VIII. PRINSIP PER-TELEVISI-AN

dokumen-dokumen yang mirip
Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II TEORI DASAR TELEVISI

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

Dasar-dasar Penyiaran

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Pemancar&Penerima Televisi

Sistem Pemancar Televisi

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dasar- dasar Penyiaran

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

BAB VI TELEVISI. Gambar 6.1 Pengiriman Gambar secara Berurutan. Gambar 6.2 Penguraian Gambar dengan Jumlah Titik yang Berbeda

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

PENDAHULUAN. Kardiawarman, Ph.D. Modul 7 Fisika Terapan 1

BAB III FRAME SYNCHRONIZER FA-9100 SEBAGAI KWALITAS SINYAL VIDEO

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Television berasal dari perkataaan latin tele bermaksud jauh dan vision bermaksud pandangan atau melihat. Television digunakan untuk melihat

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RADIO DAN TELEVISI KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

BAB IV PENGATURAN EXCITER PADA PROSES PEMANCAR DI SCTV

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK RADIO DAN TELEVISI / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

BAB II LANDASAN TEORI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

PEMBACAAN & PENYAJIAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Sub Sistem Pemancar Pada Sistem Pengukuran Kanal HF Pada Lintasan Merauke-Surabaya

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Dasar Teori

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 4. Komunikasi Disekitar Kita

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

Dasar- dasar Penyiaran

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

Terminal Telekomunikasi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G

MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

MAKALAH SISTEM KERJA PEMANCAR TV R&S NH KW DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ELEKTRONIKA KOMUNIKASI OLEH : DICKY MULYANA ( )

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

1. Pengertian Penguat RF

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

DTG2F3. Sistem Komunikasi MODULASI ANALOG. By : Dwi Andi Nurmantris

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

Pengertian dan Cara Kerja Televisi

PERANCANGAN VIDEO SPEKTROSKOPI-NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS CAIRAN SYAIFUDIN DOSEN PEMBIMBING DR. MOCHAMMAD RIVAI,ST.

Code Division multiple Access (CDMA)

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM TV ANALOG BERWARNA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIONYA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 3 Modulasi Amplitudo

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

Transkripsi:

V. PRNSP PER-TELEVS-AN V.1 BANDWDTH DAN PENGERTAN KANAL TV Sebagaimana diketahui sinyal TV terdiri atas : 1. Sinyal video yang lazim disebut sebagai sinyal gambar 2. Sunyal audio yang merupakan sinyal suara Guna menghindari saling gangguan, jenis modulasi bagi kedua sinyal tsb tidaklah sama, dan pemilihannya berdasarkan kepada pertimbangan minimalisasi bandwidth, sehingga sinyal video menggunakan AM dan sinyal audio menggunakan FM. Karena : bandwidth sinyal video dengan f m = 4,1 MHz bandwidth sinyal audio/musik dengan f m = 15,0 KHz bandwidth sinyal AM = 2 f m bandwidth sinyal FM = 2n f m,dimana n adalah jumlh sideband Dan: sinyal sinkronisasi sinyal warna Maka : sinyal video menggunakan AM-Vestigial Sideband sinyal audio menggunakan FM Karena AM tidak diterapkan secara murni tetapi berupa AM-Vestigial Sideband, meski sinyal sinkronisasi serta sinyal warna juga disertakan dlm pengiriman gambar, total bandwidth B TV untuk setiap kanal dapat ditekan menjadi 7,0 MHz. Frekuensi yang digunakan sebagai gelombang pembawa pada komunikasi TV adalah daerah frekuensi VHFdan UHF. Karena jumlah pegguna alokasi frekuensi ini sangat besar, maka untuk mencapai efisiensi pemakaian yang sebaik mungkin, perlu dibuat peraturan dalam pemanfaatannya. Dengan demikian utk sistem per-tv-an, daerah frekuensi VHF (30-300)MHz dibagi atas kanal 1-12, sebagaimana terlihat pada Tabel V-1. Untuk lebih jelasnya, contoh pemakaian satu kanal TV untuk kanal 9 dapat dilihat pada Gbr.V-1, dimana : B video = 5MHz B audio = 160 KHz. B TV = B video + B audio = 7 MHz V-1

Tabel V-1 : KANAL TV PADA DAERAH FREKUENS VHF. No No.kanal Frekuensi(MHz) Keterangan 1. 30-43 Kosong 2. 1 43-50 3. 50-54 Radio AM 4. 2 54-61 5. 3 61-68 6. 68-174 Radio FM 7. 4 174-181 8. 5 181-188 9. 6 188-195 10. 7 195-202 11. 8 202-209 12. 9 209-216 13. 10 216-223 14. 11 223-230 15. 12 230-237 16. 237-300 Kosong C video =210,25MHz C audio =215,75MHz Ampl 0dB -3dB B video = 5MHz B audio =160KHz 209 216 f (MHz) B TV = 7MHz Gbr.V-1: Sinyal TV pada kanal 9 V-2

V.2 PEMANCAR TV Suatu pemancar TV terdiri dari bagian audio dan bagian video. Bagian audio adalah sama dengan Pemancar radio, sehingga dalam bab ini tidak perlu lagi dibahas, dengan demikian yang dibahas hanyalah bagian video saja. Frequency Controlled Oscillator Carrier Amplif. Modul. Ampl. Side band Filter Tx Line TV Camera Camera Video Mixing & Monitoring Video Ampl. Synchron Signal Generator Gbr.V-2 : Blok diagram bagian video Pemancar TV 1. Umumnya suatu pemancar TV mempunyai beberapa buah kamera. Gambar yang dikirim, ditangkap dengan kamera dan diperkuat oleh Camera Video. 2. Bagian Mixing & Monitoring adalah tahapan yang membandingkan / memilih terbaik dari beberapa yang dihasilkan oleh sejumlah kamera. 3. Selanjutnya sinyal video ini diperkuat lagi oleh Video sebelum diteruskan ke Tahap Modulated. 4. Gelombang pembawa dihasilkan oleh Frequency Controlled Oscillator. Setelah diperkuat oleh Carrier, pada tahap Modulated selanjutnya gelombang pembawa ini dimodulasi oleh sinyal video. 5. Setelah melalui Sideband Filter diteruskan oleh saluran transmisi ke antena untuk dipancarkan ke uadara bebas. 6. Synchronous Signal generator adalah pembangkit sinyal sinkronisasi yang akan dipakai mengatur pengiriman sinyal, sehingga gambar yang diperoleh dipenerima benar-benar sama dengan yang dikirimkan. V-3

V.3 PENERMA TV Loud Speaker Audio Sound Detector nter Carrier Sound Ampl. Picture Tube RF Ampl Mixer Video F Amplif. Video Detector Video Amplif. Local Oscill. Automatic Gain Control High Voltage Syncr. Separator HorizonDefl. Generator VerticalDefl. Generator Horizon.Defl. VerticalDefl. Damping Tube GBr.V-3 : Blok diagram Penerima TV (audio&video) Sama halnya dengan pada bagian pemancar, penerima TV juga terdiri dari 2 bagian, yakni bagian audio dan bagian video sebagaimana terlihat pada Gbr.V-3. 1. Gelombang pembawa yang ditangkapoleh antena disaring / diperkuat oleh RF. 2. Selanjutnya frekuensi gelombang pembawa tersebut diturunkan ke ntermediate Frequency (F) dengan bantuan Mixer dan Local Oscillator. 3. Sebelum dideteksi, sinyal F ini diperkuat dulu oleh F. 4. Video Detector mendeteksi dan memperkuat sinyal video yang selanjutnya diperkuat oleh Video 5. Sinyal sinkronisasi dipisahkan antara yang horizontal & vertikal, masingmasing diperkuat oleh nya dan selanjutnya sinyal ini mengatur defleksi horizontal atau vertikal dari elektron pada tabung gambar. Besarnya simpangan elektron yang berasal dari katoda akan ditentukan oleh Horizontal / Vertical Deflection 6. Untuk suara, sinyal video yang masih mengandung audio, dideteksi oleh Audio Detector, selanjutnya diperkuat dan diteruskan ke Loudspeaker V-4

Warna ultraviolet Ungu Biru Cyanida Hijau Kuning Merah nfra-red ( m) V.3 TV WARNA V.3.1 PENGERTAN WARNA Sebelum mempelajari prinsip kerja TV Warna, terlebih dahulu harus dipahami yang dimaksud dengan warna. Pengertian dari warna bermacam-macam tergantung dari siapa yang meninjaunya. Bagi seorang ahli kimia : warna tidak lain dari pigmen atau bahan yang diperoleh dari campuran sejumlah unsur kimia dalam perbandingan tertentu Bagi seorang ahli jiwa : warna adalah suatu sensasi yang ditimbulkan oleh spektrum gelombang yang diidentifikasi oleh sensor otak sipengamat. Bagi seorang ahli fisika / elektro : warna didefinisikan sebagai respons mata terhadap cahaya yang berupa gelombang elektromaknit dengan panjang gelombang sekitar (355 s/d.700) m. Bila warna tersebut disusun sesuai urutan panjang gelombangnya akan diperoleh spektrum warna pelangi seperti pada Gbr.V-4. Spektrum ini misalnya dapat diperoleh melalui pembiasan cahaya matahari yang jatuh pada suatu prisma gelas. 380 470 500 525 575 610 1 2 3 4 5 6 3 2 4 putih 1 5 6 Gbr.V-4 : Spektrum warna cahaya dalam bentuk : Spektrum sesuai urutan panjang gelombangnya Warna primer dan beberapa warna sekunder Biru, hijau dan merah merupakan warna primer dari alam, sehingga warna lainnya merupakan warna sekunder, yakni warna yang dpt diperoleh dari kombinasi warna-warna primer tersebut diatas. V-5

V.3.2 SSTEM TV WARNA SECARA UMUM TV Warna pada prinsipnya tidak beda dengan TV Hitam-Putih, hanya saja karena ketiga warna primer yang merupakan induk dari semua warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda, maka setiap warna primer membutuhkan sistem sendiri yang akan melaksanankan proses seperti halnya pada TV Hitam-Putih. Dengan demikian secara garis besar dapat dikatakan bahwa untuk bahagian-bahagian tertentu TV Warna membutuhkan peralatan yang jumlahnya 3 kali lipat dibanding peralatan TV Hitam - Putih. Objek Filter+ Kamera Proyektor RED RED BLUE BLUE GREEN GREEN Gbr.V-4 : Penggambaran sangat sederhana sistem TV Warna Secara sederhana sekali sistem TV Warna dpt digambarkan sebagaimana terlihat pada Gbr.V-4. Objek yang terdiri dari berbagai warna butuh 3 kamera yang secara bersama-sama melakukan scanning terhadap objek. Setiap kamera dilengkapi dengan Filter Optik merah, hijau dan biru yang ditempatkan didepan kamera masing-masing. Apabila ketiga kamera difokuskan kepada objek yang berwarna biru, maka kamera biru akan mempunyai output maksimum, sedang kedua kamera lainnya akan sama dengan nol. Bila potongan objek kuning yang discanning, maka kamera hijau dan merah akan mempunyai output, sedang output kamera biru adalah nol. Pada bagian penerima, ketiga proyektor yang bekerja sinkron dengan pasangan masing-masing di pengirim, akan menghasilkan sinyal merah, hijau atau biru sesuai dengan apa yang diterimanya. Jika objek terkirim berwarna kuning, maka proyektor hijau dan merah akan meneruskan cahaya yang dihasilkannya kelayar, sedangkan proyektor biru tidak bereaksi. V-6

V.3.3 KAMERA WARNA Red E RED 0 Blue E BLUE = 0 OBJEK KUNNG LENSA OPTK Green E GREEN 0 CERMN FLTER PEMROSES SNYAL TEGANGAN OUTPUT Gbr.V-5 : Diagram sederhana suatu kamera warna Untuk mendapatkan sinkronisasi scanning yang tepat, kamera warna yang terdiri dari 3 kamera monochrome (satu warna) seperti pada Gbr. V-5, dilengkapi dengan cermin pantul. Sebahagian dari cahaya yang telah difokuskan oleh lensa optik dan jatuh pada cermin, dipantulkan vertikal ke atas dan ke bawah untuk dibelokkan masuk kemasing-masing filter yang dihadapannya. Output dari filter yang merupakan cahaya dengan warna dan panjang gelombang tertentu tergantung jenis filternya, selanjutnya diteruskan ketahap berikut untuk diproses sebagimana halnya yang dilakukan pada TV Hitam-Putih. V.3.4 SNYAL VDEO WARNA Tegangan sinyal video warna E M terdiri atas tegangan brigthness/tingkat terang E Y dan tegangan chrominance/warna E C, yang secara matematis : E M = E Y + E C Tegangan brigthness ekivalen dengan tegangan sinyal monochrome / non color yang terdapat pada tegangan video hitam-putih, dimana amplitudanya tegantung dari tingkat terangnya titik yang discanning. V-7

Sedang tegangan chrominance E C merupakan penjumlahan tegangan E dan E Q yang satu sama lain berbeda fasa 90 0, dimana singkatan dari in phase dan Q singkatan dari quadrature. Ketiga tegangan E Y, E dan E Q selanjutnya membentuk matriks tegangan, yang hasilnya akan menentukan warna dari titik objek. Persamaan matriks tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: E Y = 0,30 E R + 0,59 E G + 0,11 E B E = 0,60 E R - 0,28 E G - 0,32 E B E Q = 0,21 E R - 0,52 E G + 0,31 E B dimana: E R, E G, E B : tegangan output dari kamera merah, hijau dan biru E Y, E, E Q : tegangan brigthness dan chrominance yang bila disuperposisikan akan membentuk sinyal video warna. Contoh : Warna kuning yang dibentuk oleh cahaya merah dan hijau dalam bahagian yang sama tanpa adanya cahaya biru, akan mempunyai E R = 1,00, E G = 1,00 dan E B = 0,00. Dengan memasukkan harga-harga tersebut ke persamaan matrik akan diperoleh : E Y = 0,30 (1,00) + 0,59 (1,00) + 0,11 (0) = 0.89 E = 0,60 (1,00) - 0,28 (1,00) - 0,32 (0) = 0,32 E Q = 0,21 (1,00) - 0,52 (1,00) + 0,31 (0) = - 0,31 V-8

V.3.4. Pemancar TV Berwarna Microphone Frek. Modulated To sound antena Synchronizi ng Gen. Crystal Osc. & Frek. Multiplier Modulated To Picture Antena E Color Camera Y Matrix Y Delay Network Y Adder Circuit matrix Balanced Modulator LPF Q MAtrix Q Q Q Balnced Modulator Q LPF Chrominan ce Subcarier Gen. 90 phasa shifter Burst Generator Gbr.V-6: Blok diagram tahap pemrosesan warna sebelum dimodulasi pada Pemancar TV Color. V-9