Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN

1. Masalah Jumlah Penduduk

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

PENDAHULUAN SUMBER DATA

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANDUNG Nugraha Setiawan

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

Visi Indonesia 2030: Tinjauan Upaya Pencapaian dari Aspek Dinamika Kependudukan

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

BONUS DEMOGRAFI INDONESIA

K A T A P E N G A N T A R

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas


MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

PENGEMBANGAN METODE KOMPONEN DALAM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN DENGAN PENDEKATAN DEMOGRAFI MULTIREGIONAL

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Bangka Belitung. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015

ANALISIS HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROVINSI JAMBI:

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

Menata Ulang Sistem Registrasi Penduduk di Indonesia Untuk Mendukung Program SDGs

RASIO KETERGANTUNGAN ANALISA UNTUK INDONESIA. Oleh : Sita Dewi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia saat ini adalah pembangunan berkelanjutan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

MORTALITAS. 1. Pengantar

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

BAB I PENDAHULUAN. faktor ekonomi dan faktor non ekonomi dimana salah satunya adalah faktor

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

Pengembangan Metode Komponen dalam Proyeksi Penduduk Indonesia Menggunakan Metode Campuran dengan Pendekatan Demografi Multiregional

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA


I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan

MORTALITAS (KEMATIAN)

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

SAMBUTAN. Jakarta, September Kepala BKKBN, Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD, SpGK. PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA ii ii

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991

Ditulis oleh Administrator Senin, 26 Desember :43 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Bonus Demografi Menjelaskan Hubungan antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

Transkripsi:

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035) Latar Belakang Semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut kelompok umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data Penduduk pada waktu lalu dapat diperoleh dari hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada saat ini dan masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk, yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi Penduduk adalah suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang (Bappenas, BPS dan UNFPA, 2013). Proyeksi penduduk Jambi meliputi kelahiran, kematian dan perpindahan mencakup kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2010 sampai dengan 2035.Angka Kelahiran Kasar (CBR) telah menurun dari sekitar 22,1 kelahiran per 1.000 penduduk pada tahun awal proyeksi menjadi 13,6 kelahiran per 1.000 penduduk pada akhir tahun proyeksi. Program KB yang dilaksanakan pemerintah tidak saja mengajak Pasangan Suami Instri untuk mengatur jumlah keluarga mereka dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi modern, tetapi juga memperkenalkan nilainilai baru tentang keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program KB di Indonesia turut berkontribusi menurunkan angka fertilitas dari 2,48 anak per wanita menjadi 1,83 selama kurun waktu yang sama (Bappenas, BPS, UNFPA, 2013.

Angka kematian kasar (CDR) adalah jumlah kematian per 1.000 penduduk pada tahun tertentu. Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat mortalaitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah terkait dengan tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR). Estimasi mortalitas menggunakan data SDKI, sedangkan pola penurunan dari SP dan SUPAS juga digunakan untuk memperkuat argumentasi tren tersebut. Tren angka kematian kasar (CDR) naik dari 5,1 kematian per 1.000 penduduk awal tahun proyeksi menjadi 8,2 kematian per 1.000 penduduk akhir tahun proyeksi. Asumsi ini diperkuat dengan peningkatan usia harapan hidup (laki-laki dan perempuan) dari 69,9 tahun menjadi 71,8 tahun selama kurun 2010-2035 dan perubahan susunan struktur penduduk berusia lanjut yang meningkat. Artinya proporsi penduduk yang berusia lanjut (65 tahun ke atas) nsik dari 3,5 persen menjadi 9,1 persen. Tabel 1. Parameter Hasil Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Parameter 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Penduduk Komposisi Umur 0-14 15-64 65+ 30,2 66,3 3,5 28,2 67,9 3,9 26,1 69,2 4,7 24,2 69,8 6,0 22,4 70,1 7,5 20,8 70,1 9,1 Dependency Ratio 50,8 47,3 44,5 43,3 42,7 42,7 TFR 2,48 2,31 2,18 2,04 1,92 1,83 CBR 22,1 19,7 17,8 16,1 14,7 13,6 e0 69,9 70,7 71,2 71,5 71,7 71,8 IMR 26,6 24,1 22,6 21,7 21,3 21,0 CDR 5,1 5,3 5,7 6,3 7,2 8,2 Sumber : Bapppenas, BPS dan UNFPA, 2013

Tahun 1. Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Jambi selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 3,1 juta pada tahun 2010 menjadi 4,3 juta pada tahun 2035 (Gambar 1). Gambar 1. Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 (Ribuan) 2035 2030 2025 2020 2015 2010 0 1000 2000 3000 4000 5000 Jumlah Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Jambi selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam periode 2010-2015 dan 2030-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,83 persen menjadi 0,86 persen per tahun.

2. Penduduk Menurut Komposisi Umur dan Jenis Kelamin Susunan umur penduduk hasil proyeksi yang disajikan pada Gambar 2 menunjukkan pola yang sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan kematian Jambi seperti diuraikan di atas sangat mempengaruhi susunan umur penduduk. Proporsi anak berumur 0-14 tahun menurun perlahan dari 30,2 persen pada tahun 2010 menjadi 20,8 persen pada tahun 2035.Sebaliknya persentase penduduk usia kerja yang berumur 15-64 tahun terus meningkat, dari 66,3 persen menjadi 70,1 persen. Dalam kurun waktu yang sama, penduduk lansia (65+) naik dari sekitar 3,5 persen menjadi 9,1 persen selama rentang dua puluh lima tahun. Gambar 2. Proyeksi Presentase Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Provinsi JambiTahun 2010-2035 80 70 66,3 67,9 69,2 69,8 70,1 70,1 % 60 50 40 30 20 10 0 30,2 28,2 26,1 24,2 22,4 20,8 3,5 3,9 4,7 6 7,5 9,1 2010 2015 2020 2025 2030 2035 tahun 0-14 15-64 65+

Jumlah Dalam periode 2010-2035 komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan kecenderungan stagnan. Persentase penduduk laki-laki sekitar 51 persen, sedangkan persentase penduduk yang berjenis kelamin perempuan sekitar 49 persen. Gambar 3.Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Provinsi JambiTahun 2010-2035 Laki-Laki Perempuan 2.500,0 2.000,0 1.500,0 1.586,1 1736,1 1.521,5 1666,0 1875,8 1802,1 2000,7 1925,9 2107,7 2034,6 2196,0 2126,9 1.000,0 500,0-2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun 3. Laju Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tapi disisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua kelompok umur. Sementara itu, migrasi juga berperan dalam mempengaruhi jumlah penduduk. Imigran (pendatang) akan menambah dan emigran (penduduk yang keluar) akan mengurangi jumlah penduduk.

Persentase Hasil proyeksi menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Jambi selama dua puluh lima tahun mendatang terus mengalami penurunan. Dalam periode 2010-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,83 persen menjadi 0,86 persen pertahun (Gambar 4). Gambar 4. Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,83 1,57 1,32 1,08 0,86 2010-2015 2015-2020 2020-2025 Tahun 2025-2030 2030-2035 Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan karena kematian. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) turun dari sekitar 22,1 per 1.000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 13,6 per 1.000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Angka Kematian Kasar (Crude Dead Rate/CDR) naik dari 5,1 per 1.000 penduduk menjadi 8,2 per 1.000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.

Jumlah 4.Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia nonproduktif (penduduk usia di bawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun). Dalam kurun waktu 2010-2035, mereka yang dalam usia kerja, 15-64 tahun meningkat dari 66,3 persen menjadi 70,1 persen dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 3,5 persen menjadi 9,1 persen.perubahan susunan ini mengakibatkan beban ketergantungan (dependency ratio) turun dari 50,8 persen pada tahun 2010 menjadi 42,7 persen pada tahun 2035. Menurunnya rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk umur tidak produktif. Gambar 5. Dependency Ratio Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 55 50 45 40 35 50,8 47,3 44,5 43,3 42,7 42,7 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun

5. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) Total Fertility Rate (TFR) adalah jumlah anak Rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilasi pada saat TFR dihitung. TFR merupakan pengukuran sintetis yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi (completed fertility) dari suatu kohor hipotesis perempuan. TFR dihitung dengan cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian dikalikan dengan interval kelompok umur (biasanya lima tahun) (Lembaga Demografi-UI, 2010). Dengan asumsi penurunan fertilitas dan mortalitas serta perolehan susunan umur seperti telah diuraikan di atas, maka TFR Jambi turun dari 2,48 pada awal tahun proyeksi menjadi 1,83 pada akhir tahun proyeksi(gambar 6). Gambar 6. Proyeksi Angka Kelahiran Total TFR (Total Fertility Rate) Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 2,5 2 2,48 2,31 2,18 2,04 1,92 1,83 TFR 1,5 1 0,5 0 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun

6. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR) Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun (0-11) bulan per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat.angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (Lembaga Demografi-FE, 2010). Dengan asumsi perubahan susunan umur penduduk di atas, maka IMR Jambi menurun dari 26,6 pada tahun 2010 menjadi 21,0 pada tahun 2035 (Gambar 7). Gambar 7. Proyeksi Angka Kematian Bayi IMR (Infant Mortality Rate) Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 30 25 26,6 24,1 22,6 21,7 21,3 21 20 15 10 5 0 2010 2015 2020 2025 2030 2035 IMR L+P

7. Angka Harapan Hidup Rata-rata angka harapan hidup pada saat lahir (e0) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Dengan asumsi kecenderungan IMR menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas, maka harapan hidup penduduk Jambi (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,9 tahun pada tahun 2010 menjadi 71,8 tahun pada 2035 (Gambar 8). Gambar 8. Proyeksi Angka Harapan Hidup Provinsi Jambi Tahun 2010-2035 72 71,5 71,7 71,8 71,5 71,2 71 70,7 70,5 70 69,9 69,5 69 68,5 2010 2015 2020 2025 2030 2035

Daftar Pustaka Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS), Badan Pusat Statistik (BPS)dan United Nations Population Fund (UNFPA); 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Macro International; 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2011. Sensus Penduduk 2010. Jakarta Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Samosir Omas Bulan; 2010. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta