Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:"

Transkripsi

1 November 2017

2 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711, Ternate, Maluku Utara Telepon: / Faksimili: miko_b@bi.go.id; rai_gdw@bi.go.id; masagung_s@bi.go.id

3 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah. Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu kebijakan di daerah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih baik di waktu yang akan datang. Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih. Ternate, 22 November 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan i

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA RINGKASAN EKSEKUTIF i iii iv iv v vii ix BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Kondisi Umum Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 10 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Struktur APBD Realisasi Pendapatan APBD Realisasi Belanja APBD Rekening Pemerintah 28 BAB III INFLASI DAERAH Perkembangan Inflasi Triwulan II Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 38 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Asesmen Sektor Rumah Tangga Asesmen Sektor Korporasi Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Pengembangan Akses Keuangan 54 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 58 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan Tingkat Kesejahteraan Daerah 64 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Prospek Pertumbuhan Ekonomi Outlook Inflasi Daerah 70 iii

6 DAFTAR TABEL 1 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan 5 2 Tabel 2.1 APBD Maluku Utara Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 33 4 Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 45 Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi 47 5 Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara 57 Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong di Maluku Utara 59 6 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) 63 Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia 65 DAFTAR GAMBAR 1 Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan 3 III Gambar 3.1 Acara Penandatanganan Kesepakatan Program Aksi 2018 Segitiga Emas 39 iv

7 DAFTAR GRAFIK 1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 6 Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu 6 Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 9 Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 10 Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 10 Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha 12 Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran 14 Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 15 Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 15 Grafik 1.16 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara 17 Grafik 1.17 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara 17 Grafik 1.18 Perkembangan Penyaluran Kredit di Maluku Utara 17 Grafik 1.19 Perkembangan Pangsa Kredit Jenis Penggunaan di Maluku Utara 17 Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan 19 Grafik 1.21 Perkembangan NTP Subsektor Tanaman Pangan 19 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24 Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan 27 Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29 3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional 32 Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 34 Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Energi (yoy) 35 Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Transportasi (yoy) 35 Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Tembakau dan Rokok (yoy) 35 Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Inti (yoy) 36 Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen 37 Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 38 v

8 4 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 42 Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK 43 Grafik 4.3 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang 43 Grafik 4.4 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara 43 Grafik 4.5 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 44 Grafik 4.6 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara 45 Grafik 4.7 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 45 Grafik 4.8 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 46 Grafik 4.9 Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi 47 Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 48 Grafik 4.11 NPL Kredit Korporasi 48 Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 48 Grafik 4.13 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 49 Grafik 4.14 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 50 Grafik 4.15 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 51 Grafik 4.16 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 52 Grafik 4.17 Perkembangan NPL Perbankan di Malut 53 Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah 54 5 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara 56 Grafik 5.2 Perkembangan Kliring di Maluku Utara 58 6 Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara 62 Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) 63 Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara 64 Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara 64 7 Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 68 vi

9 INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA A. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 129,78 130,27 130,72 133,49 131,86 Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 PDRB - harga konstan (miliar Rp) 5478,46 5, ,49 6, ,57 7, ,58 6, ,59 7,78 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1265,61 5, ,22 7, ,32 6, ,63 3, ,33 1,48 Pertambangan dan Penggalian 519,82 0,95 530,49 7,60 545,76 11,58 551,92 14,02 571,04 9,85 Industri Pengolahan 334,22 23,04 320,59 17,11 344,21 14,05 378,06 24,01 474,42 41,95 Pengadaan Listrik dan Gas 5,73 24,99 5,81 3,29 5,93 4,11 6,38 4,49 6,30 9,80 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,90 4,48 5,01 3,09 5,08 6,52 5,27 6,05 5,32 8,47 Konstruksi 357,28 4,26 378,02 6,03 371,78 6,84 377,86 6,99 388,65 8,78 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1003,57 7,29 997,15 7, ,96 7, ,35 7, ,51 5,37 Transportasi dan Pergudangan 321,31 9,90 322,72 10,07 325,62 9,58 334,36 8,37 341,75 6,36 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 24,92 14,12 25,46 9,12 26,63 8,35 26,53 9,78 27,41 9,97 Informasi dan Komunikasi 245,85 9,60 246,75 8,30 248,02 5,06 253,96 7,87 261,34 6,30 Jasa Keuangan dan Asuransi 166,77 10,96 175,84 11,21 170,38 5,64 174,32 3,96 177,73 6,57 Real Estate 6,52 8,05 6,60 4,97 6,80 7,41 6,95 8,53 7,05 8,15 Jasa Perusahaan 18,75 8,43 18,78 5,17 18,91 5,15 19,48 6,96 20,01 6,72 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 846,75-1,79 914,57-1,01 864,20 6,19 897,42 2,16 907,51 7,18 Jasa Pendidikan 191,07 4,38 193,34 3,31 190,18 6,02 192,55 5,68 199,68 4,51 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 119,23 5,62 120,67 5,12 118,45 7,15 121,73 4,53 125,07 4,90 Jasa lainnya 46,16 8,55 46,47 7,13 46,33 3,98 47,81 5,97 49,47 7,19 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 13,26 223,60 14,82 405,78 31,51 356,83 12, ,88 84,18 534,71 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 19,16 132,72 15,59 179,39 27,89 146,55 71, , , ,66 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 71, ,48 34,95 25,70 11,13-84,07 10,03-84,41 54,83-23,63 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 164,69 889,10 57,93 34,22 16,87-84,60 38,70-29, ,36 577,88 vii

10 B. Perbankan INDIKATOR Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy PERBANKAN (berdasarkan lokasi bank) Bank Umum: Total Aset (Rp miliar) 8224,07 6, ,06 4, ,56 4, ,96 7, ,00 9,43 DPK (Rp miliar) 6248,34-4, ,79 1, ,12-2, ,00 3, ,00 6,24 - Tabungan 3531,98 4, ,69 0, ,27 4, ,45 6, ,89 5,15 - Giro 1383,65-19,09 989,57-19, ,88-20, ,33-8, ,88 10,57 - Deposito 1332,71-7, ,53 21, ,96 3, ,49 7, ,65 10,20 Kredit (Rp miliar) 6197,49 12, ,98 12, ,33 14, ,60 11, ,57 21,01 - Modal Kerja 1652,11 13, ,31 12, ,46 16, ,34 9, ,82 21,35 - Konsumsi 4074,35 13, ,91 14, ,70 15, ,96-89, ,86 22,99 - Investasi 471,03 1,11 455,77-3,97 482,17 2,05 411,31 871,45 483,90 2,73 LDR 99,19 101,57 105,38 101,43 118,16 Kredit UMKM (Rp miliar) 1744,43 11, ,19 8, ,49 8, ,14 4, ,15 13,46 Kredit Mikro (Rp miliar) 494,31 32,86 491,42 17,65 883,49 90,80 512,77 3,21 546,93 10,65 Kredit Kecil (Rp miliar) 847,24 6,16 872,92 9,96 376,74-52,23 889,16 7, ,63 19,40 Kredit Menengah (Rp miliar) 402,88 2,31 386,85-4,00 358,29 3,02 382,21-2,30 420,59 4,40 NPL 1,97 1,66 1,77 1,91 1,98 C. Sistem Pembayaran INDIKATOR Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy SISTEM PEMBAYARAN Inflow (Rp miliar) 486,62 25,38 237,28 90,39 307,28-12,65 256,63 37,14 474,04-2,59 Outflow (Rp miliar) 456,47-45,11 737,04-12,51 248,19 54, ,77 17,20 324,77-28,85 Volume Kliring (lembar) , , , , ,83 Nominal Kliring (Rp miliar) 244,49 3,05 245,41-7,45 234,92-9,81 299,58 21,72 226,55-7,34 Cek/BG Kosong (lembar) 32 14, , , , ,13 viii

11 Ringkasan Eksekutif Pertumbuhan Ekonomi Daerah Ekonomi Maluku Utara pada triwulan III 2017 tumbuh meningkat dibanding triwulan II Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 7,78% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 6,99% ( yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017 didorong oleh peningkatan konsumsi yang berasal dari dana pemerintah dan kegiatan investasi di Maluku Utara khususnya pembangunan smelter. Dari sisi penawaran, perbaikan kinerja sektor-sektor utama yakni sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor administrasi pemerintahan menjadi penyebab peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III Memasuki triwulan IV 2017, Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,31% - 7,71% ( yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami akselerasi dan masih menjadi lapangan usaha dengan andil terbesar. Namun demikian melambatnya sektor pertanian dan pertambangan serta meningkatnya impor antar daerah diperkirakan menahan laju perekonomian pada triwulan berjalan. Dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi selama tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 7,3% -7,7% (yoy). Keuangan Pemerintah Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2017 tercatat meningkat dengan realisasi 25,5% atau sebesar Rp1.745,80 miliar. Hal ini didorong oleh peningkatan nilai realisasi PAD dan dana perimbangan yang dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan Maluku Utara. Sementara itu, total realisasi belanja daerah pada triwulan III 2017 mencapai Rp1.248,19 miliar atau terealisasi sebesar 52,05%. Realisasi tersebut terutama didorong oleh realisasi belanja modal baik untuk pembayaran proyek tahun 2017 maupun tunggakan pembayaran pada periode keuangan sebelumnya. Namun demikian, himbauan pemerintah pusat untuk melakukan efisiensi serta kondisi keterbatasan fiskal menyebabkan realisasi belanja pegawai dan belanja barang tidak seoptimal tahun sebelumnya. ix

12 Inflasi Daerah Terjaganya ketersediaan pangan berkat sistem logistik yang baik dan perlambatan konsumsi rumah tangga di Maluku Utara selama triwulan III 2017 berdampak pada menurunnya tekanan inflasi pada triwulan III Kelompok volatile food khususnya dari subkelompok sayur-sayuran dan ikan segar mencatatkan deflasi akibat melimpahnya pasokan di pasar. Dengan demikian, Inflasi Maluku Utara yang diwakili oleh Kota Ternate pada akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar 1,60% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2017 lalu yang tercatat sebesar 3,92% (yoy). Namun, tekanan inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan III Peningkatan konsumsi masyarakat sebagai dampak dari dibayarkannya beberapa tunjangan PNS pada akhir triwulan III 2017 serta efek persiapan pilkada 2018 akan menjadi pendorong utama inflasi Maluku Utara pada triwulan berjalan. Sementara itu, curah hujan Desember 2017 yang diprediksi lebih tinggi dari tahun lalu diperkirakan berisiko menghambat aktivitas nelayan ikan tangkap di akhir tahun dan memicu inflasi tinggi pada kelompok ikan segar. Dengan mempertimbangkan risiko-risiko pemicu inflasi tersebut, pada akhir tahun 2017, inflasi Maluku Utara diperkirakan meningkat dan berada pada kisaran 3,0% (yoy) 3,4% (yoy). Analisis Stabilitas Keuangan Daerah Meskipun konsumsi rumah tangga tumbuh melambat, ketahanan sektor rumah tangga masih dalam tren yang terkendali. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun terjadi kenaikan dibandingkan triwulan II NPL pada sektor tersebut tercatat sebesar 1,24% sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2017 sebesar 1,21%. Sementara itu, stabilitas keuangan sektor korporasi terjaga seiring dengan kondisi keuangan yang tumbuh positif. Risiko kredit sektor korporasi menunjukan perbaikan dengan turunnya rasio NPL dibandingkan triwulan sebelumnya. NPL sektor korporasi tercatat mengalami perbaikan dari 4,75% menjadi 4,05%. x

13 Perkembangan Sistem Pembayaran Dari sisi sistem pembayaran tunai, aliran uang kartal pada triwulan III 2017 di Maluku Utara tercatat mengalami net-inflow. Pada triwulan III 2017, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp474,04 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp324,77 miliar sehingga menghasilkan net inflow sebesar Rp149,27 miliar. Peningkatan net-inflow terjadi karena adanya penurunan konsumsi masyarakat akibat pergeseran puncak konsumsi ke triwulan II sehingga kebutuhan uang tunai di masyarakat rendah. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai menunjukan pertumbuhan yang bervariasi. Nilai transaksi melalui fasilitas kliring pada periode triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp226,54 miliar atau turun 7,34% (yoy). Di lain sisi, seiring kenaikan kinerja sektor korporasi serta kegiatan investasinya di maluku utara, transaksi nilai besar melalui fasilitas RTGS tercatat mencapai Rp340,97 miliar atau tumbuh 61,04% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 53,04% (yoy). Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku Utara cenderung stabil. Secara umum, masyarakat menilai pendapatannya meningkat yang tercermin dari indeks pendapatan saat ini yang meningkat dari 137 pada akhir tahun 2016 menjadi 141,67 pada oktober Sementara itu di wilayah pedesaan, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara bulan Oktober 2017 tercatat sebesar 101,77 lebih tinggi dari rata-rata NTP 3 tahun terakhir. Terjaganya kesejahteraan masyarakat Maluku Utara salah satunya dipengaruhi oleh terjaganya akses lapangan kerja di wilayah ini. Seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi Maluku Utara, kebutuhan pelaku usaha terhadap tenaga kerja terindikasi meningkat. Hal ini terindikasi dari meningkatnya saldo bersih tertimbang kebutuhan tenaga kerja pelaku usaha dari 1,21 menjadi 1,63. xi

14 Prospek Perekonomian Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I 2018 diperkirakan tumbuh melambat dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 6,7% - 7,1% ( yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi permintaan, pelambatan pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh melambatnya PMTB sebagai dampak Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) tingkat provinsi tahun 2018 sehingga pelaku usaha cenderung khawatir dengan perubahan kebijakan dan pergantian pucuk pimpinan SKPD. Dari sisi penawaran, perlambatan disebabkan oleh melambatnya kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan seiring belum ada tambahan smelter baru yang beroperasi secara komersial (selain 2 smelter perusahaan penambangan nikel swasta yang telah beroperasi di tahun 2016 dan 2017). Kondisi ini diperkirakan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 yang diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 6,3% -6,7% (yoy). Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan I 2018 diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran 3,00% (yoy) 3,40% (yoy). Risiko tekanan inflasi pada triwulan mendatang berasal gangguan produksi bahan makanan yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi serta kerusakan tanggul di sentra produksi padi di Halmahera Utara. Tekanan inflasi juga diperkirakan muncul dari kenaikan cukai rokok serta kenaikan tiket pesawat khususnya di Bulan Januari Sementara itu, membaiknya kinerja ekonomi Maluku Utara diperkirakan meningkatkan tekanan permintan sepanjang tahun Dengan memperhatikan risikorisiko tersebut, inflasi pada 2018 diperkirakan mencapai 3,9% - 4,3% (yoy). xii

15 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH Perekonomian Maluku Utara mengalami akselerasi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 tumbuh sebesar 7,78% ( yoy), mengalami akselerasi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 6,99% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, akselerasi terutama terjadi pada sektor konsumsi pemerintah dan investasi (PMTB), namun demikian konsumsi rumah tangga menunjukkan perlambatan. Sementara ditinjau dari sisi lapangan usaha, lapangan usaha industri pengolahan, administrasi pemerintahan dan konstruksi, serta jasa keuangan mengkonfirmasi akselerasi pertumbuhan pada triwulan III Namun beberapa lapangan usaha utama yaitu pertanian, pertambangan dan perdagangan menunjukkan perlambatan. Pertumbuhan yoy Triwulan III ,78% Pertumbuhan qtq Triwulan III ,32%

16 1.1 Kondisi Umum Ekonomi Maluku Utara pada triwulan III 2017 menunjukkan akselerasi dibanding triwulan II Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 7,78% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 6,99% ( yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017 didorong oleh peningkatan konsumsi yang berasal dari dana pemerintah dan kegiatan investasi di Maluku Utara yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Dari sisi penawaran, perbaikan kinerja sektor-sektor utama yakni sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor administrasi pemerintahan menjadi penyebab peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III Ekspansi kinerja sektor industri pengolahan terutama didorong oleh beberapa fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral ( smelter) nikel di Pulau Obi dan Gebe sudah mulai beroperasi di triwulan III Sementara itu, peningkatan pertumbuhan sektor administrasi pemerintah didorong oleh realisasi belanja pemerintah pada triwulan III Meningkatnya realisasi belanja terutama disebabkan oleh pembiayaan beberapa proyek-proyek infrastruktur di triwulan III 2017 sehingga berdampak juga pada peningkatan kinerja sektor konstruksi pada periode yang sama. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2017 kemudian tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi kedua di Kawasan Timur Indonesia, setelah Sulawesi Tengah yang mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,86% (yoy) pada periode yang sama (Gambar 1). Namun demikian, sektor pertanian dan perikanan yang merupakan salah satu sektor ekonomi utama, menjadi faktor penahan akselerasi pertumbuhan Provinsi Maluku Utara. Pada triwulan III 2017, sektor pertanian dan perikanan kembali menunjukkan deselerasi. Masih tingginya curah hujan yang disertasi angin kencang, menyebabkan gelombang laut selama triwulan III 2017 cukup tinggi, sehingga hasil tangkapan ikan para nelayan relatif berkurang. Selain itu, curah hujan yang masih tinggi pada triwulan III 2017 menyebabkan hasil panen menurun, terutama pada subsektor perkebunan seperti kelapa dan cengkih. Beberapa komoditas hortikultura juga mengalami gangguan panen, sehingga produksinya menurun dibanding periode sebelumnya. Memasuki triwulan IV 2017, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,31% - 7,71% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi penawaran, lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan kembali 2

17 mengalami akselerasi dan masih menjadi lapangan usaha dengan andil terbesar. Semakin optimalnya produksi dan ekspor fero-nikel yang terus berlanjut akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama lapangan usaha industri pengolahan di triwulan IV Lapangan usaha administrasi pemerintahan diperkirakan kembali mengalami akselerasi seiring dengan belanja operasional dan transfer, serta belanja lainnya seiring dengan persiapan pelaksanaan Pilkada Lapangan usaha utama lainnya yang diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, seiring dengan momen hari raya Natal dan tahun baru 2018, serta persiapan menyambut Pilkada Di sisi lain, lapangan usaha pertanian diperkirakan masih akan mengalami perlambatan pada triwulan IV 2017 seiring dengan panen cengkih yang diprediksi jatuh pada triwulan I Selain itu, produksi tanaman pangan dan komoditas hortikultura juga diperkirakan belum menunjukkan perbaikan seiring dengan curah hujan yang masih tinggi pada awal triwulan IV Sementara untuk lapangan usaha pertambangan, meskipun diprediksi tumbuh tinggi, namun masih akan menunjukkan perlambatan dibanding triwulan III Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta proyeksi triwulan IV 2017, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 7,3 7,7% (yoy) MALUKU UTARA 6,99% 7,78% Pertumbuhan yoy lebih tinggi dari triwulan sebelumnya Pertumbuhan yoy lebih rendah dari triwulan sebelumnya Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan III

18 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017 didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi pemerintah daerah di Maluku utara dan peningkatan pertumbuhan investasi yang dicerminkan oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Realisasi konsumsi Pemerintah pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 9,22% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang tercatat sebesar 7,33% ( yoy). Sementara PMTB tercatat meningkat dari 4,24% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 5,16% (yoy) pada triwulan III Perdagangan luar negeri Maluku Utara menunjukkan kinerja yang semakin baik. Semakin optimalnya pengoperasian smelter di beberapa perusahaan di Maluku Utara terutama di Pulau Obi dan Pulau Gebe, mendorong kinerja ekspor pada triwulan III Kondisi tersebut menjadi faktor utama ekspor Maluku Utara tetap tumbuh pada level yang tinggi. Adapun komoditas ekspor dari Maluku Utara adalah fero-nikel dan bijih nikel dan konsentratnya dengan tujuan ekspor Tiongkok. Di sisi lain, impor luar negeri kembali tercatat mengalami perlambatan kontraksi dari 56,23% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 20,39% (yoy) di triwulan III Kembali menggeliatnya ekspor Maluku Utara yang berasal dari komoditas pertambangan dan olahannya ini, memicu bergeliatnya kembali perekonomian masyarakat di sekitarnya, baik yang menjadi pekerja maupun penyedia jasa-jasa pendukung kegiatan pertambangan. Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekspor yang terjaga pada level yang tinggi, pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ekspor luar negeri menjadi komponen dengan andil pertumbuhan yang paling besar di triwulan III 2017, yakni sebesar 18,33% ( yoy). Diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah yang tercatat sebesar 2,70% ( yoy). Kendati melambat dibandingkan triwulan II 2017, konsumsi masyarakat masih memberikan andil sebesar 1,91% ( yoy) dari pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan III

19 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan (%, yoy) Andil (%) Komponen Tw II 2017 Tw III 2017 Tw II 2017 Tw III 2017 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,03 3,28 2,95 1,91 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7,35 6,36 0,09 0,08 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,33 9,22 2,24 2,70 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,24 5,16 1,23 1,49 Perubahan Inventori (78,42) 2.166,14 (1,64) (4,86) Ekspor Luar Negeri 5.388,41 563,29 9,28 18,33 Impor Luar Negeri (56,23) (20,39) (6,49) (2,60) Net Ekspor Antar Daerah 133,71 184,85 (13,64) (14,47) P D R B 6,99 7,78 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan pada triwulan III 2017 menunjukkan sedikit perubahan dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Meski masih didominasi oleh konsumsi, baik konsumsi rumah tangga (55,92%) maupun konsumsi pemerintah (31,55%), pada triwulan III 2017 ekspor luar negeri mengalami peningkatan pangsa yang cukup signifikan dari 9,13% menjadi 21,47%. Sementara itu pangsa komponen investasi (PMTB) yang sebesar 27,42%, tidak banyak berubah dari pangsanya pada triwulan II 2017 yang sebesar 27,75%. Lebih jauh lagi, net impor antar daerah tercatat menurun pangsanya menjadi 22,82% pada triwulan III 2017, dari sebelumnya 24,57% pada triwulan II Perubahan pangsa sektoral pada PDRB Maluku Utara triwulan III 2017 menunjukkan semakin bergairahnya kegiatan perdagangan luar negeri Maluku Utara (Grafik 1.1). Meskipun demikian, masih terdapat ruang untuk juga meningkatkan pangsa perdagangan antar daerah di Maluku Utara, melalui peningkatan nilai tambah pada komoditas-komoditas utama perkebunan, seperti pala, cengkih, dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah kelapa. 5

20 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan III Konsumsi Masyarakat dan LNPRT Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2017 tercatat melambat, dari 5,03% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 3,28% ( yoy) pada triwulan III Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan II 2017 tumbuh 6,36% (yoy), terdeselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,35% ( yoy). Dengan kondisi pertumbuhan yang demikian, konsumsi masyarakat memberikan andil sebesar 3,06% pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu 6

21 Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2017 sejalan dengan perlambatan indeks pendapatan rumah tangga. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Maluku Utara, indeks pendapatan rumah tangga menurun cukup signifikan dari 123,85 pada triwulan sebelumnya, menjadi 112,89 pada triwulan III 2017 (Grafik 1.2). Selain itu, berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, Indeks Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Lalu turut menunjukkan penurunan, yaitu dari 146,7 pada triwulan II 2017 menjadi 141,7 pada triwulan III 2017 (Grafik 1.3). Perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat tersebut secara umum diindikasikan juga oleh perlambatan pada sektor pertambangan dan sektor pertanian. Pada sektor pertambangan, kuota ekspor bijjih nikel yang hampir habis berdampak pada penurunan produksi bijih nikel sehingga menurunkan pendapatan para pekerja di sektor ini. Sementara untuk sektor pertanian, kondisi curah hujan yang tinggi berdampak pada gagal panen beberapa komoditas hortikultura dan tanaman pangan di Maluku Utara sehingga berakibat pada menurunnya hasil produksi pertanian. Selain itu panen cengkih juga diperkirakan tertunda hingga awal tahun 2018 sehingga selama triwulan III 2017 produksi cengkih mengalami penurunan. Kondisi ini lebih lanjut berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian yang selama ini merupakan sektor dengan jumlah tenaga kerja terbanyak. Penurunan penyerapan tenaga kerja tersebut berdampak pada peningkatan tingkat pengangguran di Maluku Utara yang pada Agustus 2017 tercatat sebesar 5,33%, lebih tinggi dari Agustus 2016 yang sebesar 4,01%. Kondisi tersebut menjadi faktor utama perlambatan konsumsi rumah tangga selama triwulan III Selain itu, perlambatan konsumsi masyarakat pada triwulan III 2017 juga terjadi seiring dengan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2017 sehingga masyarakat melakukan konsumsi yang tinggi pada triwulan II 2017 dan memperlambat pengeluaran pada triwulan III Pengeluaran Pemerintah Pertumbuhan pada sektor konsumsi pemerintah tercatat mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh dari 7,33% ( yoy) menjadi 9,22% (yoy) atau memberikan andil pertumbuhan pada triwulan III 2017 sebesar 2,70%. Sebagaimana telah diproyeksikan sebelumnya, optimalisasi penyerapan anggaran menjelang akhir tahun dan termin pembayaran proyek yang umumnya jatuh pada semester II mendorong peningkatan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III Sektor konsumsi pemerintah yang memiliki pangsa sebesar 31,55% ini, apabila dapat dikelola secara 7

22 lebih baik maka akan memberikan multiplier effect yang lebih optimal lagi, khususnya pada sektor konstruksi yang menjalankan pembangunan infrastruktur pemerintah. Pada triwulan IV 2017, diperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintah akan kembali mengalami peningkatan. Optimalisasi penyerapan anggaran jelang akhir tahun dan termin pembayaran proyek yang jatuh pada triwulan IV diperkirakan akan menjadi faktor utama mendorong peningkatan pertumbuhan sektor ini. Peningkatan pada sektor ini diharapkan akan memberikan andil pada total pertumbuhan pada triwulan mendatang, mengingat sektor ini memiliki andil kedua terbesar setelah ekspor luar negeri Kegiatan Ekspor Impor Komponen ekspor luar negeri dalam PDRB triwulan III 2017 tercatat memiliki pertumbuhan yang tinggi. Ekspor luar negeri Maluku Utara tercatat sebesar 563,29% (yoy) pada triwulan III Perlambatan pertumbuhan ekspor luar negeri dari 5.388,41% (yoy) pada triwulan II 2017 ini pun terjadi karena base effect, mengingat pertumbuhan yang tinggi pada triwulan II 2017 terjadi seiring dengan dimulainya produksi feronikel dan telah efektifnya izin ekspor terbatas untuk konsentrat nikel dari perusahaan tambang di Maluku Utara (Grafik 1.4 dan Grafik 1.5). Lebih jauh lagi, pangsa ekspor luar negeri dalam PDRB tercatat semakin meningkat dari 9,13% pada triwulan II 2017 menjadi 21,47% pada triwulan III Hal tersebut menyebabkan komponen ekspor memiliki andil paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dari sisi permintaan, yakni 18,33% (yoy). Di lain sisi, impor luar negeri tercatat terkontraksi sebesar 20,39% ( yoy), sedikit mengalami peningkatan, setelah pada triwulan sebelumnya terkontaksi sebesar 56,23% (yoy). Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara, komoditas impor luar negeri masih didominasi oleh barang modal/bahan baku yang terutama digunakan untuk mengoperasikan smelter dan penyelesaian pembangunan smelter lainnya, dan pembangkit listrik. Proyek pembangunan smelter di Pulau Obi, dan pembangunan pembangkit listrik di Pulau Morotai dan Pulau Halmahera yang sudah memasuki tahap finalisasi menyebabkan terkontraksinya impor barang modal/bahan baku proyek tersebut (Grafik 1.6 dan Grafik 1.7). 8

23 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Ditilik dari sisi perdagangan antar daerah, seiring dengan turunnya produksi sektor pertanian, terutama hasil perkebunan cengkih, pala, dan kelapa, dan meningkatnya kebutuhan masyarakat Maluku Utara, terutama untuk komoditas bahan makanan dan barang-barang kebutuhan rumah tangga, maka pertumbuhan impor antar daerah cenderung mengalami peningkatan (Grafik 1.9). Kondisi yang demikian, menyebabkan secara keseluruhan Maluku Utara tercatat mengalami net-impor antar daerah. Net-impor tercatat tumbuh 184,85% ( yoy) pada triwulan III 2017, setelah sebelumnya tumbuh 133,71% (yoy) pada triwulan II

24 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara Dengan demikian, neraca perdagangan Maluku Utara secara keseluruhan (antar daerah dan luar negeri) pada triwulan III 2017 mengalami net-impor sebesar Rp596,23 miliar. Secara tahunan, net-impor mengalami kontraksi sebesar 37,26% (yoy). Pada triwulan berjalan, net-impor diperkirakan meningkat. Meski implementasi relaksasi UU Minerba telah berlangsung dan produksi smelter diperkirakan akan meningkat, namun kebutuhan sehari-hari masyarakat Maluku Utara yang masih harus didatangkan dari daerah lain menyebabkan neraca perdagangan Maluku Utara lebih besar di sisi impornya. Peningkatan kebutuhan terutama terkait dengan adanya hari raya keagamaan Natal dan tahun baru Namun demikian, di tengah kesadaran pemerintah daerah yang semakin meningkat untuk mendorong peningkatan produksi tanaman pangan lokal dan penguatan kerjasama antar daerah di wilayah Maluku Utara, diharapkan ketergantungan provinsi ini terhadap produk dari provinsi lain dapat berkurang dari waktu ke waktu. 1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran Pada sisi penawaran, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 terutama didorong oleh ekspansi pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, administrasi pemerintahan, dan jasa keuangan. Lapangan usaha tersebut juga menunjukkan peningkatan andil pertumbuhan ekonomi pada triwulan III Lapangan usaha industri pengolahan menunjukkan peningkatan pertumbuhan tertinggi, yaitu dari 24,01% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 41,95% ( yoy) pada triwulan III Lapangan usaha jasa keuangan tercatat tumbuh sebesar 6,57% pada triwulan III 2017, lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang sebesar 3,96% ( yoy). Lapangan usaha administrasi pemerintahan kemudian mencatatkan 10

25 pertumbuhan sebesar 7,18% (yoy), meningkat signifikan apabila dibandingkan dengan triwulan II 2017 yang sebesar 2,16% ( yoy). Sementara lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh sebesar 8,78% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang sebesar 6,99% (yoy). Selain menunjukkan peningkatan pertumbuhan tahunan yang tinggi, lapangan usaha industri pengolahan, jasa keuangan, administrasi pemerintahan, dan konstruksi juga menunjukkan peningkatan andil pertumbuhan pada triwulan III 2017 dibanding triwulan II Lapangan usaha industri pengolahan mencatatkan peningkatan andil pertumbuhan tertinggi, yaitu dari 1,37% pada triwulan II 2017 menjadi 2,56% pada triwulan III Andil pertumbuhan dari lapangan usaha jasa keuangan meningkat dari 0,12% pada triwulan II 2017 menjadi 0,20% pada triwulan III Sementara andil lapangan usaha administrasi pemerintahan dan lapangan usaha konstruksi masing-masing meningkat dari 0,36% dan 0,46% pada triwulan II 2017, menjadi 1,11% dan 0,57% pada triwulan III Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan III

26 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran yang tinggi. Sumber: SKDU, diolah Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 kembali mencatatkan pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sebesar 7,78% ( yoy) merupakan pertumbuhan tertinggi kedua di Kawasan Timur Indonesia (KTI) setelah Sulawesi Tengah yang tercatat tumbuh sebesar 8,68% ( yoy) pada triwulan III Akselerasi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada periode triwulan III 2017 juga sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Seperti dapat dilihat pada Grafik 1.12, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Realisasi Kegiatan Usaha triwulan III 2017 tercatat sebesar 17,52%, meningkat dari triwulan II 2017 yang sebesar -2,23%. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 terutama didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha industri 12

27 pengolahan, yang pada triwulan III 2017 memberikan andil sebesar 2,56% untuk pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan pada lapangan usaha ini ditengarai disebabkan oleh telah beroperasinya smelter di Pulau Obi dan Pulau Gebe secara optimal. Peningkatan produksi feronikel oleh smelter tersebut berdampak langsung pada peningkatan ekspor feronikel dari Maluku Utara yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara. Pada lapangan usaha jasa keuangan, peningkatan kinerja pada triwulan III 2017 terjadi seiring dengan peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan di Maluku Utara. Tren perlambatan penurunan kredit pada triwulan I dan II 2017 mulai menunjukkan perbaikan dan pada triwulan III 2017 penyaluran kredit di Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Akselerasi penyaluran kredit terjadi pada kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi. Peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi seiring dengan menggeliatnya perekonomian di Maluku Utara. Sementara pada sektor administrasi pemerintahan, akselerasi pertumbuhan terjadi sejalan dengan penyerapan belanja pemerintah pusat di daerah dan belanja pemerintah daerah. Pendapatan daerah pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 38,10% (yoy), yang sebagian besar berasal dari transfer pemerintah pusat. Di sisi lain, pertumbuhan sektor konstruksi pada triwulan III 2017 tidak terlepas dari akselerasi konsumsi pemerintah, seiring dengan upaya penyerapan anggaran dan realisasi termin pembayaran proyek-proyek pemerintah yang umumnya dilakukan pada semester II. Meskipun perekonomian Maluku Utara mencatatkan angka pertumbuhan yang tinggi, perlambatan kinerja pada beberapa lapangan usaha yang selama ini memiliki merupakan lapangan usaha utama pada perekonomian Maluku Utara perlu mendapat perhatian. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 1,48% ( yoy). Lapangan usaha dengan pangsa tertinggi pada perekonomian Maluku Utara tersebut ternyata hanya memiliki andil pertumbuhan sebesar 0,34% pada triwulan III 2017, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,87%. Menurunnya hasil produksi di sub lapangan usaha pertanian dan perikanan sebagai dampak dari curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama perlambatan pertumbuhan pada lapangan usaha ini. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan pertambangan turut menunjukkan perlambatan pertumbuhan dan andil pertumbuhan pada triwulan III Perlambatan pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran terjadi seiring dengan penurunan pendapatan 13

28 masyarakat yang berdampak pada menurunnya konsumsi rumah tangga. Sementara perlambatan pada lapangan usaha pertambangan terjadi seiring dengan kuota ekspor bijih nikel di beberapa perusahaan yang hampir habis, dan baru akan diperpanjang lagi pada triwulan IV Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran Secara umum, struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 tidak banyak mengalami perubahan. Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 1.13, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan pangsa sebesar 23,78% dari total PDRB. Disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dengan pangsa sebesar 17,38% dari total PDRB. Sementara itu, lapangan usaha administrasi pemerintahan memiliki pangsa sebesar 15,50%. Lapangan usaha pertambangan memiliki pangsa sebesar 9,31%, sementara akumulasi dari lapangan usaha lainnya pangsanya hanya sebesar 34,03% dengan struktur yang juga tidak banyak bergeser Lapangan Usaha Industri Pengolahan Pada triwulan III 2017, ekspansi kinerja lapangan usaha industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi perekonomian Maluku Utara. Lapangan usaha industri pengolahan tercatat tumbuh sebesar 41,95% ( yoy), meningkat signifikan dibanding triwulan 14

29 sebelumnya yang sebesar 24,01% ( yoy). Seiring dengan peningkatan pertumbuhan tersebut, andil pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 2,56%, lebih tinggi dari andilnya pada triwulan II 2017 yang sebesar 1,37%. Capaian kinerja tersebut terutama didorong oleh telah selesainya pembangunan smelter di Pulau Obi dan Pulau Gebe. Seperti dapat dilihat pada Grafik 1.14 dan Grafik 1.15, dengan beroperasinya smelter di beberapa perusahaan dan kebijakan pemberian kuota ekspor bijih nikel kepada beberapa perusahaan, maka hasil produksi fero-nikel dan bijih nikel yang seluruhnya diekspor ke Tiongkok pada triwulan III 2017 mendorong peningkatan kinerja ekspor luar negeri Maluku Utara. Kondisi tersebut berdampak langsung pada akselerasi ekonomi Maluku Utara triwulan III Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel dan Bijih Nikel Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Feronikel dan Bijih Nikel Akselerasi lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan berlanjut pada triwulan IV Berlanjutnya produksi dan ekspor fero-nikel ke Tiongkok seiring dengan optimalisasi smelter akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan lapangan usaha ini. Kondisi ini terindikasi dari volume ekspor fero-nikel yang menunjukkan tren peningkatan sejak Juli 2017 hingga September Berdasarkan perbandingannya terhadap total nilai ekspor Maluku Utara pada September 2017, porsi ekspor komoditas fero-nikel tercatat sebesar 73,94% dan porsi ekspor bijih nikel sebesar 25,74% Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan Lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang pada triwulan III 2017 tumbuh sebesar 7,18% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II

30 yang tumbuh sebesar 2,16% (yoy). Akselerasi pertumbuhan terjadi sejalan dengan penyerapan belanja pemerintah pusat di daerah dan belanja pemerintah daerah. Pendapatan daerah pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 38,10% ( yoy), yang sebagian besar berasal dari transfer pemerintah pusat. Proses pengadaan yang terlambat pada triwulan II 2017 karena penyaluran DAK Fisik yang baru dilaksanakan pada awal triwulan II 2017, dan penyaluran Dana Desa juga baru pada triwulan II 2017 berdampak pada multiplier effect dari penyerapan anggaran tersebut yang terasa pada triwulan III Pada triwulan IV 2017, realisasi belanja dan transfer operasional pemerintahan diperkirakan akan mendorong peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada lapangan usaha ini. Peningkatan juga akan didorong oleh belanja-belanja lainnya untuk mendukung persiapan Pilkada Lapangan Usaha Konstruksi Lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh sebesar 8,78% (yoy) pada triwulan III 2017, lebih tinggi dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 6,99% ( yoy). Ekspansi kinerja darri lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara tidak dapat dipisahkan dari konsumsi yang dilakukan dengan dana pemerintah. Sebagian besar proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan pelaku usaha di lapangan usaha ini adalah proyek-proyek pemerintah. Seperti ditunjukkan oleh Grafik 1.17, berdasarkan data BCI jumlah proyek yang tengah berlangsung di Maluku Utara pada triwulan III 2017 sejumlah 96 proyek. Dari 96 jumlah proyek, 91 diantaranya adalah proyek pemerintah, dan hanya 5 proyek yang merupakan proyek swasta. Dengan demikian, peningkatan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III 2017 yang didorong oleh upaya optimalisasi penyerapan anggaran menjelang akhir tahun, mendorong peningkatan pertumbuhan pada lapangan usaha ini pada periode yang sama. Peningkatan kinerja pada lapangan usaha konstruksi juga dikonfirmasi oleh peningkatan pertumbuhan volume pengadaan semen di Maluku Utara, dari 46,7 ribu ton semen pada triwulan II 2017 menjadi 80,8 ribu ton semen pada triwulan III 2017 (Grafik 1.16). 16

31 Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.16 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara Sumber: BCI, diolah Grafik 1.17 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara Lapangan Usaha Jasa Keuangan Terlepas dari pangsanya yang relatif kecil pada perekonomian Maluku Utara, lapangan usaha jasa keuangan menunjukkan akselerasi pertumbuhan pada triwulan III Lapangan usaha jasa keuangan tumbuh 6,57% ( yoy) pada triwulan III 2017, meningkat cukup signifikan dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 3,96% ( yoy). Andil lapangan usaha ini terhadap pertumbuhan ekonomi turut tercatat mengalami peningkatan, dari 0,12% pada triwulan II 2017 menjadi 0,20% pada triwulan III Peningkatan pertumbuhan pada lapangan usaha jasa keuangan terkonfirmasi dari peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Maluku Utara, yaitu sebesar 10,59% (yoy) pada triwulan III 2017, menunjukkan perbaikan dari triwulan II 2017 yang sebesar 9,45% ( yoy). Dari jenis penggunaannya, peningkatan penyaluran kredit terjadi pada kredit konsumsi. Penyaluran kredit konsumsi tumbuh sebesar 15,03% (yoy) pada triwulan III 2017, lebih tinggi dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 12,90% (yoy). Faktor utama penyebab peningkatan kredit konsumsi tersebut adalah peningkatan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada triwulan III Pertumbuhan penyaluran kredit KPR tersebut berdampak positif pada peningkatan kinerja perbankan ditengah melambatnya konsumsi rumah tangga Maluku Utara pada triwulan III Melalui proses penghimpunan informasi dari stakeholder di bidang perbankan, terdapat indikasi bahwa masyarakat tetap memprioritaskan pembelian rumah tinggal, khususnya tipe kecil (Rumah Tinggal sampai dengan tipe 21) meskipun pendapatan mereka melambat atau menurun. Masyarakat secara umum masih optimis akan peningkatan pendapatan mereka di masa mendatang sehingga mereka masih berusaha untuk memperoleh KPR dan tidak kuatir akan mengalami kendala dalam membayar cicilan. Selain itu, masyarakat tetap tertarik untuk 17

32 memperoleh KPR karena KPR dipandang sebagai salah satu bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan di masa mendatang, tidak seperti barang konsumsi tahan lama lainnya. Pada kondisi yang sama, masyarakat cenderung mengurangi konsumsi barang tahan lama lainnya seperti kendaraan bermotor, furnitur, televisi, dan peralatan rumah tangga lainnya. Kondisi ini tercermin dari penurunan penyaluran kredit konsumsi untuk barang-barang tersebut pada periode yang sama. Sumber: LBU, diolah Grafik 1.18 Perkembangan Penyaluran Kredit di Maluku Utara Sumber:LBU, diolah Grafik 1.19 Perkembangan Pangsa Kredit Jenis Penggunaan di Maluku Utara Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan Lapangan Usaha Lainnya Pada triwulan III 2017, perlambatan pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi salah satu faktor penekan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Lapangan usaha dengan pangsa terbesar pada perekonomian Maluku Utara ini tercatat kembali melambat pada triwulan III Lapangan usaha pertanian hanya tumbuh sebesar 1,48% (yoy) pada triwulan III 2017, lebih rendah dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 3,79% (yoy). Perlambatan ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat lapangan usaha ini memiliki pangsa tertinggi, yaitu sebesar 23,78% pada perekonomian Maluku Utara di triwulan III 2017, namun andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi relatif kecil, yakni sebesar 0,34%. Alasan utama dari perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan adalah kondisi cuaca yang sangat tidak menguntungkan petani ataupun nelayan. Curah hujan yang tinggi selama triwulan III 2017 berdampak pada gagal panen sejumlah komoditas hortikultura ataupun tanaman pangan. Berdasarkan hasil liaison, cengkih yang merupakan salah satu komoditas utama perdagangan di Maluku Utara turut mengalami kemunduran panen dan diperkirakan akan memasuki musim panen di awal tahun Selain itu, produksi ikan tangkap turut mengalami penurunan seiring dengan gelombang laut yang kurang mendukung. 18

33 Perlambatan hasil produksi ikan tangkap dan komoditas pertanian tersebut terkonfirmasi dari data jumlah tangkapan ikan PPN ternate (Grafik 1.20) dan penurunan NTP subsektor tanaman pangan (Grafik 1.21). Meski volume hasil tangkapan ikan pada triwulan III 2017 meningkat dari triwulan II 2017, namun pertumbuhannya lebih rendah, yaitu dari 20,24% (yoy) menjadi 13,91% (yoy). Begitupula pada subsektor tanaman pangan, nilai tukar petani pada subsektor tersebut terkoreksi cukup dalam dari 103,75 menjadi 100,4. Namun demikian, nilainya masih berada di atas ambang 100, yang artinya petani masih memperoleh keuntungan dari hasil produksinya, meski secara jumlah berkurang dari triwulan sebelumnya. Kondisi penurunan produksi pada lapangan usaha pertanian dapat berdampak pada lapangan usaha lainnya, mengingat pangsanya yang besar dan merupakan lapanga usaha dengan tenaga kerja terbesar di Maluku Utara. Penurunan produksi pada lapangan usaha ini berakibat pada menurunnya penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha pertanian sehingga berdampak pada kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka ( TPT), yang pada Agustus 2017 tercatat sebesar 5,33%, meningkat 1,32% dari Agustus 2016 yang sebesar 4,01%. Kondisi ini lebih lanjut berdampak pada menurunnya konsumsi rumah tangga, yang turut memperlambat kinerja lapangan usaha perdagangan pada periode yang sama. Lapangan usaha perdagangan tercatat tumbuh melambat, yaitu dari 7,01% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 5,37% ( yoy) pada triwulan III Andil lapangan usaha perdagangan turut terkonfirmasi mengalami penurunan, dari 1,27% pada triwulan II 2017 menjadi 0,98% pada triwulan III Sumber: PPN Ternate, diolah Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Grafik 1.21 Perkembangan NTP Subsektor Tanaman Pangan Lapangan usaha utama lain yang menunjukkan perlambatan pada triwulan III 2017 adalah lapangan usaha pertambangan. Lapangan usaha pertambangan tumbuh sebesar 9,85% (yoy) pada triwulan III 2017, lebih rendah dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 14,02%. Andil 19

34 lapangan usaha pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi turut menunjukkan penurunan, yaitu dari 1,27% pada triwulan II 2017 menjadi 0,94% pada triwulan III Perlambatan pada lapangan usaha ini ditengarai terjadi seiring dengan berangsur habisnya kuota pengiriman bijih nikel yang dimiliki oleh beberapa perusahaan pada triwulan III 2017, dan baru akan diperbaharui pada awal triwulan IV

35 Realisasi Pendapatan Triwulan III 2017 Rp1.745,80 miliar BAB II KEUANGAN PEMERINTAH Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara hingga triwulan III 2017 meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Realisasi Belanja Triwulan III 2017 Rp1.248,19 miliar Hingga triwulan III 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebesar Rp1.745,80 miliar atau meningkat 25,5% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan III 2017 terealisasi sebesar Rp1.248,19 miliar atau 52,05% dari nilai belanja yang dianggarkan. Prestasi ini belum sebaik tahun sebelumnya di mana realisasi sudah mencapai 58,38% pada periode tang sama. 21

36 2.1 Struktur APBD Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 adalah sebesar Rp2,86 triliun atau meningkat 27,80% dari anggaran pendapatan APBD 2016 (Tabel 2.1). Sementara itu, anggaran pendapatan pada APBD 2016 tercatat sebesar Rp2,41 triliun atau hanya meningkat sebesar 13,41% dari anggaran pendapatan tahun sebelumnya. Sedangkan anggaran belanja Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 ditetapkan sebesar Rp2,52 triliun atau meningkat 8,04% dari anggaran belanja APBD 2016 (Tabel 2.1). Sementara anggaran belanja APBD 2016 tercatat Rp2,33 triliun atau meningkat 28,34% dari anggaran belanja tahun sebelumnya. Berdasarkan penetapan dari DPRD Maluku Utara tanggal 12 Januari 2017, APBD Provinsi Maluku Utara ditetapkan surplus Rp340 miliar. APBD tersebut mengalami penyesuaian dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 Uraian Jumlah (Rp) APBD 2016 APBD 2017 Perubahan Pendapatan 2,241,173,725,000 2,864,175,974, % Pendapatan Asli Daerah 282,996,628, ,709,146, % Pendapatan Transfer 1,823,177,097,000 1,907,792,409, % Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 135,000,000, ,674,419, % Belanja 2,335,841,443,000 2,523,602,390, % Belanja Operasi 1,467,390,962,457 1,831,524,953, % Belanja Modal 745,414,218, ,577,436, % Belanja Tak Terduga 2,000,000,000 2,500,000, % Transfer 121,036,262, ,563,563, % Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari peningkatan signifikan dari target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang mencapai 247,91% (Grafik 2.1). Kenaikan target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ini dikarenakan target pendapatan hibah meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan terdapat target pendapatan lainnya yang pada anggaran sebelumnya tidak dicantumkan. Disamping komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga ditargetkan mengalami kenaikan mencapai 71,98% dan peningkatan pendapatan transfer sebesar 4,64%(Grafik 2.1). Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari pemerintah 22

37 pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur, pendapatan transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar 66,61% pada APBD 2017, meskipun demikian pada tahun 2017 ini Pemerintah Provinsi Maluku Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, mendorong pembayaran bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta peningkatan pemasukan dari sektor perikanan. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran pendapatan. Kenaikan terjadi terutama pada pos belanja operasional sebesar 24,82% (Grafik 2.2). Kenaikan pada nominal belanja operasional tersebut terjadi utamanya karena terdapat peningkatan cukup signifikan pada pos belanja pegawai sebab adanya pengangkatan pegawai honorer menjadi pegawai tetap, timbulnya pos belanja bunga untuk pelunasan kewajiban kepada pihak ketiga, serta peningkatan pada pos belanja bagi hasil kepada pemerintah kabupaten/kota. Secara struktural, pangsa dari anggaran belanja mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana pos belanja operasional meningkat pangsanya menjadi sebesar 72,58%, sementara pos belanja modal turun pangsanya menjadi sebesar 27,33%. 23

38 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan Realisasi Pendapatan APBD Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2017 sebesar Rp1.745,80 miliar (Grafik 2.3). Dari sisi nominal, jumlah ini meningkat 25,5% (yoy). Peningkatan ini terutama terjadi seiring peningkatan PAD dan Dana perimbangan yang dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan dan insudtri pengolahan Maluku Utara, Namun demikian, dari sisi pencapaian anggaran, realisasi tahun ini baru mencapai 60,95%, lebih rendah dibanding triwulan III 2016 yang terealisasi sebesar 62,05%. Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24

39 Berdasarkan komponen pembentukannya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara berasal dari Dana Perimbangan yang realisasinya sebesar 77,90%. Sementara realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan III 2017 masih sebesar 43,86%. Masih terbatasnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Maluku Utara, menyebabkan struktur APBD Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota di Maluku Utara, khususnya di sisi pendapatan, masih didominasi oleh Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat. Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Meski secara umum realisasi komponen pendapatan pada triwulan III 2017 lebih rendah dibandingkan dengan dengan tahun sebelumnya, namun PAD dan Pendapatan Transfer mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun Realisasi PAD hingga akhir triwulan III 2017 telah mencapai 43,86%, pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi periode yang sama di tahun 2016 yang terealisasi sebesar 14,25% (Grafik 2.4). Peningkatan tersebut didorong oleh realisasi pendapatan yang berasal dari pajak kendaraan bermotor, pajak BBM, dan pajak air permukaan yang terealisasi cukup tinggi pasca penerapan transaksi non tunai, sehingga risiko kebocoran dapat semakin diminimalisir. Selain itu, pemasukan dari retribusi daerah juga terealisasi cukup tinggi. 25

40 Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2017 URAIAN ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA REALISASI TRIWULAN II 2017 (%) REALISASI PENDAPATAN Rp2,864,175,974, Rp1,745,803,364, % PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp486,709,146, Rp213,493,644, % Pendapatan Pajak Daerah Rp364,562,246, Rp160,476,166, % Pendapatan Retribusi Daerah Rp66,388,300, Rp38,251,793, % Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp871,595, Rp % Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp54,887,005, Rp14,765,684, % PENDAPATAN TRANSFER Rp1,907,792,409, Rp1,486,146,911, % Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Rp1,907,792,409, Rp1,486,146,911, % Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Rp106,011,803, Rp % Dana Alokasi Umum Rp1,219,425,902, Rp1,235,880,875, % Dana Alokasi Khusus Rp582,354,704, Rp250,266,036, % LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Rp469,674,419, Rp46,162,808, % Pendapatan Hibah Rp274,053,373, Rp45,973,602, % Pendapatan Lainnya Rp195,621,045, Rp189,206, % Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp0.00 Rp Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2.3 Realisasi Belanja APBD Total realisasi belanja daerah pada triwulan III 2017 mencapai Rp1.248,19 miliar atau terealisasi sebesar 52,05%. Realisasi ini lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat sebesar 58,38%. Adanya himbauan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan efisiensi belanja pemda (non belanja modal) serta keterbatasan fiskal ditengarai mempengaruhi pencapaian ini. Namun demikian, hingga akhir triwulan III 2017 pencapaian realisasi belanja modal mencapai 54,04%, lebih baik dari periode yang sama tahun 2016 hanya sebesar 49,51%. Peningkatan ini ditengarai telah dimulainya realisasi belanja pemerintah yang mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh pengesahan APBD yang mengalami keterlambatan. Komponen Belanja Modal paling banyak menyumbang terhadap realisasi pada triwulan III 2017 adalah Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin serta Belanja Modal Gedung dan Bangunan. Realisasi belanja daerah juga turut disumbang oleh realisasi komponen Belanja Tak Terduga dimana pada triwulan III 2017 tercatat realisasi sebesar 11,46%. Realisasi Belanja Tak Terduga ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat nihil. 26

41 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan Pada komponen Belanja Operasi, sumbangan realisasi khususnya bersumber dari Belanja Pegawai yang sudah terealisasi sebesar Rp402,32 miliar atau 61,30% dari anggaran, Belanja Barang dan Jasa yang terealisasi sebesar Rp422,33 miliar atau 51,16% dari anggaran, serta Belanja Subsidi yang telah terealisasi sebesar Rp4,99 miliar atau 99,98% dari anggarannya. Pada komponen Belanja Pegawai, secara spesifik merupakan realisasi pembayaran gaji pegawai negeri yang meliputi PNS dan TNI/POLRI. Realisasi Belanja Barang dan Jasa berupa pembelian barang baik yang bersifat operasional maupun non-operasional untuk diserahkan kepada masyarakat. Sedangkan Belanja Subsidi berupa pembayaran subsidi BBM, LPG untuk konsumsi rumah tangga dan usaha mikro serta tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan. 27

42 Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017 Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III 2017 URAIAN ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA REALISASI TRIWULAN III 2017 (%) REALISASI BELANJA Rp2,523,602,390, Rp1,313,414,099, % BELANJA OPERASI Rp1,831,524,953, Rp868,474,765, % Belanja Pegawai Rp656,282,105, Rp402,312,834, % Belanja Bunga Rp4,200,000, Rp % Belanja Subsidi Rp5,000,000, Rp4,999,999, % Belanja Hibah Rp335,071,600, Rp37,433,297, % Belanja Bantuan Sosial Rp5,480,000, Rp1,392,000, % Belanja Bantuan Keuangan Rp0.00 Rp % Belanja Barang dan Jasa Rp825,491,248, Rp422,336,633, % BELANJA MODAL Rp689,577,436, Rp372,645,987, % BELANJA TAK TERDUGA Rp2,500,000, Rp286,500, % Belanja Tak Terduga Rp2,500,000, Rp286,500, % TRANSFER Rp117,163,563, Rp6,783,402, % Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA Rp117,163,563, Rp6,783,402, % Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara 2.4 Rekening Pemerintah Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp1.024,02 miliar. Secara tahunan, dana milik pemerintah daerah tersebut tumbuh sebesar 25,73% ( yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,16% (yoy). Pertumbuhan ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan yang jauh lebih besar dari pada pertumbuhan belanja permerintah pada triwulan III Pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 25,53%(yoy) sedangkan belanja mengalami penurunan -3,92% (yoy). Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat terkontraksi - 10,88% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -23,25% (yoy). 28

43 Sedangkan simpanan likuid lainnya yakni tabungan tercatat tumbuh sebesar 100,87% ( yoy). Kenaikan cukup signifikan terjadi pada simpanan dalam bentuk deposito yang tercatat tumbuh sebesar 412,63% (yoy), sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya tumbuh sebesar 242,64%. Secara umum realisasi keuangan pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan tumbuhnya realisasi pendapatan dan belanja pemerintah. Sumber : Data Perbankan Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah) 29

44 30

45 BAB III INFLASI Tekanan Inflasi Menurun pada Triwulan III 2017 Inflasi tercatat menurun, dari 3,92% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 1,60% ( yoy) pada triwulan III Penurunan inflasi terindikasi terjadi sebagai dampak dari terjaganya pasokan dari luar daerah, perlambatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2017, dan base effect dari triwulan II Inflasi pada triwulan berjalan (triwulan IV 2017) diperkirakan kembali meningkat sebagai efek peningkatan konsumsi masyarakat pasca dibayarkannya beberapa tunjangan di triwulan III 2017 dan efek persiapan pilkada Kenaikan tekanan inflasi pada triwulan berjalan juga diperkirakan berasal dari faktor ekspektasi atas rencana kenaikan cukai rokok pemerintah pada awal tahun Inflasi yoy Triwulan III ,60% Inflasi ytd Oktober ,75%

46 3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan III 2017 Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar 1,60% (yoy), angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan II 2017 lalu yang hanya sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 3.1). Inflasi di Maluku Utara tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,72% (yoy) pada triwulan yang sama. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional Secara bulanan, pada triwulan III 2017 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami penurunan. Deflasi paling dalam terjadi pada bulan Agustus 2017 yakni sebesar -1,51% (mtm). Deflasi pada bulan Agustus 2017 didukung oleh terjaganya sistem logistik sehingga pasokan bahan makanan dari luar daerah berjalan lancar. Selain itu, deflasi juga terutama disebabkan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. Perlambatan konsumsi rumah tangga, khususnya terhadap pembelian bahan makanan pada triwulan III 2017 dibanding triwulan II 2017 terjadi seiring dengan minimnya perayaan hari raya keagamaan ataupun hari libur lainnya selama triwulan III Peningkatan permintaan yang tinggi terjadi pada triwulan II 2017 seiring dengan adanya libur dan Hari Raya Wafat Isa Al-Masih, Isra Mi raj Nabi Muhammad SAW, Hari Buruh Internasional, Hari Raya Waisak 2561, Kenaikan Isa Al-Masih, 32

47 Hari Lahir Pancasila, dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama. Dengan tingginya pengeluaran masyarakat pada triwulan II 2017 tersebut, masyarakat Maluku Utara cenderung menahan pengeluaran pada triwulan III Selain faktor minimnya Hari Raya Keagamaan atau libur lainnya pada triwulan III 2017, perlambatan konsumsi rumah tangga juga diindikasikan terjadi seiring dengan perlambatan pendapatan masyarakat pada periode yang sama. Masyarakat diperkirakan akan kembali meningkatkan pengeluaran pada akhir tahun 2017 seiring dengan adanya Hari Raya Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan persiapan menjelang libur tahun baru Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas Kelompok Barang dan Jasa I II III IV I II III IV I II III IV I II III Andil Bahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38-4,27 4,06 7,58-2,94-0,54 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 0,03 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 0,01 Sandang 10,03 12,93 17,41-5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,94 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,03 Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,71 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 0,00 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2-21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,49 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 0,00 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32-2,90 5,59-1,86-0,36 0,05 0,50 2,79 0,46-0,04 Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60-0,51 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Menurunnya tekanan inflasi pada triwulan III 2017 terutama dipengaruhi oleh deflasi pada kelompok volatile food. Sebagaimana telah dijelaskan, terjaganya ketersediaan pasokan sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, dan ikan segar di Maluku Utara dari luar daerah sebagai dampak dari sistem logistik yang baik, dan adanya faktor perlambatan konsumsi rumah tangga menyebabkan inflasi volatile food menurun dari sebelumnya inflasi 7,62% ( yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi deflasi 1,24% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.2). Inflasi subkelompok sayur-sayuran tercatat menurun dari inflasi 34,67% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi inflasi 0,59% ( yoy). Inflasi subkelompok ikan segar menurun dari sebelumnya inflasi 10,75% ( yoy) menjadi deflasi 8,41% (yoy). 33

48 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara Inflasi pada kelompok administered prices juga turut menurunkan inflasi pada triwulan III Inflasi administered prices tercatat menurun dari 10,25% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 7,96% ( yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.2). Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga tiket angkutan udara akibat bertambahnya maskapai dan rute penerbangan baru serta implementasi penguatan budaya efisiensi kerja oleh kementerian yang salah satu programnya adalah efisiensi perjalanan dinas. Inflasi angkutan udara tercatat menurun dari inflasi 26,35% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi deflasi 9,23% ( yoy) (Grafik 3.4). Penurunan inflasi administered prices juga dipicu perubahan kebijakan pemerintah pada tarif listrik. Sesuai dengan biaya bahan bakunya, tarif listrik cenderung menurun pada triwulan III 2017 sehingga inflasi tarif listrik tercatat 26,88% (yoy) pada triwulan III 2017 lebih rendah dari triwulan II 2017 yang mencapai 31,62% (yoy) (Grafik 3.3). Penurunan inflasi administered prices juga dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi rokok pasca kegiatan silahturahmi selama perayaan hari raya idul fitri. Inflasi rokok putih tercatat menurun dari 19,88% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 12,86% (yoy) pada triwulan III (Grafik 3.5). Selain faktor permintaan yang berkurang, penurunan harga rokok juga didukung oleh penurunan biaya pengiriman rokok dari luar Maluku Utara pada periode yang sama. 34

49 Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Energi (yoy) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Transportasi (yoy) Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Tembakau dan Rokok (yoy) Sama halnya dengan 2 kelompok lainnya, tekanan inflasi inti juga mengalami penurunan pada triwulan III Inflasi inti tercatat sebesar 0,71% ( yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,41% ( yoy) (Grafik 3.6). Bergesernya puncak konsumsi masyarakat ke triwulan II 2017 seiring pergeseran Hari Raya Idul Fitri yang mengikuti kalender Hijriah, menyebabkan harga berbagai komoditas strategis kembali ke level normal pasca melonjak di bulan Juni Berdasarkan data BPS, penurunan inflasi inti terutama terjadi pada subkelompok ikan diawetkan dan kelompok sandang yang harganya cenderung menurun seiring melimpahnya pasokan di pasar. Karena kondisi tersebut inflasi kelompok sandang tercatat turun dari 2,06% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 1,61% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 3.6). 35

50 Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Inti (yoy) Pada triwulan III 2017 inflasi subkelompok sandang laki-laki dan sandang anak-anak menurun dibandingkan dengan triwulan II 2017 (Grafik 3.6). Pada triwulan III 2017, inflasi sandang laki-laki sebesar 2,35% (yoy) menjadi 0,88% (yoy) dan sandang anak-anak sebesar 5,09% (yoy) turun menjadi 3,94% (yoy). Penurunan Inflasi juga terlihat pada subkomoditas ikan diawetkan yang menunjukkan deflasi sebesar 14,02% (yoy) pada triwulan III 2017 sementara pada triwulan sebelumnya deflasi sebesar 11,91% (yoy). Turunnya inflasi inti juga tercermin dari hasil survei konsumen yaitu indeks pengeluaran untuk konsumsi turun secara drastis dari 156,7 pada triwulan II 2017 menjadi 143,3 pada triwulan III 2017 walaupun terdapat peningkatan pada indeks penghasilan sebanyak 5,0 poin menjadi 141,7 pada triwulan III Di sisi lain, indeks perkiraan perubahan tabungan juga meningkat drastis menjadi 130,0 pada triwulan III 2017 dimana pada triwulan sebelumnya hanya 111,7. Hal tersebut mencerminkan bahwa masyarakat Maluku Utara memiliki kecenderungan untuk menabung dibanding melakukan kegiatan yang konsumtif pada akhir triwulan III. 36

51 Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen 3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan Pada bulan Oktober 2017 Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,52% (mtm), naik dibandingkan bulan September 2017 yang mengalami deflasi sebesar 0,51% (mtm). Secara tahunan, inflasi Maluku Utara Oktober 2017 tercatat sebesar 2,35% (yoy) lebih tinggi dibandingkan September 2017 sebesar 1,60% (yoy). Dengan inflasi tersebut, secara akumulatif hingga bulan Oktober 2017 inflasi Maluku Utara menjadi 1,75% (ytd). Naiknya tekanan inflasi pada bulan Oktober 2017 terutama disebabkan oleh inflasi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 2,29% (mtm) seiring turunnya jumlah pasokan ikan akibat kapal nelayan sebagian besar disewa dalam kegiatan Widi International Fishing Tournament (WIFT) dan turunnya pasokan bumbu baik lokal maupun dari provinsi lain. Sementara, untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tercatat mengalami inflasi sebesar 0,88% (mtm) seiring kenaikan cukai rokok. Secara tahunan, tekanan inflasi juga meningkat dari 1,60% (yoy) pada bulan September 2017 menjadi 2,35% ( yoy) pada bulan Oktober Peningkatan terutama dipicu oleh berakhirnya masa panen sayur-mayur di Manado sehingga pasokan ke Ternate berkurang. Di lain sisi, panen tomat sayur dan bumbu-bumbuan di sentra produksi lokal juga masih terkendala cuaca yang kurang mendukung sehingga harga kembali meningkat. Peningkatan juga terjadi pada konsumsi inti dari 0,71% (yoy) menjadi 1,57% (yoy) seiring meningkatnya konsumsi 37

52 masyarakat sebagai efek meningkatnya jumlah pelaksanaan syukuran kepulangan rombongan haji. Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate Ke depan, tekanan inflasi pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan III Risiko kenaikan inflasi muncul dari peningkatan konsumsi masyarakat sebagai dampak dari dibayarkannya beberapa tunjangan PNS pada akhir triwulan III 2017 serta persiapan pilkada Peningkatan inflasi juga diperkirakan didorong oleh faktor ekspektasi seperti yang diindikasikan oleh meningkatnya indeks pengeluaran 3 bulan mendatang dari 143 menjadi 170. Peningkatan ekspektasi masyarakat akan kenaikan harga ini terutama didorong oleh rencana kenaikan cukai rokok, isu kenaikan biaya listrik, serta perkiraan akan memburuknya kondisi cuaca. Dengan demikian, inflasi hingga akhir triwulan IV 2017 diperkirakan meningkat dan berada pada kisaran 3,0% (yoy) 3,4% (yoy). 3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara Pada awal bulan November 2017, telah dilakukan penandatanganan kesepakatan program aksi 2018 dalam rangka kerjasama Segitiga Emas (Ternate Tidore Halmahera Barat) dalam rangka implementasi roadmap pertanian terintegrasi dari Ternate, Tidore dan Halmahera Barat. 38

53 Gambar 3.1 Acara Penandatanganan Kesepakatan Program Aksi 2018 Segitiga Emas Selama triwulan III 2017, pengendalian inflasi TPID Provinsi Maluku Utara dan TPID Ternate telah melakukan koordinasi dalam rangka mensukseskan eksportasi produk perikanan melalui kegiatan pelatihan kepada nelayan dan pengusaha kecil menengah untuk mendorong sertifikasi keamanan pengelolaan pangan atau HCAPP. Pada 24 Oktober 2017, Provinsi Maluku Utara untuk pertama kalinya mengekspor Ikan Asap atau Ikan Fufu ke jepang langsung melalui pelabuhan Tobelo, Halmahera Utara. Dengan ekspor perdana ini diharapkan akan mendorong para pengusaha kecil menengah lainnya untuk melakukan ekspor melalui Maluku Utara sehingga dapat menggerakan perekonomian Maluku Utara. Pada triwulan IV 2017, TPID Maluku Utara berencana mendatangkan TPID dari Provinsi Bali dalam rangka benchmark program TPID di provinsi kepulauan. Selain itu, TPID Maluku Utara bekerja sama dengan TPID Ternate merencanakan untuk melakukan kunjungan lapangan kepada distributor BBM dan pangan strategis (beras, gula, dan minyak) untuk memastikan ketersediaan pasokan dalam rangka antisipasi meningkatnya konsumsi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun baru serta pilkada Gubernur

54 40

55 NPL Sektor Rumah Tangga 1,24% NPL Korporasi BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Stabilitas Keuangan Daerah Stabil Terjaga 4,05% Seiring tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara hingga triwulan III 2017, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Meningkatnya kinerja ekonomi ini diikuti dengan turunnya risiko kredit yang terindikasi dari menurunnya NPL kredit ke sektor korporasi dibandingkan triwulan sebelumnya. 41

56 4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga Perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran, secara konsisten masih didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga, dengan pangsa lebih dari 55% dimana permintaan domestik menjadi penggerak utama perekonomian Maluku Utara. Pada Triwulan III pangsa konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 57,10%. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan triwulan II yang mencapai 57,74%. Secara historis, konsumsi rumah tangga di Maluku Utara terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan pangsa dari investasi swasta dan konsumsi pemerintah (Grafik 4.1). Penurunan pangsa rumah tangga pada triwulan III 2017 sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tercatat mengalami perlambatan pada triwulan III 2017 yakni hanya tumbuh sebesar 3,28% (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,03% (yoy) (Grafik 4.1). Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Tren penurunan pada sektor konsumsi rumah tangga juga dibarengi oleh penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat turun dari 129,70 menjadi 128,06, begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen yang mengalami penurunan dari 134,40 menjadi 129,44 (Grafik 4.2). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai 7,78% (yoy), Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) meng alami peningkatan dari 125 menjadi 126,67. Melambatnya konsumsi masyarakat khususnya pada triwulan III 2017, dipengaruhi pergeseran puncak 42

57 konsumsi masyarakat pada triwulan II dengan adanya peristiwa hari raya idul fitri dan libur panjang sekolah. Pada triwulan III tidak terdapat peristiwa penting yang meningkatkan konsumsi rumah tangga sehingga pendapatan masyarakat beralih untuk keperluan tabungan. Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Melihat perkembangan konsumsi Rumah Tangga yang mengalami perlambatan, dari hasil survei konsumen (SK) menunjukan bahwa terjadi penurunan ekspektasi penghasilan yang signifikan, hal ini mengindikasikan masyarakat memperkirakan kondisi kegiatan usaha akan mengalami perlambatan. Grafik 4.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Mendatang Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Grafik 4.4. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah 43

58 Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor Rumah Tangga Seiring dengan perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada PDRB Maluku Utara, alokasi penghasilan masyarakat untuk konsumsi menurun dibandingkan triwulan II 2017 sebesar 63,63% menjadi 56,40% pada triwulan III (Grafik 4.5). Kondisi ini tentunya mempengaruhi alokasi pengeluaran rumah tangga untuk tabungan. Dengan penurunan alokasi untuk konsumsi, terjadi peningkatan signifikan pada alokasi tabungan masyarakat dari triwulan sebelumnya 21,42% menjadi 25,20%. Peningkatan alokasi tabungan ini ditenggarai oleh perbaikan penghasilan masyarakat serta menurunnya tekanan pada perubahan harga pada triwulan III dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 4.5). Grafik 4.5. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan III mempengaruhi alokasi penghasilan masyarakat untuk tabungan. Pangsa tabungan untuk perseorangan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari 67,03% menjadi 67,75% pada triwulan III Walaupun ada perbaikan penghasilan masyarakat namun pangsa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseorangan turun tipis dari triwulan sebelumnya 77,12% menjadi 76,36% pada triwulan III 2017 (Grafik 4.6). Tabungan masih mendominasi komposisi DPK nasabah perseorangan yang mencapai angka 67,75%, jauh lebih tinggi dari pangsa Giro sebesar 7,31% dan Deposito 24,94% (Grafik 4.7). 44

59 Grafik 4.6. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Grafik 4.7. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara Sumber: Laporan bank, diolah Di lain sisi, nilai DPK Perseorangan tumbuh dari 3,38% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 3,42% (yoy) di triwulan III Sejalan dengan nilai total DPK (tabungan, giro dan deposito), pertumbuhan jumlah rekening masyarakat di perbankan tercatat menunjukkan adanya peningkatan dari 20,23% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 28,31% pada triwulan III 2017 (yoy) (Tabel 4.1). Pertumbuhan jumlah rekening cenderung tumbuh terakselerasi atau mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama dari kelompok nilai >15 Miliar-20 Miliar dan >Rp20 Miliar, yang tumbuh lebih dari 100% pada triwulan III. Kelompok Nilai Maluku Utara 2017 I II III Rekening <10 JT >10 JT JT >100JT - 500JT >500JT - 1 M Jml yoy (%) 13,59% 14,24% 4,27% 36,28% 15,45% 29,51% 25,17% 166,67% 300% 300% 600% Jml yoy (%) 20,23% 22,67% -1,31% 11,69% 16,75% 27,54% 60,43% 288,89% - 150% 100% Jml yoy (%) 28,31% 24,58% 24,58% 9,75% 9,75% 44,59% 44,59% 35,29% 35,29% 800% 800% Tabel 4.1. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai >1 M - 2 M Sumber: Laporan bank, diolah >2 M - 5M >5M - 10M >10M -15M >15M - 20M >20M Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan kenaikan pertumbuhan dari 7,39% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 15,33% ( yoy) pada triwulan III Namun demikian, pangsa penyaluran kredit perseorangan justru mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dari 93,77% pada triwulan II 2017 menjadi 88,40% pada triwulan III 2017 (Grafik 4.8). Hal ini dikarenakan adanya peningkatan yang cukup signifikan pada penyaluran kredit bukan perseorangan yang meningkat secara signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dari 6,23% menjadi 11,60% pada triwulan III Hal ini ditenggarai 45

60 dengan pertumbuhan di beberapa sektor usaha korporasi. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki pangsa 63,59%, sementara untuk modal kerja sebesar 20,13% dan untuk investasi sebesar 4,71% (Grafik 4.8). Grafik 4.8. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: Laporan bank, diolah 4.2. Asesmen Sektor Korporasi Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III 2017 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sejalan dengan membaiknya kinerja produksi di beberapa sektor. Sektor yang mengalami perbaikan yang signifikan atau tumbuh lebih tinggi dari rata-ratanya dalam 3 tahun terakhir antara lain Pertanian, Pertambangan, Industri, dan konstruksi. Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, pada triwulan III 2017 korporasi di Maluku Utara kinerjanya jauh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan saldo bersih tertimbang 17,52%, jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar -2,23%. Kenaikan utamanya didorong oleh sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor industri dengan peningkatan saldo bersih tertimbang masing-masing 11,77%, 6,90% dan 7,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 4.9). 46

61 Grafik Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi Dari sisi keuangan, kondisi likuditas dan rentabilitas pelaku usaha berdasarkan SKDU terindikasi masih positif. Namun demikian, pertumbuhannya dari sisi akses kredit, likuiditas perusahaan, dan rentabilitasnya cenderung melambat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terutama dipicu oleh sektor PHR dan bangunan akibat dampak pergeseran puncak konsumsi pada Triwulan II yaitu hari raya dan libur panjang sehingga pada triwulan III terjadi perlambatan pertumbuhan. Q II 2017 Q III 2017 Kondisi Keuangan Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (%Baik-%Buruk) Baik Cukup Buruk Saldo Bersih (%Baik-%Buruk) Akses Kredit 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 40,00% 0,00% 60,00% -20,00% Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan likuiditas 34,00% 66,00% 0,00% 34,00% 43,14% 54,90% 1,96% 41,18% Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan rentabilitas 54,00% 46,00% 0,00% 54,00% 72,55% 27,45% 0,00% 72,55% Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja masih menguasai pangsa sektor korporasi meskipun mulai ada pergerakan menuju kredit investasi. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan pangsa kredit modal dibandingkan triwulan sebelumnya dari 81,14% menjadi 80,56% pada triwulan III, sementara kredit investasi meningkat menjadi 19,44%. Walaupun pangsa kredit modal kerja menurun, namun penyaluran kredit modal kerja pada sektor korporasi di Maluku Utara tetap mengalami akselerasi pertumbuhan, pada triwulan III 47

62 2017 pertumbuhannya mencapai 21,35% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,48% (yoy). Kredit investasi pada triwulan III 2017 tercatat juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,73 (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 13,84% (yoy) (Grafik 4.10). Grafik Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: Laporan bank, diolah Pertumbuhan pada kredit sektor korporasi pada triwulan III 2017 diiringi dengan penurunan NPL dari 4,75% pada triwulan II 2017 menjadi 4,05% di triwulan III 2017 (Grafik 4.11). Turunnya NPL terjadi seiring dengan membaiknya kinerja sektor pertanian, pertambangan, dan industri. Pada sektor perdagangan besar dan eceran menunjukan perkembangan yang baik walaupun tidak cukup signifikan untuk menurunkan NPL sektor korporasi secara keseluruhan. Grafik NPL Kredit Korporasi Sumber: Laporan bank, diolah Grafik NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur Sumber: Laporan bank, diolah 48

63 4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Perkembangan Kinerja Perbankan Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp8,99 triliun meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,85 triliun. Secara tahunan, aset perbankan Malut tumbuh sebesar 9,43% ( yoy) pada triwulan III lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,22% (yoy) (Grafik 4.13). Secara umum, meningkatnya aset bank umum di Provinsi Maluku Utara terjadi pada bank-bank milik pemerintah. Sementara itu, berdasarkan jenis operasinya, peningkatan volume usaha terutama terjadi pada perbankan konvensional tumbuh meningkat dari 6,43% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 9,70% (yoy) di triwulan III Peningkatan aset perbankan maluku utara ini seiring dengan peningkatan kinerja sektor ekonomi utama sepanjang tahun 2017 Grafik Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Intermediasi Perbankan Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada posisi akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp6,64 triliun, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp6,71 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami kenaikan sebesar 6,24% ( yoy) pada triwulan III 2017 setelah sebelumnya juga tumbuh pada triwulan II 2017 sebesar 3,11%(Grafik 4.14). 49

64 Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan III 2017 mencapai Rp3,72 triliun, atau turun -3,73% (qtq). Secara tahunan, tabungan tumbuh melambat dari 6,23% ( yoy) menjadi 3,39% ( yoy) (Grafik 4.14). Penurunan simpanan dalam bentuk tabungan ini sejalan dengan menurunnya penghasilan masyarakat seperti yang tercatat di survei konsumen Bank Indonesia triwulan III Selain itu, perkembangan ekonomi mendatang yang belum jelas khususnya terkait dengan kelancaran pilkada 2018, menyebabkan simpanan masyarakat dengan tujuan berjaga-jaga meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan dari simpanan jangka pendek ke simpanan jangka panjang. Oleh karena itu, perkembangan yang berbeda terjadi pada simpanan dalam bentuk deposito. Pada akhir triwulan III 2017, jumlah simpanan deposito tercatat sebesar Rp1,47 triliun. Secara tahunan, deposito tumbuh meningkat dari 7,82% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 8,36%(yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 4.14). Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp1,53 triliun. Kenaikan yang terjadi tidak hanya secara nominal namun juga secara tahunan. Pertumbuhan simpanan giro tumbuh sebesar 11,49% ( yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 8,23% (yoy). Dalam beberapa bulan terakhir, simpanan giro terus menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan sektor pinjaman lainnya. Pertumbuhan simpanan giro ini dipengaruhi oleh meningkatnya keuangan di sektor korporasi. Kondisi ekonomi yang terus tumbuh ini mengakibatkan keuangan di sektor korporasi semakin membaik terutama dibidang pertambangan, industri dan pertanian. Miliyar Rupiah Giro Tabungan 19,41% Deposito g DPK yoy (%) 6,24% 1,24% -4,20% I II III IV I II III IV I II III IV I II III % 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% Grafik Perkembangan DPK (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Dari sisi penyaluran kredit, secara umum jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Maluku Utara mengalami kenaikan pada triwulan III 2017 yang tercatat sebesar Rp7,49 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 18,75% ( yoy), meningkat secara signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,76% (yoy). Pertumbuhan ini terjadi pada kredit modal 50

65 kerja dan investasi sementara konsumsi turun tajam. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada kredit investasi yang tercatat tumbuh sebesar 17,76% ( yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -13,84% ( yoy). Pertumbuhan juga dipicu oleh kredit modal kerja yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya yaitu dari 9,48% (yoy) menjadi 13,41% (yoy) pada triwulan III 2017 (Grafik 4.15). Membaiknya kinerja kredit modal kerja dan investasi disebabkan oleh meningkatnya kinerja beberapa sektor khususnya sektor pertanian, pertambangan dan industri. Grafik Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) Sumber : Laporan bank, diolah Di lain sisi, walaupun pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurun, kredit konsumsi tercatat tumbuh 16,54% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 15,73% ( yoy) (Grafik 4.16). Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran intermediasi perbankan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi dan lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yakni dari 103,51% menjadi 118,16% pada triwulan III 2017 (Grafik 4.16). 51

66 Grafik Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara Sumber : Laporan bank, diolah Berdasarkan Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan III 2017, secara umum, terdapat peningkatan potensi risiko pada sektor lembaga keuangan yang diwakili perbankan. Pada triwulan III 2017 NPL perbankan Maluku Utara tercatat sebesar 1,98%, naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,91% (Grafik 4.17). Peningkatan terutama terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai dampak dari pelemahan kinerja keuangan pada sektor tersebut. Walaupun NPL masih berada di dalam batas aman, namun perbankan perlu mewaspadai NPL yang masih berada pada level yang cukup tinggi. 52

67 Grafik Perkembangan NPL Perbankan di Malut Sumber : Laporan bank, diolah Perbankan Syariah Pertumbuhan DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 5,76% (yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 24,38% (yoy) di triwulan II Perlambatan terutama terjadi pada simpanan jenis giro yang turun signifikan dari sebelumnya tumbuh 379,12% (yoy) terkontraksi menjadi 13,87% (yoy). Sementara itu, deposito syariah mengalami kinerja yang positif tercatat 2,71% ( yoy) setelah sebelumnya mengalami kontraksi 1,89 (yoy). Sementara tabungan syariah tercatat tumbuh dari triwulan sebelumnya sebesar 11,15% ( yoy) menjadi 13,19% (yoy). Kebijakan pengurangan rate bagi hasil dalam perbankan syariah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah di Maluku Utara. Tercatat dari kinerja di sektor perbankan syariah terlihat semakin membaik. Lebih lanjut lagi, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan juga menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara pada triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp257,79 miliar (Grafik 4.18), tumbuh sebesar 31,71% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya sebesar 22,44% (yoy). Perbaikan kinerja terutama dialami oleh konsumsi syariah yang tercatat tumbuh meningkat di triwulan III 2017 menjadi 52,89% (yoy) dari 29,06% (yoy) pada triwulan II Sementara itu, pembiayaan untuk modal kerja tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 20,44% ( yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 32,75% ( yoy). Namun, pembiayan investasi mengalami penyusutan dari posisi -15,19% ( yoy) pada triwulan II 2017 menjadi -15,93% pada triwulan III 53

68 2017. Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan III 2017, FDR perbankan syariah Maluku Utara tercatat sebesar 57,43% (Grafik 4.18). Grafik Perkembangan Perbankan Syariah Sumber : Laporan bank, diolah 4.4. Pengembangan Akses Keuangan Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut pada triwulan III 2017 tercatat Rp1,97 triliun, mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,78 triliun. Secara tahunan, jumlah tersebut tumbuh sebesar 13,46% ( yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,08% (yoy). Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 4,77%, membaik dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,52%. Membaiknya kinerja NPL tercatat terjadi pada sektor pertanian dan industri seiring meningkatnya perkembangan kinerja keuangan korporasi. 54

69 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi Tunai dan Nontunai Menurun Seiring Menurunnya Konsumsi Maluku Utara Secara umum, transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan III 2017 mengalami net inflow karena adanya penurunan kegiatan masyarakat terutama konsumsi rumah tangga akibat adanya pergeseran puncak konsumsi menjadi triwulan II Sementara transaksi keuangan nontunai juga menunjukkan penurunan secara nominal seiring dengan menurunnya akitivitas pengeluaran Maluku Utara. Net Inflow Triwulan III 2017 Rp 149,27 miliar Nominal Transaksi Kliring Triwulan III 2017 Rp 226,54 miliar 55

70 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Aliran uang kartal pada triwulan III 2017 di Maluku Utara menunjukkan net inflow (uang yang masuk lebih besar daripada jumlah uang yang keluar dari khazanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara). Pada triwulan III 2017, aliran uang masuk ( inflow) tercatat sebesar Rp 474,04 miliar, sementara aliran uang keluar ( outflow) sebesar Rp 324,77 miliar sehingga menghasilkan net inflow sebesar Rp 149,27 miliar (Grafik 5.1). Sumber: KPw BI Maluku Utara Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara Pada triwulan III 2017, pertumbuhan dan perbaikan sektor keuangan di Maluku Utara tidak dibarengi dengan peningkatan konsumsi masyarakat akibat pergeseran puncak konsumsi menjadi triwulan II sehingga kebutuhan uang di masyarakat rendah. Hal ini terindikasi dari terjadinya net inflow pada triwulan III 2017 di Maluku Utara. Penurunan kebutuhan uang tunai pada triwulan III 2017 cukup signifikan sehingga nilai inflow tercatat sebesar Rp424,04 miliar atau 2 kali lipat dibandingkan triwulan sebelumnya. Selanjutnya, net inflow tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 394,94% ( yoy), berbeda dibandingkan triwulan sebelumnya yang menunjukkan net outflow. Sementara itu, outflow triwulan III 2017 menunjukkan kontraksi sebesar -28,85% ( yoy) setelah mengalami peningkatan pada triwulan sebelumnya sebesar 17,20% (yoy). 56

71 Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang Rupiah dalam kondisi yang masih relatif baru dan layak edar serta menjangkau masyarakat yang jauh dari wilayah perkotaan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut) melaksanakan layanan kas titipan dan kas keliling. Hingga saat ini KPw BI Provinsi Maluku Utara telah memiliki 2 kas titipan yaitu di Kota Labuha dan Kota Tobelo. Kas Keliling secara rutin dilakukan oleh KPw BI Provinsi Maluku Utara baik di dalam maupun di luar Kota Ternate guna menjangkau seluluruh wilayah Maluku Utara. Tantangan yang dihadapi yakni kondisi geografis Maluku Utara yang merupakan wilayah kepulauan. Selain menerapkan Clean Money Policy (Kebijakan untuk menyediakan uang layak edar), kegiatan kas keliling juga bertujuan untuk menyediakan uang pecahan kecil kepada masyarakat tanpa harus datang ke KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Selama triwulan III 2017, Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Provinsi Malut telah melaksanakan 26 kali kas keliling baik yang dilaksanakan di Kota Ternate maupun di Luar Kota Ternate. Pada bulan Juli 2017, kas keliling tidak dilaksanakan akibat pasca hari raya Idul Fitri dan liburan panjang. Bulan Lokasi J uli Nihil Agus tus Kota T ernate, Halmahera T engah, Halmahera B arat September Sumber: KPw BI Maluku Utara Kota T ernate, Kepulauan Morotai dan Halmahera Utara Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara Pada triwulan III 2017, tidak ditemukan uang palsu dari setoran Bank ke Unit Pengolahan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara sama halnya dengan triwulan sebelumnya. KPw BI Maluku Utara terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah guna meningkatkan awareness masyarakat terkait peredaran uang palsu di Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi biasa dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar (baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang ciriciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak maupun elektronik. 57

72 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Secara tahunan, nominal transaksi kliring tercatat mengalami kontraksi sebesar -7,34% (yoy) pada triwulan III. Sementara itu, layanan RTGS di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan akses keuangan digital yang kian tinggi Perkembangan Kegiatan Kliring Jumlah transaksi nontunai di Maluku Utara tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 33,83% (yoy) pada triwulan III. Angka ini sedikit lebih kecil dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat sebesar 33,86% (yoy). Secara nominal, Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada periode triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp 226,54 miliar, turun signifikan dari triwulan sebelumnya yang tercatat 21,72% (yoy) menjadi -7,34% (yoy) (Grafik 5.2). Sumber: KPw BI Maluku Utara Grafik 5.2 Perkembangan Kliring di Maluku Utara Menurunnya nominal transaksi melalui kliring di Maluku Utara (yoy) ditengarai karena menurunnya kegiatan masyarakat dalam menggunakan fasilitas kliring berkaitan dengan turunnya konsumsi rumah tangga akibat pergeseran puncak konsumsi di triwulan II

73 Tahun Sementara itu, rasio cek dan bilyet giro (BG) kosong masih kembali meningkat pada triwulan III. Pada triwulan II tercatat sebanyak 41 cek dan bilyet giro kosong yang dikembalikan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan triwulan II yang hanya tercatat sebaanyak 6 lembar saja. Secara tahunan, pertumbuhan nominal cek dan bilyet giro kosong meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,06% (yoy) menjadi 0,64% (yoy). Adapun rasio jumlah cek/bg kosong terhadap cek/bg yang diserahkan pada triwulan III 2017 adalah sebesar 0,66%, naik dari rasio triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,09% (Tabel 5.2) Perkembangan Kegiatan RTGS Pertumbuhan transaksi nontunai dengan layanan jasa RTGS di Maluku Utara terus mengalami kenaikan pada triwulan III Secara jumlah transaksi, terjadi kenaikan volume transaksi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 374 kali menjadi 535 kali pada triwulan III. Apabila dilihat secara tahunan, terjadi perlambatan pada triwulan III yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 95% (yoy). Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat tumbuh sebesar 217% (yoy). Secara nominal, pada triwulan III transaksi layanan RTGS tercatat sebesar Rp340,97 miliar naik dibandingkan triwulan II sebesar Rp272,59 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan pada triwulan III naik dari 53% (yoy) menjadi 61% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan membaiknya kinerja keuangan dan kondisi korporasi dibeberapa sektor yang berdampak dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan transaksi nontunai high value. Triwulan J umlah Cek/ BG Kosong (lembar) Rasio Cek/BG Kosong J umlah Nominal I 27 0,52% 0,37% 2014 II 61 1,04% 0,80% III 41 0,82% 1,81% IV 37 0,68% 1,44% I 31 0,60% 0,43% 2015 II 27 0,53% 1,59% III 28 0,59% 0,94% IV 31 0,60% 2,47% I 23 0,44% 0,45% 2016 II 36 0,70% 0,60% III 32 0,68% 0,66% IV 44 0,90% 1,46% I 40 0,85% 9,31% 2017 II 6 0,09% 0,06% III 41 0,66% 0,64% Sumber: KPw BI Maluku Utara Tabel 5.2 Perkembangan Cek/ BG Kosong di Maluku Utara 59

74 60

75 TPT 5,33% NTP 101,77 Permintaan terhadap tenaga kerja pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat yang terindikasi dari peningkatan SBT Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya petani masih mengalami peningkatan, namun demikian, terdapat perkiraan peningkatan harga dan penurunan pendapatan dalam 3-6 bulan mendatang yang berpotensi menurunkan kesejahteraan. BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara Masih Dalam Tingkat yang Baik

76 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Pada triwulan berjalan, diperkirakan penggunaan tenaga kerja akan mengalami peningkatan ditandai dengan saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) ya ng mencatatkan nilai positif 1,63%. Penambahan tenaga kerja diperkirakan akan berasal dari skctor perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara Berdasarkan data BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan dari 66,19% pada Agustus 2016 menjadi 63,65% di Agustus 2017 (Grafik 6.1). angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 516,2 ribu orang. Dengan angkatan kerja terbanyak berada di Kota Ternate yang mencapai 97,8 ribu orang. Pada triwulan laporan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru mengalami kenaikan menjadi 5,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,01% (Tabel 6.1). Peningkatan TPT pada triwulan laporan mengindikasikan bahwa saat ini situasi sedang sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau masih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Namun, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang selalu berada diatas rata-rata nasional diharapkan mampu memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 62

77 Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penyerapan tenaga kerja paling besar terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan, yaitu sebanyak 199 ribu orang atau sebanyak 40,72% dari angkatan kerja (Grafik 6.2). Kemudian diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang menyerap sebanyak 107 ribu orang atau sebanyak 21,89% dari angkatan kerja. Berdasarkan data historisnya, saat ini Maluku Utara sedang mengalami pergeseran penyerapan tenaga kerja dari sektor utama, yakni sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan menuju sektor-sektor sekunder dan tersier seperti sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi. Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) Indikator Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Penduduk 15 Tahun Keatas Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja TPAK 67.99% 66.43% 67.83% 66.19% 69.48% 63.65% TPT 5.56% 6.05% 3.43% 4.01% 4.82% 5.33% Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa) 63

78 6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada Oktober 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 101, 77, mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 6.5). NTP Maluku Utara mengalami peningkatan 0,12% bila dibandingkan dengan September 2017 yang tercatat sebesar 101,65. Kenaikan NTP Maluku Utara mengindikasikan bahwa secara relatif tingkat kemampuan/daya beli petani meningkat. Sementara itu, inflasi pedesaan Provinsi Maluku Utara tercatat sebesat -0,34% atau mengalami deflasi yang disebabkan turunnya indeks pada empat kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau, kelompok Sandang, serta kelompok Transportasi dan Komunikasi. Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara Pada triwulan laporan, tercatat bahwa NTP Maluku Utara salah satu yang tertinggi di Kawasan Timur Indonesia (Tabel 6.2). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara masih dalam kondisi yang relatif baik. Sehingga, meskipun mengalami stagnansi NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan masih terjaga. 64

79 Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia Peringkat Provinsi NTP 1 Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat Gorontalo Bali Nusa tenggara Timur Maluku Utara Maluku Papua Barat Sulawesi Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi tengah Sulawesi Utara Papua Nasional Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Di tengah tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, Indeks Keyakinan Konsumen pada Oktober tercatat sebesar 133,6 atau meningkat 4,34% dibandingkan September. Meningkatnya Indeks keyakinan konsumen terutama dipicu oleh peningkatan kepercayaan terhadap ketersediaan lapangan kerja pada 6 (enam) bulan yang akan datang. Berdasarkan data BPS Maluku Utara, rata-rata upah/gaji sebulan buruh/karyawan/pegawai pada Agustus 2017 sebesar 2,76 juta rupiah. Jumlah ini diprediksi akan mengalami kenaikan pasca penetapan peningkatan Upah Minimun Provinsi (UMP) oleh Pemprov Maluku Utara sebesar 17,4% pada tahun Peningkatan ini diperkirakan dapat mendorong daya beli masyarakat yang terkonfirmasi dari survei konsumen Maluku Utara Oktober Pada komponen Kondisi Keuangan Konsumen, indeks perkiraan pengeluaran untuk konsumsi dalam 3 (tiga) bulan yang akan datang sebesar 170 atau naik 18,60% dari bulan sebelumnya. Dari sisi ketimpangan, berdasarkan data BPS, terdapat kecenderungan penurunan ketimpangan pengeluaraan penduduk Maluku Utara yang terindikasi dari menurunnya gini ratio dari 0,326 pada semester II tahun 2016 menjadi 3,322 pada semester I tahun 2017 (data dipublikasi Maret 2017). Penurunan gini ratio mengindikasikan kesuksesan program-program pemerintah dalam mengatasi ketimpangan kesejahteraan masyarakat. 65

80 66

81 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat dengan inflasi yang rendah a Proyeksi Ekonomi Triwulan I ,7% - 7,1% Perekonomian Malut pada triwulan I 2018 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2017 dan berada pada kisaran 6,7% (yoy) 7,1% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Sementara itu, inflasi pada periode triwulan I 2018 diproyeksikan akan sedikit meningkat dari pada triwulan IV 2017 dan berada pada kisaran 3,0% - 3,4% (yoy). Proyeksi Inflasi Triwulan I ,0% - 3,4% 67

82 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I 2018 diperkirakan tumbuh melambat dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 6,7% - 7,1% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi permintaan, pelambatan pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh PMTB yang diperkirakan melambat karena belum adanya tambahan pembangunan smelter baru di tengah penambahan kuota ekspor biji nikel yang kurang signifikan, Di samping itu, dampak Pemilihan Umum Kepada Daerah (Pilkada) tingkat provinsi tahun 2018 dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah provinsi di bidang ekonomi dan politik sehingga mempengaruhi ekspektasi para pelaku usaha. Perlambatan juga diakibatkan oleh kinerja ekspor dalam negeri dan net ekspor antar provinsi yang melambat ditambah dengan impor luar negeri yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Di lain sisi, perlambatan ekonomi tersebut masih dapat ditahan oleh konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan ditambah dengan konsumsi pemerintah yang juga mengalami akselerasi. Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya Dari sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan dipengaruhi oleh perlambatan di sektor jasa administrasi pemerintahan yang memiliki sumbangan terbesar ketiga bagi perekonomian Maluku Utara. Selain itu, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan terkait dengan kuota ekspor dan pembangunan smelter. Perlambatan di sektorsektor tersebut dapat ditahan oleh akselerasi dari dua sektor utama yakni sektor pertanian dan sektor perdagangan. Selain itu, sektor konstruksi juga berperan dalam menahan perlambatan pertumbuhan perekonomian. 68

83 Pilkada yang akan dilaksanakan pada 2018 diperkirakan telah memiliki andil dalam akselerasi konsumsi rumah tangga di awal tahun. Namun, di lain sisi, pilkada dapat membuat penurunan PMTB yang diakibatkan oleh penurunan ekspektasi pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian. Hal ini ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indoneisia yang menunjukkan penurunan index saldo bersih ekspektasi kondisi usaha yang menurun dari 155 ke 148. Hal ini diperkirakan akan terjadi sampai dengan berakhirnya masa pemilihan umum. Penurunan ekspektasi tersebut diakibatkan oleh kecenderungan bergantinya pemimpin SKPD dan arah kebijakan setelah gubernur terpilih memimpin pemerintahan. Apabila tidak ada smelter nikel baru yang beroperasi secara komersial pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6,3% - 6,7%. Dilihat dari sisi permintaan, pertumbuhan tahun 2018 masih didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan PMTB yang diperkirakan mengalami akselerasi dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari sisi penawaran, pertumbuhan di dorong oleh sektor-sektor utama Maluku Utara yang mengalami akselerasi yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan. Sektor administrasi pemerintahan diperkirakan akan sedikit melambat diakibatkan oleh efek pilkada. Selain itu, sektor pertambangan juga diperkirakan akan melambat karena efek relaksasi ekspor bijih nikel tahun 2017 telah berakhir Sisi Permintaan Perlambatan perekonomian yang dilihat dari sisi permintaan, salah satunya diakibatkan oleh PMTB yang diperkirakan melambat seiring dengan realisasi pembangunan jumlah tungku smelter yang masih di bawah rencana. Hal ini ditambah dengan ekspektasi pelaku usaha cenderung turun dikarenakan efek pilkada 2018 dimana pelaku usaha akan menahan investasi sampai dengan berakhirnya masa pilkada. Kegiatan ekspor baik luar negeri maupun antar daerah diprediksi mengalami perlambatan. Hal tersebut merupakan efek lanjutan dari belum disetujuinya tambahan kuota ekspor biji nikel kecuali pada BUMN pertambangan yang ada di Maluku Utara dan mundurnya panen komoditas utama. Walaupun, terdapat upaya intensif pemerintah daerah beserta beberapa pengusaha perikanan untuk mendorong pelaksanaan ekpor produk perikanan langsung dari Maluku Utara, namun diperkirakan hal ini belum dapat mengimbangi perlambatan yang diakibatkan ekspor biji nikel. 69

84 Perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat ditahan oleh terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada level yang tinggi, dimana hal ini dipengaruhi oleh masa panen komoditas utama khususnya cengkih yang diperkirakan mundur sampai triwulan ini. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terjaga pada kisaran 6,8% - 7,2% (yoy). Kondisi ini juga didukung dengan kecenderungan perbaikan harga komoditas cengkih, fuli, pala, dan kopra yang diperkirakan terus membaik pada awal tahun 2018 sehingga berdampak positif pada pendapatan masyarakat Maluku Utara. Selain itu, konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami kenaikan karena mulai direalisasikannya pembangunan power plant Ternate dan Malifut di awal tahun Sisi Penawaran Apabila dilihat dari sisi penawaran, sektor administrasi pemerintahan diperkirakan melambat karena mundurnya pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2018 oleh DPRD sebagai akibat dari lebih besarnya fokus yang diberikan ke pilkada. Selain itu, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga diperkirakan mengalami penurunan. Selain karena imbas lanjutan dari perlambatan administrasi jasa administrasi pemerintahan, perlambatan dari sektor ini juga sebagai akibat lanjutan dari mundurnya panen komoditas utama yang mengakibatkan konsumsi masyarakat terhadap produk dari sektor ini mundur ke triwulan II Perlambatan juga terutama akan terjadi pada sisi penawaran. Pada tahun 2017, beroperasinya smelter dari 2 perusahaan penambang nikel menjadi kunci utama rekor akselerasi sektor ini. Pada tahun 2018 khususnya pada 2 triwulan perdana, efek beroperasinya kedua smelter ini akan menghilang dan belum ada smelter baru lagi yang siap beroperasi sehingga akselerasi dari sektor industri pengolahan akan terhenti. Di samping itu, meningkatnya jumlah pelaku usaha olahan kelapa di Sulawesi Utara menyebabkan pelaku olahan kelapa di Maluku Utara gulung tikar akibat kesulitan mencari bahan baku produksi. 7.2 Outlook Inflasi Daerah Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan I 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran 3,00% (yoy) 3,40% (yoy). Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi inti ( core) dan kelompok makanan harga bergejolak ( volatile food) pada triwulan I 2018 cenderung mengalami kenaikan. 70

85 Sementara inflasi untuk kelompok harga yang ditentukan pemerintah ( administered prices) diperkirakan mengalami penurunan. Pada kelompok inflasi inti, diperkirakan terdapat sedikit kenaikan dikarenakan kenaikan konsumsi masyarakat sebagai dampak dari kenaikan UMP dan panen komoditas utama yang mundur sampai pada triwulan ini. Hal ini didukung oleh hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang menunjukkan kenaikan ekspektasi inflasi. Selain itu, kenaikan inflasi juga dipengaruhi oleh efek pilkada 2018 yang efeknya telah mulai dapat dirasakan di awal tahun. Tekanan inflasi pada kelompok volatile food yang diperkirakan mengalami sedikit peningkatan yang lebih diakibatkan di sisi supply yaitu pada produksi dan distribusi bahan makanan. Dari sisi demand, konsumsi bahan makanan diperkirakan akan cenderung stabil. Gangguan produksi bahan makanan diakibatkan oleh karena curah hujan yang tinggi yang ditambah dengan terdapat tanggul yang mengalami kerusakan di sentra produksi padi di Halmahera Utara. Rusaknya tanggul mengakibatkan sebagian besar petani di area terdampak memutuskan tidak menanam padi pada musim tanam ini sampai dengan diperbaikinya tanggul yang mengalami kerusakan. Gelombang tinggi yang terjadi seiring dengan meningkatnya curah hujan, turut memberbesar tekanan inflasi pada bahan makanan berupa ikan yang menjadi komoditas konsumsi utama. Selain itu, jalur distribusi barang juga diperkirakan akan terganggu karena tingginya gelombang ditambah dengan jalur distribusi darat yang rawan longsor. Pada kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan berkurang seiring menghilangnya efek kenaikan jasa pengurusan STNK dan kenaikan tarif PDAM. Namun demikian, potensi tekanan dari inflasi administered prices diperkirakan masih muncul dari rencana kenaikan cukai rokok pada awal tahun 2018 serta efek kenaikan angkutan udara pada libur akhir tahun. Tekanan inflasi ini diperkirakan dapat ditahan oleh beberapa rencana aksi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu antara lain dengan peningkatan konektivitas pengangkutan komoditas bahan pangan strategis melalui penyediaan angkutan bersubsidi berupa truk dan kapal sewa. Selain itu, peningkatan produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman pangan dan tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan sayur-sayuran. Hingga awal triwulan berjalan, program-program tersebut telah memberikan dampak pada terjaganya level inflasi pada tingkat yang rendah. Selain itu, mulai diaktifkannya kembali kerjasama segitiga emas ( Kota Ternate, 71

86 Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Halmahera Barat) dapat menjaga pasokan di Kota Ternate sebagai pusat konsumsi oleh kabupaten/kota disekitarnya. Dengan demikian, risiko tekanan inflasi karena distribusi dapat diminimalisisr. Selain itu, meningkatnya produksi komoditas tersebut menjadikan ketergantungan Kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi juga semakin berkurang. Inflasi tahun 2018 diproyeksikan berada di 3,9% - 4,3%. Walaupun diperkirakan meningkat dari inflasi tahun sebelumnya, namun masih memenuhi target nasional sebesar 3,5% ± 1%. Naiknya inflasi di dorong oleh kenaikan inflasi inti yang diakibatkan oleh kenaikan agregat demand karena semakin membaiknya perekonomian Maluku Utara. Kondisi ini juga mempengaruhi inflasi volatile food yang diperkirakan juga mengalami kenaikan. Walaupun produksi dan distribusi bahan makanan masih menjadi tantangan utama karena kondisi geografis yang merupakan wilayah kepulauan, namun telah terdapat langkah nyata yang dimotori oleh TPID sehingga inflasi volatile food dapat semakin ditekan meski diperkirakan sedikit mengalami kenaikan. Oleh karena itu, peningkatan peran TPID mutlak diperlukan untuk dapat menurunkan volatilitas bahan makanan. Inflasi tahun 2018 dapat ditekan oleh kelompok administered prices karena diperkirakan tidak terdapat kenaikan tarif listrik dan harga BBM serta gas. 72

87

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: AGUSTUS 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: MEI 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 22 Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Ternate, 21 November 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA. Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan NOVEMBER 2016 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2017 No. 56/08/33/Th.XI, 7 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II- EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II- TUMBUH 5,18 PERSEN Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA TRIWULAN II 2015 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA No. 45/08/Th. IX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. II-2017 TUMBUH 7,03 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 37/08/31/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,15 PERSEN LEBIH CEPAT 0,07 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN I/2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA No. 5/8/Th. IX, 5 Agustus 216 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. II-216 TUMBUH 6,82 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan II-216 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-312417 LAPORAN TRIWULANAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Yos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Mei 217 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II-2017 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta No. 41/08/31/Th. XIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara N o. 61/11/Th.IX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 No. 27/05/36/Th.X, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 TUMBUH 5,90 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2016 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 218 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 52/08/52/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI KONTRAKSI 1,96 PERSEN

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi/ Salinan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2015 TUMBUH 5,25 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Menyongsong Pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas Februari 2017 Untuk

Lebih terperinci