KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2009 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Transkripsi:

LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017

VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil MISI BANK INDONESIA 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional, 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional, 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. TUGAS BANK INDONESIA (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada : Redaksi : Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara Jl. Jos Sudarso No. 1, Ternate Telp : (0921) 3121217 Fax : (0921) 3124017

KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah. Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter, Bank Indonesia Ternate berperan memberikan masukan dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu kebijakan di daerah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih baik di waktu yang akan datang. Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih. Ternate, Mei 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Budiyono Kepala Perwakilan i

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA RINGKASAN UMUM I iii v vi viii x BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 1 1.1 Kondisi Umum 1 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 2 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 12 BOKS I KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN UMKM 23 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH 28 2.1 Kondisi Umum 28 2.2 Pendapatan Daerah 31 2.3 Belanja Daerah 33 2.4 Defisit dan Pembiayaan BAB III INFLASI DAERAH 35 3.1 Kondisi Umum 35 3.2 Perkembangan Inflasi Kota Ternate 36 3.3 Faktor-Faktor Penggerak Inflasi 43 BAB IV SISTEM KEUANGAN DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN 49 4.1 Kondisi Umum Perbankan 49 4.2 Stabilitas Sistem Keuangan 55 BAB V SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOAAN UANG 59 5.1 Kondisi Umum 59 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 59 5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 63 BOKS II PERKEMBANGAN PENOLAKAN UANG LOGAM 67 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 69 6.1 Kondisi Umum 69 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan 69 6.3 Pengangguran 72 6.4 Nilai Tukar Petani (NTP) 73 6.5 Tingkat Kemiskinan 76 iii

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN 79 7.1 Prospek Perekonomian Makro 79 7.2 Prospek Inflasi Daerah 81 7.3 Prospek Perbankan 82 iv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan 3 Tabel 1.2 Realisasi Investasi Triwulan I 2014 di Maluku Utara 7 Tabel 1.3 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 13 Tabel 1.4 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 15 Tabel 1.5 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 16 Tabel 1.6 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 16 Tabel 1.7 Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil 20 Tabel 2.1 Perkembangan Anggaran Pendapatan Pemprov Maluku Utara (dalam miliar rupiah) Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemprov Maluku Utara (dalam miliar rupiah) Tabel 2.3 Perkembangan Anggaran Belanja Pemprov Maluku Utara (dalam juta rupiah) Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemprov Maluku Utara (dalam juta rupiah) Tabel 2.5 Perkembangan Anggaran Belanja Pemprov Maluku Utara (dalam juta rupiah) Tabel 2.6 Perkembangan Anggaran Belanja Pemprov Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 30 30 32 32 33 34 Tabel 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan Jasa 36 (%) Tabel 3.2 Kondisi Inflasi/Deflasi & Andil Kelompok Pengeluaran Kota Ternate 37 Tabel 3.3 Laju Inflasi Triwulanan (qtq) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) 38 Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan I 2014 62 Tabel 5.2 Kegiatan Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah Triwulan I 2014 62 Tabel 5.3 Perkembangan Cek/BG 64 Tabel 5.4 Perkembangan Perputaran Kliring 64 Tabel 5.5 Perkembangan RTGS 65 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara 70 Tabel 6.2 Sebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan 71 Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan Utama 72 Tabel 6.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Di Wilayah Sulampua 74 Tabel 6.5 Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara Per Subsektor 75 Tabel 6.6 Perkembangan Penduduk Miskin di Maluku Utara 76 Tabel 6.7 Perkembangan Garis Kemiskinan di Maluku Utara 77 Tabel 7.1 Perkembangan Produksi Ikan Tangkap 80 v

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1.1 Perkembangan PDRB Maluku Utara 1 Grafik 1.2 Struktur PDRB Sisi Penggunaan 2 Grafik 1.3 Perkembangan Konsumsi Masyarakat 4 Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) 4 Grafik 1.5 Indeks Penadpatan Rumah Tangga (IPRT) 4 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 4 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) 5 Grafik 1.8 Volume Bongkar Bahan Makanan (Ton/M 3 ) 5 Grafik 1.9 Volume Bongkar Telur (Ton/M 3 ) 5 Grafik 1.10 Volume Bongkar Minuman Ringan (Ton/M 3 ) 6 Grafik 1.11 Volume Bongkar Bawang (Ton/M 3 ) 6 Grafik 1.12 Volume Bongkar Beras Umum Non Dolog (Ton/M 3 ) 6 Grafik 1.13 Total Volume Bongkar (Ton/M 3 ) 6 Grafik 1.14 Perkembangan Investasi di Maluku Utara 7 Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Investasi 7 Grafik 1.16 Perkembangan Konsumsi Semen 7 Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Pemerintah 8 Grafik 1.18 Perkembangan Giro Pemerintah 8 Grafik 1.19 Perkembangan PDRB Sektor Ekspor 9 Grafik 1.20 Perkembangan Volume Ekspor 10 Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Ekspor 10 Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Kopra 11 Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Nikel 11 Grafik 1.24 Perkembangan Harga Internasional 11 Grafik 1.25 Perkembangan Volume Muat Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate 12 Grafik 1.26 Perkembangan PDRB Riil Sektor Impor 12 Grafik 1.27 Perkembangan Kegiatan Impor 12 Grafik 1.28 Struktur PDRB Sisi Penawaran 13 Grafik 1.29 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 14 Grafik 1.30 Perkembangan Kredit Pertanian 17 Grafik 1.31 Perkembangan Kinerja Ikan Tangkap 17 Grafik 1.32 Perkembangan PDRB Riil Sektor PHR 18 Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Sektor PHR 19 Grafik 1.34 Perkembangan TPK 19 Grafik 1.35 Perkembangan PDRB Riil Sektor Industri Pengolahan 19 Grafik 1.36 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertambangan dan Penggalian 22 Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian 22 Grafik 2.1 Perkembangan APBD Maluku Utara (dalam juta rupiah) 28 Grafik 2.2 Perkembangan APBD Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate, Sulampua & Nasional 36 Grafik 3.2 Laju Inflasi Bulanan (mtm) Kota Ternate, Sulampua & Nasional 39 Grafik 3.3 Inflasi dan Andil Kota Ternate Menurut Kelompok Barang & Jasa Januari 40 2014 Grafik 3.4 Inflasi dan Andil Kota Ternate Menurut Kelompok Barang & Jasa Februari 2014 41 Grafik 3.5 Inflasi dan Andil Kota Ternate Menurut Kelompok Barang & Jasa Maret 43 vi

2014 Grafik 3.6 Pergerakan Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya 44 Grafik 3.7 Pergerakan Harga Nikel dan Emas Internasional 45 Grafik 3.8 Pergerakan Harga Crude Oil West Texas Intermediate 45 Grafik 3.9 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika 46 Grafik 3.10 Volume Tangkap dan Nilai Ikan Tangkap 47 Grafik 3.11 Perkembangan Harga Ikan Tangkap 47 Grafik 4.1 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 50 Grafik 4.2 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 50 Grafik 4.3 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 51 Grafik 4.4 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 52 Grafik 4.5 Perkembangan Bank Syariah 53 Grafik 4.6 Perkembangan BPR/S 54 Grafik 4.7 Perkembangan NPL s Perbankan 55 Grafik 4.8 Struktur Aliran Dana Kredit Sektoral 55 Grafik 4.9 Pangsa Kredit Sektor Rumah Tangga 56 Grafik 4.10 Pangsa Kredit UMKM 57 Grafik 5.1 Aliran Kas Uang Kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Malut 60 Grafik 5.2 Perkembangan Aliran Kas Uang Kartal (yoy) di Kantor Perwakilan Bank 60 Indonesia Prov. Malut Grafik 5.3 Perkembangan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) 61 Grafik 5.4 Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KPw BI Prov. 63 Grafik 5.5 Perkembangan RTGS Kota Ternate 65 Grafik 6.1 Sebaran Tenaga Kerja Per Sektoral di Maluku Utara 71 Grafik 6.2 Perkembangan Jumlah Pengangguran dan TPT Maluku Utara 73 Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara 74 vii

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA A. Inflasi dan PDRB MAKRO INDIKATOR 2012 2013 2014 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 133,20 134,73 135,68 136,87 138,49 138,68 148,78 150,25 112,16 Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 4,5 4,3 3,9 3,3 4,0 2,9 9,66 9,78 8,80 PDRB - harga konstan (Milyar Rp) 279,75 284,53 287,77 287,76 1139,81 289,47 288,85 292,17 294,28 - Pertanian 33,8 31,9 32,9 33,9 132,4 33,9 33,4 33,4 28,57 - Pertambangan & Penggalian 97,13 98,30 99,38 98,21 393,02 100,25 102,88 104,50 107,89 - Industri Pengolahan 3,98 4,05 4,15 4,23 16,41 4,18 4,31 4,35 4,60 - Listrik, Gas & Air Bersih 16,33 17,03 17,56 17,78 68,69 17,31 17,63 17,93 18,18 - Bangunan 241,55 246,61 259,41 265,32 1012,89 268,65 280,00 288,35 301,78 - Perdagangan, Hotel & Restoran 67,71 69,06 71,04 72,03 279,84 71,74 72,45 73,94 76,69 - Pengangkutan & Komunikasi 30,88 31,45 32,29 32,32 126,94 32,33 33,58 34,38 35,28 - Keuangan, Persewaaan & Jasa 65,95 68,28 70,02 71,22 275,47 69,61 72,37 74,32 75,89 - Jasa 837,07 851,22 874,48 882,73 3445,50 887,45 905,45 923,30 943,17 Pertumbuhan PDRB (yoy %) 7,3 7,3 6,3 5,8 6,0 6,4 5,6 6,5 6,3 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 0,17 0,09 0,11 0,18 0,19 0,18 0,15 0,20 0,02 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 3,86 1,89 2,36 4,56 4,62 1,36 3,93 6,38 0,65 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 0,0034 0,0058 0,0000 0,0009 0,0002 0,0020 0,0016 0,0008 0,0012 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 0,0014 0,0037 0,0000 0,0013 0,0000 0,0043 0,0017 0,0010 0,0003 viii

B. Perbankan INDIKATOR 2012 2013 2014 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp milyar) 5072,35 5266,31 5.477,92 5.791,38 5.906,48 5.959,34 6262,19 6602,52 6461,46 DPK (Rp milyar) 12441,08 12905,37 4.461,72 4.424,58 4.792,54 4.743,51 4.923,28 4.830,80 5080,11 - Tabungan 4056,92 4419,18 2.351,96 2.737,29 2.513,83 2.598,37 2.786,21 3.170,73 2942,67 - Giro 6126,83 6392,95 1.323,81 865,03 1.390,55 1.282,53 1.290,50 779,16 1183,25 - Deposito 2257,34 2273,00 785,95 822,26 888,16 862,61 846,56 880,90 954,19 Kredit (Rp milyar) 3299,83 3552,11 3.708,30 3.864,23 4.025,03 4.375,88 4508,43 4.631,48 4712,95 - Modal Kerja 1119,04 1356,45 1.164,32 1.169,31 1.185,19 1.278,99 1278,46 1.295,95 1279,74 - Konsumsi 300,28 330,14 2.196,47 2.334,80 2.469,36 2.623,35 479,15 483,46 2950,47 - Investasi 1880,50 1865,52 347,51 360,13 370,48 473,54 479,15 483,46 482,74 LDR 76,51 81,61 83,1 87,3 84,0 92,2 91,57 95,87 92,77 Kredit UMKM (Rp milyar) Kredit Mikro (Rp milyar) 254,13 405,79 222,32 224,39 235,73 255,97 249,11 266,43 271,96 Kredit Kecil (Rp milyar) 650,16 810,30 761,40 805,70 790,40 840,55 820,45 830,03 740,44 Kredit Menengah (Rp milyar) 242,57 299,90 273,13 260,39 282,47 335,78 347,74 355,90 338,81 Total Kredit MKM (Rp milyar) 1.275,70 1.250,02 1.256,85 1.290,48 1.308,60 1.432,30 1.417,30 1452,35 1351,22 NPL 1,94 2,16 2,20 1,98 2,53 2,84 3,17 2,78 3,08 Keterangan: Definisi UMKM mengikuti skala usaha berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM ix

Ringkasan Umum GAMBARAN UMUM Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan pada triwulan I 2014 tercatat sebesar Rp. 943,16 miliar, naik cukup tinggi sebesar 6.28% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara berada diatas rata-rata pertumbuhannya selama lebih dari satu dekade terakhir (2002 triwulan I 2014) yang tercatat pada level 5,99%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di pembukaan tahun ini masih berada diatas pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,21% (yoy). Laju kenaikan harga barang dan jasa tahunan (yoy) di Maluku Utara yang direpresentasikan oleh Kota Ternate di triwulan awal 2014 yaitu tercatat sebesar 8,80% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan data periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,97% (yoy). Tekanan inflasi yang dialami oleh Kota Ternate juga terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional dan Zona Sulampua (Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua) yang masing-masing tercatat sebesar 7,32% (yoy) dan 7.32% (yoy). PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Dari sisi permintaan (penggunaan), pertumbuhan ekonomi utamanya digerakkan oleh seluruh komponen permintaan kecuali ekspor yang tercatat tumbuh negatif sebesar -8,5% (yoy) yang dipengaruhi oleh terhentinya kegiatan ekspor dari sektor pertambangan. Disisi yang berlawanan, impor tumbuh signifikan sebesar 11,4% (yoy). Namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sektor yang tumbuh negatif adalah pengeluaran konsumsi pemerintah -2,98% (qtq), pembentukan modal tetap bruto - 1,05% (qtq) serta ekspor barang dan jasa yang turun lebih dalan dibandingkan data tahunannya sebesar -1,62% (qtq). Sementara itu, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi Ringkasan Umum x

pemerintah dan impor terakselerasi pertumbuhannya masing-masing sebesar 1,84% (qtq), 4,07% (qtq), dan 1,17% (qtq). KEUANGAN PEMERINTAH Pada tahun 2014, Pemerintah Provinsi Maluku Utara memiliki target pendapatan dalam APBD sebesar Rp1,61 triliun, meningkat 6,22% (yoy) atau naik sebanyak Rp94,87 milyar dibandingkan dengan target pendapatan pada APBD Perubahan (APBD-P) 2013. Sementara itu, target belanja di tahun 2014adalah sebesar Rp1,56 triliun atau turun-3,38% (yoy) atau sebanyak Rp54,77 milyar dibandingkan dengan target pengeluaran APBD-P 2013. Dengan demikian, pada tahun 2014 akan terjadi surplus anggaran sebesar Rp52,50 miliar dimana kondisi ini berbalik dari tahun 2012 dan 2013 dimana Provinsi Maluku Utara selalu defisit dalam APBD. Angka dalam APBD 2014 masih mungkin akan mengalami perubahan dan menjadi APBD- P 2014 jika pemerintah Provinsi Maluku Utara menganggap perlu koreksi sesuai dengan perubahan kebutuhan sepanjang tahun 2014. INFLASI DAERAH Laju kenaikan harga barang dan jasa tahunan (yoy) di Maluku Utara yang direpresentasikan oleh Kota Ternate di triwulan awal 2014 yaitu tercatat sebesar 8,80% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan data periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,97% (yoy). Tekanan inflasi yang dialami oleh Kota Ternate juga terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional dan Zona Sulampua (Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua) yang masing-masing tercatat sebesar 7,32% (yoy) dan 7.32% (yoy). Ringkasan Umum xi

SISTEM KEUANGAN DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN Secara umum kinerja perbankan di Maluku Utara pada triwulan I-2014 menunjukan perkembangan positif, baik secara kelembagaan maupun secara keuangan. Walaupun Aset perbankan pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan, namun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang disalurkan mengalami peningkatan. Pada triwulan laporan tingkat pertumbuhan penyaluran dana tercatat lebih tinggi dibandingkan penghimpunan DPK sehingga mengakibatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat. Peningkatan penyaluran kredit ini juga diiringi peningkatan rasio Non Performing Loan s (NPL) yang sedikit meningkat, namun demikian rasio ini masih berada didalam batas aman yang ditetapkan. Secara kelembagaan di tahun 2014, akan ada penambahan jaringan kantor Bank Umum Syariah, BPRS dan BPR yang tersebar di wilayah Maluku Utara dan sedang proses perizinan di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG Aliran uang kartal pada triwulan I 2014 di Maluku Utara menunjukkan net Inflow yang berarti jumlah uang yang masuk ke khasanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (setoran, penukaran, kas keliling) lebih besar dibandingkan dengan uang kartal ke masyarakat (bayaran, penukaran, kas keliling). Selama triwulan laporan tercatat bahwa terdapat 1.059.286 lembar uang tidak layak edar (UTLE) yang masuk ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, turun signifikan sebesar 69,47% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau turun 35,07% dibandingkan triwulan IV 2013. Jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara selama triwulan I 2014 sebanyak 10 lembar, naik dibandingkan jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan IV 2013 yaitu sebanyak 5 lembar atau naik 900% (yoy) dan naik 100% jika dibandingkan triwulan IV 2013.. Ringkasan Umum xii

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Maluku Utara periode Februari 2014 menunjukkan pertumbuhan negatif jika dilihat dari penambahan jumlah pengangguran. Kondisi ini terjadi seiring dengan naiknya jumlah pendudukumur 15 tahun keatas yang diikuti olehbertambahnya jumlah angkatan kerja. Jumlah pengangguran yang meningkat ini pada akhirnya menggiring turunnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) secara tahunan serta naiknya tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Maluku Utara.. PROSPEK PEREKONOMIAN Menyambut tahun 2014, Provinsi Maluku Utara masih diperkirakan tumbuh pada level yang menggembirakan yaitu sebesar 6,06%±1 (yoy). Sumber pertumbuhan diawal tahun 2014 diperkirakan masih berasal dari tiga sektor utama yang selama ini menjadi motor ekonomi Malut yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor pertambangan yang digadangkan menjadi salah satu sektor utama di masa yang akan datang diperkirakan akan mengalami penurunan lebih tajam dari triwulan I 2014 terutama dari sisi ekspor yang merupakan dampak dari pemberlakuan UUD Minerba. Tekanan inflasi Kota Ternate sebagai representasi Provinsi Maluku Utara diperkirakan akan meningkat sepanjang triwulan II 2014 dibandingkan dengan data historisnya yaitu dikisaran 8,81%±1 (yoy). Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga di level 7,5% diperkirakan akan memberikan dorongan positif terhadap perbaikan kondisi Current Account Defisit (CAD) Indonesia. Namun disisi lain akan menambah beban bagi pihak perbankan karena mereka harus menaikkan suku bunga baik suku bunga kredit maupun tabungan. Ringkasan Umum xiii

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1.1 Kondisi Umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan pada triwulan I 2014 tercatat sebesar Rp943,16 miliar, naik cukup tinggi sebesar 6.28% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara berada diatas rata-rata pertumbuhannya selama lebih dari satu dekade terakhir (2002 triwulan I 2014) yang tercatat pada level 5,99%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di pembukaan tahun ini masih berada diatas pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,21% (yoy). Perekonomian Indonesia memang diprediksi tumbuh melambat di tahun 2014 dan hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan Maluku Utara. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, Maluku Utara tercatat tumbuh tipis sebesar 1,82% (qtq). Perlambatan perekonomian ini juga disumbang oleh menurunnya produktivitas sektor pertambangan pasca implementasi UU Minerba. Grafik 1.1 Perkembangan PDRB Maluku Utara 1,000,000.0 900,000.0 800,000.0 700,000.0 600,000.0 500,000.0 400,000.0 300,000.0 200,000.0 100,000.0 - PDRB g_yoy (aksis kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2010 2011 2012 2013 2014 10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 - Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Dari sisi permintaan (penggunaan), pertumbuhan ekonomi utamanya digerakkan oleh seluruh komponen permintaan kecuali ekspor yang tercatat tumbuh negatif sebesar -8,5% (yoy) yang dipengaruhi oleh terhentinya kegiatan ekspor dari sektor pertambangan. Disisi yang berlawanan, impor tumbuh signifikan sebesar 11,4% (yoy). Namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sektor yang tumbuh negatif adalah pengeluaran konsumsi pemerintah -2,98% (qtq), 1

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH pembentukan modal tetap bruto -1,05% (qtq) serta ekspor barang dan jasa yang turun lebih dalan dibandingkan data tahunannya sebesar -1,62% (qtq). Sementara itu, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah dan impor terakselerasi pertumbuhannya masing-masing sebesar 1,84% (qtq), 4,07% (qtq), dan 1,17% (qtq). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sebesar 6,28% (yoy) ini disumbangkan oleh seluruh sektor kecuali sektor pertambangan yang tercatat tumbuh negatif sebesar -15,75% (yoy). Sedangkan sektor lainnya terakselerasi secara variatif. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) melesat 12,33% (yoy), listrik, gas dan air bersih 10,07% (yoy), keuangan 9,13% (yoy), dan keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 9,03% (yoy). Sedangkan sektor pertanian sebagai pemilik share terbesar PDRB tumbuh 1,66% (yoy). Proses pemungutan suara pemilihan anggota legislatif (PILEG) berlangsung dengan aman dan lancar serta tidak ada kejadian force major lainnya yang mengganggu kestabilan di Maluku Utara sehingga mendukung lancarnya kegiatan perekonomian hingga akhir triwulan laporan. 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan (penggunaan) pada triwulan I 2014 masih didominasi oleh konsumsi masyarakat dengan pangsa 85,28%. Konsumsi pemerintah juga memiliki peran yang cukup besar dengan pangsa sebesar 29,97%. Sementara itu kegiatan pembentukan modal tetap bruto/investasi (PMTB) memiliki pangsa 8,15%. Ekspor memiliki pangsa sebesar 22,38%, kemudian impor dan perubahan stok yang menjadi komponen pengurang PDRB masing-masing memiliki pangsa sebesar 27,29% dan 8,7%. Grafik 1.2 Struktur PDRB Sisi Penggunaan Ekspor, 22.4% Impor, 27.3% Kons. Rumah Tangga, 84.4 % Kons. Pemerintah, 30.0% Perubahan Stok, -18.5% PMTB, 8.1% Kons. Swasta, 0.9% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 2

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Konsumsi lembaga swasta nirlaba mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi di triwulan I 2014 sebesar 13,2% (yoy) atau 4,07% (qtq) namun dikarenakan jumlahnya yang kecil sehingga share terhadap PDRB sisi permintaan hanya sebesar 0,7%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang memiliki andil terbesar (84,4%) kepada PDRB Maluku Utara mencatatkan angka pertumbuhan sebesar 7,0% (yoy) atau 1,84% (qtq). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan masih ditopang oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini terkonfirmasi dengan terakselerasinya pertumbuhan tahunan impor yang tercatat sebesar 11,4% (yoy) atau lebih tinggi 1,17% (qtq). Selain itu, naiknya laju pertumbuhan impor juga berarti semakin tingginya ketergantungan Maluku Utara terhadap barang-barang impor dalam pemenuhan kebutuhannya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Maluku Utara. Ekspor Maluku Utara yang mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar -8,5% (yoy) atau -9,01% (qtq) yang disebabkan oleh berhentinya kegiatan ekspor bijih nikel per Februari 2014. Bijih nikel adalah komoditas ekspor utama Maluku Utara dengan rata-rata share sebesar ±98%. Tabel 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan Komponen Penggunaan (yoy) Kontribusi (%) Konsumsi Masyarakat 7.1 85.28% Konsumsi Pemerintah 7.9 29.97% PMTB 5.6 8.15% Ekspor -8.5 22.38% Dikurangi Impor 11.4 27.29% PDRB 6.5 6.5 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 1.2.1 Konsumsi Pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan masih terjaga pada tingkat yang baik dan relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Konsumsi masyarakat yang terdiri dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 7,1% (yoy) atau 0,7% lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Beberapa faktor yang memicu pertumbuhan konsumsi masyarakat adalah naiknya pendapatan masyarakat (penyesuaian gaji pegawai negeri sipil atau PNS) serta pelaksanaan PILEG 2014 walaupun andil yang diberikan ketiga faktor terakhir kurang signifikan terhadap konsumsi masyarakat secara aggregat di triwulan laporan karena tingkat konsumsi masyarakat Malut yang notabene sudah tinggi. 3

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Berdasarkan indeks tendensi konsumen (ITK) di triwulan I 2013, yang tercatat sebesar 111,0 yang berarti bahwa kondisi ekonomi masyarakat meningkat dan tingkat optimisme konsumen naik tipis jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 110,83. Selain itu, peningkatan kondisi ekonomi konsumen ini didorong oleh peningkatan indeks penerimaan rumah tangga (IPRT) saat ini sebesar 114,60 atau naik 12,5%(yoy) atau 3,2% (qtq). 900,000.00 800,000.00 700,000.00 600,000.00 500,000.00 400,000.00 300,000.00 200,000.00 100,000.00 - Grafik 1.3 Perkembangan Konsumsi Masyarakat I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2010 2011 2012 2013 2014 Kons. Masyarakat g_yoy (aksis kanan) 10.00% 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% 116 114 112 110 108 106 104 102 100 98 96 Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) ITK g_yoy (aksis kanan) 113.23 111.7 110.83 111.0 107.8 108.6 109.4 107.15 102.45 I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% -4.00% -6.00% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Konsumsi masyarakat yang tumbuh positif ini juga ditandai dengan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan dimana kredit konsumsi tercatat tumbuh signifikan sebesar 19,48% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,07% (yoy) maupun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 29,04% (yoy).. Grafik 1.5 Indeks Penadpatan Rumah Tangga (IPRT) Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 120.00 115.00 110.00 105.00 100.00 95.00 103.63 102.47 110.10 IPRT 104.98 103.82 111.15 109.67 g_yoy (aksis kanan) 106.87 104.98 101.88 112.81 111.04 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 0.14 0.12 114.60 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0-0.02-0.04-0.06 3,500.00 3,000.00 2,500.00 2,000.00 1,500.00 1,000.00 500.00 - Kredit Konsumsi g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 4

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) sebagai gambaran tingkat daya beli petani di Maluku Utara tercatat sebesar 103,24 pada akhir triwulan laporan atau naik sebesar 2,29% (qtq) atau 2,43% (yoy). NTP Malut menunjukkan tren meningkat sejak oktober.dengan kata lain, pertumbuhan konsumsi Malut digerakkan oleh masyarakat baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) 103.00 102.00 101.00 100.00 99.00 98.00 97.00 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% -0.50% -1.00% -1.50% -2.00% 2012 2013 2014 NTP g_yoy Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat di Maluku Utara juga terlihat dari pergerakan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate pada sebagian besar komoditas yang dikirim dari luar daerah seperti Surabaya, Makassar dan Bitung (Manado). Grafik 1.8 Volume Bongkar Bahan Makanan (Ton/M 3 ) Grafik 1.9 Volume Bongkar Telur (Ton/M 3 ) 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Volume Bongkar g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 140.0% 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% -20.0% -40.0% -60.0% 700 600 500 400 300 200 100 0 Volume Bongkar g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 400.0% 350.0% 300.0% 250.0% 200.0% 150.0% 100.0% 50.0% 0.0% -50.0% -100.0% 2012 2013 2014 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 2012 2013 2014 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 5

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Grafik 1.10 Volume Bongkar Minuman Ringan (Ton/M 3 ) 1200 1000 800 600 400 200 0 Volume Bongkar g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2012 2013 2014 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 500.0% 400.0% 300.0% 200.0% 100.0% 0.0% -100.0% -200.0% 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Grafik 1.11 Volume Bongkar Bawang (Ton/M 3 ) Volume Bongkar g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2012 2013 2014 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 6000.0% 5000.0% 4000.0% 3000.0% 2000.0% 1000.0% 0.0% -1000.0% Grafik 1.12 Volume Bongkar Beras Umum Non Dolog (Ton/M 3 ) Grafik 1.13 Total Volume Bongkar (Ton/M 3 ) 25000 20000 15000 10000 5000 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 Volume Bongkar g_yoy (aksis kanan) 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% -20.0% 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 0.00 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3-40.0% 2012 2013 2014 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 2011 2012 2013 Sumber : PT Pelindo Cabang Ternate 1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Pertumbuhan investasi atau modal tetap domestik bruto (PMTB) pada triwulan I 2014 masih terjaga pada tingkat yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,6% (yoy), walaupun mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 10,7% (yoy). Namun secara nominal terpantau adanya kenaikan investasi di Maluku Utara. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tercatat adanya perlambatan sebesar -1,1% (qtq). Kegiatan investasi pada triwulan laporan digerakkan oleh pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah provinsi Maluku Utara dalam rangka mendukung program MP3EI baik infrastruktur dasar seperti jembatan dan jalan raya ataupun fasilitas pendukung transportasi lainnya seperti pelabuhan yang perannya cukup vital mengingat kondisi geografis Maluku Utara yang berupa kepulauan. Beberapa kegiatan 6

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan smelter nikel di Halmahera Timur, finalisasi jalan lingkar Pulau Morotai, pembangunan jalan raya Sofifi Tobelo, pembangunan Duafa Centre, serta berbagai kegiatan pembangunan lainnya di seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara. Tabel 1.2 Realisasi Investasi Triwulan I 2014 di Maluku Utara Kategori Sektor Tujuan Investasi Jumlah Proyek Nilai Investasi (US$ Ribu) Primer Pertambangan 5 35,202.8 Sekunder Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik 1 267.5 Listrik, Gas dan Air 1 26.9 Tersier Perdagangan dan Reparasi 1 - Total 8 37,214.2 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Grafik 1.14 Perkembangan Investasi di Maluku Utara 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 PMTB g_yoy (aksis kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I 16.0% 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0% 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.16 Perkembangan Konsumsi Semen 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 - Kredit Investasi g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 80.00% 35,000 70.00% 60.00% 30,000 50.00% 25,000 40.00% 20,000 30.00% 20.00% 15,000 10.00% 10,000 0.00% -10.00% 5,000-20.00% - Konsumsi Semen (ton) g_yoy (aksis kanan) 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 500.0% 400.0% 300.0% 200.0% 100.0% 0.0% -100.0% 2011 2012 2013 2014 Sumber : ASI 2012 2013 2014 7

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Selain itu, pertumbuhan investasi di Maluku Utara juga tercermin dari perkembangan kredit investasi yang disalurkan perbankan hingga Maret 2014 tercatat sebesar Rp482,74 miliar atau naik signifikan sebesar 30,30% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan laporan, volume pengadaan semen di Maluku Utara naik sebesar 15,1% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini turut mengkonfirmasi pertumbuhan positif kegiatan investasi dan pembangunan di Maluku Utara baik yang berupa fisik maupun non fisik. 1.2.3 Pengeluaran Pemerintah Kinerja pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan I 2013 tumbuh sebesar 7.86% (yoy), atau turun sebesar -2,98% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Berbeda dari data tahunannya, jika dilihat dari data triwulanannya (qtq) yang turun -2,98%% (qtq), sedangkan triwulan IV 2013 tercatat pertumbuhan sebesar 3,83% (qtq). Penghujung tahun merupakan jadwal penyelesaian berbagai proyek pembangunan pemerintah baik yang dibiayai melalui APBD maupun APBN sehingga pengeluaran pemerintah memang akan lebih intens jika dibandingkan dengan triwulan awal. Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.18 Perkembangan Giro Pemerintah 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Kons. Pemerintah g_yoy (aksis kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 1000.00 900.00 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2011 2012 2013 2014 200.0% 150.0% 100.0% 50.0% 0.0% -50.0% -100.0% 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Giro Pemerintah g_yoy (aksis kanan) Pengeluaran konsumsi pemerintah juga terlihat dari perkembangan saldo giro pemerintah di perbankan, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Pada triwulan I 2014, jumlah saldo pemerintah di perbankan mengalami penurunan sebesar -3,2% dibandingkan posisi di bulan Januari. Secara tahunan, saldo giro pemerintah lebih rendah -32,9% (yoy) jika dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Saldo giro yang dimiliki pemerintah menandakan sejauh mana program kerja yang sudah dijalankan. 8

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1.2.4 Kegiatan Ekspor Impor Kinerja ekspor diawal tahun 2014 terpantau mengalami pertumbuhan negatif sebagai dampak dari berhentinya kegiatan ekspor biji nikel pasca implementasi UUD Minerba sampai nanti smelter selesai dibangun dan perusahaan tambang dapat kembali beroperasi. Perkembangan ekspor pada triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan negatif yaitu turun sebesar -8,45% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnyaatau turun sebesar 9,01% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Penurunan kinerja ekspor ini juga terlihat dari kegiatan ekspor Maluku Utara yang bergerak turun baik secara nilai maupun beratnya. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume ekspor turun sebesar -85,98% (yoy) atau turun -89,86% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan jika dilihat dari total nilai ekspor, Maluku Utara mengalami penurunan yang tidak kalah tajam dengan volume ekspor yaitu sebesar 88,57% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau -89,06% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. yaitu masing-masing sebesar 40% (yoy) dan 10% (yoy). penurunan yang sangat signifikan ini dikarenakan terhentinya kegiatan ekspor biji nikel yang notabene memiliki share ±98% terhadap total ekspor Maluku Utara setiap bulannya. Penurunan ini diprediksi akan bertahan hingga adanya kegiatan produksi di sektor pertambangan baik untuk produk nikel, emas dan hasil tambang lainnya. Saat ini belum ada perusahaan tambang yang beroperasi di Malut dikarenakan sedang dalam proses pembangunan smelter dan sarana penunjang lainnya. Grafik 1.19 Perkembangan PDRB Sektor Ekspor 235.00 230.00 225.00 220.00 215.00 210.00 205.00 200.00 Ekspor g_yoy (aksis kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% -4.00% -6.00% -8.00% -10.00% 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 9

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Grafik 1.20 Perkembangan Volume Ekspor Grafik 1.21 Perkembangan Nilai Ekspor 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 400.0% 300.0% 200.0% 100.0% 0.0% -100.0% -200.0% 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 600.0% 500.0% 400.0% 300.0% 200.0% 100.0% 0.0% -100.0% -200.0% 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Volume (Ton) g_yoy (aksis kanan) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Nilai (Juta USD) g_yoy (aksis kanan) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Melesatnya volume dan nilai ekspor Maluku Utara dimotori oleh meningkatnya ekspor bijih nikel Maluku Utara terlihat sejak September 2012 yang merupakan respon dari kebijakan pemerintah pusat yang melarang perusahaan mengekspor raw material (untuk komoditas tertentu tidak termasuk seperti misalnya batu bara) per Januari 2014 atau lebih dikenal dengan UU Minerba. Selain itu, turunnya harga nikel di pasar global juga mendorong perusahaan nikel untuk meningkatkan kapasitas ekspornya untuk menjaga jumlah margin perusahaan paad level aman. Harga nikel pada akhir triwulan laporan tercatat sebesar USD 15.678/MT, naik 12,6% (qtq) jika dibandingkan triwulan sebelumnya atau turun -6,3% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Semakin besar volume ekspor nikel yang dipasok ke pasar global oleh negara-negara penghasil nikel termasuk Indonesia, menyebabkan over supply komoditas dimaksud dan menarik harga jual nikel pada level yang lebih rendah. Selain itu, hadirnya teknologi baru yang diterapkan pada produksi nikel pig iron sebagai komoditas substitusi dari nikel mengakibatkan turunnya biaya produksi nikel pig iron sehingga harga nikel dunia ikut tertekan. Namun demikian harga nikel kembali terakselerasi sepanjang triwulan I 2014. Terpantau adanya kenaikan yang signifikan setiap bulannya hingga akhir triwulan laporan. 10

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Kopra Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Nikel 1,000,000.0 900,000.0 800,000.0 700,000.0 600,000.0 500,000.0 400,000.0 300,000.0 200,000.0 100,000.0-1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 160.0 140.0 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Volume (Ton) Nilai Volume Nilai Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Ribu $ 30 25 20 15 10 5 0 Grafik 1.24 Perkembangan Harga Internasional Nikel Emas 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 2011 2012 2013 2014 Sumber : IMF Sementara itu, perkembangan aktivitas ekspor antar daerah tercermin dari kegiatan muat barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate yang juga mencatat pertumbuhan negatif baik secara tahunan maupun triwulanan. Selama triwulan laporan, tercatat volume muat barang sebesar 5.592 ton/m 3 atau turun sebesar -5,8% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan turun signifikan sebesar 13,7% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Volume muat barang di Maluku Utara sangat fluktuatif dimana komoditas ekspor antar daerah Maluku Utara merupakan hasil pertanian, hasil hutan dan perikanan yang notabene sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Sehingga ketika cuaca mendukung dan kapasitas produksi meningkat pada musim panen maka barang yang diekspor ke daerah lain akan berjumlah lebih banyak dari biasanya demikianpun sebaliknya. 11

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Grafik 1.25 Perkembangan Volume Muat Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2011 2012 2013 2014 250.0% 200.0% 150.0% 100.0% 50.0% 0.0% -50.0% -100.0% Volume Muat Barang (Ton) Sumber : Pelindo g_yoy (aksis kanan) Sementara itu, perkembangan impor Maluku Utara terpantau tumbuh sebesar 11,43% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, impor tumbuh sebesar 1,17% (qtq). Kenaikan volume impor ini menunjukkan bahwa jenis dan jumlah kebutuhan masyarakat Malut sudah bertambah signifikan dibanding tahun sebelumnya. Secara agregat, impor dalam negeri masih menjadi pemilik pangsa utama kegiatan impor Maluku Utara. Grafik 1.26 Perkembangan PDRB Riil Sektor Impor Grafik 1.27 Perkembangan Kegiatan Impor 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 Impor g_yoy (aksis kanan) 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 Berat Nilai 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 0.00 I II III IV I II III IV I II III IV I 0.00% 0.00 I II III IV I II III IV I II III IV I -5.00 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, 1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran Struktur perekonomian Maluku Utara di triwulan IV 2013 sedikit bergeser dibandingkan dengan triwulan sebelumnya ataupun periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor pertanian tidak lagi menjadi penyumbang terbesar PDRB Maluku Utara dengan pangsa 31,2%. Sektor perdagangan, 12

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH hotel dan restoran mengambil alih posisi tersebut dengan menorehkan pangsa sebesar 32,0%, sedangkan sektor industri pengolahan sebagai penyumbang terbanyak ketiga dengan pangsa sebesar 11,4%. Sedangkan sektor lainnya memiliki pangsa dibawah 10% termasuk sektor pertambangan dan penggalian yang diharapkan akan menjadi sektor unggulan lainnya memiliki pangsa sebesar 3,0%. Pengangkutan 8% Grafik 1.28 Struktur PDRB Sisi Penawaran Keuangan Jasa-jasa 4% 8% Pertanian 31% PHR 32% Bangunan 2% LGA 1% Pertambangan 3% Industri Pengolahan 11% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Seluruh sektor perekonomian di Maluku Utara menunjukkan kinerja positif kecuali sektor pertambangan yang tercatat tumbuh negatif sebesar -15,75% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan penurunan juga terjadi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar -16,9% (qtq). Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) merupakan sektor yang pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,33% (yoy) dengan share terbesar yaitu 32,0% dan berhasil menempatkan sektor pertanian di posisi kedua terbesar. Tabel 1.3 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Sektoral Pertumbuhan (yoy ) Share Pertanian 1.66 31.2% Pertambangan -15.75 3.0% Industri Pengolahan 7.62 11.4% LGA 10.07 0.5% Bangunan 5.07 1.9% PHR 12.33 32.0% Pengangkutan 6.90 8.1% Keuangan 9.13 3.7% Jasa-jasa 9.03 8.0% PDRB 6.28 100.0% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah 13

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1.3.1 Sektor Pertanian Triwulan IV 2013 ini, sektor pertanian tumbuh sebesar 1,66% (yoy). Sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,55% (yoy). Pertumbuhan sektor yang satu ini sangat dipengaruhi oleh jadwal tanam dan panen berbagai komoditas penyusunnya serta perubahan cuaca dapat mengakibatkan penurunan atau naiknya kapasitas produksi sektor pertanian. Namun demikian, tren pertumbuhan sektor utama PDRB Maluku Utara ini memang terlihat menurun dari waktu ke waktu. Pertumbuhan sektor pertanian selama tiga triwulan (triwulan I, II dan III) di 2013 ini adalah pertumbuhan terendah sejak tahun 2005. Namun jika dilihat lebih jauh kebelakang, Maluku Utara sempat mencatatkan pertumbuhan negatif untuk sektor ini pada triwulan III tahun 2001 yaitu sebesar -4,1% (yoy). Salah satu alasan terjadinya tren penurunan pertumbuhan sektor ini karena semakin kecilnya animo masyarakat untuk menekuni sektor ini dan mulai beralih ke sektor lain yang dianggap memiliki prospek pendapatan yang lebih baik seperti halnya sektor PHR yang memiliki share tertinggi saat ini. Grafik 1.29 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 300.00 295.00 290.00 285.00 280.00 275.00 270.00 265.00 260.00 255.00 Pertanian g_yoy (aksis kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I 7.0% 6.0% 5.0% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Subsektor kehutanan mencatatkan pertumbuhan tertinggi di triwulan laporan yaitu sebesar 4,5% (yoy) atau tumbuh sebesar 0,8% (qtq) dengan share sebesar 5,08% terhadap sektor pertanian. Sedangkan subsektor dengan share terbesar adalah subsektor tanaman perkebunan sebesar 53,39% dan tumbuh 2,3% (yoy). Berdasarkan angka sementara (ASEM) tahun 2013, tanaman padi diprediksi akan memiliki kinerja positif baik dari segi luas panen, produktivitas serta kapasitas produksinya. Produksi padi diperkirakan akan mencapai 72.445 ton GKG atau naik sebesar 10,29% atau sebanyak 6.759 ton jika dibandingkan dengan tahun 2012. Produktivitasnya juga diperkirakan naik sebesar 1,79% atau 14

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 0,66 kwintal/hektar. Pertumbuhan positif produksi padi pada ASEM 2013 hanya terjadi pada periode September Desember 10.001 ton atau naik sebesar 61,09%. Sedangkan pada periode Januari April, Mei Agustus masing-masing mengalami penurunan sebesar -11,40% atau sebanyak -3,228 ton dan -0,07% atau sebanyak -14 ton dibandingkan dengan produksi pada pada periode yang sama tahun 2012. Tabel 1.4 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian Jenis ATAP 2012 ASEM 2013 Perubahan Volume % Padi Sawah 1. Luas Panen (ha) 13641 14860 1219 8.94 2. Produktivitas (kw/ha) 41.12 40.89-0.23-0.56 3. Produksi (ton) 56095 60757 4662 8.31 Padi Ladang 1. Luas Panen (ha) 4153 4421 268 6.54 2. Produktivitas (kw/ha) 23.09 26.44 3.35 14.51 3. Produksi (ton) 9591 11688 2097 21.86 Padi 1. Luas Panen (ha) 17794 19281 1487 8.36 2. Produktivitas (kw/ha) 36.91 37.57 0.66 1.79 3. Produksi (ton) 65686 72445 6759 10.29 Keterangan : Bentuk produksi padi adalah gabah kering giling (GKG) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sementara itu, berdasarkan ASEM 2013 produksi jagung Maluku Utara diperkirakan sebesar 29.421 ton pipian kering atau naik sebesar 15,18% atau sebanyak 3.878 dibandingkan tahun 2012. Produksi yang meningkat ini disebabkan oleh naiknya produktivitas sebesar 5,23 kwintal/hektar atau naik 15,18%. Kenaikan ini terjadi walaupun terjadi pengurangan luas lahan sebanyak -679 hektar atau -6,13%. Peningkatan produksi jagung terjadi pada periode Januari April sebesar 1.688 ton atau 20,60% dan periode September Desember sebesar 3.900 ton atau 45,06%. Sedangkan pada periode Mei Agustus tercatat penurunan sebesar -1.710 ton atau - 19,68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 15

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Tabel 1.5 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian Jagung ATAP 2012 ASEM 2013 Perubahan Volume % Luas Lahan (ha) 11074 10395-679 -6.13 Produktivitas (kw/ha) 23.07 28.3 5.23 22.67 Produksi (ton) 25543 29421 3878 15.18 Keterangan : Bentuk produksi jagung adalah pipilan kering Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Produksi kedelai di Maluku Utara diprediksi sebesar 1.005 ton biji kering pada ASEM 2013, turun sebesar -76 ton atau 5,83% dibandingkan dengan tahun 2012. Penurunan kinerja produksi kedelai diperkirakan karena disebabkan oleh turunnya produktivitas sebesar -1,11 kwintal/hektar atau - 8,33% walaupun ada penambahan luas panen seluas 27 hektar atau 2,76%. Penurunan produksi kedelai tahun 2013 terjadi pada periode Mei - Agustus dan September - Desember, masing-masing sebesar -88 ton atau -20,37%, dan -92 ton atau -19,05%, sedangkan pada periode Januari-April meningkat sebesar 104 ton atau 26,80 % dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun 2012 (year on year). Tabel 1.6 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian Kedelai ATAP 2012 ASEM 2013 Perubahan Volume % Luas Lahan (ha) 978 1005 27 2.76 Produktivitas (kw/ha) 13.32 12.21-1.11 8.33 Produksi (ton) 1303 1227-76 -5.83 Keterangan : Bentuk produksi jagung adalah pipilan kering Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Subsektor tanaman bahan pangan tercatat tumbuh tipis sebesar 0,5% (yoy) atau 2,0% (qtq) dimana subsektor ini memiliki andil sebesar 25,85% terhadap sektor pertanian. Permintaan dari masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk subsektor ini serta sisi produksi internal provinsi yang masih terbatas mengakibatkan Maluku Utara harus mengimpor sebagian besar kebutuhan yang berasal dari subsektor ini dari daerah lain seperti dari Surabaya, Makassar dan Manado. Oleh karena itu, saat ini pemerintah daerah melalui dinas pertanian mulai mengembangkan klaster tanaman holtikultura di seluruh wilayah Maluku Utara untuk mendorong pertumbuhan sisi produksi subsektor dimaksud dengan harapan dapat menurunkan tingkat ketergantungan 16

BAB I. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH terhadap daerah lain dan mampu menarik turun harga ke level yang lebih terjangkau sehingga mampu menjaga tingkat kesejahteraan riil masyarakat. Subsektor perkebunan tercatat mengalami kinerja positif dengan tumbuh sebesar 2,3% (yoy) atau 0,4 (qtq) dengan andil sebesar 53,39. Hal ini dikonfirmasi oleh jumlah ekspor kopra yang cukup tinggi di bulan Maret 2014 dan mendorong ekspor Malut dari penurunan yang lebih dalam akibat tidak adanya ekspor biji nikel yang selama ini menjadi komoditas ekspor utama. Berbeda dari sektor lainnya, sektor perikanan mencatat pertumbuhan negatif pada triwulan I 2014 sebesar -0,3% (yoy) atau -0,5% (qtq). Namun demikian, andil dari subsektor ini cukup besar yaitu 12,10% terhadap sektor pertanian. Hal ini mengingat besarnya kapasitas produksi subsektor ini dan komoditas dari subsektor ini adalah sala satu komoditas idola masyarakat Malut. Pertumbuhan ini terkonfirmasi juga oleh pertumbuhan produksi ikan tangkap di Kota Ternate yang turun sebesar -9,46% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun secara triwulanan tercatat pertumbuhan sebesar 20,46% (qtq). Total produksi ikan tangkap Kota Ternate hingga akhir triwulan laporan adalah sebanyak 1.902,36 ton, naik 323,09 ton dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.579,27 ton triwulan IV 2013. Perkembangan sektor pertanian juga tercermin dari perkembangan kredit yang dikucurkan untuk sektor ini oleh perbankan. Total kredit yang disalurkan selama triwulan laporan adalah sebanyak Rp68,09 miliar, tumbuh negatif sebesar -55,1% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya namun naik sebesar 9,5% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp62,19 miliar. 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Grafik Grafik 1.30 1.31 Perkembangan Perkembangan Kredit Kredit Sektor Pertanian Pertanian Kredit Pertanian g_yoy (aksis kanan) 400.0% 350.0% 300.0% 250.0% 200.0% 150.0% 100.0% 50.0% 0.0% -50.0% -100.0% I II III IV I II III IV I II III IV I 900.00 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 - Grafik Grafik 1.31 1.32 Perkembangan Perkembangan Kinerja Produksi Ikan Ikan Tangkap Tangkap 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Volume (per ton) Sumber : PPN Kota Ternate Nilai (dalam Milyar Rp) 17