Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika

dokumen-dokumen yang mirip
Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI KOMPOSISI PAKAN SAPI POTONG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Jasicka Indri Kusuma 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2), Indriati 3)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB

Penentuan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : SMPN 1 Gondang Mojokerto)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

Optimasi distribusi barang dengan algoritma genetika

OPTIMASI KOMPOSISI PAKAN KAMBING POTONG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI BIAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

PEMBOBOTAN PENILAIAN UJIAN PILIHAN GANDA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Optimasi Komposisi Pakan Kambing Boer Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

PENENTUAN KOMPOSISI PAKAN TERNAK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI AYAM PETELUR DENGAN BIAYA MINIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Penerapan Algoritma Genetika untuk Penjadwalan Asisten Praktikum

Optimasi Komposisi Pakan Untuk Penggemukkan Sapi Potong Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN PERAWAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Pembagian Barang Alat Tulis Kantor Menggunakan Algoritme Genetika

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Optimasi Persediaan Barang Dalam Produksi Jilbab Menggunakan Algoritma Genetika

PEMODELAN REGRESI NON LINEAR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PREDIKSI KEBUTUHAN AIR PDAM KOTA MALANG

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Menggunakan Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kebutuhan Gizi Bayi MPASI

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMK Negeri 2 Kediri)

ANALISIS PENGATURAN INDIVIDU CROSSOVER DAN MUTASI ALGORITMA GENETIKA STUDI KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Optimasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Algoritme Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 3 Surakarta)

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Implementasi Genetic Algorithm Dan Artificial Neural Network Untuk Deteksi Dini Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

Penerapan Algoritme Genetika Untuk Penjadwalan Latihan Reguler Pemain Brass Marching Band (Studi Kasus: Ekalavya Suara Brawijaya)

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Penjadwalan Customer Service (Studi Kasus: Biro Perjalanan Kangoroo)

PREDIKSI HARGA SAHAM BERDASARKAN DATA HISTORIS MENGGUNAKAN MODEL REGRESI YANG DIBANGUN DENGAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH TIME WINDOWS (TSP-TW) PADA PENJADWALAN PAKET RUTE WISATA DI PULAU BALI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK PENDERITA KOLESTEROL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA HYBRID

Pemodelan Regresi Linear dalam Konsumsi Kwh Listrik di Kota Batu Menggunakan Algoritma Genetika

Lingkup Metode Optimasi

PENCARIAN RUTE OPTIMUM DENGAN EVOLUTION STRATEGIES

Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap

Penerapan Genetic Algorithm Untuk Optimasi Peningkatan Laba Persediaan Produksi Pakaian

Penerapan Algoritma Genetika Traveling Salesman Problem with Time Window: Studi Kasus Rute Antar Jemput Laundry

OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA DISTRIBUSI KATERING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Penentuan Komposisi Pakan Ternak untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO)

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Evolution Strategies pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 7 Stasiun Besar Kediri

Penerapan Evolution Strategies untuk Optimasi Travelling Salesman Problem With Time Windows pada Sistem Rekomendasi Wisata Malang Raya

Optimasi Pemodelan Regresi Linier Berganda Pada Prediksi Jumlah Kecelakaan Sepeda Motor Dengan Algoritme Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA EVOLUTION STRATEGIES UNTUK OPTIMASI KOMPOSISI PAKAN TERNAK SAPI POTONG

Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan Algoritme Genetika Adaptif

Penyelesaian Penjadwalan Flexible Job Shop Problem dengan menggunakan Real Coded Genetic Algorithm

OPTIMASI DISTRIBUSI PUPUK MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Optimasi Komposisi Pupuk Tanaman Jagung Menggunakan Algoritme Genetika

Penentuan Lokasi Pasang Baru Wifi.id Corner Menggunakan Metode AHP dan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Telkom Witel Kediri)

Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Menggunakan Algoritme Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

OPTIMASI ASUPAN GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Peningkatan Laba Produksi Abon dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus UKM Poklahsar Berkah Lumintu Tulungagung)

OPTIMALISASI LAHAN TANAH UNTUK AREA RUMAH DAN JALAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Algoritme Genetika Untuk Optimasi K-Means Clustering Dalam Pengelompokan Data Tsunami

Optimasi Penjadwalan Moving Class Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: SMA Negeri 1 Turatea)

Optimasi Bobot Multi-Layer Perceptron Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Klasifikasi Tingkat Resiko Penyakit Stroke

Prosiding Matematika ISSN:

Optimasi Kebutuhan Gizi untuk Balita Menggunakan Hybrid Algoritma Genetika dan Simulated Annealing

Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker Dengan Algoritme Genetika

PENGELOMPOKAN DATA HASIL TES KEPRIBADIAN 16PF SOPIR BUS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

OPTIMASI KOMPOSISI BAHAN PAKAN IKAN AIR TAWAR MENGGUNAKAN METODE MULTI-OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

OPTIMALISASI PENEMPATAN DOSEN PEMBIMBING DAN PENJADWALAN SEMINAR TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Transkripsi:

Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika Durrotul Fakhiroh 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2), Indriati 3) Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia Email: durrotulfakhiroh@gmail.com, wayanfm@ub.ac.id, indriati@ub.ac.id ABSTRAK Hambatan terbesar yang dialami oleh peternak sapi perah adalah penggunaan komposisi pakan yang tidak efisien. Dalam sudut pandang ekonomi, biaya untuk pembelian pakan ternak merupakan biaya tertinggi dalam usaha peternakan, sehingga harus ditekan serendah mungkin untuk memaksimalkan pendapatan dengan tetap memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan oleh sapi perah. Agar dapat mencapai dua hal tersebut dilakukan optimasi terhadap ransum agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan biaya yang minimal. Algoritma genetika merupakan salah satu metode yang sesuai untuk memecahkan permasalahan optimasi. Representasi yang digunakan adalah real code dimana setiap kromosom mewakili bobot dari bahan pakan, dan panjang kromosom tergantung dari banyaknya bahan pakan. Metode crossover yang digunakan adalah extended intermediete, proses mutasi menggunakan metode random mutation, sedangkan elitism adalah metode yang digunakan dalam proses seleksi. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh parameter optimal yaitu pada populasi 100, generasi 200, serta kombinasi cr dan mr sebesar 0.3 dan 0.3. Hasil akhir yang didapatkan berupa rekomendasi komposisi ransum dengan biaya yang minimal dan kebutuhan nutrisi sapi perah tetap terpenuhi. Kata Kunci: Algoritms Genetika, ransum, sapi perah ABSTRACT The biggest obstacle faced by dairy farmers is the use of inefficient feed composition. In the viewpoint of Economics, costs for purchasing animal feed is the highest costs in the livestock business, so it should be pressed as low as possible to maximize revenues while paying attention to nutrition needed by the dairy cows. In order to achieve these two things are done estimate of the feed in order to meet the nutritional needs at minimal cost. The genetic algorithm is one of the appropriate methods to solve the problems of optimization. Representation that is used is the real code where each chromosomes represent weights of feed ingredients, and length of the chromosomes depending on number of feed materials. Crossover method used is extended intermediate, mutation process using method random mutation, whereas elitism is the method used in the selection process. Based on the results of testing that has been done, the optimal parameters are obtained in a population of 100, 200 generation, as well as combinations of cr and mr 0.3 and 0.3. The final results obtained in the form of recommendations for the composition of the feed with minimal cost and nutritional needs of dairy cows remain fulfilled. Keywords: Algoritms Genetics, feed, dairy cows 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhitungan data yang diperoleh dari Ditjen Peternakan memperlihatkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi banyak faktor yang menjadi hambatan, sebesar 65% disebabkan karena penggunaan komposisi pakan yang belum sesuai (Mansyur, 2008). Besarnya prosentase penggunaan pakan yang tidak efisien menunjukkan bahwa pakan ternak (ransum) menempati posisi penting dalam usaha peternakan. Dalam sudut pandang ekonomi, biaya untuk pembelian pakan ternak merupakan biaya tertinggi dalam usaha peternakan, sehingga biaya tersebut harus ditekan serendah mungkin untuk memaksimalkan pendapatan (Nugraha, 2011). Permasalahan penyusunan komposisi bahan pakan dapat diselesaikan dengan metode optimasi. Dalam penelitian ini, permasalahan optimasi bahan pakan sapi perah dapat diselesaikan dengan algoritma genetika, hal itu dikarenakan algoritma genetika memiliki kelebihan dalam menghasilkan output yang optimal dengan tetap memperhatikan faktor nutrisi dan biaya. Penggunaan konsep evolusi biologi akan menghasilkan suatu output

berupa komposisi bahan pakan yang sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Aribowo, 2008). Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu peternak sapi perah dalam menentukan komposisi bahan pakan yang memenuhi kebutuhan gizi dengan biaya yang murah. Jadi ketidakefisienan pemberian pakan dapat ditekan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi sapi perah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latarbelakang diatas dapat dirumuskan permasalhan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengimplementasikan algoritma genetika untuk menentukan komposisi bahan pakan sapi perah? 2. Bagaimana menentukan parameter algoritma genetika yang tepat? 3. Bagaimana mengukur kualitas solusi yang dihasilkan algoritma genetika? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data sapi yang diteliti diperoleh dari buku Aksi Agraris Kanisius (AAK) Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kasinus. Yogyakarta 2. Penentuan komposisi pakan sapi perah didasarkan pada berat badan, produksi susu, dan kadar lemak air susu. 3. Terdapat 9 jenis berat badan, dan 7 jenis kadar lemak sapi perah yang akan dihitung dalam proses penyusunan formulasi ransum. 4. Terdapat 30 jenis bahan makanan, sapi yang akan dioptimasi. 5. Nutrisi yang dihitung adalah Prdd (Protein dapat dicerna) dan MP (Martabat Pati). 6. Daftar harga diperoleh dari survey disekitar kota Malang 1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem untuk mengoptimasi komposisi bahan pakan sapi perah agar memenuhi kebutuhan nutrisi dengan biaya yang minimal menggunakan algortima genetika. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah adalah sapi yang khusus dipelihara untuk diambil susunya. Sapi perah di Indonesia berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Pada 1955, di Indonesia terdapat sekitar 200.000 ekor sapi perah dan hampir seluruhnya merupakan sapi FH (Fries Holland) dan keturunannya 2.2 Bahan Pakan Sapi Perah Bahan makanan sapi perah terdiri atas 2 golongan yaitu (AAK, 1974): 1. Makanan kasar Makanan kasar ialah bahan makanan yang mempunyai kadar serat kasar yang tinggi. Bahan ini umumnya terdiri dari makanan hijauan yang berupa rumput atau leguminose dalam bentuk yang masih segar ataupun yang telah diawetkan seperti silage atau hay. 2. Makanan penguat (konsentrat) Adalah bahan makanan yang kadar serat kasarnya rendah dan mudah dicerna. Makanan penguat ini bagi sapi perah hanyalah merupakan makanan tambahan, yang berfungsi untuk memenuhi kekurangan zat-zat makanan yang terdapat dalam makanan kasar. 2.3 Kebutuhan Nutrisi Pakan Sapi Perah Zat-zat yang diperlukan di dalam penyusunan ransum sapi perah didasarkan atas (AAK, 1974): a. Protein dapat dicerna (Prdd) Adalah hasil pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat diabsorpsi oleh dinding usus. b. Martabat Pati (MP) Martabat Pati (MP) adalah angka yang menunjukkan jumlah pati murni yang sama dayanya dengan 100 kg bahan makanan untuk membentuk lemak yang sama banyaknya di dalam tubuh. Misalnya, apabila dikatakan nilai MP suatu bahan makanan 75, berarti 100 kg bahan makanan tersebut mempunyai daya cerna yang sama dengan 75 kg pati murni untuk membentuk lemak badan. Setiap ekor sapi, kebutuhan zat-zat tersebut sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung dari beberapa faktor antara lain (AAK, 1974): a. Berat badan b. Produksi susu c. Kadar lemak air susu 2.4 Ransum Ransum merupakan satu atau beberapa jenis bahan pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam. Ransum harus dapat memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkan seekor ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, seperti pokok hidup, produksi, maupun reproduksi (Siregar, 1996).

2.5 Algoritma Genetika Algoritma genetika (Genetic Algorithms, GAs) merupakan tipe Evolution Algorithm (EA) yang paling popular. Konsep dalam algoritma genetika diilhami oleh ilmu alam, dimana individu yang terbaik dalam suatu generasi yang mampu bertahan ke generasi selanjutnya sehingga individu tersebut akan menjadi solusi optimal dari sebuah masalah. Mempelajari algoritma genetika dan objek penelitian Penyusunan nutrisi ransum dengan algoritma genetika Perancangan sistem Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Berikut adalah prosedur atau struktur umum Algoritma Genetika: Pembuatan sistem Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Start Pengujian dan evaluasi Pembangkitan populasi awal No Seleksi Crossover Mutasi Optimasi tercapai? 3.2 Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Daftar kebutuhan pokok hidup sapi perah, daftar kebutuhan tiap liter produksi susu sapi perah, serta daftar kandungan bahan kering, Prdd dan MP dari berbagai bahan makanan yang diperoleh dari Aksi Agraris Kanisius (1995) Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, Yogyakarta. 2. Daftar harga bahan makanan didapatkan berdasarkan survei di Kota Malang pada tahun 2014. Yes Finish 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah Menggunakan Algoritma Genetika adalah sebagai berikut: 3.3 Alur Penyelesaian Masalah Menggunakan Algoritma Genetika Apabila terdapat sapi perah dengan berat badan 500 kg dan produksi susu adalah 15 liter dengan kandungan lemak dalam susu adalah 4% per liter, maka dapat diketahui nutrisi yang dibutuhkan, yaitu Prdd = 1,036 kg dan Mp = 7,5 kg. Jika bahan pakan yang tersedia adalah hijauan jagung, rumput gunung, dan singkong, maka penyelesaian menggunakan algoritma genetika adalah sebagai berikut: 3.3.1 Representasi Chromosome dan Perhitungan Fitness Kromosom dibangkitkan dari angka random antara 1-10, setiap kromosom mewakili bobot dari bahan pakan, dan panjang kromosom tergantung dari banyaknya bahan pakan.. Nilai fitness menggunakan rumus: Fitness=

Sehingga diperoleh representasi kromosom seperti berikut 3.3.2 Perhitungan Crossover Metode crossover yang digunakan adalah extended intermediete yang menghasilkan offspring dari kombinasi nilai dua induk. Banyaknya offspring yang dihasilkan dalam proses crossover adalah cr x popsize. Misal P1 dan P2 adalah parent acak yang memiliki dua kromosom, maka perhitungan proses crossover menggunakan rumus: C1 = P1 + α (P2 P1) C2 = P2 + α (P1 P2) Nilai α dibangkitkan secara acak pada interval 0-1. Misal α = 0.110 dan 1.233 maka: 4. IMPLEMENTASI Implementasi antar muka terdiri dari halaman Chromosome 1 2 3 4 Alangalang Kacang Ampas Bungkil Fitness panjang tahu kelapa 3 9 1 2 0,1455 data kebutuhan sapi, halaman bahan pakan, dan halaman hasil rekomendasi.halaman data kebutuhan sapi merupakan halaman yang berfungsi untuk melakukan perhitungan nutrisi yang dibutuhkan oleh seekor sapi dengan memasukkan berat badan, produksi susu per liter dan kadar lemak yang ditunjukkan dalam Gambar berikut: C1 : x 1 = 5,811 + 0.110 (9.437-5.811) = 6.211 x 2 = 5.077 + 1.223 (6.691-5.007) = 7.069 C2 : x 1 = 9.437 + 0.110 (5,811-9.437) = 9.037 x 2 = 6.691+ 1.223 (5.007-6.691) = 4.7008 3.3.3 Perhitungan Mutasi Metode mutasi yang dugunakan adalah random mutation. Banyaknya offspring yang dihasilkan pada proses mutasi adalah mr x popsize. Proses mutasi menggunakan rumus sebagai berikut: Gambar selanjutnya berfungsi untuk memasukkan bahan pakan yang tersedia sehingga dapat diketahui berapa kandungan nutrisi yang terdapat dalam setiap bahan pakan. x i = x i + r (max i min j ) nilai r dibangkitkan secara acak pada interval (- 0.1, 0.1) Misal P2 terpilih sebagai induk, dengan panjang kromosom adalah dua, dan gen yang terpilih nomor 2 (x 2 ) dan r = - 0.058 maka akan dihasilkan offspring sebagai berikut: C3 : x 1 = 8.491 (tetap) x 2 = 2.5754 0.058 (7.3 0) = 2.149 3.3.4 Evaluasi dan Seleksi Setelah melakukan proses crossover dan mutasi, selanjutnya dilakukan proses evaluasi. Proses evaluasi dilakukan dengan menghimpun seluruh individu yakni parent dan offspring yang kemudian menghitung nilai fitness masing-masing. Semakin besar nilai fitness suatu individu maka semakin besar peluang untuk lolos dan menjadi solusi penyelesaian masalah Halaman hasil rekomendasi merupakan halaman yang berfungsi untuk melakukan proses algortima genetika dan menampilkan hasil rekomendasi yang ditunjukkan pada Gambar berikut:

Pada Gambar diatas menunjukkan perubahan nilai fitness yang signifikan yang terjadi pada ukuran populasi ke 60, pada populasi ke 100 nilai fitness mulai mengalami konvergensi, hal itu dikarenakan nilai fitness pada populasi selanjutnya yakni 140, 180, dan 220 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan, sehingga pada kasus ini ukuran populasi yang optimal adalah populasi 100. Percobaan dilakukan hingga populasi 220 dikarenakan tidak ditemukan nilai fitness rata-rata terbaik. 5. PENGUJIAN DAN ANALISIS 5.1 Pengujian dan Analisis Ukuran Populasi Ukuran populasi yang akan diuji dimulai dari populasi ke-20 dan kelipatan 40, nilai crossover rate (cr) adalah 0.5 dan mutation rate (mr) adalah dan 0.1 dengan generasi sebanyak 250. 1 pengujian dilakukan sebanyak 10 kali untuk mendapatkan hasil yang mewakili solusi dari algoritma genetika. Setiap kali dilakukan proses pengujian akan diperoleh nilai fitness terbaik, sehingga dalam 10 kali pengujian akan di hitung rata-rata nilai fitness untuk mengetahui ukuran populasi mana yang menghasilkan nilai fitness rata-rata terbaik Banyak populasi Nilai Fitness Percobaan ke- 1 2... 10 20 0.0329 2.62 2.16 60 2.32 2.97 2.50 100 2.62 2.84 2.95 140 2.48 2.50 2.75 1 2.60 2.96 2.58 80 220 2.88 2.73 2.57 Rata-rata Fitness 1.04E-03 2.51E-03 2.76E-03 2.73E-03 2.74E-03 2.79E-03 5.2 Pengujian dan Analisis Uji Coba Generasi Ukuran generasi yang akan diuji adalah kelipatan 100, ukuran populasi yang digunakan adalah populasi terbaik yang diperoleh pada uji coba populasi, yakni 100. Sedangkan nilai crossover rate (cr) adalah 0.5 dan mutation rate (mr) yang digunakan adalah 0.1. pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dengan melakukan perhitungan rata-rata fitness dari setiap fitness terbaik pada percobaan di masing-masing generasi. Banyak Generasi Nilai Fitness Percobaan ke- 1 2... 10 100 2.35 1.21 1.14 200 2.99 2.80 3.04 300 2.97 2.46 2.79 400 2.70 2.52 2.69 500 2.91 2.97 2.67 1000 3.03 2.78 2.67 Rata-rata Fitness 1.13E-03 2.85E-03 2.81E-03 2.84E-03 2.79E-03 2.89E-03 Nilai fitness terendah diperoleh pada generasi 100, pada generasi ke 200 dimana nilai fitness yang diperoleh jauh lebih baik hingga pada generasi selanjutnya terjadi konvergensi dikarenakan nilai fitness yang dihasilkan cenderung sama dan tidak lagi ditemukan nilai fitness yang memiliki perbedaan signifikan hingga generasi 1000. Sehingga pada kasus ini ukuran generasi yang optimal adalah 200. Pola seperti ini juga diperoleh

oleh Sari (2014) yang menerapkan algoritma genetika untuk melakukan optimasi asupan gizi ibu hamil, titik optimal berada pada generasi 1500 dimana generasi tersebut menghasilkan nilai fitness tertinggi dengan nilai gizi rata-rata terbaik, sedangkan generasi selanjutnya cenderung memiliki nilai fitness yang hampir sama sehingga membentuk grafik dengan garis lurus. 5.3 Pengujian dan Analisis Hasil Uji Coba Kombinasi Cr dan Mr Ukuran populasi yang digunakan adalah populasi terbaik yang diperoleh pada uji coba populasi, yakni 100. Sedangkan ukuran generasi yang digunakan adalah generasi terbaik yang diperoleh dari uji coba generasi, yakni 200. uji coba dilakukan sebanyak 10 kali dengan melakukan perhitungan rata-rata fitness seperti yang dilakukan pada pengujian populasi dan generasi. kombinasi nilai cr dan mr yang digunakan adalah 0.5 dan 0.1. nilai tersebut diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang meneliti tentang permasalahan yang serupa dengan skripsi ini, yakni optimasi pakan ayam petelur menggunakan algoritma genetika. Kombinasi Nilai Fitness Rata-rata Percobaan ke- Fitness cr mr 1... 10 0.5 0.1 2.96 2.96 2.54E-03 E-03 E-03 0.4 0.2 3.01 3.02 2.64E-03 E-03 E-03 0.3 0.3 2.99 2.82 2.86E-03 E-03 E-03 0.2 0.4 3.00 2.65 2.87E-03 E-03 E-03 0.1 0.5 2.31 E-03 2.81 E-03 2.80E-03 Pada Gambar 6.3 menunjukkan bahwa kombinasi cr dan mr berpengaruh terhadap hasil rekomendasi pada algoritma genetika. Sehingga diperoleh rata-rata nilai fitness terbaik pada kombinasi cr dan mr 0.3 dan 0.3. Apabila nilai cr lebih tinggi dari pada nilai mr maka algoritma genetika tidak mampu memperlebar area pencarian, namun apabila nilai cr lebih rendah dari pada mr maka algoritma genetika akan bekerja seperti random search yang tidak mampu mengeksplorasi daerah pencarian secara efektif (Mahmudy, Marian & Luong, 2014). Berdasarkan ketiga uji coba yang telah dilakukan terhadap setiap parameter algoritma genetika, maka diperoleh titik optimal untuk memperoleh nilai fitness terbaik, dimana nilai tersebut akan menghasilkan rekomendasi komposisi pakan dengan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi sapi perah dengan biaya yang minimal. Percobaan selanjutnya adalah memasukkan ketiga parameter optimal yang telah diperoleh dari ketiga uji coba di atas, yakni dengan 100 populasi, 200 generasi, dan kombinasi cr dan mr adalah 0.3 dan 0.3, maka akan diperoleh nilai fitness 0.00263704 dengan komposisi 0.5 kg alangalang, 0 kg kacang panjang, 0 kg ampas tahu, dan 0.158 bungkil kelapa dengan harga Rp. 1550. 6. PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai optimasi komposisi pakan sapi perah menggunkan algoritma genetika, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Representasi kromosom real code mampu menyelesaikan permasalahan optimasi komposisi pakan sapi perah. Algoritma genetika dalam permasalahan ini mampu menekan biaya dan memaksimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi. 2. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa parameter algoritma genetika berpengaruh terhadap nilai fitness yang dihasilkan sehingga berdampak pada hasil rekomendasi komposisi pakan. 3. Ukuran populasi dan generasi yang semakin kecil menyebabkan semakin kecil pula area pencarian algoritma genetika, namun apabila ukuran populasi dan generasi diperbesar maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan komputasi. Sedangkan apabila nilai cr lebih tinggi dari pada nilai mr maka algoritma genetika tidak mampu memperlebar area pencarian, namun apabila nilai cr lebih rendah dari pada mr maka algoritma genetika akan bekerja seperti random search yang tidak mampu mengeksplorasi daerah pencarian secara efektif (Mahmudy, Marian & Luong, 2014) 4. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, ukuran populasi yang optimal adalah 100 dengan nilai fitness rata-rata 0.00275936981236693. Pada uji coba ukuran generasi diperoleh generasi optimal adalah 200 dengan nilai fitness rata-rata

0.00284983931625224, sedangkan pada uji coba kombinasi nilai cr dan mr diperoleh kombinasi yang optimal yakni 0.3 dan 0.3 dengan nilai fitness rata-rata adalah 0.00286423900053385. 5. Untuk mengukur tingkat kualitas solusi dari permasalahan optimasi pakan sapi perah adalah dengan menggunakan perhitungan nilai fitness yang diperoleh dari nilai penalti nutrisi dan harga yang digunakan. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, titik optimal uji coba populasi, generasi serta kombinasi cr dan mr berada pada kisaran yang hampir sama. Untuk memperluas area pencarian, algoritma genetika dalam kasus optimasi komposisi pakan dapat diterapkan metode representasi kromosom, crossover, mutasi, dan seleksi yang lain. 6. DAFTAR PUSTAKA Achroni, Dawud. 2013. Kiat Sukses Usaha Ternak Sapi Perah Skala Kecil. Trans Idea Publishing: Yogyakarta. Agus, Ali. 2007. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. PT Citra Aji Parama : Yogyakarta. Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kasinus : Yogyakarta. Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1974. Beternak Sapi Perah. Kasinus : Yogyakarta. Alamsyah, Rizal. 2005. Pengolahan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar Swadaya: Jakarta. Aribowo, Arnold, Samuel Lukas & Martin Gunawan. 2008. Penerapan Algoritma Genetika pada Penentuan Komposisi Pakan Ayam Petelur. Universitas Pelita Harapan: Yogyakarta. Ciptayani, PI, Wayan F. Mahmudy, & AW. Widodo, 2009. Penerapan Algoritma Genetika untuk Kompresi Citra Fraktal, Jurnal Ilmu Komputer, vol.2, no.1, April, pp. 1-9. Kusnadi, Uka & E. Juarini. 2006. Optimalisasi Pendapatan Usaha Pemeliharaan Sapi Perah Dalam Upaya Peningkatan Produksi Susu Nasional. Balai Penelitian Ternak: Bogor. Liliana, DY & Mahmudy, WF. 2006. Penerapan Algoritma Genetika pada Optimasi Penjadwalan kuliah. FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Mahmudy, Wayan Firdaus. 2006. Penerapan Algoritma Genetika Pada Optimasi Model Penugasan. Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya: Malang. Mahmudy, WF. 2013. Algoritma Evolusi. Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang. Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS 2013, Optimization of part type selection and loading problem with alternative production plans in flexible manufacturing system using hybrid genetic algorithms Part 1: modelling and representation, 5th International Conference on Knowledge and Smart Technology (KST), Chonburi, Thailand, 31 Jan - 1 Feb, pp. 75-80. Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS 2014, Hybrid Genetic Algorithm for Part Type Selection and Machine Loading Problems with Alternative Productions Plan in Manufacturing Systems, ECTI Transactions on Computer and Information Technology (ECTI-CIT), vol 8, no.1, pp. 80-93. Makin, Moch. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Graha Ilmu: Yogyakarta. Mansyur, Asep Sumaryana, U. Hidayat Tanuwiria, Tidi Dhalika dan Imam Hernaman, 2008. Kemandirian Pakan Dalam Pengembangan Sapi Perah (Kasus KSU Tandangsari-Sumedang). Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran: Yogyakarta. Mawaddah, NK, & Mahmudy, WF. 2006. Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika. Kursor, vol.2, no.2, pp. 1-8. Muliantara, Agus. 2012. Penentuan Komposisi Bahan Pakan Ikan Lele yang Optimal dengan Menggunakan Metode Iwo- Subtractive Clustering. Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana : Bali. Nugraha, Romada Andi. 2011. Optimalisasi Formulasi Pakan Ternak Terhadap Ayam Pedaging Dengan Menggunakan Metode Linear Programming. Fakultas Teknologi Indusri Universitas Gunadarma: Jakarta. Sari, Ayu Puspo, Wayan F. Mahmudy, Candra Dewi. 2014. Optimasi Asupan Gizi pada Ibu Hamil dengan menggunakan Algoritma Genetika. DORO: Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 4, no. 5. Siregar, Soribasya. 1996. Sapi Perah Jenis, Teknik Pemeliharaan, dan Analisa Usaha. PT Penebar Swadaya: Jakarta. Upit, Dede. 2013. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Produksi Susu (Studi Pada Usaha Peternak Sapi

Perah Seluruh Anggota KPSBU Lembang). Universitas Pendidikan Indonesia. Wardhani, Luh Kesuma, M. Safrizal & Achmad Chairi. 2011. Optimasi Komposisi Bahan Pakan Air Tawar Menggunakan Metode Multi-Objective Genetic Algorithm. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim: Riau.