Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota"

Transkripsi

1 Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal IP-1.1 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam beberapa desa; (c) Ciri utama daerah terpencil adalah memiliki hambatan geografis dan prasarana transportasi; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 IP-1.1 = Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Indikator 1.1 merupakan indikator SPM Dikdas yang menjelaskan capaian layanan SD/MI di Kab/Kota menjelaskan akses layanan pendidikan yang berada pada jarak kurang dari 3 KM. Dari Grafik di atas hanya 9 Kab/Kota terdata telah memenuhi SPM, selebihnya masih terdapat 8 (delapan) Kab/Kota yang belum dapat menyajikan data capaian indikator pencapaian 1.1. Kendala utama tidak tersajinya capaian indikator ini karena keterbatasan data yang dimiliki Kab/Kota.

2 IP-1.2 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam beberapa desa; (c) Ciri utama daerah terpencil adalah memiliki hambatan geografis dan prasarana transportasi; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 IP-1.2 = Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 KM Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Indikator Pencapaian 1.2 menjelaskan capaian layanan SMP/MTs di Kab/Kota menjelaskan akses layanan pendidikan ini yang kurang dari 6 Km dari permukiman permanen. Terdapat 7 Kab/Kota yang telah mencapai indikator ini. Sedangkan Kab/Kota lainnya walaupun telah menampilkan capaiannya namun masih dibawah 50%, bahkan juga terdapat 7 Kab/Kota yang tidak dapat menyajikan data capaian pada indikator IP 1.2.

3 IP-2.1 = (a) Rombel = Kelas yaitu < 32 org; (b) Penambahan ruang kelas harus melihat keseimbangan kelebihan siswa dgn penerimaan siswa baru IP-2.1 = Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 2.1 merupakan indikator yang mengambarkan tingkat persentase jumlah rombongan belajar pada tingkat SD/MI yang tidak melebihi 32 siswa per rombel. Jika dilihat grafik di atas maka capaian indikator 2.1 telah berada di atas 81% walaupun belum ada satu Kab/Kota yang memenuhi.

4 IP-2.2 = (a) Merupakan prasyarat utama 1 ruang kelas; (b) Hitungan termasuk Meja/Kursi Guru; (c) Sebuah sekolah/madrasah telah memenuhi SPM kalau setiap rombel memiliki ruang kelas yang cukup lengkap dengan perlengkapan minimal; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 (Max. 24 Ruang Kelas) IP-2.2 = Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 2.2 merupakan indikator yang mengambarkan tingkat persentase dari jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel. Belum ada satupun Kab/Kota yang telah 100% mencapai indikator ini, hanya Kota Sabang yang mencapai 94%, sedangkan Kab/kota lainnya berada dikisaran capaian 53% s.d 74 %.

5 IP-2.3 = (a) Rombel = Kelas yaitu < 36 org; (b) Penambahan ruang kelas harus melihat keseimbangan kelebihan siswa dgn penerimaan siswa baru IP-2.3 = Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 2.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah rombongan belajar pada tingkat SMP/MTs yang tidak melebihi 36 orang. Untuk IP 23 Kab/Kota seperti Pidie, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Aceh Barat Daya dan Sabang telah mencapai 100%, beberapa Kab/Kota lainnya telah menunjukkan capaian diatas 90% kecuali Kota Subulussalam berada pada angka 81%.

6 IP-2.4 = (a) Merupakan prasyarat utama 1 ruang kelas; (b) Hitungan termasuk Meja/Kursi Guru; (c) Sebuah sekolah/madrasah telah memenuhi SPM kalau setiap rombel memiliki ruang kelas yang cukup lengkap dengan perlengkapan minimal; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 (Max. 27 Ruang Kelas) IP-2.4 = Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 2.4 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTsyang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis pada setiap rombel. Secara umum grafik di atas menunjukkan bahwa belum ada Kab/Kota yang telah mencapai 100%. Kisaran capaian 23 Kab/Kota di Aceh berada pada kisaran 43% s.d 82%. Capaian tertinggi ada pada Kab. Aceh Tamiang yaitu 82 % dan yang dibawah 50% adalah Kab. Simeulue 43%, dan Kab. Aceh Barat 53%.

7 IP 3.1 = Ruang Laboratorium Sesuai dengan Permendiknas 24/2007 IP 3.1 = Jumlah SMP/MTs yang memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 3.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 siswa. Capaian indikator 3.1 ini masih berada di bawah 11%, dan bahkan terdapat 8 Kab/kota yang belum dapat menyajikan data terkait ketersediaan layanan ini. Capaian tertinggi yaitu 11% dicapai oleh Kota Sabang.

8 IP 3.2 = Peralatan Praktek IPA sesuai dengan Permendiknas 24/2007 IP 3.2 = Jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 3.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memiliki satu set peralatan praktek IPA. Untuk Indikator ini hanya Kota Langsa (51%) dan Kota Banda Aceh (50%) yang telah mencapai angka di atas 50%, sedangkan Kab/Kota lainnya berada dibawah capaian 50%, dan capaian terendah ada pada Kab. Gayo Lues sebesar 8%.

9 IP-4.1 = (a) 1 Guru/Kepala Sekolah/Staf Kependidikan lainnya = 1 Kursi & 1 Meja; (b) Guru, Kepala Sekolah dan Staf Kependidikan lainnya berada dalam satu ruangan (tidak terpisah); (c) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 IP-4.1 = Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 4.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memiliki satu ruang guru yang dilengkapi meja dan kursi bagi kepala sekolah/madrasah, setiap guru dan staf kependidikan. Capaian indikator ini berada pada kisaran angka 76 % sampai 8%. Yang tertinggi pada angka 76% di Kota Sabang dan yang terendah di Kab Aceh Tengah.

10 IP-4.2 = (a) 1 Guru/Staf Kependidikan lainnya = 1 Kursi & 1 Meja; (b) Guru dan Staf Kependidikan lainnya berada dalam satu ruangan (tidak terpisah); (c) Tidak termasuk Meja/Kursi Kepala Sekolah (terpisah); (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 IP-4.2 = Jumlah SMP/MTs yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, dan staf kependidikan lainnya Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 4.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTS yang telah memiliki satu ruang guru yang dilengkapi meja dan kursi bagi kepala sekolah/madrasah, setiap guru dan staf kependidikan. Capaian indikator ini berada pada kisaran angka 61% s.d 19%. Capaian tertinggi ada pada Kab. Nagan Raya 61% sedangkan yang terendah pada Kab. Aceh Selatan 19%.

11 IP-4.3 = IP-4.3 = (a) Kepala Sekolah = 1 Kursi & 1 Meja; (b) 2 Kursi Tamu (utk 5 orang; Kursi Standar bukanlah Kursi Sofa yang menjadi SPM sebagai kursi tamu); (c) Antara Ruang Kepala Sekolah dan Guru/Tenaga Kependidikan lainnya harus memiliki sekatan yang permanen (jika sekatan tidak permanen, tidak dianggap terpisah ruangan); ; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 24/2007 Jumlah SMP/MTs yang memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja/kursi Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 4.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru lengkap dengan meja & kursi. Capaian indikator ini berada pada kisaran angka 81% s.d 30%, dimana Capaian tertinggi ada pada Kota Lhokseumawe dan yang terendah pada Kab. Aceh Jaya sebesar 30%.

12 IP-5.1 = (a) Rasio Siswa/Guru yaitu 32 Siswa : 1 Guru (tanggung jawab 1 Guru untuk 32 Siswa; (b) Jika Jumlah Siswa >32 Siswa, seorang guru sulit memberi atensi yang cukup pada kebutuhan pengembangan kemampuan belajarnya; (c) Sesuai dengan PP No 74/2008 IP-5.1 = Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 5.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI dimana terdapat 1(satu) orang guru untuk setiap 32 siswa. Capaian indikator ini secara penuh telah dicapai oleh Kota Sabang, dimana capaian 23 Kab/Kota secara keseluruhan ada pada kisaran angka 100% s.d 80%. Capaian terendah ada pada Kab. Bener Meriah 80%, Nagan Raya 87%, Aceh Tamiang, Aceh Barat, dan Aceh Singkil 88% dan Aceh Singkil dan Aceh Tenggara 89%.

13 IP-5.2 = (a) 1 SD/MI = 6 guru (hitungan termasuk Kepala Sekolah) untuk daerah normal; (b) 1 SD/MI = 4 Guru (hitungan termasuk Kepala Sekolah) untuk daerah khusus; (c) 6 Guru dimaksudkan adalah Guru Kelas; (d) Hitungan tidak termasuk Guru Mapel Agama, Penjas & Mulok; (d) Sesuai dengan PP No 74/2008 IP-5.2 = Jumlah SD/MI yang memiliki 6 (enam) orang guru [atau 4 (empat) orang guru untuk daerah khusus] Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 5.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang memenuhi 6 orang guru/atau 4 orang guru untuk daerah khusus. Capaian indikator ini secara penuh telah dicapai oleh Kota Sabang, sedangkan Kab/Kota lainnya hanya 2 Kab yang berada di atas 90% yaitu Kab Pidie Jaya (96%) dan Biruen (93%). Sedangkan Capaian terendah ada pada Kab. Bener Meriah sebesar 63%.

14 IP-6 = IP-6 = (a) 1 Mapel = 1 Guru untuk daerah normal (Tidak ada Guru yang merangkap mengajar Mapel); (b) 2 Mapel (serumpun) = 1 Guru untuk daerah khusus (Guru dapat merangkap mengajar); (c) Serumpun dicontohkan seperti MIPA (Matematika dan IPA), IPS (IPS dan PKN), Bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris), Pendidikan Jasmani-Olah Raga dan Kesehatan, Seni Budaya, Keterampilan dan TIK, Agama dan Akhlak mulia;; (d) Sesuai dengan PP No 74/2008 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru untuk setiap mata pelajaran [atau untuk daerah khusus 1 (satu) guru untuk setiap rumpun mata pelajaran] Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 6 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru untuk setiap mata pelajaran. Capaian indikator ini ada pada rentang 79% s.d 100%, dimana capaian terendah ada pada Kab. Simeulue 79% dan tertinggi ada pada Kota Sabang 100%.

15 IP-7.1 = (a) Guru yang dimaksud adalah Guru & Kepala Sekolah; (b) Seluruh Guru & Kepala Sekolah yang tamatan S1 (tanpa melihat sudah sertifikasi pendidik atau belum); (c) UU 14/2005, Permendiknas 40/2007, Permendiknas 16/2007, PP 74/2008, dan Panduan Standar Pendidikan BSNP IP-7.1 = Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 7.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang berkualifikasi S1/D4. Capaian indikator ini secara penuh hanya terdapat di Kota Sabang sebesar 100 % sedangkan yang terendah ada di Kab Bener Meriah dan Kab Nagarn Raya sebesar 68% diikuti Kab Aceh Barat 72%, Aceh Tangah dan Simeulue pada angka 75%.

16 IP-7.2 = (a) Guru yang dimaksud adalah Guru & Kepala Sekolah; (b) Seluruh Guru & Kepala Sekolah yang tamatan S1, D4, D3 atau lainnya yang sudah memperoleh sertifikasi pendidik; (c) UU 14/2005, Permendiknas 40/2007, Permendiknas 16/2007, PP 74/2008, dan Panduan Standar Pendidikan BSNP IP-7.2 = Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 7.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Capaian indikator ini secara penuh telah dicapai oleh Kota Sabang 100% sedangkan capaian terendah ada pada Kab Simeulue sebesar 39%. Sedangkan Kab. Bener Meriah (53%), Gayo Lues (55%), Aceh Barat (52%), Susbulussalam (64%), Aceh Tengah (62%) dan Aceh Singkil (69%) masih berada dibawah rata-rata 70%.

17 IP-8.1 = (a) Guru yang dimaksud adalah Guru & Kepala Sekolah; (b) Seluruh Guru & Kepala Sekolah yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya (tanpa melihat sudah sertifikasi pendidik atau belum); (c) Syaratnya 70% atau lebih dari 100% jumlah Guru (untuk daerah normal); (d) Syaratnya 40% atau lebih dari 100% jumlah Guru (untuk daerah khusus); (e) UU 14/2005, Permendiknas 40/2007, Permendiknas 16/2007, PP 74/2008, dan Panduan Standar Pendidikan BSNP IP-8.1 = Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV 70% [untuk daerah khusus 40%] Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 8.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1/D4 70%. Capaian indikator ini secara penuh 100% hanya terjadi di Kota Sabang, sedangkan capaian terendah ada pada Kab Nagan Raya (55%) dan Banda Aceh 57%).

18 IP-8.2 = IP-8.2 = (a) Guru yang dimaksud adalah Guru & Kepala Sekolah; (b) Seluruh Guru & Kepala Sekolah yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya serta sudah memperoleh sertifikasi pendidik; (c) Syaratnya 35% atau lebih dari 70% atau lebih jumlah Guru yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya (untuk daerah normal); (d) Syaratnya 20% atau lebih dari 40% atau lebih jumlah Guru yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya (untuk daerah khusus); (e) UU 14/2005, Permendiknas 40/2007, Permendiknas 16/2007, PP 74/2008, dan Panduan Standar Pendidikan BSNP Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 35% [untuk daerah khusus 20%] Jumlah SMP atau MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 8.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1dan telah memiliki sertifikasi pendidik 35%. Capaian indikator ini berada pada rentang 38 % s.d 95% dimana Kab/Kota dengan capaian terendah terdapat di Kab. Simeulue (38%) dan tertinggi di Kab.Abdya (95%). Beberapa Kab/Kota yang capaiannya berda dibawah rata-rata yaitu Aceh Jaya 48%, Aceh Singkil 50%, Nagan raya 55% dan Aceh Barat 60%.

19 IP-9 = IP-9 = (a) Secara SPM Guru yang dimaksudkan adalah 1 Guru Mapel B. Indonesia, 1 Guru Mapel Matematika, 1 Guru Mapel IPA, 1 Guru Mapel B. Inggris & 1 Guru Mapel PKn, yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya serta sudah memperoleh sertifikasi pendidik; (b) Tidak ada perangkapan Guru Mapel (dalam mengajar Mapelnya) untuk daerah normal; (c) Perangkapan Guru Mapel hanya untuk daerah khusus (Mapel serumpun) Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, masing-masing 1 (satu) orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 9 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah guru SMP/MTs dengan kualifikasi akademik S1/D4 dan telah memiliki sertifikasi pendidik untuk mapel matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan PKn. Capaian indikator ini berada pada rentang 14% s.d 81%. Capaian terendah ada pada Kab Simeulue 14% dan Aceh Jaya 15%.

20 IP-10 = (a) Setiap Kepala SD/MI yang tamatan D4 atau S1 atau lebih tinggi kualifikasi pendidikannya & sudah memperoleh sertifikasi pendidik IP-10 = Jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik. Jumlah Sekolah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 10 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang memiliki Kepala Sekolah dengan kualifikasi akademik S1/D4 dan telah memiliki sertifikat pendidik. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 27% dan tertinggi 84%. Capaian terendah terjadi di Kab Aceh Barat 27%, Nagan Raya dan Simeulue 30% dan Gayo Lues 33%, dan terakhir Aceh Jaya 38%.

21 IP-11 = (a) Setiap Kepala SMP/MTs yang tamatan D4 atau S1 atau lebih tinggi kualifikasi pendidikannya & sudah memperoleh sertifikasi pendidik IP-11 = Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik. Jumlah Sekolah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 11 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs dengan Kepala Sekolah yang berkeualifikasi akademi S1/D4 dan telah bersertifikat. Capaian indikator ini ada pada rentang terendah 39% dan 90%. Capaian terendah terjadi di Aceh Jaya dan capaian tertinggi pada Kab Aceh Barat Daya.

22 IP-12 = (a) Seluruh Pengawas Sekolah/Madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK) yang tamatan D4 atau S1 atau yang lebih tinggi kualifikasi pendidikannya dan sudah memperoleh sertifikasi pendidik IP-12 = Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik. Jumlah pengawas sekolah/madrasah di wilayah Kabupaten/Kota IP 12 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang memiliki pengawas yang telah S1/D4 dan bersertifikat. Capaian indikator ini ada pada rentang yang sangat jauh yaitu dari terendah 0 % pada 16 Kab/Kota dan tertinggi 100% ada pada 7 Kab/Kota sebesar 100%. Kelengkapan data merupakan isu utama dari tampilan grafik di atas, sehingga capaian 0% tidaklah dapat diartikan bahwa Kab/Kota sama sekali tidak memiliki pengawas berkualifikasi S1 atau D-IV.

23 IP-13 = IP-13 = Data dari Kab/Kota dapat dilihat sinkronisasinya melalui RENSTRA, RENJA, RKA & LAKIP tahun terakhir Data dari Kab/Kota dapat dilihat sinkronisasinya melalui RENSTRA, RENJA, RKA & LAKIP tahun terakhir Data dari Kab/Kota dapat dilihat sinkronisasinya melalui RENSTRA, RENJA, RKA & LAKIP tahun terakhir Bila kab/kota memiliki rencana dan telah melaksanakan kegiatan untuk membantu sekolah mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; 100 Bila memiliki rencana tetapi belum melaksanakan 50 Bila tidak memiliki rencana untuk membantu sekolah dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif 0 IP 13 merupakan indikator yang menunjukkan persentase apakah Kab/Kote telah memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu sekolah mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran efektif. Capaian indikator ini merupakan satu-satunya capaian yang dapat dicapai 100% dari 27 indikator SPM lainnya di 23 Kab/Kota di Aceh.

24 IP-14.1 = (a) 1 SD/MI = 1 kali/bulan = minimal 3 jam untuk Supervisi/Pembinaan; (b) Data dari Kab/Kota dapat dilihat melalui form pengawasan/kunjungan SD/MI pada pengawas; (c) Bukti lainnya dapat dilihat pada Buku Tamu/Kunjungan pengawas yang ada di SD/MI; (d) 1 tahun = 8 bulan = 4 bulan per semester efektifnya IP-14.1 = Jumlah SD atau MI yang mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 14.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang mendapat kunjungan pengawas yang lebih dari 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. Capaian indikator ini berada pada rentang capaian terendah 23 % dan tertinggi 81%. Capaian terendah terjadi di Gayo Lues 23% dan Aceh Jaya 26% sedangkan capaian tertinggi terjadi di Banda Aceh 81%.

25 IP-14.2 = (a) 1 SMP/MTs = 1 kali/bulan = minimal 3 jam untuk Supervisi/Pembinaan; (b) Data dari Kab/Kota dapat dilihat melalui form pengawasan/kunjungan SMP/MTs pada pengawas; (c) Bukti lainnya dapat dilihat pada Buku Tamu/Kunjungan pengawas yang ada di SMP/MTs; (d) 1 tahun = 8 bulan = 4 bulan per semester efektifnya IP-14.2 = Jumlah SMP atau MTs yang mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 14.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang mendapat kunjungan pengawas yang lebih dari 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. Rentang capaian indikator ini dari yang terendah 23 % terjadi pada Kab Aceh Besar dan Kab Gayo Lues, sedangkan yang tertinggi sebesar 76% di Bener Meriah.

26 IP-15.1 = IP-15.1 = (a) Set Buku Teks artinya 1 Buku B. Indonesia, 1 Buku Matematika, 1 Buku IPA, 1 Buku IPS & 1 Buku PKn per siswa; (b) Apabila dalam set buku teks terdapat kekurangan salah satu Mapel, maka dianggap tidak lengkap (kekurangan); (c) Kelengkapan dan kekurangan buku teks dihitung setiap kelasnya & disetiap SD/MI, lalu dijumlahkan secara total; (d) Buku Teks yang dimaksud adalah Mapel yang diujiankan (UASBN); (e) Buku teks merupakan buku yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah Dicermati 1 set untuk kelas saat ini, akan terhitung utk tahun depannya Jumlah set buku teks Mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn) yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan oleh Sekolah Jumlah peserta didik IP 15.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memiliki buku teks Mata Pelajaran yang telah ditentukan. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 35% di Kab Gayo Lues dan tertinggi sebesar 79% di Kab Pidie.

27 IP15.2 = (a) Jumlah SD/MI yang memenuhi SPM antara set buku teks dengan jumlah siswa yang dihitung pada IP 15.1; (b) Hasil dihitung hanya SD/MI yang memenuhi SPM dibagi dengan Jumlah SD/MI dalam 1 Kab/Kota IP15.2 = Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP-15.1 Sekolah Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 15.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 9% di Kab Gayo Lues dan tertinggi di Subulussalam 68%.

28 IP-16.1 = (a) Set Buku Teks artinya 1 Buku B. Indonesia, 1 Buku Matematika, 1 Buku IPA, 1 Buku IPS & 1 Buku PKn per siswa; (b) Apabila dalam set buku teks terdapat kekurangan salah satu Mapel, maka dianggap tidak lengkap (kekurangan); (c) Kelengkapan dan kekurangan buku teks dihitung setiap kelasnya & disetiap SMP/MTs, lalu dijumlahkan secara total; (d) Buku Teks yang dimaksud adalah Mapel yang diujiankan (UASBN); (e) Buku teks merupakan buku yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah Dicermati 1 set untuk kelas saat ini, akan terhitung utk tahun depannya IP-16.1 = Jumlah set buku teks mata pelajaran yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan oleh sekolah Jumlah peserta didik IP 16.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memiliki set buku teks mata pelajaran yang sudah ditetapkan pemerintah. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 14% di Kab Aceh Tenggara dan Aceh Timur, sedangkan capaian tertinggi terjadi di Kota Sabang 78%.

29 IP-16.2 = (a) Jumlah SMP/MTs yang memenuhi SPM antara set buku teks dengan jumlah siswa yang dihitung pada IP 16.1; (b) Hasil dihitung hanya SMP/MTs yang memenuhi SPM dibagi dengan Jumlah SMP/MTs dalam 1 Kab/Kota IP-16.2 = Jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi IP-16.1 Sekolah Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 16.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini masih berada dibawah 60%, sedangkan yang terendah 0% terjadi di Kab Pidie Jaya, Lhokseumawe, Langsa, Aceh Barat Daya, sedangkan yang tertinggi 56% terjadi di Kota Sabang.

30 IP-17 = (a) Set Peraga dimaksud adalah satuan alat demonstrasi; (b) Bahan IPA dimaksud adalah alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan; (c) Hitungan kelengkapan yang dimaksud adalah Set Peraga yang lengkap dan Bahan IPA yang lengkap merupakan 1 kesatuan IP-17 = Jumlah SD/MI yang memiliki set peraga dan bahan IPA secara lengkap Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 17 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memiliki set peraga dan bahan IPA secara lengkap. Capaian indikator ini berada pada rentang 34 % di Aceh Barat dan 37% di Subulussalam, sendangkan capaian tertinggi sebesar 73% terjadi di Kota Sabang dan Kota Banda Aceh.

31 IP-18.1 = IP-18.1 = (a) Buku Pengayaan maksudnya adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru (bahan bacaan sebagai perbandingan/pendukung buku teks); (b) Buku Referensi maksudnya adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu, seperti kamus, ensiklopedia, tesaurus; (c) Hitungan kelengkapan yang dimaksud adalah Buku Pengayaan dan Referensi merupakan 1 kesatuan; (d) Jumlah Judul Buku Pengayaan = 100 Judul & Judul Buku Referensi = 10 Judul; (e) Jumlah yang dihitung adalah Jumlah Judul Buku (Bukan jumlah eksemplar/unit); (c) Kelengkapan dan kekurangan buku Pengayaan & Referensi dihitung setiap kelasnya & disetiap SD/MI, lalu dijumlahkan secara total. Kemudian Jumlah SD/MI yang memenuhi SPM dibagi dengan jumlah total SD/MI di 1 Kab/Kota Jumlah SD/MI yang telah memenuhi jumlah judul buku pengayaan dan referensi Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 18.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi jumlah judul buku pengayaan dan referensi. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 15% terjadi di Gayo Lues dan capaian tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 75%.

32 IP-18.2 = (a) Buku Pengayaan maksudnya adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru (bahan bacaan sebagai perbandingan/ pendukung buku teks); (b) Buku Referensi maksudnya adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu, seperti kamus, ensiklopedia, tesaurus; (c) Hitungan kelengkapan yang dimaksud adalah Buku Pengayaan dan Referensi merupakan 1 kesatuan; (d) Jumlah Judul Buku Pengayaan = 200 Judul & Judul Buku Referensi = 20 Judul; (e) Jumlah yang dihitung adalah Jumlah Judul Buku (Bukan jumlah eksemplar/unit); (c) Kelengkapan dan kekurangan buku Pengayaan & Referensi dihitung setiap kelasnya & disetiap SMP/MTs, lalu dijumlahkan secara total. Kemudian Jumlah SMP/MTs yang memenuhi SPM dibagi dengan jumlah total SMP/MTs di 1 Kab/Kota IP-18.2 = Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi jumlah judul buku pengayaan dan referensi Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 18.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi jumlah judul buku pengayaan dan referensi. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 6 % pada Kab Nagan Raya dan 7% pada Aceh Tengah, Aceh barat dan Simeulu, sedangkan pada rentang tertinggi terjadi di Kab. Aceh Selatan sebesar 71%.

33 IP-19.1 = IP-19.1 = (a) Jam Kerja untuk 1 jam = 60 menit; (b) Jam Kerja perhari dari pukul (6 jam=375 menit); (c) Guru Tetap dalam 1 hari 6 jam 15 menit; (d) Guru Tetap Minimal 1 minggu = 6 hari = 6 jam 15 menit x 6 hari = 37,5 Jam; termasuk sebanyak 24 jam tatap muka & maksimal 40 jam tatap muka; (e) Berlaku untuk SD/MI & SMP/MTs; (f) Dasar IP 19.1 mengikuti PP 74/2008 & Permendiknas 39/2009; (g) Hitungan hanya berlaku bagi Guru Tetap, dihitung satu persatu persekolah/madrasah, lalu dirata-ratakan dalam 1 sekolah/madrasah (sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing yaitu SD/MI & SMP/MTs) Jumlah Guru Tetap yang rata-rata jam kerja per minggu > 37,5 Jam Jumlah keseluruhan guru tetap di satuan pendidikan > 37.5 IP 19.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs dengan jumlah guru tetap yang rata-rata jam kerja > 37,5 jam. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 25% di Kota Lhokseumawe dan 26% di Kota Subulussalam, sedangkan capaian tertinggi terjadi pada Kab Aceh Tamian 93 % dan diikuti oleh Kab Aceh Tenggah 92%.

34 IP-19.2 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 19.1; (b) Jumlah SD/MI yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SD/MI dalam 1 Kab/Kota IP-19.2 = Jumlah SD atau MI yang telah memenuhi IP 19.1 Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 19.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 4% di Kota Subulussalam dan 8% di Kota Lhoseumawe, sedangkan yang tertinggi sebesar 92% di Aceh Tamiang dan diikuti 91% di Kab Aceh Tengah.

35 IP-19.3 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 19.1; (b) Jumlah SMP/MTs yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SMP/MTs dalam 1 Kab/Kota IP-19.3 = Jumlah SMP atau MTs yang telah memenuhi IP 19.1 Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 19.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang 9% di Kab Aceh Timur dan tertinggi sebesar 90% pada Kab Aceh Tengah dan Kab Gayo Lues.

36 IP-20.1 = Hasil Hitungan atau berdasarkan IP 2.1 dan 2.3 IP-20.1 = Jumlah Rombongan Belajar yang memenuhi Standar Jumlah Seluruh Rombongan Belajar di Satuan Pendidikan IP 20.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs dengan jumlah rombel yang telah memenuhi standar. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 4% di Kota Subulussalam dan tertinggi 94% di Kab Aceh Tamiang.

37 IP-20.2 = IP-20.2 = (a) Dasar Hukum Permendiknas 39/2009 (40 jam perminggu); (b) Ketentuan Kelas I - II : 18 jam per minggu, Kelas III : 24 jam per minggu, Kelas IV VI : 27 jam per minggu, Kelas VII IX : 27 jam per minggu; (c) Penyelenggaraan SD/MI yaitu Proses Pembelajaran; (d) 1 tahun sebanyak 34 Minggu, dengan tatap muka per kelasnya berbeda antara Kelas I sd VI Jumlah SD atau MI yang menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka kelas I s/d kelas VI seperti diatas Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 20.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs dengan jumlah rombel yang telah memenuhi standar. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 4% di Kota Subulussalam dan tertinggi terjadi pada Kab Aceh Tamian sebesar 98% dan diikuti Kab Aceh Tenggara sebesar 97%.

38 IP-20.3 = (a) Dasar Hukum Permendiknas 39/2009 (40 jam perminggu); (b) Ketentuan Kelas VII sd IX : 27 jam per minggu; (c) Penyelenggaraan SMP/MTs yaitu Proses Pembelajaran; (d) 1 tahun sebanyak 34 Minggu IP-20.3 = Jumlah SMP atau MTs yang menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka kelas VII s/d IX selama 27 jam per minggu Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 20.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 jam/minggu dengan kegiatan tatap muka kelas VII s/d IX selama 27 jam per minggu. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 6% terjadi pada Kota Subulussalam dan tertinggi pada Kab 96% di Kab Gayo Lues dan diikuti Kota Langsa pada angka 94%.

39 IP-21.1 = IP-21.1 = (a) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung jumlah SD/MI yang telah menyusun dan menerapkan KTSP sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (b) Melakukan uji petik apakah KTSP yang disusun dan diterapkan oleh sekolah telah memenuhi kelayakan sesuai dengan rujukan; (c) Uji Petik dan penelaahan dilakukan oleh Pengawas sesuai dengan tupoksinya & laporan diserahkan kembali pada SD/MI; (d) Permendiknas 22/2006, Permendiknas 23/2006, Permendiknas 41/2007 & Permendiknas 20/2007 Jumlah SD atau MI yang menerapkan Kurikulum (KTSP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 21.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang menerapkan Kurikulum KTSP. Beberapa Kab/Kota telah memenuhi capaian indikator ini 100% antara lain Kab Pidie, Kab. Pidie Jaya, Kota Lhokseumawe, Kab Aceh Timur, Kab Aceh Tamiang dan KOta Banda Aceh, diikuti Kab/Kota lain dalam rentang 92% s.d 99%. Capaian terendah terdapat pada Kota Sabang sebesar 88%.

40 IP-21.2 = (a) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung jumlah SMP/MTs yang telah menyusun dan menerapkan KTSP sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (b) Melakukan uji petik apakah KTSP yang disusun dan diterapkan oleh sekolah telah memenuhi kelayakan sesuai dengan rujukan; (c) Uji Petik dan penelaahan dilakukan oleh Pengawas sesuai dengan tupoksinya & laporan diserahkan kembali pada SMP/MTs; (d) Permendiknas 22/2006, Permendiknas 23/2006, Permendiknas 41/2007 & Permendiknas 20/2007 IP-21.2 = Jumlah SMP atau MTs yang menerapkan Kurikulum (KTSP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 21.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang menerapkan Kurikulum KTSP. Beberapa Kab/Kota telah memenuhi capaian indikator ini sebesar 100%, antara lain Kab Pidie, Kab Pidie Jaya, Kota Langsa, Kab Aceh Tamiang, Kab Aceh Jaya, Kab Aceh Barat Daya dan Kota Sabang, sedangkan capaian terendah terdapat pada Kab. Aceh besar dengan angka 78%.

41 IP-22.1 = IP-22.1 = (a) Kewajiban Guru harus membuat RPP dalam setiap silabus untuk Mapelnya, sebagai dasar mengajar; (b) Hitungan yang dimaksud adalah guru yang telah menerapkan RPP (bukan hanya sudah menyusun RPP); (c) Guru yang dihitung adalah gabungan antara guru SD/MI & SMP/MTs; (d) Mendata, memverifikasi, dan menilai secara langsung jumlah guru yang telah menyusun dan menerapkan RPP untuk kelas dan/atau mata pelajaran yang diampunya (dilakukan oleh Kepala Sekolah tentang pendataan & penilaian penerapan RPP); (e) Melakukan uji petik apakah RPP yang disusun oleh guru telah memenuhi standar/kelayakan sesuai dengan rujukan (dilakukan oleh Pengawas) Jumlah guru yang menerapkan RPP berdasarkan silabus untuk mata pelajaran yang diampunya Jumlah keseluruhan guru di satuan pendidikan IP 22.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah guru SD/MI & SMP/MTs yang menerapkan RPP berdasarkan silabus mata pelajaran yang diampu. Capaian indikator ini berada dalam rentang terendah sebesar 64% di Kota Subulussalam, dan rentang tertinggi di Kab. Pidie Jaya dan Kab Aceh Tamiang.

42 IP-22.2 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 21.1; (b) Jumlah SD/MI yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SD/MI dalam 1 Kab/Kota IP-22.2 = Jumlah SD atau MI yang telah memenuhi IP 22.1 Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 22.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Untuk indikator ini capaian berada pada rentang angka terendah 41% di Kota Subulussalam dan tertinggi di Kab Aceh Tamiang.

43 IP-22.3 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 21.1; (b) Jumlah SMP/MTs yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SMP/MTs dalam 1 Kab/Kota IP-22.3 = Jumlah SMP atau MTs yang telah memenuhi IP 22.1 Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 22.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Untuk capaian indikator ini rentang terendah ada pada Kab Aceh Besar 33% dan tertinggi pada Kota Lhoseumawe. IP-23.1 = (a) Pendataan dilakukan oleh Kepala Sekolah terkait Guru yang mengembangkan & menerapkan Program Penilaian, dengan melihat bukti kuisioner atau pemaparan

44 IP-23.1 = metoda penilaian; (b) Guru yang dihitung merupakan per jenjang pendidikannya (SD/MI & SMP/MTs) lalu dijumlahkan; (c) Permendiknas 20/2007 Jumlah guru yang mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik Jumlah keseluruhan guru di satuan pendidikan IP 23.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah guru SD/MI & SMP/MTs yang mengembangkan dan menerapkan program penelitian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Untuk capaian indikator ini berada pada rentang terendah 62% di Kota Subulussalam dan rentang tertinggi di Kab Pidie Jaya.

45 IP-23.2 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 22.1; (b) Jumlah SD/MI yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SD/MI dalam 1 Kab/Kota IP-23.2 = Jumlah SD atau MI yang telah memenuhi IP 23.1 Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 23.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berda pada rentang terendah 47% di Kota Subulussalam dan tertinggi di Kab Aceh Tamiang sebesar 96%.

46 IP-23.3 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 22.1; (b) Jumlah SMP/MTs yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SMP/MTs dalam 1 Kab/Kota IP-23.3 = Jumlah SMP atau MTs yang telah memenuhi IP 23.1 Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 23.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 38% di Kota Langsa dan Kab Aceh Barat Daya, sedangkan capaian tertinggi terdapat di Kab Gayo Lues.

47 IP-24.1 = IP-24.1 = (a) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung catatan penilaian kinerja guru; (b) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung catatan umpan balik kepala sekolah pada guru (lembar observasi); (c) Kegiatan Supervisi Kelas & Umpan Balik kepada guru dilakukan 2 kali dalam 1 semester; (d) Pemeriksaan hasil supervisi Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas SD/MI Jumlah SD atau MI yang kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 24.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang Kepala Sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali per semester. Capaian untuk indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 44% di Kota Subulussalam dan capaian tertinggi dicapai Kab Pidie Jaya pada angka 98%.

48 IP-24.2 = IP-24.2 = (a) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung catatan penilaian kinerja guru; (b) Mendata, memverifikasi dan menilai secara langsung catatan umpan balik kepala sekolah pada guru (lembar observasi); (c) Kegiatan Supervisi Kelas & Umpan Balik kepada guru dilakukan 2 kali dalam 1 semester; (d) Pemeriksaan hasil supervisi Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas SMP/MTs Jumlah SMP atau MTs yang kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 24.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang Kepala Sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali per semester. Untuk capaian indikator ini grafik menunjukkan bahwa capaian dalam renatng 6% s.d 22% hanya terjadi di 6 Kab/Kota seperti Aceh Besar 22%, Kota Subulussalam 21%, Kab Singkil 15%, Kab Simeulue 17%, Kota Sabang 22% dan Kota Banda Aceh 6%. Sedangkan Kab/Kota lainnya tidak dapat melaporkan capaian karena keterbatasan data yang dimiliki.

49 IP-25.1 = IP-25.1 = (a) Guru melakukan evaluasi hasil belajar peserta didik & membuat laporan secara tertulis lalu disampaikan kepada Kepala Sekolah setiap akhir semester (Laporan Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik); (b) Guru yang dimaksud bisa saja Guru Kelas atau Guru Mapel; (c) Hitungan semua Guru yang melaporkan hasil prestasi belajar peserta didik disemua jenjang pendidikan (SD/MI & SMP/MTs); (d) Sesuai dengan Permendiknas No.63 tahun 2009 Jumlah guru yang menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester Jumlah keseluruhan guru di satuan pendidikan IP 25.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah guru pada setiap satuan pendidikan yang menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester. Untuk capaian indikator ini terdapat beberapa Kab/Kota yang telah memenuhi angka 100% seperti Pidie Jaya, Lhoseumawe, Langsa, BEner Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, sedangkan untuk beberapa Kab/Kota seperti Aceh Besar 82%, Kota Subulussalam 82%, Aceh Singkil 94%, Simeulue 90%, Kota Sabang 88% dan Kota Banda Aceh 9%. Sedangkan kondisi Kab/KOta lainnya seperti Pidie, Biruen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Aceh Selatan belum dapat menunjukkan data capaian.

50 IP-25.2 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 25.1; (b) Jumlah SD/MI yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SD/MI dalam 1 Kab/Kota IP-25.2 = Jumlah SD dan MI yang telah memenuhi IP 25.1 Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 25.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang terendah sebesar 54% di Kab Aceh Barat Daya dan tertinggi di Aceh Tamiang 96%.

51 IP-25.3 = (a) Berdasarkan hasil hitungan IP 25.1; (b) Jumlah SMP/MTs yang mencukupi SPM, lalu dibagi dengan jumlah SMP/MTs dalam 1 Kab/Kota IP-25.3 = Jumlah SMP dan MTs yang telah memenuhi IP 25.1 Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 25.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian indikator ini berada pada rentang terendah 42% di Kab Aceh Barat Daya dan tertinggi sebesar 95% di Kab Gayo Lues.

52 IP-26.1 = (a) Jumlah satuan pendidikan (SD/MI & SMP/MTs) yang menyampaikan hasil UAS, UKK & US/UN kepada orang tua peserta didik; (b) Sesuai dengan Permendiknas No. 63 tahun 2009 IP-26.1 = Jumlah satuan pendidikan yang menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik Jumlah satuan pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota IP 26.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang menyampaikan laporan hasil UAS dan UKK serta US/UN kepada Wali Murid. Capain indikator ini berada pada rentang terendah 79% di Kota Sabang dan tertinggi di Kota Banda Aceh sebesar 100%.

53 IP-26.2 = (a) SD/MI membuat laporan rekapitulasi hasil Ulangan Kenaikan Kelas (UKK), hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ujian Sekolah/Nasional (US/UN); (b) Laporan diserahkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota atau Kemenag Kab/Kota pada pertengahan tahun (sekitar bulan Juli) IP-26.2 = Jumlah SD atau MI yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kemenag Kabupaten/Kota pada setiap akhir semester Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/Kota IP 26.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag Kab/Kota pada akhir semester. Untuk capaian indikator ini telah terdapat beberapa Kab/Kota yang telah memenuhi capaian 100% yaitu Kab Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Kota Sabang dan Kota Banda Aceh, sedangkan capaian terendah untuk indikator ini berada pada Kab. Subulussalam sebesar 89%.

54 IP-26.3 = (a) SMP/MTs membuat laporan rekapitulasi hasil Ulangan Kenaikan Kelas (UKK), hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ujian Sekolah/Nasional (US/UN); (b) Laporan diserahkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota atau Kemenag Kab/Kota pada pertengahan tahun (sekitar bulan Juli) IP-26.3 = Jumlah SMP atau MTs yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kemenag Kabupaten/Kota pada setiap akhir semester Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/Kota IP 26.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag Kab/Kota pada akhir semester. Capaian indikator ini telah dapat dipenuhi oleh beberapa Kab/Kota sebesar 100% antara lain oleh Kab Aceh Utara, Kota Langsa, Kab Aceh Tengah, Kab Gayo Lues, Kab Aceh Barat Daya, KOta Sabang dan Kota Banda Aceh, sedangkan daerah yang memiliki capaian terendah adalah Kota Subulussalam sebesar 83%.

55 IP-27.1 = (a) Satuan Pendidikan dimaksud tidak termasuk SLB, Sekolah Satu Atap & SMP Terbuka; (b) SD/MI & SMP/MTs yang memiliki RKT atau minimal RKAS/M); (c) Sesuai dengan Permendiknas No 19 tahun 2007 IP-27.1 = Jumlah satuan pendidikan yang memiliki rencana kerja tahunan Jumlah satuan pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota IP 27.1 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang memiliki Rencana Kerja Tahunan. Untuk capaian indikator ini beberapa Kab/Kota telah memiliki capaian 100%, antara lain Kab Pidie, Kota Langsa, Kab Aceh Tamiang, dan Kab Aceh Selatan, sedangkan capaian terendah ada pada Kota Sabang dengan nilai 88%.

56 IP-27.2 = (a) Satuan Pendidikan dimaksud tidak termasuk SLB, Sekolah Satu Atap & SMP Terbuka; (b) SD/MI & SMP/MTs yang memiliki Laporan Tahunan; (c) Laporan Tahunan = Pelaksanaan Kegiatam Belajar-Mengajar serta Pembelanjaan Biaya Operasional & Investasi; (d) Sesuai dengan Permendiknas No 19 tahun 2007 IP-27.2 = Jumlah satuan pendidikan yang memiliki laporan tahunan Jumlah satuan pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota IP 27.2 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang memiliki Laporan Tahunan. Capaian indikator ini berada pada rentang terendah pada angka 69% pada Kota Subulussalam, sedangkan tertinggi sebesar 100% dicapai oleh Kota Langsa.

57 IP-27.3 = (a) Satuan Pendidikan dimaksud tidak termasuk SLB, Sekolah Satu Atap & SMP Terbuka; (b) SD/MI & SMP/MTs yang memiliki Komite Sekolah & berfungsi dengan baik; (c) Sesuai dengan Permendiknas No 19 tahun 2007 IP-27.3 = Jumlah satuan pendidikan yang memiliki komite sekolah yang berfungsi baik Jumlah satuan pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota IP 27.3 merupakan indikator yang menunjukkan persentase jumlah SD/MI & SMP/MTs yang memiliki Komite Sekolah yang berfungsi baik. Capaian indikator in berada pada rentang terendah sebesar 72% di Subulussalam dan tertinggi dengan nilai capaian 99% terdapat di Kab Pidie, Kab Aceh Tenggara dan Kab Simeulue.

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013 Laporan Tahun 2013 Bidang Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Tahun 2013 I PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN / KOTA 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) No. Indikator Kinerja Program A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Satuan Tabel 2.7. Pencapaian Kinerja pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016 Target Target Kinerja Program Realisai

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP) SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR SUB INDIKATOR KEGIATAN VOL SATUAN NILAI JUMLAH TARGET JUMLAH DANA TARGET JUMLAH DANA 2013 Rp 2014 Rp 1 2 3 1

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Barat... 4 Menurut Kecamatan 1.2 Luas Kabupaten Lombok Barat Menurut Kecamatan... 4 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis...

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) SLINN LMPIRN III PERTURN MENTERI PENDIDIKN DN KEBUDYN NOMOR 23 THUN 2013 TENTNG PERUBHN TS PERTURN MENTERI PENDIDIKN NSIONL NOMOR 15 THUN 2010 TENTNG STNDR MINIML PENDIDIKN DSR DI KBUPTEN/KOT. NLISIS STNDR

Lebih terperinci

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN/KOTA : BANYUWANGI PROVINSI : JAWA TIMUR NO TARGET (%) PROGRAM/ KEGIATAN masukkan bahan RENCANA PEMBIAYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Lebih terperinci

Hasil Perhitungan SPM

Hasil Perhitungan SPM THE WORLD BANK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara Juli 2012 Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Menggunakan Aplikasi TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools)

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 1 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan PANDUAN APLIKASI Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KATA PENGANTAR merupakan aplikasi yang didesain untuk menghasilkan output Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan per 1 Januari 2001 telah memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya, berdasarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via  pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB. Lampiran 1 Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan. Wawancara dilakukan via E-mail pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul

Lebih terperinci

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar;

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar; SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKANASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2O1O TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMA TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

Kondisi baik 425 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0

Kondisi baik 425 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0 e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL PENGOLAHAN DATA STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) GUNA KESEDIAAN INFORMASI CAPAIAN LAYANAN PENDIDIKAN PADA

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 No. 42/09/12/Th I, 03 September 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH JANUARI APRIL 2012 SEBANYAK 201.605,53 TON Produksi beras provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Sugiyono (2009, hlm.3) diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 53/11/TH XVI, 6 November 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 10,3 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS PENDIDIKAN ROADMAP PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN

Lebih terperinci

Kondisi baik 102 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0

Kondisi baik 102 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0 e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah Sebagaimana yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, pada bab pembahasan ini peneliti akan menjelaskan evaluasi

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO Subangun FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo pak.b.jozz@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16 TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Siswa Miskin Penerima Beasiswa untuk Menempuh Pendidikan Dasar % 65,62 68,13 7,65 71,9 73,16 74,42 74,42 74,42 Dinas Pendidikan Jumlah siswa miskin SD/MI/SMP/MTs

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume V, Nomor 01 Januari 2015

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume V, Nomor 01 Januari 2015 AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume V, mor Januari PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) DI KOTA BANJARMASIN TAHUN Hidayat Ma

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Nurlatifah, dkk. Implementasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan di SD 22 IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.52 /11/TH.XVII, 5 November 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 B P S P R O V I N S I A C E H No. 11/02/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 25/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL Esti Setiawati Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 46/11/11/Th.V, 5 November 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,10 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH i Kebijakan otonomi memberikan peluang bagi daerah provinsi, kabupaten dan kota untuk mengaktualisasi kewenangan dan kemandiriannya dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan dapat dilihat dari indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 No. 39/08/THXVIII.3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 501.893 KUINTAL, CABAI RAWIT SEBESAR 528.704 KUINTAL, DAN BAWANG MERAH SEBESAR

Lebih terperinci

LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL

LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL 1.1 2.1 2.3 3.1 4.1 4.3 5.2 7.1 8.1 9 11 13 14.2 15.2 16.2 18.1 19.1 19.3 20.2 21.1 22.1 22.3 23.2 24.1 25.1 25.3 26.2 27.1 27.3 LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL 120,00% Capaian

Lebih terperinci

RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015

RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015 RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Rencana Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Tahun 2015 disusun dengan berpedoman pada RKPD Tahun 2015 Kota Tangerang.

Lebih terperinci

Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses

Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses PBPSA Decentralized Basic Education 1 Management and Governance Edisi Juli 2011 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Pelaksanaan SI dan SKL

Pelaksanaan SI dan SKL PERBEDAAN KURIKULUM 2004 Dan KTSP (Sesuai PP No. 19 th 2005) ESENSI PERBEDAAN KURIKULUM 2004 PENAMAAN MANAJEMEN Kurikulum 2004 atau KBK Ujicoba, pemodelan dan MBS dilakukan oleh pusat (Direktiorat dan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PESERTA POST TEST (UKG II) Deskripsi Jumlah Sasaran [Orang] Terdaftar 460,279 Menyelesaikan Ujian 427,189 (92.81%) Belum Ujian 33,090 (7.19% ) Orang Modul 833,566 61,654 UKG 2015 POST TEST (UKG II) NO

Lebih terperinci

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI TIM PKP SPM DIKDAS

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI TIM PKP SPM DIKDAS Tutorial Pengisian Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI 2017 TIM PKP SPM DIKDAS Instrumen SPM DIKDAS terdiri dari 6 Lembar Kerja (6 Sheet) Cara Pengisian Sheet Profil Lembaga Cara Pengisian Sheet

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa pembaharuan

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

Lebih terperinci

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM. SMP / MTs TIM PKP SPM DIKDAS

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM. SMP / MTs TIM PKP SPM DIKDAS Tutorial Pengisian Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SMP / MTs 2017 TIM PKP SPM DIKDAS Instrumen SPM DIKDAS terdiri dari 6 Lembar Kerja (6 Sheet) Cara Pengisian Sheet Profil Lembaga Cara Pengisian Sheet

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK

Lebih terperinci

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013 Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013 Rp. Triliun Belanja Infrastruktur Aceh meningkat lebih dua kali lipat sejak tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/Th.XIX, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Provinsi Aceh Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd.

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasilguna, bertanggung jawab dan untuk lebih

Lebih terperinci

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal Misi 4. Mewujud Peningkatan yang Berkualitas tanpa Meninggal Kearifan Lokal No PROGRAM SI AWAL PENG GUNG WAB 1 Program anak usia dini, Wajib belajar pendidi dasar, menengah, dan nonformal 2 Program pendidi

Lebih terperinci

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH Oleh: Kabid Pengembangan Investasi Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013 OUTLINE I II DASAR HUKUM PELAKSANAAN MAKSUD,TUJUAN DAN SASARAN PENGENDALIANUNGSI & MANFAAT LKPM

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 23/05/Th.XX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Provinsi Aceh Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1 IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PENGERTIAN KURIKULUM (Pasal 1 UU No. 0 Tahun 00) Seperangkat rencana & pengaturan SNP Tujuan

Lebih terperinci

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan. Masyarakat yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya masih belum banyak tersentuh oleh program-program

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31 AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 SD/MI % 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 Dinas Pendidikan Jumlah SD/MI jumlah SD/MI kali 1% diharapkan di tahun 218 tinggal 1,1%

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 472 TAHUN 2011 TANGGAL

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 472 TAHUN 2011 TANGGAL A. BIDANG PENDIDIKAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 472 TAHUN 2011 TANGGAL 1-8 - 2011 STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN DASAR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT NO JENIS PELAYANAN

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2): (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 35, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka perluasan

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh ht t p: //w

Lebih terperinci

DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL

DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL Januari 0 Fasilitasi untuk Kab/Kota Rintisan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil mulai berlaku efektif pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali membaik, terlihat dari TPAK yang menunjukkan peningkatan dari 61,77% pada Agustus 2012 menjadi 65,56% per Februari

Lebih terperinci

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Jafriansen Damanik friansen@yahoo.com STKIP Purnama Jakarta ABSTRACT Many sides quest on the needs of two standards

Lebih terperinci

2. JELASKAN DENGAN SINGKAT GAMBARAN SESUNGGUHNYA DI KABUPATEN/KOTA ANDA TERKAIT FORMULA DI ATAS.

2. JELASKAN DENGAN SINGKAT GAMBARAN SESUNGGUHNYA DI KABUPATEN/KOTA ANDA TERKAIT FORMULA DI ATAS. PROVINSI : KAB/KOTA : Formula SD/MI - SNP RASIO ROMBONGAN BELAJAR PER RUANG KELAS.. Formula SD/MI - SNP RASIO SISWA SD/MI PER RUANG KELAS Formula SD/MI - SNP RASIO ROMBONGAN BELAJAR PER SEKOLAH SD/MI Formula

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN Suplemen MK Pengelolaan Oleh: Suryadi, M.Pd Mutu pendidikan didasarkan atas mutu input, mutu proses, dan mutu output/ outcome, sebagaimana termuat pada

Lebih terperinci

Desentralisasi Manajemen dan Tatalayanan Pendidikan Dasar yang Lebih Efektif

Desentralisasi Manajemen dan Tatalayanan Pendidikan Dasar yang Lebih Efektif Desentralisasi Manajemen dan Tatalayanan Pendidikan Dasar yang Lebih Efektif Laporan Akhir DBE1 untuk Provinsi Aceh 30 Desember 2011 Laporan ini ditulis oleh Decentralized Basic Education 1 (DBE1) Provinsi

Lebih terperinci

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapun yang dibahas yaitu : Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fasilitas Pendidikan, Angka Putus Sekolah

Lebih terperinci

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN 2013 Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 PENERIMAAN DAERAH 2 Penerimaan Aceh Tengah meningkat secara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 59 TATTUN 2Ot2 TENTANG BUPATT MOJOKERTO,

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 59 TATTUN 2Ot2 TENTANG BUPATT MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 59 TATTUN 2Ot2 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDII(AN DI I{ABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MATIA ESA BUPATT MOJOKERTO,

Lebih terperinci

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Jafriansen Damanik STKIP Purnama Jakarta; e-mail: friansen@yahoo.com Abstrak Banyak pihak yang mempertanyakan perlunya

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar

Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar Dr. Esti Setiawati, M.Pd. Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI I Sonosewu No. 117 Yogyakarta 08122761252/setiawatiesti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018

BAHAN PAPARAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH ACEH BAHAN PAPARAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 OLEH : KEPALA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH ACEH ROYAL AMBARRUKMO YOGYAKARTA 4 S/D

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Hand out Seminar Pengembangan KTSP bagi Pengawas, Kepala Sekolah, Guru Kabupaten Donggala, Sulawesi Selatan 1 Desember 2007 Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021 PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013--2020/2021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 KATALOG DALAM TERBITAN

Lebih terperinci