Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA
2 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 15 Tahun 21 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar merupakan acuan yang menjadi tolak ukur kinerja pelayanan minimal pendidikan dasar di kabupaten/kota. Sejumlah indikator yang diamanatkan dalam peraturan ini menjadi barometer dalam penyusunan perencanaan di daerah. Kabupaten Aceh Tenggara sebagai kabupaten yang memiliki sarana pendidikan, jumlah guru dan siswa terbanyak di Provinsi Aceh merasa sangat berkepentingan untuk mengetahui status pencapaian SPM sesuai Permendiknas tersebut. Hadirnya TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools) yang difasilitasi oleh Program Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF), yang didukung oleh Kerajaan Belanda dan Uni Eropa serta dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Bank Dunia, merupakan jawaban dari kebutuhan instrumen untuk menghitung capaian SPM tersebut. Buku laporan ini merupakan hasil perhitungan capaian SPM pendidikan dasar Kabupaten Aceh Tenggara dengan menggunakan TRIMS. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Untuk itu kami sangat berharap masukan konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Tim TRIMS Program BEC-TF yang telah memfasilitasi kegiatan penghitungan SPM ini, dan Tim Pendataan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tenggara atas kerja kerasnya hingga melahirkan laporan ini. Akhirnya kepada Allah kita memohon agar diberikan hidayahnya menuju ke arah yang lebih baik. Amin. Kutacane, 15 Desember 212 Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tenggara 3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Dasar Hukum... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II METODOLOGI PERHITUNGAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL... 6 BAB III ANALISIS PERHITUNGAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL... 8 A. Indikator Pencapaian (IP)-1... 9 B. Indikator Pencapaian (IP)-2... 9 C. Indikator Pencapaian (IP)-3... 11 D. Indikator Pencapaian (IP)-4... 11 E. Indikator Pencapaian (IP)-5... 12 F. Indikator Pencapaian (IP)-6... 13 G. Indikator Pencapaian (IP)-7... 13 H. Indikator Pencapaian (IP)-8... 14 I. Indikator Pencapaian (IP)-9... 14 J. Indikator Pencapaian (IP)-1... 15 K. Indikator Pencapaian (IP)-11... 15 L. Indikator Pencapaian (IP)-12... 16 M. Indikator Pencapaian (IP)-13... 16 N. Indikator Pencapaian (IP)-14... 17 BAB IV PENUTUP... 18 A. Kesimpulan... 18 B. Rekomendasi... 18 4 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan penetapan Permendiknas Nomor 15 Tahun 21 yang mengatur tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar untuk Kabupaten/Kota, ditegaskan bahwa standar pelayanan minimal pendidikan dasar adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan daerah atau kabupaten/kota. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui bagaimana capaian kinerja pembangunan, khususnya bidang pendidikan, sehingga mampu mendorong pemerintah kabupaten/kota ke arah pengembangan potensi dan pengembangan kapasitas daerahnya masing-masing Pengembangan kapasitas adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan sistem atau sarana dan prasarana, kelembagaan, personal, dan keuangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar dan/atau SPM pendidikan secara efektif dan efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 25 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 25 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 25 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 27 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 21 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 29 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 29 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 27 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 5
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 27 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 29 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 21 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar; 14. Qanun Aceh Nomor 5 tahun 212 tentang Penyelenggaraan Pendidikan; C. RUANG LINGKUP SPM merupakan tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan melalui jalur pendidikan formal yang meliputi: a. Pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota, 14 indikator b. Pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan,13 indikator Berdasarkan cakupan layanan pendidikan tersebut dirumuskanlah standar pelayanan minimal pendidikan dasar dengan fokus utama sebagai berikut: a. Ketersediaan dan Keterjangkauan 1. Distribusi sekolah 2. Rombel dan ruang kelas 3. Sarana ruang kelas b. Kualitas/Mutu dan Relevansi 1. Laboratorium 2. Alat praktek siswa 3. Sarana ruang laboratorium 4. Ketersediaan ruang guru 5. Kecukupan guru 6. Kualifikasi guru 7. Sertifikasi guru 8. Buku teks c. Kesetaraan/Kepastian dan Keterjaminan 1. Ruang kepala sekolah 2. Kualifikasi kepala sekolah 4. Kualifikasi pengawas 5. Supervisi kepala sekolah 6. Laporan dan evaluasi 6 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
BAB II METODOLOGI PERHITUNGAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Untuk mengukur sejauh mana capaian SPM yang telah diraih oleh Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools). TRIMS ini diperkenalkan dan dikembangkan melalui Program BEC-TF. Dalam rangka memperoleh informasi dan mekanisme perhitungan SPM dengan menggunakan TRIMS, Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara mengundang Tim TRIMS BEC-TF untuk menjadi narasumber pada pelatihan tenaga pendataan. Kegiatan TRIMS di Kabupaten Aceh Tenggara pertama kali dilaksanakan pada tanggal 3-6 Januari 212. Kegiatan ini menggunakan metode Training of Trainer (ToT) kepada 4 orang tenaga pendataan. Peserta yang dipilih ditujukan untuk menjadi fasilitator pendataan TRIMS di lapangan. Peserta kegiatan ini terdiri dari unsur guru, kepala sekolah dan staf dinas pendidikan. Pelatihan TRIMS pada Januari 212 7
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan TRIMS yang kedua dengan mengundang kembali Tim TRIMS Program BEC-TF Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1-13 September 212 dan bertempat di gedung PPPG Babussalam Kutacane. Jumlah peserta dalam pelatihan ini sebanyak 85 orang yang terdiri dari unsur kepala sekolah guru SD/MI dan SMP/MTs, operator sekolah dan Tim TRIMS Dinas Pendidikan. Pelatihan TRIMS pada September 212 Setelah pelaksanaan pelatihan TRIMS ini, disepakati bahwa semua satuan pendidikan untuk SD/MI dan SMP/MTs menggunakan TRIMS dalam pendataan sekolah. Waktu pengumpulan dan penyerahan data TRIMS yang selanjutnya dikirimkan kepada Dinas Pendidikan berlangsung mulai tanggal 1 Nopember hingga 1 Desember 212. Setelah data TRIMS terkumpul dari sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan melakukan agregasi ke dalam TRIMS Kabupaten (TRIMS-K). Dari hasil agregasi TRIMS-K Dinas Pendidikan memfokuskan keluaran untuk aspek SPM saja. 8 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
BAB III ANALISIS PERHITUNGAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Dari hasil pendataan yang menggunakan TRIMS yang selanjutkan diagregasi ke TRIMS-K diperoleh informasi pencapaian status SPM di Kabupaten Aceh Tenggara: Pencapaian pelayanan pendidikan dasar pada tingkat kabupaten/kota No Capai Total Capaian (%) Standar Pelayanan Minimal: SPM SPM Skl 25 5 75 1 1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan SD 121 121 1% berjalan kaki. MI 12 12 1% SMP 5 5 1% MTs % 2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI SD 89 121 74% tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. MI 8 12 67% SMP 38 5 76% MTs % 3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA SMP 27 5 54% MTs % 4 Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru, kepala SD 69 121 57% sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP dan MTs MI 6 12 5% tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. SMP 31 5 62% MTs % 5 Di setiap SD dan MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 SD 117 121 97% peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, MI 12 12 1% dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. 6 SMP 49 5 98% MTs % 7 Di setiap SD dan MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi SD 71 121 59% kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah MI 12 12 1% memiliki sertifikat pendidik. 8 Di setiap SMP dan MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 7% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 4% dan 2%.. SMP 5 5 1% MTs % 9 Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan SMP 6 5 12% Bahasa Inggris. MTs % 1 Di setiap Kabupaten/Kota kabupaten/kota semua kepala SD dan MI berkualifikasi SD 4 121 33% akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. MI 12 12 1% 11 Di setiap Kabupaten/Kota kabupaten/kota semua kepala SMP dan MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. SMP 34 5 68% MTs % 12 Di setiap Kabupaten/Kota kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah SD 43 121 81% memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. MI 12 % SMP 16 5 1% MTs % 13 Pemerintah Kabupaten/Kota kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan Ada rencana dan 1% kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan sudah terlaksana kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. 14 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap SD 19 121 9% bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan MI 9 12 75% supervisi dan pembinaan. SMP 43 5 86% MTs % 9
Berdasarkan data tabel di atas, jumlah satuan pendidikan yang diinput adalah SD sebanyak 121 satuan pendidikan, MI sebanyak 12 satuan pendidikan, SMP sebanyak 5 satuan pendidikan, sedangkan untuk MTs belum ada yang menyampaikan datanya ke dinas pendidikan. Pada bagian berikut ini secara lebih rinci akan dijelaskan pencapaian pelayanan pendidikan dasar untuk tingkat kabupaten/kota saja yang terdiri dari 14 indikator. A. Indikator Pencapaian (IP)-1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki, yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil. Berdasarkan data yang tersedia mengenai IP-1 ini dapat dijelaskan bahwa secara umum semua satuan pendidikan yang terdiri dari SD/MI dan SMP/MTs yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara berada dalam jarak yang memenuhi standar yang ditetapkan dalam SPM ini. B. Indikator Pencapaian (IP)-2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. Di Kabupaten Aceh Tenggara masih dijumpai sejumlah sekolah SD/MI dengan jumlah peserta didik melebihi 32 orang dalam setiap rombel, sehingga tidak memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Dari hasil agregasi TRIMS-K diperoleh status pencapaian untuk jenjang SD, yaitu dari 121 satuan pendidikan terdapat 89 SD (74 persen) yang memenuhi indikator SPM ini. Sedangkan pada jenjang MI ada 8 dari 12 MI (67 persen) yang memenuhi indikator SPM ini. Jumlah SD yang belum memenuhi indikator SPM ini adalah 32 SD (26 persen), sedangkan MI 4 (33 persen). Untuk lebih jelasnya dapat diamati Grafik 3.1 berikut ini: 1 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Grafik 3.1: per rombel sebanyak 32 siswa untuk SD/MI 89 8 Per Rombel < 32 Siswa 32 SD 4 MI Per Rombel > 32 Siswa 4 35 3 25 2 15 1 5 Grafik 3.2: per rombel sebanyak 36 siswa untuk SMP 38 Per Rombel < 36 siswa SMP 12 Per Rombel > 36 siswa Sekolah-sekolah yang memiliki jumlah siswa melebihi SPM ini tentu membutuhkan penanganan yang serius dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun penanganan kebijakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Sekolah yang memiliki ruang kelas berlebih dibandingkan dengan jumlah rombel yang ada diarahkan agar menyesuaikan jumlah siswa per rombel dengan memanfaatkan ruang kelas yang tersedia. 2. Sekolah dengan jumlah siswa per rombel di atas 32 orang dan letaknya berdekatan dengan sekolah lain, terutama sekolah yang memiliki jumlah siswa yang relatif sedikit, diupayakan agar melakukan pembatasan penerimaan siswa baru. 3. Sekolah yang tidak memiliki kelebihan ruang kelas, sementara jumlah siswanya per rombel di atas 32 orang, akan diupayakan untuk membangun ruang kelas baru (RKB). Untuk jenjang SMP, dari hasil agregasi melalui TRIMS-K diperoleh informasi bahwa dari 5 SMP yang yang ada di Aceh Tenggara ada 38 SMP (76 persen) yang memenuhi indikator SPM ini. Sedangkan SMP yang belum memenuhi indikator SPM ini atau memiliki jumlah siswa lebih dari 36 orang per rombel sebanyak 12 SMP (34 persen). Untuk jelasnya dapat dilihat Grafik 3.2. 11
C. Indikator Pencapaian (IP)-3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik, dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik. Ruang kelas dengan segala perlengkapannya merupakan prasarana yang terkait langsung dengan perluasan akses dan pemerataan kesempatan belajar, sedangkan laboratorium dan perpustakaan merupakan prasarana yang terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidikan. Dari hasil agregasi TRIMS-K diperoleh informasi mengenai SMP di Aceh Tenggara yang sudah memiliki ruang laboratorium IPA, yaitu sebanyak 27 SMP dari 5 SMP (54 persen). Sedangkan SMP yang belum memiliki ruang laboratorium IPA sebanyak 23 SMP (46 persen). Agar lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.3. 28 27 26 25 24 23 22 21 Grafik 3.3: Ketersediaan Ruang Laboratorium IPA 27 Memiliki Ruang Lab IPA 23 SMP Belum Memiliki Ruang Lab IPA D. Indikator Pencapaian (IP)-4 Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP dan MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. Hasil pendataan menggunakan aplikasi TRIMS untuk indikator SPM nomor 4 secara umum menunjukkan bahwa kantor guru dan ruang kepala sekolah masih sangat kurang. Jumlah SD yang sudah memenuhi SPM ini adalah 69 dari 121 SD (57 persen) dan untuk MI yang sudah memenuhi SPM ini sebanyak 6 dari 12 MI (5 persen). Sedangkan SD yang belum memenuhi SPM ini sebanyak 52 dari 121 SD (43 persen) dan MI sebanyak 6 dari 12 MI (5 persen). Agar lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.4 berikut ini: 12 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
8 7 6 5 4 3 2 1 Grafik 3.4: Tersedia Satu Ruang Guru, Kepala Sekolah dan Ruang Staf Terpisah untuk SD/MI 69 6 SD 52 MI Sudah Memenuhi Belum Memenuhi SPM 4 SPM 4 6 4 35 3 25 2 15 1 5 Grafik 3.5: Tersedia Satu Ruang Guru, Kepala Sekolah dan Ruang Staf Terpisah untuk SMP 31 19 SMP Sudah Memenuhi Belum Memenuhi SPM 4 SPM 4 Pada jenjang SMP, berdasarkan hasil agregasi TRIMS-K diperoleh informasi bahwa sekolah yang sudah memenuhi SPM ini sebanyak 31 dari 5 SMP (62 persen), sedangkan SMP yang belum memenuhi SPM ini sebanyak 19 dari 5 SMP (38 persen). Agar lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.5. E. Indikator Pencapaian (IP)-5 Di setiap SD dan MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan 14 12 1 8 6 Grafik 3.6: SD/MI Tersedia 1 Orang Guru untuk Setiap 32 Peserta Didik 117 SD MI Dari hasil agregasi TRIMS-K diperoleh informasi bahwa SD yang memenuhi SPM ini sebanyak 117 dari 121 SD (97 persen) dan seluruh MI dari 12 MI yang ada (1 persen) memenuhi SPM ini. Sedangkan jumlah SD 4 2 12 4 Sudah Memenuhi Belum Memenuhi SPM 4 SPM 4 13
yang belum memenuhi SPM ini sebanyak 4 SD (3 persen). Untuk lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.6. F. Indikator Pencapaian (IP)-6 Di setiap SMP dan MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Hasil agregasi TRIMS-K menunjukkan bahwa pada jenjang SMP pencapaian indikator ini hampir mencapai seratus persen dari total 5 SMP. Tepatnya ada 49 sekolah (98 persen) yang sudah memenuhi SPM ini. Secara lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.7 di samping ini. 6 5 4 3 Grafik 3.7: Tersedia 1 Orang Guru untuk Setiap Mata Pelajaran untuk SMP 49 SMP 2 1 Tersedia Guru Mata Pelajaran 1 Tidak Tersedia Guru Mata Pelajaran G. Indikator Pencapaian (IP)-7 Di setiap SD dan MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Berdasarkan hasil agregasi TRIMS-K, terdapat 5 dari 121 SD atau 41 persen yang belum memiliki guru yang berkualifikasi S1 atau D-IV dan mendapatkan sertifikasi. Sedangkan 71 dari 121 SD atau 59 persen telah memenuhi standar pelayanan minimal pada indikator ini. Pada jenjang MI, hasil agregasi menunjukkan bahwa semua atau 12 MI memenuhi standar pelayanan minimal tersebut. Untuk jelasnya dapat dilihat Grafik 3.8 sebagai berikut: 14 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
8 7 6 5 4 3 2 1 Grafik 3.8: Tersedia 2 Orang Guru yang Memenuhi Kualifikasi Akademik dan Memiliki Sertifikat di SD/MI 71 12 Memenuhi Kualifikasi Akademik & Sertifikat SD 5 MI Belum Memenuhi Kualifikasi Akademik & Sertifikat 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 Grafik 3.9: Tersedia Guru yang Memenuhi Kualifikasi Akademik dan Memiliki Sertifikat di SMP SMP 5 Memenuhi Kualifikasi Akademik & Sertifikat 45 Belum Memenuhi Kualifikasi Akademik & Sertifikat H. Indikator Pencapaian (IP)-8 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 7% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 4% dan 2%. Hasil perhitungan pada indikator SPM ini menunjukkan ada 5 dari 5 SMP (1 persen) yang sudah mencapai SPM ini, sedangkan sisanya sebanyak 45 SMP (9 persen) belum memenuhi. Untuk lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.9. I. Indikator Pencapaian (IP)-9 Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 15
Dari indikator pencapaian SPM ini dapat digambarkan bahwa belum semua satuan pendidikan memenuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil agregasi TRIMS-K bahwa dari jumlah total 5 SMP hanya ada 6 satuan pendidikan (12 persen) yang memenuhi standar pelayanan minimal tersebut, sedangkan 44 SMP lainnya (88 persen) belum memenuhi SPM ini. Agar lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.1. J. Indikator Pencapaian (IP)-1 Di setiap kabupaten/kota semua kepala SD dan MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Berdasarkan hasil agregasi melalui TRIMS-K, dapat dikatakan bahwa hampir semua sekolah belum memenuhi SPM ini. Dari jumlah total sekolah tingkat SD sebanyak 121 sekolah, baru 4 SD (33 persen) yang mencapai SPM ini. Sedangkan pada jenjang MI dari total 12 semuanya sudah mencapai SPM ini. Agar lebih jelas dapat diamati Grafik 3.11 di samping ini. 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Grafik 3.1: Tersedia Guru dengan Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Setiap Mata Pelajaran untuk SMP SMP 6 44 Sudah Memenuhi Belum Memenuhi SPM 9 SPM 9 Grafik 3.11: Kepala SD/MI Berkualfikasi Akademik S1/DIV dan Bersertifikat SD 4 MI 12 Kepala SD/MI Sudah Berkualifikasi Akademik & Sertifikat 81 Kepala SD/MI Belum Berkualifikasi Akademik & Sertifikat K. Indikator Pencapaian (IP)-11 Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 16 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
Hampir sebagian besar SMP di Kabupaten Aceh Tenggara memiliki kepala sekolah yang sudah berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV. Kondisi ini dapat kita lihat dari hasil agregasi data sekolah dengan TRIMS-K bahwa untuk SMP dari jumlah keseluruhan sebanyak 5 satuan pendidikan terdapat 34 SMP (68 persen) yang memenuhi SPM ini, sedangkan yang belum memenuhi sebanyak 16 SMP (32 persen). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Grafik 3.12. L. Indikator Pencapaian (IP)-12 4 35 3 25 2 15 1 5 Grafik 3.12: Kepala SMP Berkualifikasi Akademik S1/DIV dan Bersertifikat 34 Kepala SMP Sudah Berkualifikasi Akademik & Sertifikat 16 SMP Kepala SMP Belum Berkualifikasi Akademik & Sertifikat Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Berdasarkan hasil agregasi belum semua pengawas sekolah dan madrasah berkualifikasi S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Hal ini dapat kita ketahui dari hasil perhitungan indikator pencapaian SPM ini. Pada tingkat SD, dari 43 jumlah total pengawas sekolah yang sudah memenuhi SPM ini sebanyak 35 pengawas (81 persen). Sedangkan pada jenjang SMP, dari 16 jumlah total pengawas sekolah seluruhnya (1 persen) sudah memenuhi SPM ini. M. Indikator Pencapaian (IP)-13 Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. Pemerintah daerah telah mempunyai perencanaan terkait masalah SPM ini, dan sudah dilaksanakan untuk membantu satuan pendidikan mengembangkan kurikulum yang sudah ada, serta akan memproses pembelajaran yang sangat efektif secara bertahap. Hal ini dilakukan 17
dengan meningkatkan pelaksanaan pelatihan guru dan tim pengembangan kurikulum. Kegiatan ini didukung melalui pendanaan otonomi khusus (Otsus). N. Indikator Pencapaian (IP)-14 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. Hasil indikator pencapaian SPM ini menunjukkan bahwa hampir semua sekolah mencapai SPM. Pada tingkat SD, dari 121 sekolah ada 19 SD (9 persen) yang sudah memenuhi SPM ini. Pada tingkat MI, ada 9 dari 12 sekolah (75 persen) yang sudah memenuh SPM ini. Untuk lebih jelas dapat dilihat Grafik 3.13. Pada jenjang SMP, jumlah satuan pendidikan yang sudah memenuhi SPM ini sebanyak 43 dari 5 SMP (86 persen), sedangkan yang belum memenuhi SPM ini sebanyak 7 dari 5 SMP (14 persen). Jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3.14 berikut ini: 12 1 8 6 4 2 Grafik 3.13: Kunjungan Pengawas ke Satuan Pendidikan tingkat SD/MI 19 9 SD Sudah Memenuhi SPM 14 Belum Memenuhi SPM 14 22 MI 3 Grafik 3.14: Kunjungan Pengawas ke Satuan Pendidikan tingkat SMP 5 43 SMP 45 4 35 3 25 2 15 1 7 5 Sudah Memenuhi SPM 14 Belum Memenuhi SPM 14 Analisis di atas menggambarkan capaian pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Sementara 13 indikator kunci dari total 27 indikator dalam Permendiknas Nomor 15 tahun 21 menjadi tanggung jawab satuan pendidikan. 18 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Perhitungan capaian standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan dasar sesuai dengan indikator dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 21 adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui status SPM di suatu kabupaten/kota. Dalam rangka itu Kabupaten Aceh Tenggara melakukan perhitungan SPM dengan menggunakan metode TRIMS yang difasilitasi oleh Tim TRIMS BEC-TF Jakarta pada tanggal 3-6 Januari 212 dan dilanjutkan pada tanggal 1-13 September 212. Hasil perhitungan TRIMS dapat diketahui posisi Kabupaten Aceh Tenggara dalam hal pencapaian SPM pendidikan dasar. Dokumen tersebut sangat bermanfaat untuk dasar perencanaan, evaluasi diri sekolah dan audit kinerja pendidikan di Kabupaten Aceh Tenggara. Rata-rata pencapaian SPM, khususnya bidang sarana dan prasarana ruang kelas, sudah memadai, yaitu rata-rata berkisar 6 persen. Sementara itu, ruang guru dan kepala sekolah masih berada rata-rata 5 persen lebih sedikit. Sarana peningkatan mutu pendidikan, seperti laboratorium IPA untuk SMP, masih minim, yaitu rata-rata 54 persen. Indikator terkait kualifikasi akademik dan sertifikat guru masih menunjukkan angka di bawah 5 persen. 2. Rekomendasi Berdasarkan status pencapaian SPM pendidikan dasar yang dilakukan dengan metode TRIMS diharapkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memberi perhatian yang lebih besar untuk mempercepat pencapaian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Aceh Tenggara. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tenggara merekomendasikan kepada para pemangku kepentingan pendidikan dan lembaga donor agar mendukung rencana kegiatan yang mempercepat pemenuhan SPM di Kabupaten Aceh Tenggara. Demikian buku laporan mengenai capaian SPM di Kabupaten Aceh Tenggara menurut perhitungan TRIMS. Keabsahan dari hasil perhitungan ini tergantung pada kejujuran kepala sekolah dalam mengisi data sekolah. Oleh karena itu, Tim TRIMS Dinas Pendidikan akan 19
melakukan verifikasi data, terutama data TRIMS untuk semester genap 212/213. Tim ini akan datang langsung ke sekolah untuk melakukan verifikasi sehingga data menjadi lebih akurat sesuai dengan kondisi sekolah. Kutacane, Desember 212 Penyusun, Tim TRIMS Kabupaten Aceh Tenggara 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten Aceh Tenggara
21