JUDUL TESIS : Nama : Daniel NRM : PEMBIMBING :

dokumen-dokumen yang mirip
Pembangunan Rusunami dalam Perspektif Pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

G. BIDANG PERUMAHAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pembiayaan 1. Pembangunan Baru

BAB I PENDAHULUAN. persoalan kecenderungan meningkatnya permintaan dan kurangnya penyediaan di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

I. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)

PENJELASAN. A. Isilah keterangan dibawah ini atau beri tanda centang / check list (V) pada pertanyaan pilihan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEMUNGKINAN PENERAPAN SISTEM BUY THE SERVICE PADA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: TRI WURI ANGGOROWATI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1/6 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN SECARA TERPADU DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PENYUSUNAN PROGRAM YANG DISESUAIKAN DENGAN RPJMD DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA PROVINSI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sub Sektor : Air Limbah

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

APLIKASI PENATAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG KOTA SESUAI KEBIJAKAN PEMERINTAH. Budiman Arif 1

4/12/2009. Water Related Problems?

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 110 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5.1 Kondisi dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

Sub Tema: KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pengadaan perumahan informal

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

EFEKTIFITAS PROGRAM KREDIT PERUMAHAN RAKYAT (KPR) BERSUBSIDI

Transkripsi:

JUDUL TESIS : PEMBANGUNAN RUSUNAMI CITY PARK CENGKARENG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BERKELANJUTAN Nama : Daniel NRM : 3208201836 PEMBIMBING : Prof. Ir. HAPPY RATNA S. M. Sc. Ph. D Prof. Ir. ENDANG TITI S. M. Arch. Ph. D

Latar Belakang Kebutuhan Unit Hunian di Perkotaan Keterbatasan Lahan untuk Perumahan dan Permukiman Potensi Munculnya Slum and Squatter Area Inefisiensi BBM, Kemacetan, Ancaman Polusi Kebijakan Pembangunan Rusunami bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah-Rendah

Perumusan Masalah Bagaimana dukungan pemerintah daerah dan implementasi kebijakan pembangunan rusunami di lapangan? Apakah pembangunan rusunami city park Cengkareng sudah memenuhi konsep pembangunan kawasan perumahan dan permukiman berkelanjutan?

Tujuan Penelitian Memberikan pengetahuan secara komprehensif mengenai bentuk dukungan pemerintah daerah serta implementasi kebijakan pembangunan rusunami di lapangan. Memberikan pengetahuan secara komprehensif mengenai pembangunan rusunami dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada saat sekarang ini.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan kontribusi penting bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu diantaranya : dunia akademis, pihak pemerintah dan pihak swasta dalam mengawasi atau melaksanakan pembangunan di Indonesia

Bab 2 Kajian Pustaka Pengertian Rumah Susun (sewa dan hak milik) Tinjauan terhadap Hasil Penelitian Sejenis Bambang Witjaksono (2000) Pola Pengembangan Rumah Susun Murah Untuk Masyarakat Golongan Ekonomi Rendah; dan Mediana J.H Uguy (1993) Lingkungan Perumahan Massal (Studi Kasus: Rumah Susun Tanah Abang dan Kebon Kacang, Jakarta Pusat)

Bab 2 Kajian Teori Kebutuhan rumah berjenjang Newmark and Thompson (1977). Teori lokasi Turner (1972) Kualitas Lingkungan Permukiman Rapoport (1983) - Variabel lokasi - Variabel fisik - Variabel psikologi - Variabel sosial budaya Kebijakan permukiman berkelanjutan Agenda 21 Nasional

Skema Kerangka Pemikiran Pembangunan Rusunami City Park Cengkareng Implementasi Kebijakan Pembangunan Rusunami di Lapangan Teori Lokasi oleh Turner dan Rapoport Agenda 21 Nasional Teori Kebutuhan Rumah Berjenjang oleh Newmark dan Thompson Analisis Pembangunan Rusunami City Park Cengkareng sebagai Pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan

Bab 3 Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah metode deskriptif Prosedur penelitian, langkah-langkah pokok: Mendefinisikan tujuan yang akan dicapai Menemukan fakta-fakta yang relevan/mendukung Merancang cara pendekatan Melakukan pengumpulan data Melakukan penyajian data Analisis Data

Skema Penelitian Survey data sekunder 1.Kebijakan Pembangunan Rusunami 2.Teori-teori JFC Turner Amos Rapoport Newmark & Thomson 3. Penelitian terdahulu Masalah: 1. Bagaimana dukungan pemerintah daerah terhadap kebijakan pembangunan rusunami dan bagaimana implementasinya di lapangan? 2. Apakah pembangunan rusunami sudah memenuhi konsep pembangunan perumahan dan permukiman berkelanjutan? Tujuan Penelitian: 1.Memberikan pengetahuan secara komprehensif mengenai bentuk dukungan pemerintah kota dan pemerintah pusat serta implementasi kebijakan pembangunan rusunami di lapangan. 2.Memberikan pengetahuan secara komprehensif mengenai pembangunan rusunami dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada saat ini. Pengumpulan, Pemilahan dan Penyajian data-data Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teori dan kajian pustaka yang sudah dipaparkan dalam bab 2. Hasil analisis akan menjawab apakah pembangunan rusunami sesuai dengan konsep pembangunan kawasan perumahan dan permukiman berkelanjutan Survey data primer 1.Wawancara 2.Survei lapangan 3.Survei instansi

Bab. 4 Rusunami City Park Cengkareng

Fasilitas yang disediakan

Lokasi Rusunami City Park Cengkareng

Hasil Kuesioner terhadap Penghuni Rusunami City Park Cengkareng Suku Suku Penghuni Jumlah Responden Persentase Tionghoa 25 50 % Jawa 15 30 % Sunda 7 14 % Batak 3 6 % 50 100 Pekerjaan Pekerjaan Penghuni Jumlah Responden Persentase Swasta 35 70 % PNS 12 24 % Mahasiswa 3 6 % 50 100 % Alasan Pindah Jumlah Responden Persentase Ingin Mandiri 5 10 % Dekat dengan tempat kerja Dekat dengan keluarga/kerabat Faktor Lokasi 35 70 % 10 20% 50 100 % Tingkat Kenyamanan Beristirahat Nyaman beristirahat Jumlah Responden Persentase Nyaman 41 82 % Cukup nyaman Tidak nyaman 6 12 % 3 6 % 50 100 % Tingkat Kepuasan terhadap Fasilitas Rusunami Kepuasan terhadap Fasilitas Rusunami Jumlah Responden Persentase Puas 40 80 % Cukup puas 7 14 % Tidak puas 3 6 % 50 100 %

Teori/Prinsip 1. Teori Kebutuhan Rumah Berjenjang - Newmark & Thompson (1977). Pembahasan dan Analisis Kondisi pada Rusunami City Park Cengkareng Rusunami city park dapat memenuhi kebutuhan penghuni sampai pada tingkatan sosial need. 2. Teori Lokasi Turner (1972). Lokasi rusunami city park Cengkareng dekat dengan tempat kerja para penghuninya. 3. Kualitas Lingkungan Permukiman Rapoport (1983): Variabel Lokasi Variabel Fisik Variabel Psikologi Variabel Sosial Budaya Lokasi rusunami city park Cengkareng dekat dengan tempat kerja penghuni dan pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan. Fisik bangunan rusunami city park Cengkareng sudah cukup memenuhi kenyamanan penghuni. Kenyamanan penghuni terhadap unit hunian dan fasilitasnya serta faktor legalitas memberikan dampak psikologi yang positif. Kehidupan sosial yang berlatar belakang budaya yang berbeda dapat berjalan selaras seiring dengan keberadaan fasilitas publik.

Pembahasan dan Analisis (lanjutan) Teori/Prinsip 4. Kebijakan Permukiman Berkelanjutan Agenda 21 Nasional a. Tempat bernaung yang layak Rumah yang layak bagi semua. Kerangka kerja yang memungkinkan dan konsisten untuk pembangunan rumah berkelanjutan. Pembiayaan perumahan yang efisien, efektif dan dapat terjangkau. Kesempatan yang sama untuk mendapatkan lahan, sarana dan prasarana bagi semua. Industri konstruksi bagi perumahan masal yang dapat diandalkan. Kondisi pada Rusunami City Park Cengkareng Unit hunian sudah sesuai dengan standar rumah sehat sederhana. Tindak lanjut kebijakan pembangunan rumah susun sederhan di perkotaan dengan peraturan daerah sudah dapat menjadi kerangka kerja dalam pembangunan rumah berkelanjutan. Proses pembiayaan unit hunian sudah efektif dan efisien namun keterjangkauan harga masih harus menjadi perhatian Pemerintah. Pembangunan rusunami bertujuan untuk mewujudkan kesempatan tersebut. Progres pembangunan rusunami yang sedang berjalan menunjukan industri konstruksi bagi perumahan massal andal.

Pembahasan dan Analisis (lanjutan) Teori/Prinsip Keterpaduan rumah dengan pembangunan ekonomi. b. Permukiman yang berkelanjutan dalam dunia yang mengkota. Otonomi yang dapat dipercaya dengan kemampuan Pemda setempat dalam mengelola permukiman berkelanjutan. Peningkatan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pembangunan permukiman, sarana dan prasarana. Permukiman yang aman, sehat, menyatu dengan lingkungannya dan mendukung integrasi sosial. Kondisi pada Rusunami City Park Cengkareng Konsep mixed use dalam rusunami merupakan bentuk Keterpaduan rumah dengan pembangunan ekonomi. Otonomi penuh dan didukung oleh Kemampuan Pemda DKI Jakarta sudah dapat dibuktikan melalui progres pembangunan rusunami hingga saat ini. Kemitraan Pemerintah sebagai regulator, swasta sebagai pengembang/kontraktor dan masyarakat sebagai konsumen terwujud dalam pembangunan rusunami city park Cengkareng. Ketersediaan fasilitas rusunami city park Cengkareng mendukung permukiman yang aman, sehat, menyatu dengan lingkungannya dan mendukung integrasi sosial

Pembahasan dan Analisis (lanjutan) Teori/Prinsip Kesempatan kerja bagi semua. Pengembangan tata ruang dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Sistem transportasi yang aman, nyaman, formal, terjangkau dan efisien. Sistem permukiman yang berkelanjutan yang mendorong pengembangan ekonomi regional dan nasional. Pengelolaan permukiman yang efektif, efisien, transparan dan berkelanjutan. Kondisi pada Rusunami City Park Cengkareng Proses pembangunan rusunami city park Cengkareng memberikan kesempatan kerja bagi semua sesuai dengan bidang keahlian. Sesuai dengan RTRW Kota Jakarta, lokasi rusunami sudah sesuai dengan penggunaan lahannya yaitu permukiman. Rusunami city park Cengkareng baru dilayani oleh 1 trayek angkutan yang merupakan transportasi formal, selebihnya ojek. Saat ini rusunami city park Cengkareng hanya baru memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitarnya saja. Rusunami city park Cengkareng sebagai permukiman dibangun dan dikelola secara transparan untuk memberikan nilai efektifitas dan efisiensi bagi penghuninya dalam aktifitas sehari-hari sehingga berkelanjutan

Bab 6 Kesimpulan Dukungan Pemerintah Daerah atas kebijakan pembangunan rusunami di kawasan perkotaan dilakukan dengan tindak lanjut berupa penerbitan peraturan daerah yang mengatur tentang pedoman penyelenggaraan pembangunan rumah susun sederhana. Sebagai implementasi kebijakan pembangunan rusunami di kawasan perkotaan pada sekitar bulan desember 2008, 7 tower telah serah terima kunci, 67 tower telah menyelesaikan pekerjaan struktur paling atas (topping off), 58 tower sedang pelaksanaan pembangunan fisik, 313 tower sedang proses perijinan dan penyusunan DED, 209 tower yang akan diverifikasi. Pembangunan rusunami city park di kawasan perkotaan belum sesuai dengan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman berkelanjutan sebagaimana yang dituangkan dalam Agenda Nasional 21 dalam hal integrasi dengan sistem transportasi dan keberlanjutan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman

Saran Dukungan Pemerintah Daerah harus senantiasa ditingkatkan agar implementasi di lapangan dapat berjalan efektif. Dukungan Pemerintah Daerah juga dapat diwujudkan dengan memberikan kepastian hukum bagi para pihak (stakeholders) yang terkait. pembangunan rusunami di kawasan perkotaan perlu ditinjau ulang untuk dilakukan penyempurnaan supaya sesuai pembangunan kawasan perumahan dan permukiman berkelanjutan sebagaimana yang dituangkan dalam Agenda Nasional 21.

Terimakasih

Tabel Hasil Kuesioner Rusunami City Park Cengkareng No. Uraian a b c d Ya/ada Tidak/tidak ada 1 Pendidikan terakhir 5 45 2 Status Perkawinan 45 5 3 Tempat tinggal sebelumnya 5 35 10 4 Status rumah sebelumnya 25 25 5 Status rumah yang sekarang 35 15 6 Lama tinggal di rusunami 50 7 Alasan pindah 5 35 10 8 Proses pembelian rusunami 15 25 10 9 Keluhan terhadap fasilitas hunian 7 40 3 10 Tanggapan pengembang 50 11 Balai pertemuan 50 12 Penggunaan fasilitas umum 50 13 Peraturan di rusunami oleh pengembang Apakah dipatuhi? 50 apakah ada sanksi? 50 14 Pencahayaan dan penghawaan 41 6 3 15 Luas unit sesuai kebutuhan? 36 7 7 16 Keamanan 47 3 17 Jenis Transportasi sehari-hari? 10 37 3 18 Mengenal tetangga? 5 42 3 19 Pertemuan rutin antar penghuni? 50 20 Hambatan dalam pembelian? 38 5 7 21 Kenyamanan istirahat 41 3 6