Pelatihan 25,52% 7 BBPK Litbang 25,73% Pengujian 25,29% 8 BBKKP Sertifikasi 44,65% 9 BBKB Pelatihan 65,67% 10 BBTPPI Penanganan Pencemaran 44,07% 11 BBIHP Pengujian 58,77% Sementara ini yang dibutuhkan oleh industri masih terbatas kepada Jasa Layanan Pengujian, Pelatihan dan Sertifikasi. Penggunaan jasa layanan litbang masih minim.

Baristand No Nama JPT Aceh Mdn Pdg Plb Lamp Sby Samarinda Pontian ak B.baru Mnd Ambon 1 Litbang 2 Pelatihan Teknik Operasional 3 Pengujian 4 5 6 7 Kalibrasi Konsultansi Standardisasi Sertifikasi 8 RBPI 9 Penanganan Pencemaran 10 Inspeksi Teknis 11 Pengambilan Contoh Uji 12 Jasa Lainnya

Jenis JPT Baristand Yang Memberi Kontribusi Tertinggi No Nama Balai Jenis JPT Persentase kontribusi (%) 1 Baristand Aceh Pengujian 100,00% 2 Baristand Medan Pengujian dan Kalibrasi 41,71% Sertifikasi 38,15% 3 Baristand Padang Penanganan Masalah Pencemaran 86,10% 4 Baristand Palembang Sertifikasi 64,80% 5 Baristand Lampung Pengujian 70,12% 6 Baristand Surabaya Sertifikasi 46,85% Pengujian 44,78% 7 Baristand Samarinda Pengujian 100,00% 8 Baristand Pontianak Pengujian 100,00% 9 Baristand Banjarbaru Pengujian 100,00% 10 Baristand Manado Pengujian 44,52% 11 Baristand Ambon RBP 77,37% Sementara ini jasa layanan yang ada di Baristand dan dibutuhkan oleh industri kebanyakan masih terbatas kepada Jasa Layanan Pengujian.

Semua Balai Besar memiliki presentase di atas 40% untuk SDM yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) risiko tinggi. Risiko tinggi ini diantaranya adalah hilangnya beberapa keahlian dan relasi yang ada di Balai sehingga mempengaruhi daya (kemampuan) Balai dalam memberikan pelayanan. Balai Besar dengan risiko tertinggi adalah BBK Bandung. Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pengkaderan secara cepat dan efektif, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang. 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 42,33% BBLM Bdg 55,78% BBT Bdg 56,57% 57,55% 58,59% BBIA Bgr BBPK Bdg BBTPPI Smg 62,00% 62,57% 62,79% 63,48% BBIHP Mks B4T Bdg BBKK Jkt BBKB Yk 70,74% 72,11% BBKKP Yk BBK Bdg

Hampir semua Baristand memiliki presentase besar (di atas 40%) atas SDM yang memasuki usia pensiun pada 10 tahun mendatang (46 tahun ke atas). Baristand-baristand tersebut adalah: Baristand Aceh, Medan, Palembang, Surabaya, Banjarbaru, Manado dan Ambon. Ini berarti pula bahwa baristand tersebut memiliki risiko tinggi terhadap keberlangsungan Jasa Layanan yang disediakan oleh Balai. Baristand dengan risiko tertinggi adalah Baristand Medan (70,97%). Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pegkaderan secara cepat dan efektif, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang. Beberapa Baristand masih memiliki risiko kecil atas SDM yang tersedia dan memasuki usia pensiun. Hal ini tampak dari presentase SDM usia pensiun yang tergolong kecil, seperti Baristand Padang, Lampung, Baristand Samarinda dan Pontianak. 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 17,86% 18,87% 20,34% 29,41% 50,00% 56,41% 56,47% 70,97% 65,48% 65,67% 66,23%

Usia Alat Utama di Balai Besar 600 536 500 400 357 300 250 241 200 124 180 126 100 0 12 23 18 43 65 6 Secara umum (apabila dilihat dari grafik), jumlah alat pada usia tua cukup banyak. Namun, juga diimbangi dengan penambahan alat pada 10 tahun terakhir.

Usia Alat Utama di Baristand 600 536 500 400 357 300 250 241 200 124 180 126 100 0 12 23 18 43 65 6 Secara umum (apabila dilihat dari grafik), jumlah alat relatif banyak yang masih muda. Sehingga dapat menjadi modal yang bagus dalam meningkatkan kualitas jasa layanan yang tentu saja didukung dengan jumlah yang memadai

TOTAL PNBP BALAI BESAR 60.000.000.000 50.000.000.000 45.180.713.044 50.064.150.870 40.000.000.000 31.897.124.327 37.551.808.350 30.000.000.000 24.112.156.945 20.000.000.000 10.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 Dari tahun ke tahun, PNBP Balai Besar secara keseluruhan mengalami kenaikan. Kenaikan PNBP pada tahun 2010 mencapai 2 kali lipat dari tahun 2006.

Secara keseluruhan, pertumbuhan PNBP Balai Besar merupakan pertumbuhan positif (mengalami kenaikan) yang ditandai dengan nilai slope bernilai positif, kecuali BBPK. R 2 >0,9 kenaikan PNBP stabil (tidak fluktuatif). R 2 <0,9 kenaikan PNBP fluktuatif. Grafik Regresi PNBP Balai Besar 18.000.000.000 BBIA 16.000.000.000 B4T 14.000.000.000 BBKK 12.000.000.000 BBLM 10.000.000.000 BBT 8.000.000.000 BBK 6.000.000.000 BBIHP BBKB 4.000.000.000 BBKKP 2.000.000.000 BBTPPI 0 1 2 3 4 5 BBPK Balai BBPK BBT B4T BBIHP BBLM BBKKP BBKB R 2 0,051 0,2497 0,6986 0,706 0,8196 0,8443 0,8685 slope -3,00E+07 2,00E+08 1,00E+09 1,00E+08 3,00E+08 3,00E+08 2,00E+08 Balai BBK BBIA BBKK BBTPPI R 2 0,9137 0,9607 0,973 0,983 SLOPE 2,00E+08 3,00E+09 4,00E+08 8,00E+08

Secara keseluruhan, nilai PNBP Balai Besar naik pada 5 tahun terakhir. Secara umum, JPT dengan kontribusi nilai PNBP paling dominan di seluruh satker Balai Besar adalah JPT Pengujian. Pada umumnya penerimaan PNBP JPT Litbang relatif kecil, kecuali dari BBPK (25,73%) yang menjadi JPT dengan PNBP tertinggi di Balai tersebut. Nilai PNBP Pengujian yang besar tersebut kemungkinan dapat disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang cukup mempengaruhi, seperti adanya pemberlakuan Regulasi Teknis (misal: SNI wajib). 50.000.000.000 45.000.000.000 40.000.000.000 35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 Teknologi Proses Inspeksi Teknis PENANGANAN PENCEMARAN Jasa Lainnya RBPI Sertifikasi Standardisasi Konsultansi Kalibrasi Pengujian Pelatihan Litbang

Nilai Pagu dan Proporsi Pagu Kemenperin Tahun 2011 Uraian Nilai Pagu Proporsi Pagu Belanja Pegawai 305.840.007.000 13,27% Belanja Barang 1.760.008.486.000 76,34% Belanja Modal 239.648.040.000 10,39% Total Pagu 2.305.496.533.000 Belanja operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja lainnya Nilai Pagu Balai Besar Tahun 2011 Rasio total pagu Balai Besar terhadap total pagu Kementerian Perindustrian adalah sebesar 8,54%. Uraian Nilai % % Belanja Balai/ Total Pagu Kemenperin Belanja Pegawai 77.016.399.000 39% 3,34% Belanja Barang 87.181.962.000 44% 3,78% Belanja Modal 32.676.501.000 17% 1,42% TOTAL PAGU 196.874.862.000 8,54%

90.000.000.000 80.000.000.000 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0 Total Komposisi Belanja Balai (RM) 2006 2007 2008 2009 2010 pegawai barang modal/investasi 45.000.000.000 40.000.000.000 35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 Total Komposisi Belanja PNBP 2006 2007 2008 2009 2010 PEGAWAI BARANG MODAL/INVESTASI Belanja pegawai merupakan belanja terbesar dibanding belanja barang maupun belanja modalnya. Balai masih padat karya dan belum padat teknologi (perlu diperkuat oleh data lainnya). Melonjaknya belanja modal tahun 2008 dikarenakan ada Anggaran Biaya Tambahan (ABT). Belanja barang yang tinggi diiringi dengan penurunan belanja pegawai sejak tahun tersebut MAK belanja pegawai pada anggaran PNBP masuk menjadi kelompok belanja barang. Nilai investasi yang masih cenderung rendah lebih banyak mengandalkan pendanaannya yang bersumber dari RM.

Rasio Rasio PNBP terhadap Total Belanja 0,800 BBKK Jkt 0,700 BBIA Bgr B4T Bdg 0,600 BBLM Bdg 0,500 BBT Bdg 0,400 BBK Bdg 0,300 BBPK Bdg 0,200 BBKKP Yk 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 Rasio PNBP terhadap Belanja Balai Besar 0,100 BBKB Yk 0,05 0,000 2006 2007 2008 2009 2010 BBTPPI Smg BBIHP Mks 0 2006 2007 2008 2009 2010 Rasio meningkat PNBP telah memberi kontribusi semakin tinggi terhadap pembiayaan atau belanja di masing-masing Balai Besar. Secara keseluruhan, pada tahun terakhir (2010), 30% pengeluaran Balai Besar ditutupi oleh PNBPnya

Dari grafik, tampak bahwa pengeluaran untuk belanja pegawai cukup besar dibandingkan penerimaan PNBP. Dari grafik I, seiring kenaikan belanja pegawai senantiasa diiringi kenaikan PNBP meskipun belum mampu mendongkrak PNBP secara maksimal. Nilai rasio ini kian mendekati 1, yang dapat diartikan bahwa produktivitas kian meningkat. 90.000.000.000 80.000.000.000 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 I. Grafik total PNBP dan total belanja pegawai 2006 2007 2008 2009 2010 II. Rasio total PNBP/ total belanja pegawai (RM) TOTAL BELANJA PEGAWAI TOTAL PNBP 2006 2007 2008 2009 2010

60.000.000.000 Belanja barang yang dilakukan pada awalnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir lebih besar dari PNBP. Namun kemudian terjadi peningkatan PNBP sehingga jauh lebih besar dari kebutuhan Belanja Barang. Hal ini ditandai dengan nilai rasio lebih dari 1. Mungkin telah terjadi peningkatan efisiensi dalam Belanja Barang. 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 2006 2007 2008 2009 2010 total belanja barang balai besar TOTAL PNBP BALAI BESAR rasio pendapatan terhadap belanja barang 2006 2007 2008 2009 2010

Dari grafik, dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan dari tahun 2006-2010 mampu menaikkan nilai PNBP. Rasio >1 belanja investasi berdampak positif terhadap nilai PNBP karena investasi mampu meningkatkan performa jasa layanan. Tidak ada korelasi negatif antara PNBP dengan investasi meskipun pada tahun 2009-2010 investasi kecil, PNBP tetap meningkat. 200.000.000.000 180.000.000.000 160.000.000.000 140.000.000.000 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 2 0 2006 2007 2008 2009 2010 total akumulasi investasi total akumulasi PNBP Rasio akumulasi PNBP/akumulasi investasi 1,5 1 0,5 0 2006 2007 2008 2009 2010

TOTAL PNBP BARISTAND 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 0 14.392.483.757 11.920.262.337 8.109.762.660 5.923.025.492 3.561.335.622 2006 2007 2008 2009 2010 Kenaikan 2010 mencapai hampir 4 kali lipat dari tahun 2006 Baristand telah melakukan kontribusi pelayanan terhadap masyarakat industri dengan baik sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.

Secara keseluruhan, pertumbuhan PNBP Baristand merupakan pertumbuhan positif (mengalami kenaikan) yang ditandai dengan nilai slope bernilai positif, kecuali Baristand Ambon. R 2 >0,9 kenaikan PNBP stabil (tidak fluktuatif). R 2 <0,9 kenaikan PNBP fluktuatif. 3,5E+09 3E+09 2,5E+09 2E+09 1,5E+09 1E+09 500000000 Grafik Regresi PNBP Baristand aceh medan palembang padang lampung surabaya samarinda Pontianak banjarbaru 0 1 2 3 4 5 manado BARISTAND Ambon Medan Aceh Manado R 2 0,3805 0,7601 0,8598 0,897 slope -20.000.000 200.000.000 100.000.000 50.000.000 BARISTAND Plb Pdg B.baru Samarinda Pontianak Sby Lmp R 2 0,92 0,93 0,934 0,9461 0,9574 0,9616 0,9771 slope 3E08 2E08 3E08 3E08 3E08 6E08 3E08

14.000.000.000 Pengambilan Contoh Uji Secara umum, JPT dengan kontribusi nilai 12.000.000.000 PNBP paling dominan di seluruh satker Baristand adalah JPT Pengujian. Yg diikuti JPT 10.000.000.000 Sertifikasi. Nilai PNBP Pengujian dan sertifikasi yang besar tersebut kemungkinan dapat 8.000.000.000 disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang cukup mempengaruhi, seperti adanya 6.000.000.000 pemberlakuan Regulasi Teknis di Bidang SNI Wajib; pertumbuhan industri pengguna jasa 4.000.000.000 layanan. Adanya kemungkinan untuk meningkatkan 2.000.000.000 PNBP JPT yang lain dengan didukung adanya regulasi teknis yang mendorong industri untuk menggunakan jasa layanan tersebut 0 2006 2007 2008 2009 2010 Inspeksi teknis Penanganan Pencemaran Jasa Lainnya RBPI Sertifikasi Standardisasi Konsultansi Kalibrasi Pengujian Pelatihan Litbang

Nilai Pagu dan Proporsi Pagu Kemenperin Tahun 2011 Uraian Nilai Pagu Proporsi Pagu Belanja Pegawai 305.840.007.000 13,27% Belanja Barang 1.760.008.486.000 76,34% Belanja Modal 239.648.040.000 10,39% Belanja operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja lainnya Total Pagu 2.305.496.533.000 Nilai Pagu Baristand Tahun 2011 Rasio total pagu Baristand terhadap total pagu Kementerian Perindustrian adalah sebesar 4,09%. Uraian Nilai % % Belanja Balai/ Total Pagu Kemenperin Belanja Pegawai 42.197.457.000 45% 1,83% Belanja Barang 42.721.550.000 45% 1,85% Belanja Modal 9.437.251.000 10% 0,41% TOTAL PAGU 94.356.258.000 4,09%

35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 Total Komposisi Belanja Balai (RM) Baristand 0 2006 2007 2008 2009 2010 pegawai barang modal/investasi 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 Total Komposisi Belanja (PNBP) Baristand 0 2006 2007 2008 2009 2010 PEGAWAI BARANG MODAL/INVESTASI Belanja pegawai merupakan belanja terbesar dibanding belanja barang maupun belanja modalnya. Balai masih padat karya dan belum padat teknologi (perlu diperkuat oleh data lainnya). Peyebab nilai investasi rendah beberapa kemungkinan ygang perlu dukungan data Belanja barang yang tinggi diiringi dengan penurunan belanja pegawai sejak tahun tersebut MAK belanja pegawai pada anggaran PNBP masuk menjadi kelompok belanja barang.

35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 Dari grafik, tampak bahwa pengeluaran untuk belanja pegawai cukup besar dibandingkan penerimaan PNBP. Dari grafik I, kenaikan PNBP terus ada meskipun belum tumbuh secara maksimal. Rasio < 1 produktivitas masih rendah 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 0 2006 2007 2008 2009 2010 Rasio total PNBP/ total belanja pegawai (RM) Total Belanja pegawai (RM) TOTAL PNBP 2006 2007 2008 2009 2010

Nilai rasio < 1 PNBP belum mampu menutupi beban biaya belanja barang. Nilai rasio semakin mendekati 1 dari tahun ke tahun Belanja Barang semakin efisien. 20.000.000.000 18.000.000.000 16.000.000.000 14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0 2006 2007 2008 2009 2010 Rasio total PNBP/total belanja barang (RM) total belanja barang (RM) total PNBP 2006 2007 2008 2009 2010

60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 total akumulasi investasi Rasio < 1 PNBP yang dihasilkan belum mampu mencukupi kebutuhan belanja investasi 20.000.000.000 10.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 total akumulasi PNBP 0,8 Rasio akumulasi PNBP/akumulasi investasi 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 2006 2007 2008 2009 2010

Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jasa Pelayanan Teknis (JPT) Pengujian merupakan salah satu jenis layanan publik yang disediakan oleh Balai Besar dan Baristand di lingkungan Kementerian Perindustrian dalam mendukung industri guna menjamin mutu produk yang dihasilkan. Gambaran kemampuan, potensi dan resiko yang dihadapi oleh JPT pengujian diuraikan berdasarkan dimensi Produk (kapabilitas dan produktivitas), Sumber Daya Manusia (SDM), Peralatan, dan Keuangan/PNBP

Kapabilitas Ruang lingkup pengujian yang dapat dilakukan oleh Balai, terutama ruang lingkup yang telah diakreditasi oleh KAN berdasarkan ISO/IEC 17025 Produktivitas Nilai PNBP JPT Pengujian yang tergambar juga dari : Jumlah Contoh Uji Jumlah Pelanggan

Balai Besar : 100 % terakreditasi Baristand : 50 % terakreditasi Baristand Aceh Medan Padang Palembang Lampung Surabaya Samarinda Pontianak Banjarbaru Manado Ambon Status Akreditasi Sedang dalam proses persiapan Akrediasi Sedang dalam proses persiapan Akrediasi Sedang dalam proses persiapan Akrediasi Terakreditasi Sedang dalam proses akreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Sedang dalam proses persiapan Akrediasi Terakreditasi Terakreditasi

Kapasitas Pengujian Balai Besar- HS Code HS-Code 84-85 machinery/electrical HS-Code 86-89 transportasi HS-Code 90-97 Miscellaneous HS-Code 98-99 Service Kapabilitas Balai Besar sesuai HS-Code 34% 66% Ruang Lingkup Tidak termasuk dalam ruang lingkup Kapabilitas Balai Besar mampu menguji 65 komoditi dari 99 komoditi dalam 2 digit HS- Code yang artinya baru 65,66 % dan ada sejumlah 34,34 % komoditi dalam HS-Code yang sama sekali tidak bisa dilakukan pengujiannya oleh Balai Besar.

Kapasitas Pengujian Baristand - HS Code HS-Code 01-05 hewan dan produk hewan HS-Code 39-40 plastik/karet HS-Code 41-43 kulit dan produknya HS-Code 50-63 tekstil dan produk tekstil HS-Code 68-71 stone/glass HS-Code 84-85 Machinery/electrical HS-Code 86-89 transportasi HS-Code 90-97 Miscellaneous HS-Code 98-99 Service Kapabilitas Baristand sesuai HS-Code 84% 16% Ruang Lingkup Tidak termasuk dalam ruang lingkup 16 komoditi HS-code yang artinya 16 % mampu menganalisa sesuai 2 digit HS-code Komoditi yang mampu ditangani oleh salah satu baristand, juga sebagian besar dapat ditangani oleh baristand yang lain misalnya untuk komoditi pupuk, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), garam, dan tepung terigu ----- overlap

40.000 30.000 20.000 10.000 0 Total Jumlah Contoh Pengujian Balai Besar 22.599 23.627 29.966 33.414 38.374 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah/ total contoh pengujian seluruh Balai Besar dalam kurun waktu lima tahun terahir menunjukkan kecenderungan meningkat Jumlah pelanggan menunjukkan kecenderungan meningkat namun terjadi penurunan pada tahun 2009, penurunan ini terjadi pada BBIA, BBKKP, BBKB, BBTPPI, dan BBIHP 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Total Jumlah Pelanggan Pengujian Balai Besar 4.438 4.983 5.655 5.200 5.963 2006 2007 2008 2009 2010

30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Jumlah Contoh Uji Baristand 26.271 22.180 18.500 18.946 13.959 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah/ total contoh pengujian seluruh Baristand dalam kurun waktu lima tahun terahir menunjukkan kecenderungan meningkat Jumlah pelanggan menunjukkan kecenderungan meningkat namun terjadi penurunan pada tahun 2009, penurunan ini terjadi pada Baristand Surabaya, Palembang, dan Aceh 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 Jumlah Pelanggan Baristand 3.207 2.629 2.774 2.740 2.236 2006 2007 2008 2009 2010 Produktivitas Baristand masih kecil dibandingkan dengan Balai Besar.-----Status akreditasi (kepercayaan pelanggan yang lebih memilih JPT pengujian yang sudah terakreditasi)

82 % Balai Besar memiliki presentase di atas 40% untuk SDM Pengujian yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) risiko tinggi. Balai Besar dengan risiko tertinggi adalah BBKKP Jogjakarta Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pengkaderan secara cepat dan efektif, peningkatan kompetensi, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang. 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 32,14% 28,57% Persentase Pensiun SDM dalam kurun waktu 10 tahun mendatang 43% 46,15% 46,43% 49% 53% 56% 57% 65% 68,97%

Dimensi SDM JPT Pengujian Baristand menghadapi risiko rendah bila dibandingkan dengan Balai Besar disebabkan 16 % Balai Besar memiliki persentase di atas 40% untuk SDM Pengujian yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) Namun ada Baristand dengan risiko tinggi yaitu Baristand Aceh dan Surabaya 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% 11% Persentase Pensiun SDM dalam kurun waktu 10 tahun mendatang 25% 31% 33% 34% 36% 38% 39% 42% 55%

Balai Ketersediaan SDM Kompetensi Keahlian Training BBKK Cukup memadai Cukup Kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 41-60 % BBIA memadai Cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 60-80 % B4T kurang memadai kurang kelistrikan, fisika, metalurgi 41-60 % BBLM memadai kompeten metalurgi dan mesin 61-80 % BBT cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia, lingkungan >80 % BBK memadai kompeten fisika, kimia 61-80 % BBPK kurang memadai cukup kompeten fisika, kimia 41-60 % BBKKP memadai cukup kompeten fisika 21-40 % BBKB memadai cukup kompeten fisika/mekanika 61-80 % BBTPPI cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi,lingkungan >80 % BBIHP kurang memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi >80 %

Baristand Ketersediaan Kompetensi Keahlian Training Aceh Cukup memadai Cukup Kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 41-60 % Medan memadai Cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi < 21 % Padang kurang memadai Cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 21-40 % Palembang memadai Cukup kompeten fisika, kimia > 80 % Lampung cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi >80 % Surabaya cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia 41-60 % Sidoarjo kurang memadai cukup kompeten fisik < 21 % Samarinda cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 21-40 % Pontianak cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi 41-60 % Banjarbaru cukup memadai cukup kompeten fisika, kimia >80 % Manado memadai cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi < 21 % kurang Ambon cukup memadai kompeten kimia 21-40 %

200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Grafik Tahun Perolehan Alat Pengujian Balai Besar 26 23 48 84 41 141 138 120 181 Secara umum (apabila dilihat dari grafik), masih ada alat pada usia tua. Namun, juga diimbangi dengan penambahan alat pada 10 tahun terakhir. 20% 15% 10% 5% Grafik Persentase Tahun Perolehan Alat Pengujian Balai Besar 3% 3% 5% 9% 5% 16% 15% 13% 20% 0%

200 150 100 50 0 Grafik Tahun Perolehan Alat Pengujian Baristand 122 115 32 0 1 1 4 3 164 Secara umum (apabila dilihat dari grafik), masih ada alat pada usia tua. Namun persentasenya masih banyak di penambahan alat pada 10 tahun terakhir. Grafik Persentase Tahun Perolehan Alat Pengujian Baristand 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 7% 28% 26% 37%

Jumlah Peralatan di Balai Besar 160 157 140 120 100 87 94 94 117 117 121 80 60 40 20 41 60 0 BBKB BBIA BBPK BBKK BBTPPI BBLM BBT BBKKP B4T Terlihat bahwa peralatan tersebar di beberapa Balai Besar, dengan persentase terbesar berada di B4T.

60 Jumlah Peralatan di Baristand 60 50 40 34 37 39 41 41 44 30 20 10 9 19 23 25 0 Terlihat bahwa peralatan tersebar di beberapa Baristand, dengan persentase terbesar berada di Baristand Pontianak.

Balai Ketersediaan Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen BBKK cukup representatif 41-60 % 41-60 % BBIA kurang memadai kurang representatif > 80 % 41-60 % B4T kurang memadai kurang representatif 41-60 % < 21 % BBLM memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % BBT cukup memadai cukup representatif > 80 % 20-40 % BBK memadai cukup representatif > 80 % < 20 % BBPK cukup memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % BBKKP cukup memadai cukup representatif > 80 % 21-40 % BBKB cukup memadai cukup representatif 61-80 % < 21% BBTPPI cukup memadai cukup representatif < 21 % < 21% BBIHP cukup memadai cukup representatif 41-60 % < 21 %

Baristand Ketersediaan Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen Aceh cukup Cukup representatif 41-60 % 41-60 % Medan cukup memadai Cukup representatif > 80 % 61-80 % Padang cukup memadai Kurang representatif 41-60 % < 21 % Palembang kurang memadai cukup representatif 41-60 % 21-40 % Lampung cukup memadai cukup representatif 41-60 % 21-40 % Surabaya cukup memadai cukup representatif 61-80 % 21-40 % Sidoarjo cukup memadai cukup representatif 61-80 % 21-40 % Samarinda kurang memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % Pontianak kurang memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % Banjarbaru cukup memadai cukup representatif 61-80 % 21-40 % Manado cukup memadai cukup representatif > 80 % < 21 % Ambon kurang memadai kurang representatif 41-60 % 21-40 %

35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 Total PNBP JPT Pengujian Balai Besar 1,4E+10 1,2E+10 1E+10 Grafik Regresi PNBP Pengujian Balai Besar BBKK B4T BBIA 20.000.000.000 15.000.000.000 8E+09 6E+09 BBLM BBT BBK 10.000.000.000 5.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 4E+09 2E+09 0 1 2 3 4 5 BBPK BBKKP BBKB BBTPPI Balai BBT BBKKP BBPK BBIHP B4T BBLM BBKP BBK BBIA BBKK BBTPPI R 2 0,187 0,24 0,486 0,704 0,809 0,814 0,911 0,913 0,971 0,973 0,975 Dari tahun ke tahun, PNBP Pengujian Balai Besar secara keseluruhan mengalami kenaikan, namun kenaikannya seperti terlihat pada grafik regresinya tidak merata. Beberapa Balai mengalami fluktuasi nilai PNBP yang diindikasikan dari nilai R 2 yang lebih kecil dari 0,9.

14.000.000.000 12.000.000.000 10.000.000.000 8.000.000.000 6.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 0 PNBP Pengujian Beristand 2006 2007 2008 2009 2010 3,5E+09 3E+09 2,5E+09 2E+09 1,5E+09 1E+09 500000000 0 Grafik Regresi PNBP Pengujian Baristand 1 2 3 4 5 Aceh Medan Padang Palembang Lampung Surabaya Samarinda Pontianak Balai Palembang Ambon Aceh Manado Lampung Medan Padang Banjarbaru Samarinda Pontianak Surabaya R 2 0 0,42 0,859 0,897 0,925 0,927 0,93 0,934 0,947 0,988 0,991 Dari tahun ke tahun, PNBP Pengujian Baristandsecara keseluruhan mengalami kenaikan, namun kenaikannya seperti terlihat pada grafik regresinya tidak merata. Beberapa Balai mengalami fluktuasi nilai PNBP yang diindikasikan dari nilai R 2 yang lebih kecil dari 0,9.

Balai Persentase Keterlambatan Keterangan BBKK < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBIA 21-30 % Kapasitas Overload B4T 31-40 % Kapasitas Overload BBLM 21-30 % Pekerjaan yang bersamaan BBT < 20 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBK < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBPK < 20 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBKKP < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBKB < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah BBTPPI > 40 % BBIHP 10-20 % Kapasitas contoh bisa ditambah

Baristand Persentase Keterlambatan Keterangan Aceh 21-30 % Kapasitas contoh bisa ditambah Medan < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Padang < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Palembang < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Lampung 10-20 % Kapasitas contoh bisa ditambah Surabaya < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Sidoarjo < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Samarinda 10-20 % Kapasitas contoh bisa ditambah Pontianak 10-20 % Kapasitas contoh bisa ditambah Banjarbaru < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah Manado 31-40 % Ambon < 10 % Kapasitas contoh bisa ditambah

Balai Efektivitas sistem manajemen Realisasi Sasaran Mutu Pengaduan Sistem Layanan Subkontrak BBKK cukup efektif > 80 % 1-1,5 % website, email, fax < 20 % BBIA cukup efektif *) > 80 % 0,6-1 % website, email, fax < 20 % B4T cukup efektif *) 41-60 % 0,6-1 % website, email, fax < 20 % BBLM cukup efeltif *) > 80 % 0,6-1 % telp, fax dan manual 21-40 % BBT cukup efektif > 80 % 0,6-1 % website, email, fax < 20 % BBK cukup efektif > 80 % 0,6-1 % website, email, fax < 20 % BBPK cukup efektif > 80 % 0,6-1 % website, email, fax < 20 % BBKKP cukup efektif > 80 % < 0,5 % website, email, fax < 20 % BBKB cukup efektif > 80 % < 0,5 % website, email, fax < 20 % BBTPPI kurang efektif *) 21-40 % 1,6-2 % website, email, fax 21-40 % BBIHP cukup efektif 61-80 % 1,6-2 % website, email, fax 21-40 % Note *) perlu perbaikan terutama untuk delivery time

Baristand Metode Uji Validasi/ verifikasi Pengembangan metode Pelaksanaan Jaminan Mutu Aceh standar dan non standar < 21 % Jarang tidak sesuai program Medan standar > 80 % jarang sesuai Padang standar > 80 % Jarang sesuai Palembang standar 61-80 % Jarang tidak sesuai program Lampung standar, dan dikembangkan 61-80 % Jarang tidak sesuai program Surabaya standar dan non standar > 80 % Jarang sesuai Sidoarjo standar dan dikembangkan Jarang sesuai Samarinda standar > 80 % Jarang sesuai Pontianak standar > 80 % Jarang sesuai Banjarbaru standar > 80 % Jarang sesuai Manado standar > 80 % Jarang tidak ada program Ambon standar dan non standar 41-60 % Jarang sesuai

Manajemen pengelolaan laboratorium dikelola dengan cukup efektif, namun masih diperlukan beberapa perbaikan sistem manajemen dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan Balai terutama berkaitan dengan - keterlambatan waktu penyelesaian pengujian - SDM ke depan - peningkatan berkelanjutan (continual improvement). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir : - Balai Besar : 147.980 contoh dan 26.239 pelanggan, - Baristand 99.760 contoh uji dan 13.550 pelanggan Perlunya mempertahankan status akreditasi dan perluasan ruang lingkup untuk Balai Besar serta memperoleh status terakreditasi untuk beberapa Baristand Dalam rangka pengembangan JPT Pengujian perlu didukung dengan peningkatan kompetensi SDM serta peralatan dan prasarana yang memadai mengingat dengan data saat ini menunjukan anggaran yang tersedia untuk pelatihan terbatas sehingga tidak semua Balai dapat melakukan pelatihan untuk semua SDM, sementara penggunaan modern instrumen juga masih sangat terbatas.

160 140 120 100 118 137 152 130 116 101 94 80 67 73 60 40 20 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Proyeksi 4 tahun ke depan (2012-2015) untuk Balai Besar memiliki jumlah yang cukup merata. Jumlah kebutuhan SDM pada 10 tahun mendatang menurun kemungkinan keinginan Balai Besar menjadi Balai yang padat teknologi dan tak lagi padat karya atau adanya faktor lain yaitu belum semua Balai Besar mengisi kebutuhan SDM hingga 10 tahun ke depan

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 50 49 50 47 43 33 33 26 23 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Belum semua Baristand mengisi kebutuhan SDM mereka hingga 10 tahun mendatang tampak adanya penurunan jumlah kebutuhan setiap tahunnya.

Proyeksi Alat di Balai Besar Pertimbangan pengusulan alat (berdasar isian kuesioner): Masih terdapat alat yang dioperasikan secara manual Umur alat yang terlalu tua. Penyusutan Alat. Mengantisipasi permintaan pengujian parameter tertentu. Mengantisipasi peningkatan jumlah sampel. Memenuhi kebutuhan pemberlakuan SNI wajib pada pengujian komoditi tertentu. Modernisasi alat seperti penambahan alat rapid test untuk mengurangi persentase keterlambatan hasil pengujian 300 280 250 200 157 150 130 114 100 47 50 23 24 26 6 1 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Proyeksi total investasi 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 2012 2013 2014 2015 2016

Total investasi (Rp) Jumlah Proyeksi Kebutuhan Alat Pertimbangan pengusulan alat (berdasar isian kuesioner): Untuk menunjang perkembangan teknologi karena alat yang telah ada merupakan alat tipe lama sehingga akurasi dan kecepatannya kurang memadai. Adanya metode uji pada SNI Wajib yang belum ditunjang dengan alat yang memadai. Untuk menambah kemampuan jasa layanan dengan alat baru. Sebagai cadangan dan mengganti apabila terdapat alat rusak. 120 100 80 60 40 20 0 114 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 81 76 43 42 2012 2013 2014 2015 2016 0 Jumlah Proyeksi total investasi 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Jumlah Proyeksi Dukungan Anggaran (RM) 10 tahun mendatang Setiap tahun belanja balai kian meningkat. Proyeksi RM dan PNBP Balai Besar ini terkait dengan kemandirian pendapatan Balai untuk menutupi biaya operasional. 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 0 Penurunan angka proyeksi pada tahun 2015, 2016 dan 2021 dikarenakan ada sebagian Balai Besar yang belum mengisi proyeksi keuangan hingga tahun tersebut 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 Tahun Proyeksi Dukungan Anggaran (PNBP) 10 tahun mendatang 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Jumlah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Jumlah Proyeksi Anggaran (RM) baristand 10 tahun mendatang Setiap tahun belanja Balai kian meningkat. Proyeksi RM dan PNBP Baristand ini terkait dengan kemandirian pendapatan Balai untuk menutupi biaya operasional. 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 0 Penurunan angka proyeksi pada tahun 2017 ke belakang dikarenakan ada sebagian Baristand yang belum mengisi proyeksi keuangan hingga tahun tersebut. 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 Tahun Proyeksi Anggaran (PNBP) 10 tahun mendatang 10.000.000.000 0 Tahun

Berdasarkan sebaran data, dibuat kriteria level masingmasing dimensi. Kriteria level merupakan range penilaian, nilai 1 untuk level yang terendah dan 5 sebagai level tertinggi Pembuatan range berdasarkan sebaran nilai yang tampak di tiap dimensi. Kisaran dari masing-masing nilai tersebut dibuat berdasarkan data yang tertinggi dan terendah

Produk Nilai slope pada persamaan regresi linier dari PNBP SDM Produktivitas pegawai : Rasio nilai PNBP tahun 2010 terhadap jumlah total pegawai. Alat Perhitungan rasio penerimaan PNBP akumulatif terhadap total belanja modal akumulatif Anggaran Rasio anggaran RM terhadap PNBP yang dihasilkan

Nama Balai Produk (slope persamaan regresi linier) SDM/Produktivitas (rasio dari PNBP 2010/jml pegawai) MATRIKS DIMENSI Alat (Rasio dari total akumulasi PNBP/total akumulasi investasi) Dukungan Anggaran (Rasio dari Total belanja RM/total PNBP) BBKK 300.000.000 13.155.431 1,14 6,10 BBIA 3.000.000.000 97.547.694 2,83 1,17 B4T 1.000.000.000 64.017.668 1,31 1,43 BBLM 300.000.000 17.342.455 1,30 5,37 BBT 200.000.000 17.259.687 1,06 4,10 BBK 200.000.000 12.603.419 0,92 6,72 BBPK -30.000.000 16.344.446 1,01 4,81 BBKKP 300.000.000 14.200.276 0,58 6,45 BBKB 200.000.000 6.913.044 0,40 12,01 BBTPPI 800.000.000 44.683.055 3,66 1,82 BBIHP 10.000.000 6.753.694 0,40 13,16

Nama Balai SCORING UNTUK DIMENSI TOTAL PRODUK SDM/ PRODUKTIVITAS ALAT DUKUNGAN ANGGARAN SKOR BBIA 5 5 5 5 20 B4T 4 4 4 5 17 BBTPPI 4 3 5 5 17 BBLM 2 2 4 4 12 BBKK 2 2 3 3 10 BBT 1 2 3 4 10 BBPK 1 2 3 4 10 BBK 1 2 3 4 10 BBKKP 2 2 2 3 9 BBKB 1 1 1 2 5 BBIHP 1 1 1 1 4

BBIA mengalami pertumbuhan paling positif, disusul oleh B4T dan BBTPPI. BBIA Balai Besar yang lain berada didalam lingkup kotak merah kondisi waspada ; tingkat pertumbuhan jasa layanan masih rendah. DUKUNGAN ANGGARAN PRODUK 5 4 3 2 1 0 SDM/PRODUKT IVITAS B4T BBTPPI BBLM BBKK BBT BBPK BBK BBKKP Posisi level di dalam kotak merah tingkat risiko yang tinggi (BBKB, BBIHP, BBKK, BBLM, BBT, BBPK, BBK dan BBKKP). ALAT BBKB BBIHP BBIA, B4T dan BBTPPI Produktivitas bagus tetapi memiliki risiko SDM memasuki usia pensiun tinggi.

BBIA Posisi terkuat BBTPPI dan BBIA Level lebih tinggi PNBP Balai Besar tersebut telah lebih mampu membiayai belanja operasional alat daripada Balai Besar yang lain atau ada kemungkinan investasi bernilai kecil sehingga rasio pun jadi membesar. DUKUNGAN ANGGARAN PRODUK 5 4 3 2 1 0 ALAT SDM/PRODUKT IVITAS B4T BBTPPI BBLM BBKK BBT BBPK BBK BBKKP BBKB BBIHP BBIA, B4T dan BBTPPI memiliki kekuatan lebih daripada Balai Besar yang lain dalam membiayai total belanja operasional yang dikeluarkan. Posisi level Balai Besar yang lain berada di dalam kotak merah, yang berarti pertumbuhan PNBP masih lambat dibandingkan dengan anggaran RM

Nama Balai Produk (slope persamaan regresi linier) SDM/Produktivitas (rasio dari PNBP 2010/jml pegawai) MATRIKS DIMENSI Alat (Rasio dari total akumulasi PNBP/total akumulasi investasi) Dukungan Anggaran (Rasio dari Total belanja RM/total PNBP) Baristand Aceh 100.000.000 9.904.535,57 0,10 13,81 Baristand Medan 200.000.000 13.962.830,65 0,73 8,01 Baristand Padang *) - 19.694.139,62 - - Baristand Palembang 300.000.000 19.501.859,23 1,29 5,11 Baristand Lampung 300.000.000 27.752.798,47 0,44 4,46 Baristand Surabaya 600.000.000 30.753.010,20 0,46 4,60 Baristand Samarinda 300.000.000 36.534.554,73 0,44 4,40 Baristand Pontianak 300.000.000 25.616.649,59 0,66 4,37 Baristand Banjarbaru 300.000.000 20.213.623,52 1,12 5,06 Baristand Manado 50.000.000 4.224.598,45 0,23 20,39 Baristand Ambon -20.000.000 1.234.769,23 0,14 40,01 *) = data dari kuesioner belum lengkap

Nama Balai SCORING UNTUK DIMENSI PRODUK SDM/PRODUKTIVITAS ALAT DUKUNGAN ANGGARAN TOTAL SCORE Baristand Banjarbaru 4 4 5 4 17 Baristand Surabaya 5 5 3 4 17 Baristand Samarinda 4 5 3 5 17 Baristand Pontianak 4 4 4 5 17 Baristand Palembang 4 3 5 4 16 Baristand Lampung 4 4 3 5 16 Baristand Medan 3 3 4 3 13 Baristand Aceh 2 2 1 2 7 Baristand Manado 1 2 2 1 6 Baristand Ambon 1 1 1 1 4 Baristand Padang - 3 - - 3

Baristand Surabaya mengalami pertumbuhan paling positif. Baristand Banjarbaru Baristand Surabaya Baristand Aceh, Manado & Ambon berada didalam lingkup kotak merah kondisi waspada ; tingkat pertumbuhan jasa layanan masih rendah. DUKUNGAN ANGGARAN PRODUK 5 4 3 2 1 0 SDM/PRODU KTIVITAS Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Medan Posisi level di dalam kotak merah tingkat risiko yang tinggi (Baristand Aceh, Manado dan Ambon). ALAT Baristand Aceh Baristand Manado Baristand Ambon Baristand Padang Risiko tsb dilengkapi dg risiko kehilangan pegawai yg memasuki usia pensiun ancaman internal

Baristand Banjarbaru Baristand Surabaya Posisi terkuat Baristand Banjarbaru & Palembang Level didalam kotak merah investasi yang dilakukan masih rendah dan memerlukan dukungan untuk mengurangi risiko yang terjadi DUKUNGAN ANGGARAN PRODUK 5 4 3 2 1 0 ALAT SDM/PRODU KTIVITAS Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Medan Baristand Aceh Baristand Manado Baristand Ambon Baristand Padang Skor tertinggi Baristand Samarinda, Pontianak & Lampung Posisi level Balai Besar yang lain berada di dalam kotak merah, yang berarti pertumbuhan PNBP masih lambat dibandingkan dengan anggaran RM

PRODUK HS- Code Jumlah contoh Jumlah pelanggan Peralatan & Prasarana Ketersediaan Kondisi ruang Limit deteksi Instrumen modern Jumlah alat % alat dengan usia < 10 th SDM Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM memasuki usia pensiun Keuangan/ PNBP PNBP yang dihasilkan Hasil rata-rata scoring dari dimensi produk, SDM, peralatan dan prasarana digabungkan dengan hasil scoring dimensi keuangan Pembuatan Jaring Laba-laba JPT Pengujian dilihat dari 4 dimensi

Nama HS-Code Jumlah contoh Jumlah Pelanggan Balai BBKK 12 11327 3044 BBIA 21 58382 6374 B4T 5 17584 6940 BBLM 11 3716 984 BBT 13 11370 3206 BBK 2 4460 467 BBPK 6 6116 148 BBKKP 6 3621 718 BBKB 14 1857 1095 BBTPPI 3 24457 2399 BBIHP 6 5090 864 Nama HS-Code Jumlah Jumlah Jumlah Rata-rata Balai contoh Pelanggan BBKK 4 5 4 13 4,33 BBIA 5 5 5 15 5,00 B4T 2 5 5 12 4,00 BBLM 4 2 1 7 2,33 BBT 5 5 4 14 4,67 BBK 1 2 1 4 1,33 BBPK 2 3 1 6 2,00 BBKKP 2 2 1 5 1,67 BBKB 5 1 2 8 2,67 BBTPPI 1 5 3 9 3,00 BBIHP 2 3 1 6 2,00

Level tertinggi BBIA, BBT dan BBKB Hal ini berarti ruang lingkup di HS-Code telah banyak dipenuhi JPT pengujian 3 Balai tersebut. Jumlah Pelanggan HS-Code 5 4 3 2 1 0 Jumlah contoh BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP Level tertinggi BBIA (jumlah contoh terbanyak) Level tertinggi BBIA dan B4T

Nama Balai Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM yang akan Pensiun cukup Kompeten 41-60 % 43% BBKK cukup memadai BBIA memadai cukup kompeten 60-80 % 46,15% B4T kurang kurang 41-60 % 46,43% memadai BBLM memadai kompeten 61-80 % 28,57% BBT cukup cukup kompeten >80 % 56% memadai BBK memadai kompeten 61-80 % 32,14% BBPK kurang cukup kompeten 41-60 % 65% memadai BBKKP memadai cukup kompeten 21-40 % 68,97% BBKB memadai cukup kompeten 61-80 % 57% BBTPPI BBIHP cukup memadai kurang memadai cukup kompeten >80 % 49% cukup kompeten >80 % 53% Nama Balai Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM yang akan Pensiun Jumlah Ratarata BBKK 2 2 2 3 9 2,25 BBIA 3 2 2 3 10 2,5 B4T 1 1 2 3 7 1,75 BBLM 3 3 2 5 13 3,25 BBT 2 2 3 2 9 2,25 BBK 3 3 2 4 12 3 BBPK 1 2 2 1 6 1,5 BBKKP 3 2 1 1 7 1,75 BBKB 3 2 2 2 9 2,25 BBTPPI 2 2 3 3 10 2,5 BBIHP 1 2 3 2 8 2

Dimensi SDM Pengujian Level tertinggi BBLM Level 3 (memadai) dalam hal ketersediaan SDM BBLM, BBIA, BBK, BBKKP dan BBKB Pensiun Ketersediaan SDM 5 4 3 2 1 0 Kompetensi BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP Terdapat risiko tinggi akibatnya hilangnya SDM yang pensiun. Training BBKB BBTPPI BBIHP

Nama Balai Ketersediaan Alat Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen Jumlah Alat % Alat < 10 th BBKK cukup representatif 41-60 % 41-60 % 94 36% BBIA kurang memadai kurang representatif > 80 % 41-60 % 60 62% B4T kurang memadai kurang representatif 41-60 % < 21 % 117 28% BBLM memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % 157 17% BBT cukup memadai cukup representatif > 80 % 20-40 % 117 17% BBK memadai cukup representatif > 80 % < 20 % 10 80% BBPK cukup memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % 87 9% BBKKP cukup memadai cukup representatif > 80 % 21-40 % 121 45% BBKB cukup memadai cukup representatif 61-80 % < 21% 41 61% BBTPPI cukup memadai cukup representatif < 21 % < 21% 94 45% BBIHP cukup memadai cukup representatif 41-60 % < 21 % 10 80%

Nama Balai Ketersediaan Alat Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen Jumlah Alat % Alat < 10 th Jumlah Ratarata BBKK 2 3 2 3 3 3 16 2,67 BBIA 1 1 3 3 2 5 15 2,50 B4T 1 1 2 1 4 3 12 2,00 BBLM 3 2 3 3 5 2 18 3,00 BBT 2 2 3 2 4 2 15 2,50 BBK 3 2 3 1 1 5 15 2,50 BBPK 2 2 3 3 2 1 13 2,17 BBKKP 2 2 3 2 4 4 17 2,83 BBKB 2 2 2 1 1 5 13 2,17 BBTPPI 2 2 1 1 2 4 12 2,00 BBIHP 2 2 2 1 1 5 13 2,17

Dukungan alat yang terkuat BBIA dan BBK Level 3 (representatif) BBKK Balai lain cukup representatif % Alat < 10 th Ketersediaan Alat 4,5 5 3,5 4 2,5 3 1,5 2 0,5 1 0 Kondisi Ruang BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK Jumlah Alat Limit Deteksi BBKKP Level 3 BBIA, BBLM, BBT, BBK, BBPK dan BBKKP (41-60%) Modern Instrumen BBKB BBTPPI BBIHP Level 3 BBIA, BBKK, BBLM dan BBPK Terbanyak B4T Alat relatif muda BBIA, BBK, BBKB dan BBIHP

Nama Balai Produk SDM Alat Keuangan/PNBP TOTAL BBIA 5,00 2,5 2,5 5,0 15,00 B4T 4,00 1,8 2,0 4,0 11,75 BBLM 2,33 3,3 3,0 3,0 11,58 BBTPPI 3,00 2,5 2,0 4,0 11,50 BBT 4,67 2,3 2,5 2,0 11,42 BBKK 4,33 2,3 2,7 2,0 11,25 BBK 1,33 3,0 2,5 2,0 8,83 BBKB 2,67 2,3 2,2 1,0 8,08 BBKKP 1,67 1,8 2,8 1,0 7,25 BBIHP 2,00 2,0 2,2 1,0 7,17 BBPK 2,00 1,5 2,2 1,0 6,67

JPT Pengujian Balai Besar cukup kuat apabila dilihat dari 4 dimensi. 4 Dimensi Pengujian Level tertinggi dimensi keuangan/pnbp BBIA, B4T, BBTPPI dan BBLM Balai lain pertumbuhan PNBP masih lambat dan perlu stimulasi serta rencana pengembangan jasa layanan secara lebih komprehensif Keuangan/PNBP Produk 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Alat SDM BBIA B4T BBLM BBTPPI BBT BBKK BBK BBKB BBKKP BBIHP BBPK

Nama Baristand HS-Code Jumlah Contoh Jumlah Pelanggan Baristand Aceh 5 3500 572 Baristand Medan 7 6345 2362 Baristand Padang 6 12517 1086 Baristand Palembang 4 9194 3138 Baristand Lampung 3 15318 3864 Baristand Surabaya 6 12154 2744 Baristand Samarinda 3 18711 329 Baristand Pontianak 7 9559 802 Baristand Banjarbaru 3 15056 1103 Baristand Manado 5 5960 653 Baristand Ambon 3 1154 213

Nama Baristand HS-Code Jumlah Contoh Jumlah Pelanggan Jumlah Rata-rata Baristand Aceh 3 2 2 7 2,33 Baristand Medan 5 3 5 13 4,33 Baristand Padang 4 5 4 13 4,33 Baristand Palembang 2 4 5 11 3,67 Baristand Lampung 1 5 5 11 3,67 Baristand Surabaya 4 5 5 14 4,67 Baristand Samarinda 1 5 2 8 2,67 Baristand Pontianak 5 4 3 12 4,00 Baristand Banjarbaru 1 5 4 10 3,33 Baristand Manado 3 3 2 8 2,67 Baristand Ambon 1 1 1 3 1,00

Level tertinggi Baristand Medan & Pontianak Hal ini berarti ruang lingkup di HS-Code telah banyak dipenuhi JPT pengujian 2 Balai tersebut. Level tertinggi Baristand Padang, Lampung, Surabaya, Samarinda dan Banjabaru jumlah contoh tidak bergantung pada jumlah komoditi yang dapat dikuasai atau dimungkinkan adanya komoditi yang dominan dalam berkontribusi terhadap jumlah contoh yang diujikan Dimensi Produk Pengujian Jumlah Pelanggan HS-Code 5 4 3 2 1 0 Jumlah contoh Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Level tertinggi Baristand Palembang, Lampung dan Surabaya Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon

Nama Baristand Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM yang akan Pensiun Baristand Aceh cukup memadai cukup Kompeten 41-60 % 55,00% Baristand Medan memadai cukup kompeten < 21 % 39,00% Baristand Padang kurang memadai cukup kompeten 21-40 % 25% Baristand Palembang memadai cukup kompeten > 80 % 33,00% Baristand Lampung cukup memadai cukup kompeten >80 % 38,00% Baristand Surabaya cukup memadai cukup kompeten 41-60 % 42% Baristand Samarinda cukup memadai cukup kompeten 21-40 % 31% Baristand Pontianak cukup memadai cukup kompeten 41-60 % 11% Baristand Banjarbaru cukup memadai cukup kompeten >80 % 34% Baristand Manado memadai cukup kompeten < 21 % 36% Baristand Ambon cukup memadai kurang kompeten 21-40 % -

Nama Baristand Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM yang akan Pensiun Jumlah Rata-rata Baristand Aceh 2 2 3 1 8 2,00 Baristand Medan 3 2 1 2 8 2,00 Baristand Padang 1 2 2 4 9 2,25 Baristand Palembang 3 2 5 3 13 3,25 Baristand Lampung 2 2 5 2 11 2,75 Baristand Surabaya 2 2 3 2 9 2,25 Baristand Samarinda 2 2 2 3 9 2,25 Baristand Pontianak 2 2 3 5 12 3,00 Baristand Banjarbaru 2 2 5 3 12 3,00 Baristand Manado 3 2 1 3 9 2,25 Baristand Ambon 2 1 2-5 1,67

Kekuatan dimensi SDM tertinggi Baristand Palembang Balai tersebut juga didukung dengan presentase pegawai pensiun relatif kecil. Dimensi SDM Pengujian Ketersediaan SDM 5 4 3 2 Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung SDM yang tersedia dengan bekal kompetensi yang dimiliki tetap memerlukan pelatihan/ training. Pensiun 1 0 Kompetensi Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Balai yang memiliki SDM dengan training terbanyak Baristand Palembang, Lampung dan Banjarbaru Training Baristand Manado Baristand Ambon

Nama Baristand Ketersediaan Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen Jumlah Alat % Alat < 10 th Baristand Aceh cukup Cukup representatif 41-60 % 41-60 % 25 84,00 Baristand Medan cukup memadai Cukup representatif > 80 % 61-80 % 41 68,29 Baristand Padang cukup memadai Kurang representatif 41-60 % < 21 % 23 82,61 Baristand Palembang kurang memadai cukup representatif 41-60 % 21-40 % 37 72,97 Baristand Lampung cukup memadai cukup representatif 41-60 % 21-40 % 157 28,02 Baristand Surabaya cukup memadai cukup representatif 61-80 % 21-40 % 70 90,00 Baristand Samarinda kurang memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % 44 13,64 Baristand Pontianak kurang memadai cukup representatif > 80 % 41-60 % 60 60,00 Baristand Banjarbaru cukup memadai cukup representatif 61-80 % 21-40 % 34 17,65 Baristand Manado cukup memadai cukup representatif > 80 % < 21 % - - Baristand Ambon kurang memadai kurang representatif 41-60 % 21-40 % 19 36,84

Nama Baristand Ketersediaan Kondisi Ruang Limit Deteksi Modern Instrumen Jumlah Alat % Alat < 10 th Jumlah Ratarata B. Aceh 2 2 3 3 2 5 17 2,83 B. Medan 2 2 5 4 3 4 20 3,33 B. Padang 2 3 3 1 2 5 16 2,67 B.Palembang 1 2 3 2 2 4 14 2,33 B.Lampung 2 2 3 2 5 2 16 2,67 B.Surabaya 2 2 4 2 4 5 19 3,17 B.Samarinda 1 2 5 3 3 1 15 2,50 B.Pontianak 1 2 5 3 3 4 18 3,00 B.Banjarbaru 2 2 4 2 2 2 14 2,33 B.Manado 2 2 5 1 - - 10 1,67 B.Ambon 1 1 3 3 1 3 12 2,00

Hasil scoring baristand berada pada level 2 dan 1 Kondisi relatif sama untuk semua Baristand % Alat < 10 th Dimensi Peralatan & Prasarana Pengujian Baristand Aceh Ketersediaan 5 4 3 2 1 0 Kondisi Ruang Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Level tinggi Baristand Medan, Samarinda dan Pontianak Jumlah Alat Modern Instrumen Limit Deteksi Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Terbanyak Baristand Medan Terbanyak Baristand Lampung Alat relatif muda Baristand Aceh, Padang & Surabaya

Nama Baristand Produk SDM Alat Keuangan/PNBP Total Skor Baristand Surabaya 4,67 2,25 3,17 5 15,08 Baristand Medan 4,33 2,00 3,33 5 14,67 Baristand Pontianak 4,00 3,00 3,00 4 14,00 Baristand Banjarbaru 3,33 3,00 2,33 5 13,67 Baristand Padang 4,33 2,25 2,67 4 13,25 Baristand Samarinda 2,67 2,25 2,50 5 12,42 Baristand Lampung 3,67 2,75 2,67 3 12,08 Baristand Palembang 3,67 3,25 2,33 1 10,25 Baristand Aceh 2,33 2,00 2,83 3 10,17 Baristand Manado 2,67 2,25 2,50 2 9,42 Baristand Ambon 1,00 1,67 2,00 1 5,67

Baristand Surabaya Posisi tertinggi Baristand Surabaya Posisi level di dalam kotak merah perolehan PNBP masih tumbuh dengan lambat akibat kondisi tiap dimensi yang belum maksimal Keuangan/PN BP 5,00 Produk 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Alat SDM Baristand Medan Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Padang Baristand Samarinda Baristand Lampung Baristand Palembang Baristand Aceh Baristand Manado Baristand Ambon

Data yang belum ditata, diolah dan dikelola dengan baik sehingga pengalaman sebelumnya belum dapat digunakan sebagai acuan untuk rencana pengembangan Balai. Banyaknya SDM yang memasuki usia pensiun (10 tahun mendatang) dengan membawa keahlian dan relasi sehingga mempengaruhi daya (kemampuan) Balai dalam memberikan pelayanan Investasi yang belum terencana dengan baik Pengoperasian alat yang lama dan manual INTERNAL: Banyaknya penggunaan bahan kimia yang menyebabkan perolehan margin kecil Belum kuatnya brand image balai di mata masyarakat Belum dapat memenuhi keinginan industri secara maksimal (harga bersaing dan tepat waktu)

Kebijakan dan regulasi teknis di bidang SNI wajib yang ditetapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas JPT Balai EKSTERNAL: Adanya kerjasama pelaksanaan kegiatan dengan pihak luar, seperti JICA, Uni eropa dan lain sebagainya Pertumbuhan industri yang terkait dengan kompetensi Balai berdampak terhadap JPT dan nilai PNBP Tumbuhnya kompetitor jasa layanan yang lain

Peningkatan SDM Pengkaderan secara cepat dan efektif Perekrutan CPNS baru Training untuk SDM yang ada sesuai kebutuhan Studi Lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Penguatan Infrastruktur Pengembangan Kapasitas dan Perluasan Jasa Layanan Pemeliharaan sarana dan prasarana Perluasan sarana gedung Modernisasi Alat Penggunaan rapid test/otomatisasi Pengembangan kapasitas Join Operation Belanja Barang RM Peningkatan Investasi Bantuan Teknis & Manajemen