Metakognisi. Lihat beberapa cara dimana lakukan untuk memulai. guru menggabungkan Saya dapat membuat sebuah daftar hal yang harus saya lakukan.

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Lingkungan yang Mendorong Pemikiran

Pencarian Bilangan Pecahan

Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Mengajarkan Berbagai Keyakinan dan Sikap

Intel Teach Program Assessing Projects

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

Kuisioner Kompetensi Kepribadian. Skor Diskripsi Selalu Seringkali Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif.

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

TEORI METAKOGNISI. Oleh : Yulia Ayriza

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Kebiasaan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan demi meningkatnya kualitas pendidikan. Objek yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hella Jusra, 2013

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK

Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Menilai Pemikiran

Intel Teach Program Assessing Projects

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

I. PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB 5 NEGOSIASI DAN KONTRAK

Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. penyampaian mudah di terima dan di mengerti siswa (Slameto,2010).

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

MENULIS BERTUJUAN TERJEMAHAN RINGKAS. dari Buku Writing With a Purpose James M. McCrimmon Boston: Houghton Mifflin Company

Perencanaan Diringkas oleh: Puji Arya Yanti

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

Umpan Balik. Memberi Umpan Balik kepada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

Melakukan Praktik Perwajahan Co-Card / Stefanus Y. A. D / 2013

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI (UKBM)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktivitas siswa dan memperoleh prestasi yang lebih baik bila

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dewasa ini komputer telah dan akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

ASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM. Oleh Helmy Firmansyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

Teori Motivasi Maslow

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Biografi. Jadwal Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang

SELEKSI TINGKAT PROPINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2015

DESKRIPSI TES TOEP DI PLTI

KEWIRAUSAHAAN - 2. Menentukan Hal yang Harus Disiapkan Saat Memulai Bisnis. Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak. Modul ke: Fakultas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling


Lingkungan 51. Bab 5. Lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BELAJAR MANAJEMEN DARI KONTEKS DUNIA NYATA/M. Taufiq

Memulai saluran dengan cepat

Model Konseptual. Monterico Adrian, M.T. MI3482 Desain Interaksi Pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

Melakukan Praktik Perwajahan Kartu Nama / Stefanus Y. A. D / 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

Tips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kameliah Mushonev, 2014 Pengembangan gambar konsep sebagai alat evaluasi pada konsep ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar,

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah berbasis kelas, kegiatan belajar membelajarkan merupakan

Kurikulum Circuit. Minggu 4

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelemah lembutan. Pendalaman Alkitab untuk KTB CM UKSW : Minggu 4 Bulan Desember

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI

NAMA :... KELAS :... Angket ini mohon di isi secepatnya dan dikumpulkan secepatnya kepada Guru Kelas/Kepala Sekolah.

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

Tinjauan Mata Kuliah. nak-anak usia 3-4 tahun memiliki berbagai potensi dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif. bersama melalui teknik teknik tertentu. 1

Transkripsi:

Metakognisi Berpikir Mengenai Pemikiran Jason diberi tugas proyek ilmiah, tetapi ia tidak memiliki ide bagaimana memulainya. Ia duduk dan menatap keluar jendela sejenak lalu mengangkat tangannya, dan berkata pada guru Saya tidak mengerti, katanya. Mengajarkan Metakognisi Baiklah, kata guru, mari pikirkan beberapa hal yang mungkin kau Lihat beberapa cara dimana lakukan untuk memulai. guru menggabungkan Saya dapat membuat sebuah daftar hal yang harus saya lakukan. metakognisi ke dalam kelas Apalagi yang dapat kau lakukan? berbasis proyek. Saya dapat berpikir tentang apa yang saya lakukan pada proyek saya yang lalu. Pelajari lebih lanjut > Ide yang bagus. Terakhir kali saya pergi ke perpustakaan dan mencari di komputer. Saya membuang banyak waktu tanpa menemukan apapun. Apa hal berbeda yang dapat kau lakukan kali ini? Mungkin kali ini saya dapat meminta Holly untuk membantu saya mencari kata-kata. Ia sangat mahir dalam hal itu. Hal itu terdengar seperti awal rencana yang bagus. Jason anak yang cerdas dan tertarik pada ilmu pengetahuan alam, tetapi ia memiliki kekurangan dalam kemampuan yang dapat membantunya melakukan proyek yang kompleks. Dalam dialog bersamanya, guru membantunya berpikir secara metakognitif sehingga ia dapat mengembangkan kewaspadaam mengenai proses berpikirnya, merencanakan strategi untuk menyelesaikan proyek, dan memantau kesuksesan strategi tersebut. Metakognisi, atau berpikir tentang pemikiran ditujukan untuk proses mental yang mengendalikan dan memberikan perintah bagaimana orang berpikir. Metakognisi terutama sangat penting dalam proyek karena siswa harus membuat keputusan tentang strategi apa yang mereka gunakan dan bagaimana menggunakan mereka, Penelitian Marzano (1998) mengenai 4000 intervensi pengarahan berbeda menemukan bahwa hal yang paling efektif dalam mengembangkan pembelajaran siswa adalah yang berfokus pada bagaimana siswa berpikir tentang proses pemikiran mereka dan apa yang siswa rasakan mengenai diri mereka sendiri sebagai pelajar. Komponen Metakognisi Komponen yang paling dasar dari metakognisi adalah kewaspadaan dari proses berpikir. Kewaspadaan ini termasuk dua cara apakah siswa biasanya melakukan pendekatan pada tugas dan cara alternatif yang mungkin mereka lakukan. Pelajar yang baik waspada akan bagaimana mereka berpikir dan dapat membuat pilihan yang cerdas megenai strategi yang efektif. Komponen rencana dari metakognisi adalah bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengaktifkan kemampuan, taktik, dan proses tertentu yang akan digunakan dalam mencapai cita-cita (Marzano, 1998, h. 60). Siswa pada tahap

ini memiliki dialog dalam dirinya mengenai apa yang dapat ia lakukan dan apa yang paling efektif dalam situasi ini. Jika tugasnya sederhana, orang mungkin tidak waspada akan pilihan apa yang ia buat. Dengan tugas yang kompleks, bagaimana pun, proses metakognitif lebih terbuka saat siswa memilih pilihan yang lain di dalam pikirannya. Komponen akhir dari metakognisi adalah pemantauan. Fungsi ini bekerja pada keefektifan rencana dan strategi yang digunakan. Sebagai contoh, siswa kelas biologi tahun kedua memutuskan untuk membuat peta dalam komputer untuk meninjau bab untuk sebuah tes. Setelah beberapa menit, ia menyadari bahwa ia menghabiskan waktu yang lebih mencari tahu tentang software daripada berpikir mengenai konten dan memutuskan untuk menggambar peta di atas kertas. Seorang siswa kelas lima yang mengumpulkan data mengenai temperatur dan kelembaban mulai menambahkan daftar angka yang panjang lalu menyadari bahwa pekerjaan akan menjadi lebih cepat dan akurat jika ia menggunkan program lembar kerja. Pemantauan proses pemikiran yang konsisten dan membuat perubahan yang diperlukan adalah komponenyang penting dari metakognisi. Referensi Marzano, R. J. (1998). A theory-based meta-analysis of research on instruction. Aurora, CO: McREL. www.mcrel.org/pdf/instruction/5982rr_instructionmeta_analysis.pdf* (PDF; 172 halaman)

Desain Proyek Efektif: Metakognisi Mengajarkan Metakognisi Mengajarkan Siswa untuk Berpikir tentang Pemikirannya Kemampuan metakognitif siswa bertumbuh dan sukses dalam sebuah lingkungan di mana proses pemikiran yang sebenarnya adalah bagian penting dari pengajaran dan percakapan selama sehari. Untuk membuat lingkungan ini guru dan siswa harus mengembangkan sebuah bahasa pemikiran yang mereka semua gunakan secara konsisten. Saat guru menggunakan kata seperti strategi, proses, dan metakognisi secara teratur, mereka mengomunikasikan kepentingan mereka untuk siswa dan menekankan proses yang penting untuk pembelajaran yang efektif. Tishman, Jay, dan Perkins (1992) menyarankan menempelkan poster di sekeliling ruangan untuk mengingatkan siswa untuk berpikir mengenai pemikirannya. Anjuran seperti Apakah ini strategi terbaik bagi tugas? atau Apakah rencana Anda bekerja sebaik perkiraan? membantu siswa mengingat untuk menjadi metakognitif. Memberikan siswa waktu dan alat untuk membantu mereka menjadi lebih metakognitif dalam pembelajaran mereka adalah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan prestasi siswa (1998). Jurnal dan catatan pelajaran dapat membantu siswa mengidentifikasi strategi yang mereka gunakan atau mungkin akan mereka gunakan dan mengevaluasi keefektifannya. Memberikan pijakan dalam bentuk sinyal atau anjuran seperti Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Sebagaimana baik strategi Anda bekerja? dapat memberikan struktur pada siswa yang membutuhkan mereka untuk menjadi metakognitif. Banyak siswa, khususnya siswa dengan kebutuhan tersendiri dapat mengambil keuntungan dari instruksi terbuka dan berulang-ulang dalam strategi metakognitif. Sebagai contoh, guru dapat memulai dengan berpikir-kritis untuk mengartikulasikan pemikiran metakognitif: Baik. Apa yang akan saya lakukan selanjutnya pada proyek ini? Saya harus memasukkan semua informasi yang telah saya kumpulkan ke dalam laporan. Saya dapat meletakkan tiap informasi pada kartu catatan dan mengatur mereka dalam sebuah sketsa, tapi hal itu akan membuang banyak waktu dalam membuat kartu catatan. Saya dapat melihat semua catatan saya dan memberi tanda kategori pada setiap catatan, lalu memberi tanda silang pada semua catatan yang tidak akan saya pakai. Saya akan lihat bagaimana hal itu bekerja. Walaupun menyebutkan proses kognitif yang sesungguhnya adalah bagian dari proses pembuatan metakognitif, penting sekali untuk melakukan proses berpikir untuk mengikutsertakan kemampuan adaptasi diri siswa. Membuat strategi belajar, seperti metode untuk mengerti teks (seperti menanyakan pertanyaan) atau memecahkan permasalahan kata (seperti mengidentifikasi variabel) adalah metode yang efektif untuk mengajarkan siswa strategi belajar, tetapi kecuali kesadaran, perencanaan, dan memonitor pemikiran terbuka, pembuatan strategi tidak akan memiliki efek pada metakognisi siswa. Sumber lain untuk pengajaran metakognisi, terutama dengan siswa yang lebih senior, dapat berbentuk biografi, jurnal, surat, dan tulisan pribadi lainnya daru ahli yang terkenal dalam bidang yang mereka pelajari. Pengenalan pada strategi pemecahan masalah dari pemikir terkenal dapat menjadi sangat inspirasional dan informatif bagi siswa. Setelah pembuatan model metakognisi, langkah selanjutnya adalah memberikan siswa kesempatan untuk berlatih menggunakan kemampuan metakognitif dengan dukungan guru. Siswa dapat melakukan sendiri berpikir-kritis dengan

pasangan atau dalam kelompok kecil. Mendengarkan bagaimana teman mereka melakukan pendekatan dengan permasalahan kompleks dapat membantu seluruh siswa memperluas cakupan mereka akan strategi yang memungkinkan. Pada akhirnya, gunakan anjuran seperti, Apa yang dapat Anda lakukan selanjutnya? Apa lagi yang dapat Anda coba? dan Sebarapa baik strategi Anda bekerja? mengingatkan siswa untuk memikirkan pemikiran mereka saat mereka bekerja. Pertanyaan untuk Mendukung Metakognisi Kesadaran Bagaimana pendekatan saya pada tugas ini? Apa yang saya lakukan saat saya mengerjakan proyek ini? Apa yang saya lakukan saat saya tidak mengerti apa yang saya baca? Saat saya mengatasi masalah, apa yang saya lakukan? Apa yang saya pikirkan saat saya membaca? Perencanaan Tugas macam apakah ini? Apakah cita-cita saya? Informasi apakah yang saya butuhkan? Masalah apakah yang mungkin akan datang saat saya bekerja dan bagaimana saya akan mengatasinya? Strategi apakah yang akan membantu saya? Sumber apakah yang saya punya? Sebarapa lama tugas akan memakan waktu? Apakah tugas yang lebih kecil yang ada dalam proyek? Apakah yang harus saya lakukan dalam urutan khusus dan apa yang dapat saya lakukan kapan saja? Masyarakat dan acara apakah yang harus saya koordinasi? Siapa yang dapat membantu saya? Apa yang ingin saya pelajari dari proyek ini? Pemantauan Apakah yang saya lakukan berhasil? Apa yang tidak saya mengerti tentang tugas ini? Bagaimana saya melakukan hal ini secara berbeda? Apakah saya harus mengulang dari awal kembali? Dapatkah saya merubah sedikit cara saya bekerja agar menjadi lebih efektif? Apa yang dapat saya kendalikan mengenai lingkungan kerja saya? Bagaimana saya merespon tantangan tidak terduga? Apa yang saya pelajari? Apa yang dapat saya lakukan untuk belajar lebih dan lebih baik? Apakah ini cara terbaik untuk melakukan tugas ini? Referensi Marzano, R. J. (1998). A theory-based meta-analysis of research on instruction. Aurora, CO: McREL.

www.mcrel.org/pdf/instruction/5982rr_instructionmeta_analysis.pdf* Tishman, J, E. Jay & D. N. Perkins. (1992). Teaching thinking dispositions: From transmission to enculturation. Cambridge, MA: ALPS. http://learnweb.harvard.edu/alps/thinking/docs/article2.html*