RUMAH BILANGAN DAN KANTONG KACANG MERAH DALAM MENENTUKAN NILAI TEMPAT. Ambarsari Kusuma Wardani

dokumen-dokumen yang mirip
BELAJAR NILAI TEMPAT DENGAN RUMAH BILANGAN

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500.

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB. Disusun oleh :

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

LAPORAN OBSERVASI KELAS LAMPU LALU LINTAS SEBAGAI KONTEKS DALAM PEMBELAJARAN KELIPATAN PERSEKUTUAN KECIL (KPK) Disusun oleh :

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU

PMRI DI SDN 179 PALEMBANG (4) Oleh: Sylvana Novilia Sumarto

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari

Pembelajaran Jarak, Waktu, dan Kecepatan Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh :

KONTEKS MEMBAGI ROTI DALAM MEMPELAJARI LUAS SEGITIGA. Navel O. Mangelep.

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG. (Laporan Observasi Pertama)

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 5 SD XAVERIUS 1 PALEMBANG Sabtu, 8 Oktober 2011

Naik Kereta Api dari Bandung ke Surabaya

LAPORAN OBSERVASI 4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI di SD IGM Palembang

Gambar 1. Siswa Sedang Mendengarkan Konteks Pembelajaran yang Diberikan

5 th Observation Report of Classroom Observation

Tujuan dari proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI dan menggunakan media jam kertas yaitu:

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Penerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika

DESAIN KE-4 PEMBELAJARAN PMRI: Belajar Mengurangkan Tiga Bilangan Berturut-turut melalui Aktivitas Bermain Tepuk Bergambar/Ambulan

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 7 PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI SD XAVERIUS 1 PALEMBANG

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BELAJAR SUDUT LEWAT GERAKAN TANGAN. (Laporan Observasi Ke-2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. Rumusan Masalah Observasi

Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu?"

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH 6 SD IGM PLUS PALEMBANG Selasa, 25 Oktober 2011

MANAKAH YANG LEBIH BERAT? (Laporaan Observasi Ke-5)

LAPORAN OBSERVASI 2. Proses Pembelajaran Matematika di kelas 5C di Sekolah Dasar Xaverius 1 Palembang dan SD IGM Palembang

Menghitung Kelipatan Sambil Menabung. (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang)

Oleh: Ahmad Wachidul Kohar 1) Fanni Fatoni 2) Wisnu Siwi Satiti 3) I. Pendahuluan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

bilangan Menuliskan bilangan pada posisi Penjumlahan tanpa menyimpan Penjumlahan teknik menyimpan Pengurangan tanpa menyimpan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAPORAN OBSERVASI KELIMA SD NEGERI 117 PALEMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

MENYELESAIKAN PEMBAGIAN PECAHAN TANPA ALGORITMA

Mengenal Bilangan Bulat

Kelipatan dan Faktor Suatu Bilangan

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 1.1 RPP SIKLUS I PERTEMUAN I 1.2 RPP SIKLUS I PERTEMUAN II 1.3 RPP SIKLUS II PERTEMUAN I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dilakukan setelah observasi ke SD Islam Al-Amanah,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN

Mengenal Bilangan Bulat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI CTL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) OLEH : ULFAH KHUMAYASARI

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS II SEMESTER 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yonathan SMP Negeri 1 Tolitoli, Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Operasi Hitung Bilangan 1

Transkripsi:

RUMAH BILANGAN DAN KANTONG KACANG MERAH DALAM MENENTUKAN NILAI TEMPAT Ambarsari Kusuma Wardani A. PENDAHULUAN Pembelajaran nilai tempat sudah diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar (SD) mulai dari kelas 1 semester 2. Pemahaman yang baik tentang nilai tempat akan memudahkan siswa dalam menuliskan lambing bilangan yang lebih dari 9. Selain itu, nilai tempat juga sangat erat hubungannya dengan penamaan, perbandingan, dan pembulatan bilangan. Siswa juga akan lebih cepat memahami operasi penjumlahan dan pengurangan apabila konsep nilai tempat telah dikuasai. Sehingga diharapkan setiap siswa dapat memahami nilai tempat dengan baik. Tetapi kenyataan yang ada, siswa masih merasa kesulitan dalam memahami nilai tempat. Hal ini disebabkan dalam mengajarkan materi nilai tempat, guru tidak memberikan konteks yang jelas dan tidak menggunakan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran, melainkan langsung menjelaskan materi nilai tempat yaitu satuan, puluhan dan ratusan dengan menunjukkan kepada siswa bilangan ratusan, misalnya 167. Siswa diberitahu secara langsung bahwa angka 7 menempati nilai tempat satuan, angka 6 menempati nilai tempat puluhan dan angka 1 menempati nilai tempat ratusan. Hal ini menyebabkan siswa tahu mengenai nilai tempat, tapi mereka tidak mempunyai pemahaman yang dalam terhadap konsep nilai tempat itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang kali ini menggunakan pendekatan PMRI (Pendidikan Realistik Matematika Indonesia). PMRI adalah pendekatan yang yang menekankan pembelajaran matematika dalam pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Hal ini sesuai dengan salah satu dari lima karakteristik PMRI yaitu the use of context yaitu menggunakan masalah kontekstual (de Lange dalam Zulkardi, 2005: 14). Masalah

kontekstual berfungsi untuk memanfaatkan realitas sebagai sumber aplikasi matematika. Selain itu juga untuk melatih kemampuan siswa khususnya dalam menerapkan matematika pada situasi nyata. Maka di awal pembelajaran ini siswa diberikan konteks mengenai pembelian kacang merah di pasar tradisional. Desain pembelajaran ini bertujuan untuk menanamkan konsep nilai tempat kepada siswa dengan menggunakan konteks kacang merah, karena es kacang merah salah satu makanan khas dari Palembang, sehingga siswa pasti bisa dengan mudah membayangkan konteks yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran ini juga memberikan pengetahuan tambahan bagi guru maupun desainer dalam merancang pembelajaran matematika yang baik di tingkat sekolah dasar. B. Desain Research 1. Preliminary Desain Sebelum merancang desain pembelajaran, desainer melakukan observasi mengenai proses pembelajaran yang terjadi di kelas terlebih dahulu. Berdasarkan hasil observasi, desainer menemukan beberapa fakta. Sebagian besar siswa kelas II sangat antusias dengan pelajaran matematika. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, banyak dari siswa yang menunjukkan perhatian yang penuh dengan pelajaran. Tetapi antusias siswa tidak sejalan dengan jumlah media atau alat bantu yang tersedia, sehingga hal ini sedikit menghambat proses belajar mengajar. Selain itu, dalam pembelajaran guru terlihat memberikan perhatian-perhatian khusus pada siswa yang kurang aktif atau yang memiliki pemahaman sedikit lebih rendah daripada siswa lain agar siswa tersebut termotivasi ketika pembelajaran berlangsung. Desainer juga mendapati bahwa pada proses belajar, terdapat beberapa siswa yang salah dalam pengucapan bilangan. Contohnya bilangan 121, siswa mengucapkannya seratus dua satu. Selain itu tidak semua siswa paham mengenai cara menuliskan bilangan. Guru menyebutkan bilangan 103, tetapi siswa menuliskan 130 di lembar kerjanya. Oleh karena itu, desainer mencoba

merancang pembelajaran yang dapat memotivasi siswa secara keseluruhan dan dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan tim dan guru kelas, ditetapkan materi yang akan diajarkan selanjutnya di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang adalah nilai tempat. Agar pembelajaran terasa lebih dekat dengan siswa dan dapat meningkatkan minat siswa pada saat pembelajaran berlangsung, desainer menggunakan konteks pembelian kacang merah sebagai bahan untuk membuat es kacang merah. Selain penggunaan konteks, desainer juga menggunakan media atau alat bantu yang disebut Rumah Bilangan. Rumah bilangan yang dimaksud adalah kotakkotak yang dibuat sendiri oleh desainer dan tim dengan menggunakan kardus bekas yang dilapisi dengan kertas berwarna. Rumah bilangan yang digunakan terdiri dari tiga rumah, yaitu rumah satuan, puluhan dan ratusan. Masing-masing rumah bilangan dilapisi kertas warna yang berbeda. Rumah satuan diberi warna kuning, merah muda untuk rumah puluhan, dan biru untuk rumah ratusan. Dan ukuran untuk tiap rumah bilangan dibuat berbeda, agar siswa lebih mudah mengidentifikasi tiap rumah bilangan tersebut. Tiap rumah bilangan terdiri sembilan kotak kecil, yang dalam hal ini disebut kamar rumah bilangan. Gambar 1. Rumah Bilangan

Sebagai analogi dari bilangan satuan, puluhan dan ratusan, desainer menggunakan kantong kacang merah. Kantong yang hanya berisi satu kacang merah mewakili angka satu satuan. Kantong yang berisi sepuluh kacang merah mewakili angka satu puluhan. Dan kantong yang berisi seratus kacang merah mewakili angka satu ratusan. Penggunaan kacang merah secara nyata dimaksudkan untuk tetap menghubungkan alat bantu yang digunakan dengan konteks yang diberikan sebelumnya di awal pembelajaran. Gambar 2. Kantong Kacang Merah (Kantong Satuan, Kantong Puluhan, Kantong Ratusan) Media rumah bilangan dan kantong kacang merah dibagikan ke kelompok siswa, yang telah dibentuk terlebih dahulu. Selain itu, desainer juga membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) kepada tiap kelompok. LKS berisi soal-soal yang harus dikerjakan siswa selama pembelajaran berlangsung. LKS dikemas semenarik mungkin supaya siswa termotivasi untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan. 2. Teaching Experiment Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang, dilakukan selama satu kali pertemuan untuk dua jam pelajaran, tepatnya pada tanggal 1 November 2012 dengan guru pengajar Ibu R. A. Mustika Hariyanti, S.Pd. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran ini sebanyak 35 siswa.

Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan desainer beserta tim dan guru: 1) Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan cerita mengenai pembelian kacang merah di pasar-pasar tradisional di Palembang Doraemon, Nobita dan Sisuka akan membuat es kacang merah, maka merekapun membeli kacang mera di tiga pasar yang berbeda di Palembang. Doraemon membelinya di pasar 16, Nobita membelinya di pasar Cinde dan Sisuka membelinya di pasar Pakjo. Doraemon membeli kacang merah dengan harga Rp.300, Nobita membelinya dengan harga Rp.275, dan Sisuka membelinya dengan harga Rp. 400 2) Guru membagikan media pembelajaran yaitu rumah bilangan dan kantong kacang merah serta LKS kepada masing-masing kelompok 3) Siswa mengerjakan LKS dengan tuntunan dari Guru dan tim desainer 4) Guru dan siswa membahas soal di LKS secara bersama-sama 5) Siswa diberikan tugas individu 6) Guru mengajak siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari 7) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa Berikut hasil observasi pada pembelajaran yang terjadi di kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang: Guru menyampaikan apersepsi dan menggunakan konteks kacang merah dengan sangat baik. Sehingga di awal pembelajaran, siswa terlihat sangat bersemangat mendengarkan cerita mengenai pembelian kacang merah. Siswa juga sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Gambar 3. Keantusiasan Siswa saat Menjawab Pertanyaan Guru Selanjutnya guru dan tim desainer membagikan rumah bilangan dan kantong kacang merah kepada tiap kelompok. Siswa terlihat sangat tertarik dengan media pembelajaran tersebut. Berikutnya guru membagikan LKS kepada tiap kelompok. Masing-masing kelompok hanya mendapatkan satu LKS yang harus dikerjakan bersama-sama oleh anggota kelompok. Terjadi kegaduhan saat pembagian LKS karena setiap siswa ingin mengisi LKS secara individu, sehingga siswa saling memperebutkan LKS yang diberikan. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan metode belajar diskusi kelompok. Selanjutnya guru dan tim desainer menuntun siswa dalam mengerjakan soal di LKS yang berkaitan dengan konteks yang diberikan di awal pembelajaran. Siswa dapat dengan mudah menjawab beberapa pertanyaan awal yang terdapat di LKS dengan menggunakan media rumah bilangan dan kantong kacang merah.

Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Menggunakan Media Pembelajaran Ketika masuk ke soal yang mengharuskan siswa bekerja dengan kelompoknya tanpa bantuan dari guru maupun tim desainer, siswa mulai terlihat kebingungan. Hal ini disebabkan oleh kalimat perintah yang terdapat di LKS sulit untuk dimengerti siswa. Dan jumlah soal di LKS terlalu banyak sehingga siswa menghabiskan banyak waktu untuk mengerjakan soal di LKS. Hal ini mengakibatkan tugas individu yang seharusnya di kerjakan di kelas berubah menjadi pekerjaan rumah. Di akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.

Gambar 5. Lembar Kerja Siswa Gambar 6. Tugas Individu Siswa

3. Retrospective Analysis Dari hasil refleksi, desainer dan guru beranggapan bahwa: 1) Siswa sudah mampu menggunakan media pembelajaran yang diberikan yaitu rumah bilangan dan kantong kacang merah. Ini berarti siswa telah memahami konsep nilai tempat bilangan sampai dengan 500 2) Keantusiasan siswa sangat tinggi ketika dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PMRI karena siswa tertarik dengan konteks, media, ataupun LKS yang diberikan sehingga menyebabkan kegaduhan di kelas yang membuat guru dan tim desainer kewalahan dalam menangani siswa 3) Siswa kesulitan memahami kalimat yang terdapat di LKS karena kalimat yang digunakan tim desainer kurang sesuai untuk siswa kelas II sekolah dasar. C. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pembelajaran pada materi nilai tempat sampai dengan bilangan 500 menggunakan pendekatan PMRI, dalam hal ini penggunaaan konteks pembelian kacang merah dengan media rumah bilangan dan kantong kacang merah, disimpukan sebagai berikut: 1) Pembelajaran untuk materi nilai tempat sampai dengan bilangan 500 dengan menggunakan desain pembelajaran yang berdasarkan konteks sesuai dengan pengetahuan siswa dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran matematika. 2) Desain pembelajaran memberi kesempatan kepada desainer dan guru agar dapat berperan secara optimal dan agar dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk memotivasi belajarnya.

Berikut adalah iceberg dari aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran nilai tempat ini. Nilai Tempat dari 2, 7 dan 5 pada Bilangan 27 Pemahaman formal tentang nilai tempat Membuat kotak nilai tempat Kegiatan menentukan nilai tempat dengan rumah bilangan dan kantong kacang merah Gambar 7. Iceberg Cerita tentang pembelian Kacang merah untuk membuat es kacang merah