Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

dokumen-dokumen yang mirip
TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

Dampak Peliputan Traumatik pada Masyarakat Umum dan Wartawan

Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB III PENYAJIAN DATA. lokasi penelitian, yaitu di YOGA ATMA CONSULTING PEKANBARU. Counsulting Pekanbaru, penulis mendapatkan informasi bahwasanya :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Menurut Susilo ( 2007 ) dalam

Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah

Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian bencana yang datang silih berganti menimbulkan trauma pada

Intervensi Psikososial

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

EMOSI & PERASAAN. PERTEMUAN KE- 7

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

No : 12 / IV / SEMAKU / 2017 Yogyakarta, 17 April Dengan ini Himpunan Mahasiswa Pendidikan Dokter SEMAKU mengucapkan terima kasih kepada:

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Perawan / Menikah / Janda Cerai / Janda Meninggal * Jumlah Anak : Orang * Coret yang tidak perlu C A R A P E N G E R J AAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

Sigit Sanyata

Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG SINDROM TRAUMA DAN COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

MASALAH KELUARGA DAN MEKANISME PENANGGULANGANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan (Papalia, et. la., 2007). Setelah menikah laki-laki dan perempuan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

Kecemasan Terhadap Kematian

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

Transkripsi:

Traumatik event adalah pengalaman dengan tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga dapat merusak fisik maupun psikologis Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

Stres traumatik VS Stres umum Terjadi diluar kendali orang atau masyarakat yg mengalaminnya. Mengancam kehidupan Mengakibatkan rasa takut yang mendalam dan tak berdaya Stres Trumatik Masalah-masalah pribadi Beban kerja yang berat. Masalah ekonomi Stres Umum

Penggolongan Stres traumatik A. Menjadi korban ex: diculik, ditodong, diperkosa atau dipaksa untuk melakukan hal-hal yang bukan-bukan. B. Kehilangan kepercayaan diri sendiri dan kepercayaan akan orang lain. ex: kehilangan rumah, sekolah, pengobatan, keperluan sehari- hari. C. Persoalan yang berasal dari kehidupan keluarga ex: perkosaan oleh ayah tiri, keluarga yang disfunctional, ditinggal orang tua, kemiskinan, menjadi jatim piatu. D. Bencana alam ex: kebakaran, kebanjiran, hujan lebat dan badai, tsunami.

Reaksi Stress traumatik Aspek Fisik Jantung berdetak lebih cepat, keringat dingin, pucat. dll Aspek Pikiran Sulit berkonsentrasi, trus menerus memikirkan sesuatu Aspek Emosi Merasa kesedihan yang mendalam, penyesalan, rasa bersalah. Aspek Perilaku Menangis, menghindar/lari, mengamuk, berteriak, berdiam diri dan membanting barang

Faktor yang mempengaruhi Trauma Internal A. Karakteristik sseorng a.usia b.gender c.status ekonomi d.tingkat pendidikan B. Pengalaman stress sebelumnya C.Tipe Kepribadian D. Pikiran Eksternal Ada tidaknya dan besar kecilnya dukungan sosial seseorang yang mengalami stress Dukungan disini diartikan sebagai kehadiran orang2 yang bermakna. Ex: seorang ibu kehlngan suaminya mendapat dukungan dari anak-anaknya. Sumber Stres A. Pengalamanpengalaman kehidupan seharihari. B. Pengalaman yang pahit yang terjadi sec tiba-tiba ex: Pemerkosaan, menyaksikan kematian orang terdekat, konflik antar kelomk, bencana alam yang dahsyat dll.

Luka Fisik Pengalaman trauma seblmnya Hub dngn orng lain Kec ekspresikan duka cita kecerdasan Keyakinan diri Kesempatan berduka Individu usia kepribadian Dukungan dari sahabat dan keluarga Bagaimana munculnya trauma Liputan media masa Informasi apa saja yang terjadi Peristiwa traumatik Lingkungan Dukungan sekolahan Sisi agama Dukungan masyarakat Dukungan berkelanjutan dari profesionalisme

Penanganan Trauma 1. Introductory phase 2. Fact phase 3. Thought phase 4. Feeling phase 5. Symptom phase 6. Teaching or educational phase 7. Reentry phase

1. Introductory phase Perkenalan Rapport

2. Fact phase Meminta klien menggambarkan kejadian traumatik yang mereka alami; apa yang mereka lihat dan dengar. Jangan memaksa klien, lakukan dengan perlahan-lahan. Contoh pertanyaan : Dapatkah Anda menceritakan kepada saya apa yang terjadi?

3. Thought phase Fase dimana klien diminta untuk menggambarkan reaksi kognitifnya terhadap peristiwa/kejadian tersebut. Pertanyaan yang dapat diajukan : Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika mengalami kejadian itu?

4. Feeling phase Menolong klien untuk mengenali emosi-emosi yang menyertai kejadian tersebut. Pertanyaan yang dapat diajukan : Perasaan-persaan apa saja yang Anda rasakan pada saat itu? Bagaimanakah perasaan Anda sekarang? Catatan.! Fase ini adalah saat dimana kita dapat menetralkan keadaan klien dengan menekankan bahwa apa yang dirasakannya adalah reaksi yang normal terhadap suatu kejadian/peristiwa yang di luar normal.

5. Symptom phase Menanyakan reaksi-reaksi klien setelah kejadian Pertanyaan yang dapat diajukan : 1. Apa yang sekarang ini anda rasakan atau keluhkan karena kejadian itu? (Klien bisa dituntun/dibantu) 2. Usaha-usaha apa yang sudah Anda lakukan untuk mangatasinya?

6. Teaching or educational phase 1. Menginformasikan kepada klien bahwa trauma yang telah diceritakannya ( flashback) adalah suatu bentuk dari memori. Tugas konselor adalah menormalisasi dan mereframe flashback dalam upaya penyembuhan dari pengalaman traumatiknya agar mereka dapat mengembangkan hidupnya lebih lanjut. Membuat klien menyadari kejadian traumatiknya adalah sangat penting sebagai suatu transisi kehidupan dan hal itu normal saja.

next 2. Klien diajak untuk berani menghadapi perasaanpersaannya yang ditekan akibat trauma. Hal ini bukan persoalan mudah karena kebanyakan mereka tidak mau atau takut untuk merasakan emosi itu kembali (takut terluka kembali atau kehilangan kontrol). Tapi yang terpenting bagi klien adalah ia perlu menghadapi emosi-emosi negatifnya. Contoh-contoh emosi yang biasa dirasakan orang yang mengalami trauma adalah: marah, cemas, takut, sedih, berduka.

next 3. Mengajak klien melakukan bentuk coping lain; tidak hanya bertahan pada mekanisme pertahanan diri saja (menangis, marah). Klien diajak untuk mampu membicarakan kejadian traumanya dengan orang lain, membaca tulisan-tulisan atau melihat televisi yang berkaitan dengan kejadian traumanya. Jika klien mampu melakukannya, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kejadian traumatiknya dan mampu mengurangi perasaan-perasaan negatifnya.

next 4. Menolong klien untuk mengidentifikasi pemicu reaksi-reaksi traumanya dan mengajari bagaimana mengendalikan.cara-cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajari klien relaksasi, menarik nafas dalam-dalam dengan diikuti self-talk. 5. CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif dan exposure dapat dilakukan bila ada distorsi kognitif dan perilaku penghindaran yang cukup berat.

7. Reentry phase Fase dimana kita dapat mengetahui keberhasilan penanganan kita, yaitu dengan melihat: 1. The cognitive stage Klien sudah mampu menghadapi traumanya, mengingatnya, bahkan merekonstruksinya secara mental. Bentuk-bentuk kemajuan klien misalnya: sudah bisa membicarakan kejadian traumanya dengan orang lain, memberikan gambaran kejadian traumanya atau membaca tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kejadian traumatiknya. 2. The emotional stage Klien sudah mampu menghadapi emosi-emosi negatifnya. Menerima kejadian trauma sebagai kenyataan; menerima emosi-emosi negatifnya sebagai bagian dari kejadian tersebut dan sebagai sesuatu yang wajar. Tidak lagi melakukan denial terhadap emosi-emosi negatifnya. 3. The mastery stage Tingkat dimana klien mampu menemukan arti dari pengalamannya dan mengembangkam perspektif sebagai orang yang selamat dan mampu bertahan daripada sebagai korban semata. Klien mampu membuat keputusan sendiri, bertumbuh, berubah, dan memiliki arahan-arahan baru untuk hidupnya.