TINJAUAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN TPPRI DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT St. ELISABETH SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI TEMPAT PENDAFTARAN RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN 2015

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

KUESIONER. No. responden...

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA RSUD KABUPATEN KARANGANYAR. Tutik Nuryanti 1),Slamet Djauhari 2) 1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

Laras Wuriandari *), Kriswiharsi Kun Saptorini **) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **) Fakultas Kesehatan UDINUS

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata-kata kunci: Kualitas pelayanan jasa dan kepuasan konsumen

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien, Customer Relationship Management. Universitas Kristen Maranatha

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

CUT ZULIATI MULI /IKM

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

ANALISA KEPUASAN PASIEN TERHADAP ASPEK MUTU PELAYANAN DI BAGIAN TPPRJ RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG

Wahyu Dwi Astuti,1 Didik Budijanto1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI KECAMATAN PERBAUNGAN. Nama Responden : (*boleh tidak diisi) Umur : Alamat : Rp...

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN RSJPDHK TRIWULAN I - IV TAHUN 2017 INSTALASI PEMASARAN DAN PELAYANAN PELANGGAN

TUTIK NURANI P

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh kualitas pelayanan (service quality) yang diberikan terhadap loyalitas

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

HUBUNGAN PERSEPSI DAN HARAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

1 TINJAUAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN TPPRI DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT St. ELISABETH SEMARANG Hariyani*), Dr. Sri Soenaryati Matin, M.Kes**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No 5-11 Semarang Email :celia_osf@yahoo.com ABSTRAK Patient satisfaction is an indicator to measure the success of the hospital services that are beneficial give feed back to management. TPPRI process at the beginning of the the patient inpatient admission gives the first impression of the quality of services that impact on patient satisfaction is still not fast, way TPPRI services that are not as they should be and long service time. Hospitals are required to improve services better in order to survive and compete. Quality of service can be seen from the 5 dimensions assessed the patient are: realiability, responsiveness, assurance, empathy and tangible. Quality can also be seen from the adherence to SOP and service time. The research was conducted at the TPPRI St. Elisabeth Hospital Semarang in order to describe a review of research between service quality and the patient satisfaction in Inpatient Admission place at St. Elisabeth Semarang Hospital. This research is a descriptive data analysis. That describes the data with observations of the compliance officer and measure the time of each the patient served by any officer in TPPRI. And using questionnaires to obtain the patient's perception of aspects of satisfaction and service quality dimensions with a Likert scale. Large sample of the patient used in the study is as much as 97 the patient. The results that the level of the patient satisfaction in St. Elisabeth Semarang Hospital is as high as 81,4% satisfied and 18,6% were reported to have fully satisfied. Views of 5 service quality aspects that still need to be improved is the reliability aspect. About adherence to SOP, officers had mostly TPPRI implement, but should still be improved. Then related to the service time, 97% had served well and 3% is still a long time because the patient has not reserve a seat and a bit fussy. The conclusion of this study that the patient satisfaction at TPPRI St Elisabeth Hospital Semarang including good, patients' perception of service quality aspects studied 5 most satisfactory and unsatisfactory aspects of reliability it needs to be improved to provide accurate information and most of the officers had TPPRI comply with the SOP established in serving patients, although there are a few items that have not been adhered to by the officer. Service time most patients have been served less than 1 minutes and a few the patient who served more than 1 mins in because the patient is rather fussy. From the research that has been found, the authors propose suggestions for consideration for the St. Elisabeth Semarang Hospital is to minimize patient dissatisfaction with the look of the 5 aspects of service quality, and improve adherence to SOP and on time in service. Keywords: quality of service, compliance, time, TPPRI

2 PENDAHULUAN Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang yang sudah berdiri sejak tahun 1927 merupakan rumah sakit tertua di Semarang. Dan tidak asing lagi bagi rumah sakit lain di lingkup kota Semarang bahkan di luar negeri. Maka dari itu terjadi tingkat persaingan yang tinggi dengan rumah sakit sekitarnya yang menuntut rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik agar dapat bertahan dan bersaing. Rumah Sakit dapat berhasil bila kualitas pelayanan terjamin dan dikelola secara efisien. Walaupun kotak saran sudah mewakili adanya keluhan dari masyarakat dalam hal ini adalah pasien, keluarga dan pengunjung, tetapi masih ada hal lain yang menyoroti tentang proses pada saat awal pasien masuk rawat inap yang dirasa masih kurang cepat, cara pelayanan TPPRI yang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan lama waktu pelayanan. TPPRI yang seharusnya hanya mendaftar pasien masuk untuk rawat inap, namun dijadikan satu dengan tempat informasi dan permohonan ijin untuk kunjungan pasien. Sehingga para pasien rawat inap kurang bisa terlayani dengan baik. Apalagi saat ini pasien yang akan rawat inap banyak sampai pemesanan tempat jauh-jauh hari, karena tempat untuk rawat inap selalu penuh. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik, dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien dan efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik (Azrul Azwar, 1999) Kualitas pelayanan bagi pelanggan atau pasien dapat diartikan sebagai terpenuhinya harapan sesuai dengan persepsi pelanggan atau pasien atas kinerja yang mereka terima atau rasakan. Menurut Parasuraman dkk (1988) melalui penelitiannya mengidentifikasikan sepuluh dimensi pokok menjadi lima dimensi utama yaitu: a. Reliabilitas (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan. Secara umum dimensi reliabilitas

3 merefleksikan konsistensi dan keandalan (hal yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan) dari penyedia pelayanan. Dengan kata lain, reliabilitas berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggannya dengan memuaskan. Hal ini berkaitan erat dengan apakah perusahaan/instansi memberikan tingkat pelayanan yang sama dari waktu ke waktu, apakah perusahaan/instansi memenuhi janjinya, membuat catatan yang akurat, dan melayani secara benar. b. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para karyawan/staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dimensi ini menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan, dan masalah dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan komitmen perusahaan atau instansi untuk memberikan pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan/instansi sebelum memberikan pelayanan. c. Jaminan (assurance), artinya karyawan/staf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keraguraguan. Dimensi-dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan (sopan-santun) kepada pelanggan, dan keamanan operasinya. Kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan jasa. d. Empati (empathy), dalam hal ini karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan dan merefleksikan kemampuan pekerja (karyawan) untuk menyelami perasaan pelanggan. e. Bukti fisik atau bukti langsung (tangible), dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf yang menyenangkan. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan

4 pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 22). Penelitian ini mengamati kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang. Pasien pada umumnya megharapkan jasa yang diberikan dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan. Kepuasan pasien telah menjadi konsep utama untuk mempertahankan persaingan antar rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian mengenai tinjauan kualitas pelayanan tenaga TPPRI dengan kepuasan pasien. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan analitik, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran atau diskripsi tentang kualiyas pelayanan dan kepuasan pasien dan keluarganya, baik yang berupa factor resiko maupun factor efek. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara cross Sectional, yang merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara factor resiko (variable bebas) dengan factor efek (tergantung), dimana melakukan observasi dan wawancara dengan pengukuran variable pada waktu yang sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kepuasan pasien Kepuasan meliputi perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan setiap kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Setelah peneliti merekap hasil kuesioner maka dari 97 pasien dapat dihasilkan bahwa 79 pasien (81,4%) puas dan 18 pasien (18,6%) yang tidak merasa puas.

5 Adapun deskripsi tanggapan responden mengenai kepuasan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pasien Pernyataan TP KP CP P SP 1. Apakah anda puas dengan kemudahan dan kecepatan prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas TPPRI 2. Apakah anda puas dengan kemampuan yang dimiliki petugas pendaftaran di dalam memberikan pelayanan di TPPRI 3. Apakah anda puas dengan pelayanan yang berupa keramahtamahan yang dimiliki oleh petugas dalam melayani anda 4. Apakah anda puas dengan fasilitas yang dimiliki oleh RS St. Elisabeth Ket erangan TP = Tidak Puas KP = Kurang Puas CP = Cukup Puas P = Puas SP = Sangat Puas 7,2 6,8 32 1 6,2 6,8 32 5,2 55,7 39,1 11,3 54,6 34,1 Untuk memastikan hasil tersebut maka peneliti melihat kembali kepuasan pasien dari 4 pernyataan : pertama tentang kemudahan dan kecepatan prosedur di RS St Elisabeth Semarang mendapatkan hasil 7,2% cukup puas, 6,8% puas dan 32% sangat puas. Kedua tentang kemampuan petugas, 1% kurang puas, 6,2% cukup puas, 6,8% puas dan 32% sangat puas. Ketiga tentang keramahtamahan petugas, 5,2% cukup puas, 55,7% puas dan 39,1% sangat puas. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang mendaftar di TPPRI RS St Elisabeth Semarang, sebagian besar merasakan puas terhadap pelayanan di TPPRI. Di sini yang perlu diperhatikan tentang fasilitas yang ada di RS St Elisabeth Semarang teruatama di TPPRI. Dan kenyataannya bahwa di TPPRI memang fasilitas yang mendukung masih kurang. Jadi hasil dari penelitian ini sesuai dengan keadaan yang ada.

6 2. Dari hasil kuesioner yang diisi oleh pasien untuk megetahui mutu pelayanan ada beberapa tanggapan dari pasien yang meliputi 5 aspek yaitu: reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Emphaty (kepedulian) dan Tangible (bukti fisik). Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dari 5 aspek yang diteliti menghasilkan rincian sebagai berikut : a. Reliability (kehandalan) Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Reliability (kehandalan) 1. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat 1. Tidak cepat 2. Kurang cepat 3. Cukup cepat 4. Cepat 5. Sangat Cepat 2. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberi informasi tepat dan tidak salah 1. Tidak Tepat 2. Kurang Tepat 3. Cukup Tepat 4. Tepat 5. Sangat Tepat 3. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang teliti dan tidak salah dalam memasukkan data 1. Tidak Teliti 2. Kurang Teliti 3. Cukup Teliti 4. Teliti 5. Sangat Teliti 2 64 31 1 6 59 31 1 6 62 28 2 66 32 1 6,2 6,8 32 1 6,2 64 28,8 Dilihat dari teori tentang reliabilitas (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan. Aspek reliabilitas (kehandalan) merupakan dimensi pelayanan untuk mengukur RS dalam memberikan pelayanan yang tepat dan dapat diandalkan, dalam hal ini terdapat 3 unsur yang diukur, yaitu kecepatan dan ketepatan prosedur 98% cepat dan 2% belum sepenuhnya cepat, ketepatan informasi 92,8% tepat dan 7,2% belum sepenuhnya tepat, dan ketelitian dalam data 92,8% teliti dan 7,2% belum sepenuhnya teliti. Dalam aspek ini

7 pasien punya harapan yang tinggi terhadap keandalan petugas TPPRI, dalam penelitian ini 91,8% sudah merasakan kehandalan petugas TPPRI dan 8,2% yang masih belum sepenuhnya merasakan kehandalan petugas TPPRI. Maka dengan hasil yang demikian dapat diartikan bahwa pasien RS St Elisabeth Semarang sudah sebagian besar merasakan kehandalan dari petugas TPPRI, sehingga aspek ini harus dipertahankan. b. Responsiveness (daya tanggap) Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Responsiveness (daya tanggap) 1. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang mampu dan cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien 1. Tidak Mampu 2. Kurang Mampu 3. Cukup Mampu 4. Mampu 5. Sangat Mampu 2. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti 1. Tidak Jelas 2. Kurang Jelas 3. Cukup Jelas 4. Jelas 5. Sangat Jelas 3. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang mampu bertindak cepat pada saat pasien membutuhkan 1. Tidak Cepat 2. Kurang Cepat 3. Cukup Cepat 4. Cepat 5. Sangat Cepat 5 61 31 3 61 33 7 59 31 5,1 62,9 32 3,1 62,9 34 7,2 6,8 32 Dilihat dari teori tentang daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para karyawan/staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dalam aspek daya tanggap ini, diharapkan petugas TPPRI diharapkan mampu memberikan pelayanan yang cepat kepada pasien tanpa menunggu lama. Aspek daya tanggap ini diukur dari 3 unsur yaitu mampu dan cepat tanggap hasilnya

8 94,9% mampu dan 5,1% belum sepenuhnya mampu, informasi yang jelas hasilnya 96,9% jelas dan 3,1% belum sepenuhnya jelas, dan mudah dimengerti dan cepat dalam pelayanan hasilnya 92,8% cepat dan 7,2% cepat. Dari beberapa unsur yang telah diteliti penilaian dan harapan pasien sudah bagus terhadap daya tanggap petugas TPPRI karena hasil yang di dapat adalah 9,7% tanggap dan 9,3% belum sepenuhnya tanggap, sehingga aspek ini harus dipertahankan. c. Assurance (jaminan) Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Assurance (jaminan) 1. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan pelayanan yang sopan dan ramah 1. Tidak Sopan 2. Kurang Sopan 3. Cukup Sopan 4. Sopan 5. Sangat Sopan 2. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang dapat menjaga dan menyimpan rahasia pasien 1. Tidak Dapat 2. Kurang Dapat 3. Cukup Dapat 4. Dapat 5. Sangat Dapat 3. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada pasien 1. Tidak Menjamin 2. Kurang Menjamin 3. Cukup Menjamin 4. Menjamin 5. Sangat Menjamin 2 58 37 4 62 31 5 58 34 2,1 59,8 38,1 4,1 63,9 32 5,1 59,8 35,1 Dilihat dari teori tentang jaminan (assurance), artinya karyawan/staf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan. Dimensi jaminan di sini mencakup keramahan dan kesopanan petugas TPPRI serta penampilan petugas yang dapat menimbulkan rasa percaya diri pasien. Dalam dimensi jaminan ini

9 diukur dari 3 unsur yaitu kesopanan dan keramahan hasilnya 97,9% sopan dan 2,1% belum sepenuhnya sopan, menyimpan rahasia hasilnya 95,9% dapat dan 4,1% belum sepenuhnya dapat, dan menjamin keamanan hasilnya 94,9% menjamin dan 5,1%belum sepenuhnya menjamin. Sehingga dari 3 unsur diatas secara keseluruhan mendapatkan hasil 94,8% terjamin dan 5,2% belum sepenuhnya terjamin. Penilaian ini sudah bagus maka perlu ditingkatkan. d. Emphaty (kepedulian) Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Emphaty (kepedulian) 1. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan keluhan pasien 1. Tidak Memberi 2. Kurang Memberi 3. Cukup Memberi 4. Memberi 5. Sangat Memberi 2. Petugas TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memberikan perhatian kepada pasien dan keluarganya 1. Tidak Perhatian 2. Kurang Perhatian 3. Cukup Perhatian 4. Perhatian 5. Sangat Perhatian 4 59 34 8 57 32 4,1 6,8 35,1 8,2 58,8 33 Dilihat dari teori empati (empathy), dalam hal ini karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dimensi empati (kepedulian) di sini mencakup dalam mendengarkan keluhan pasien dan kejelasan informasi yang diberikan. Fakor yang diteliti dalam penelitian ini mencakup memberi kesempatan dalam mengungkapkan keluhan diperoleh hasil 95,9% memberi dan 4,1% belum sepenuhnya memberi dan perhatian kepada pasien hasilnya 91,8% perhatian dan 8,2% belum sepenuhnya memberi perhatian. Dari penelitian ini mendapatkan hasil 89,7%

1 puas dan 1,3% belum sepenuhnya puas. Dari hasil ini maka menunjukkan bahwa komunikasi telah terjalin dengan baik maka perlu di pertahankan. e. Tangible (bukti fisik) Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Tangible (bukti fisik) 1. Ruangan TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memiliki lokasi yang strategis dan nyaman 1. Tidak Strategis 2. Kurang Strategis 3. Cukup Strategis 4. Strategis 5. Sangat Strategis 2. Ruangan TPPRI RS St. Elisabeth Semarang memperhatikan kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan 1. Tidak Nyaman 2. Kurang Nyaman 3. Cukup Nyaman 4. Nyaman 5. Sangat Nyaman 3. Ruangan TPPRI RS St. Elisabeth Semarang mempunyai peralatan yang lengkap dan berfungsi dengan baik 1. Tidak lengkap 2. Kurang lengkap 3. Cukup lengkap 4. lengkap 5. Sangat lengkap 6 55 36 3 51 43 8 54 35 6,2 56,7 37,1 3,1 52,6 44,3 8,2 55,7 36,1 Dari teori tentang bukti fisik atau bukti langsung (tangible), dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf yang menyenangkan. Dimensi bukti fisik ini diukur terutama mengenai bukti langsung yang dapat dirasakan oleh pasien, fakor yang diteliti ada 3 unsur yaitu lokasi yang strategis dan nyaman didapatkan hasil 93,8% strategis dan 6,2% belum sepenuhnya strategis, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan hasilnya 96,9% nyaman dan 3,1% belum sepenuhnya nyaman dan peralatan yang lengkap hasilnya 91,8 lengkap dan 8,2% belum sepenuhnya lengkap. Dari beberapa unsur ini peneliti mendapatkan hasil bahwa 88,7% menyatakan bukti fisik baik dan 11,3% belum sepenuhnya bahwa bukti fisik baik. Dapat disimpulkan bahwa pasien

11 sudah puas dengan aspek-aspek pelayanan dalam dimensi bukti fisik, maka perlu dipertahankan. 3. Observasi kepatuhan terhadap protap dan waktu pelayanan di TPPRI RS St. Elisabeth Semarang a. Kepatuhan terhadap protap dalam melayani pasien rawat inap didapatkan hasil sebagai berikut : Hasil kepatuhan petugas TPPRI dalam melayani pasien Prosedur YA TDK Keterangan 1. Petugas mengucapkan salam kepada 97 Semua petugas mengucapkan pasien/keluarganya. salam 2. Petugas melihat kasus pasien dalam surat pengantar dari dokter bila pasien tersebut membawa surat pengantar dari dokter 3. Petugas memberikan informasi tentang kelas perawatan dan fasilitas 4. Bila pasien/keluarganya telah menentukan kelas perawatan, maka petugas menghubungi ruangan untuk menanyakan kelas yang dikehendaki pasien/keluarganya. 5. Bila kelas yang diinginkan sudah ada, pasien/keluarganya mengisi formulir pernyataan pilihan kelas perawatan. 6. Bila kelas yang diinginkan penuh dan sementara pasien dirawat di kelas lain, pasien/keluarganya mengisi formulir persetujuan dirawat di kelas sementara 7. Setelah setuju untuk dirawat, petugas TPPRI memasukkan data identitas pasien ke dalan komputer sesuai dengan data yang ada di KTP. 8. Formulir di cetak rangkap 3, 1 lembar untuk TPPRI, 1 lembar untuk administrasi dan formulir asli yang telah ditandatangani oleh pasien/keluarganya diserahkan ke ruang perawatan. 97 Semua petugas menanyakan surat pengantar dari dr 97 Semua petugas memberikan informasi tentang kelas perawatan dan fasilitas 97 Semua petugas menghubungi ruangan yang dikehendaki 95 2 Dari 97 pasien 95 pasien mengisi formulir sedang 2 pasien tidak mengisi formulir dari 2 petugas yang berbeda 97 Petugas TPPRI patuh terhadap protap 97 Semua petugas TPPRI patuh terhadap protap 97 Petugas TPPRI patuh terhadap protap

12 Prosedur YA TDK Keterangan 9. Pasien yang menjadi tanggungan kantor 97 Petugas TPPRI patuh atau asuransi, petugas TPPRI terhadap protap menanyakan dan meminta surat tanggungan kantor/kartu asuransi dan hak kelas perawatan, jika surat tanggungan belum ada, petugas memberi catatan bahwa surat kantor menyusul. 1. Petugas TPPRI memberitahu ruang perawatan bahwa pasien tersebut akan di rawat 11. Petugas TPPRI memakaikan gelang pasien sesuai dengan jenis kelamin pasien. 12. Petugas TPPRI menelepon petugas yang mengantar untuk mengantar pasien dan keluarganya ke ruang perawatan. 97 Petugas TPPRI patuh terhadap protap 94 3 Petugas TPPRI ada yang belum patuh Karena dari 97 pasien terdapat 3 pasien yang terlalaikan untuk diberikan gelang pasien 97 Petugas TPPRI patuh terhadap protap Dari teori tentang protap yaitu prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebagai panduan atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan, diperoleh hasil bahwa petugas sudah 98% patuh terhadap protap dan 2% masih harus ditingkatkan dalam tingkat kepatuhannya terhadap protap. Jadi petugas sudah berusaha untuk melakukan Walaupun ada beberapa item yang belum dipatuhi oleh petugas. Hasil yang diperoleh tentang kepatuhan terhadap protap adalah: tentang petugas mengucapkan salam, 1% petugas melaksanakan protap ini. Petugas melihat kasus pasien, dilihat dari protap yang ada 1% juga melakukan itu karena tanpa pengantar dari dr pasien tidak bisa masuk untuk rawat inap. Tentang informasi perawatan dan fasilitas petugas juga sudah 1% menanyakan kepada setiap pasien yang hendak rawat inap. Tentang pengisian formulir pemilihan kelas yang patuh 98% dan 2% tidak patuh. Apabila kelas yang diinginkan penuh maka pasien atau keluarganya harus mengisi formulir perawatan sementara. Kesadaran pasien

13 tentang identitas masih belum mereka pahami maka di dalam penelitian ini juga masih menemukan bahwa keluarga pasien tidak membawa KIB ataupun KTP. Formulir di cetak rangkap tiga juga telah dipatuhi oleh petugas TPPRI. Petugas juga memberitahu tentang ruang perawatan kepada pasien dan keluarganya serta memakaikan gelang kepada pasien telah dipatuhi. Oleh karena itu dari 12 protap didapatkan hasil 94,8% patuh 5,2% tidak patuh. b. Dari perhitungan waktu pelayanan TPPRI di RS St. Elisabeth Semarang dengan cara observasi menghitung waktu pelayanan dengan hasil sebagai berikut : Hasil penghitungan waktu pasien mendaftar Waktu Jml Presentase Keterangan Pasien 2 menit 8 pasien 8,2 Pasien lama dan sudah pesan tempat 3 menit 2 pasien 2,6 Pasien lama, tidak rewel, sudah 4 menit 23 pasien 23,7 Pasien lama, tidak rewel, sudah 5 menit 19 pasien 19,6 Pasien lama, tidak rewel, sudah 6 menit 9 pasien 9,3 Pasien lama, tidak rewel, sudah 7 menit 5 pasien 5,2 Pasien lama, tidak rewel, sudah 8 menit 6 pasien 6,2 Pasien lama, tidak rewel, sudah 9 menit 1 pasien 1 Pasien lama, tidak rewel, sudah 1 menit 3 pasien 3,1 Pasien lama, tidak rewel, sudah 11 menit 1 pasien 1 Banyak pertimbangan dalam pemilihan kelas karena memakai asuransi 15 menit 2 pasien 2,1 Belum pesan tempat dan bingung memilih tempat Jumlah 97 pasien 1 Terkait dengan waktu pelayanan 97% pasien sudah terlayani kurang dari 1 menit dan 3% pasien lebih dari 1 menit di karenakan pasien agak rewel. Jadi petugas TPPRI juga sudah cepat dalam melakukan pelayanan,

14 kalaupun ada yang waktunya panjang itu dikarenakan ada sesuatu hal yang tidak bisa terhindarkan. Dari semua hasil penelitian diatas dapat di simpulkan bahwa walaupun pasien menyatakan pelayanan masih dirasa kurang cepat, cara pelayanan TPPRI yang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan lama waktu pelayanan, namun yang terjadi setelah dilakukan penelitian sudah sebagian besar petugas sudah mematuhi protap yang ada dan 97% kurang dari 1 menit dan 3% lebih dari 1 menit. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepuasan pasien di TPPRI RS St Elisabeth Semarang termasuk dalam baik. 2. Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dari 5 aspek yang diteliti sebagian besar baik dan yang belum sepenuhnya baik dari aspek empati (kepedulian) dan bentuk fisik maka perlu ditingkatkan dalam memberikan informasi yang akurat. 3. Sebagian besar petugas TPPRI sudah mematuhi protap yang telah ditetapkan dalam melayani pasien rawat inap, walaupun ada beberapa item yang belum dipatuhi oleh petugas. Terkait dengan waktu pelayanan sudah 97% pasien terlayani dengan baik dan 3% yang belum baik dikarenakan pasien belum pesan tempat dan agak rewel. Setiap pelanggan atau pasien yang datang ke RS St Elisabeth Semarang dipastikan bahwa mereka menginginkan pelayanan yang bermutu dan memuaskan.

15 SARAN 1. Petugas TPPRI diberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti seminar atau pelatihan agar semakin peduli terhadap kebutuhan pasien dan keluarganya. 2. Perlu ditinjau kembali ruangan TPPRI yang kurang mendukung karena masih kurang leluasa bagi pasien dan keluarganya dan ruang tunggu belum memadai. 3. Menentukan standar waktu pelayanan di TPPRI, karena belum ada standar waktu yang pasti. DAFTAR PUSTAKA 1. Juknis SIRS, Depkes RI 211 2. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis, Depkes RI 1991 3. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis RS St. Elisabeth Semarang 4. Bustami MS, MQIH, Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya, Padang 211 5. Linda Bahar Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=1134 6. Ertanto, Widyo Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Tenaga Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Badab rumah Sakit Umum dr. H. Soewondo Kendal Undergraduate thesis, Diponegoro University 22. 7. Shofari B, Rekam Medis di Pelayanan Kesehatan Semarang. 8. Rahmayanty Nina, Manajemen Pelayanan Prima, Yogyakarta 21 9. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, Alfabeta Bandung 212 1. Riyanto Agus, Aplikasi Metodologi Penelitian Yogyakarta 211 11. Mahawati Eni, Metodologi Penelitian Semarang