B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
B.IV TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B.IV TEKNIK EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV PERKEMBANGAN SAKIP/LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PERUMUSAN VISI DAN MISI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

RENCANA KERJA TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

PEDOMAN PENYUSUNAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

RENCANA KERJA (RENJA)

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

L A P O R A N K I N E R J A

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Strategi. Arah Kebijakan. RPJP Nasional. RPJM Daerah. RPJP Daerah. Program. Indikator. Visi Misi Tujuan Sasaran Kebijakan Program/ Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

User [Pick the date]

Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PROGRAM/ KEGIATAN 3 100% 100% 100%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

RENCANA KERJA (RENJA)

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan rahmat- Nya Buku Teknik Penyusunan Perencanaan Kinerja di lingkungan Departemen Agama dapat disusun dan diterbitkan. Buku ini disusun dan diterbitkan sebagai realisasi kegiatan Biro Organisasi dan Tatalaksana Tahun 2007 dan dimaksudkan agar seluruh pejabat di lingkungan Departemen Agama mengerti, memahami, dan selanjutnya dapat menyusun perencanaan kinerja yang dituangkan dalam formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Sangat disadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas upaya dan jerih payahnya yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran sehingga buku ini dapat disusun dan diterbitkan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh pejabat di lingkungan Departemen Agama. Jakarta, Februari 2007 Kepala Biro Organisasi dan Tatalaksana H. Muhammad Irfan NIP. 150157009 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan... 2 D. Pengertian Rencana Kinerja... 2 E. Yang Bertanggung Jawab Menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... 2 F. Waktu Penyusunan... 3 G. Mengapa Perlu Perencanaan Kinerja... 3 BAB II PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA A. Penetapan Sasaran... 5 B. Penyusunan Program... 6 C. Penyusunan Kegiatan... 6 D. Penyusunan Indikator Kinerja Kegiatan... 6 E. Penentuan Satuan Setiap Indikator... 7 F. Menetapkan Target... 7 G. Langkah-Langkah dan Urutan Tindakan dalam Mewujudkan Rencana Kinerja... 8 BAB III PENUTUP... 9 LAMPIRAN ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun laporan akuntabilitas melalui proses penyusunan rencana stratejik, rencana kinerja, dan pengukuran kinerja; 2. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah disampaikan kepada atasan masingmasing, serta kepada lembaga penilai/evaluasi akuntabilitas kinerja, yang akhirnya kepada Presiden; 3. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah sebagai media pertanggungjawaban dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan berperan sebagai alat kendali dan penilai kualitas kinerja serta alat pendorong terwujudnya good governance dalam perspektif yang lebih luas. Untuk maksud tersebut di Departemen Agama telah ditetapkan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja Di Lingkungan Departemen Agama dan Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja Di Lingkungan Departemen; 4. Sesuai dengan dinamika perkembangan yang terjadi untuk mencapai efisien dan efektifitas Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tutas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama; 5. Sehubungan dengan hal tersebut Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama; 6. Untuk melengkapi Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tersebut, perlu menyusun dan menerbitkan Buku Teknik Penyusunan Perencanaan Kinerja di lingkungan Departemen Agama.

B. Dasar Hukum 1. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 2. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota (disempurnakan); 4. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama 5. Keputusan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama; 6. Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. C. Tujuan Agar seluruh pejabat mengerti, memahami dan selanjutnya dapat menyusun Perencanaan Kinerja yang dituangkan dalam formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT). D. Pengertian Rencana Kinerja 1. Rencana Kinerja adalah proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik; 2. Hasil dari proses ini berupa Rencana Kinerja Tahunan (RKT); 3. Isi RKT ini adalah semua sasaran, program dan kegiatan yang prioritas dan target yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. E. Yang Bertanggung Jawab Menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana kinerja disusun oleh satuan organisasi/kerja yang tugas dan fungsinya melaksanakan perencanaan dan bahannya berdasarkan usulan unit organisasi/kerja yang akan melaksanakan program/kegiatan yang disusun. Rencana Stratejik harus disusun/dimiliki oleh setiap unit organisasi dari Pusat sampai dengan Kantor Urusan Agama dan Madrasah Ibtidaiyah. 2

F. Waktu Penyusunan Rencana kinerja disusun bersamaan dengan penyusunan Rencana Stratejik lima tahun, sehingga pada Rencana Stratejik dilampiri Rencana Kinerja Tahunan (Rencana Kinerja tahun pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima). Dengan demikian unit organisasi/kerja dapat mengetahui apakah Rencana Stratjik untuk lima tahun kedepan mampu dituntaskan oleh Rencana Kinerja setiap tahunnya. G. Mengapa Perlu Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses yang penting yang harus dilakukan oleh instansi agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik dapat diikuti dan dipantau pencapaiannya. Perencanaan kinerja merupakan salah satu komponen sistem AKIP yang seyogyanya dilakukan oleh intansi pemerintah agar lebih mudah untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya. H. Langkah-Langkah Penyusunan 1. Membentuk Tim Penyusun Rencana Kinerja dengan mengikutsertakan Tim Penyusun Rencana Stratejik; 2. Penelaahan tugas dan fungsi organisasi; 3. Menghimpun dan memahami semua kebijakan yang terkait dan relevan dengan Rencana Kinerja Tahunan yang disusun; 4. Mempedomani analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Apportunities dan Threats) atau analisis KEKEPAN (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman) serta menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan yang termuat pada Rencana Stratejik; 5. Mengumpulkan data internal dan eksternal; 6. Memilih/menentukan sasaran prioritas yang ada pada rencana stratejik untuk dilaksanakan pada tahun rencana kinerja yang disusun; 7. Setiap sasaran dibuat indikator keberhasilan sasaran (outputs, outcomes); 8. Menentukan rencana kinerja tingkat capaian (target) sasaran; 9. Memilih/menentukan program prioritas yang ada pada Rencana Stratejik untuk dilaksanakan pada tahun rencana kinerja yang disusun; 10. Dalam satu program, memilih dan menentukan kegiatan apa yang prioritas pada tahun rencana kinerja yang disusun; 3

11. Setiap kegiatan yang telah ditentukan tersebut disusun indikator keberhasilan kegiatan (inputs, outputs, outcomes, benefits, dan impacts); 12. Menentukan satuan setiap indikator; 13. Menyusun rencana tingkat capaian (target) setiap indikator keberhasilan kegiatan. 4

BAB II PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja (Renja) sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra (perencanaan lima tahun), yang akan dilaksanakan oleh satuan organisasi/kerja melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Renja ditetapkan rencana tingkat capaian kinerja tahunan, sasaran, dan seluruh indikator kinerja kegiatan. Penyusunan Renja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan Repeta dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen yang ingin diwujudkan (target setting) oleh pimpinan dan seluruh anggota satuan organisasi/kerja untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Penyusunan Renja meliputi penyusunan sasaran (uraian, indikator, dan target) yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, program dan kegiatan (uraian, indikator kinerja, sasaran, dan target) dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : A. Penetapan Sasaran 1. Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam dokumen Renstra. Selanjutnya diidentifikasi/dipilih/ditetapkan sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya (targetnya). 2. Teknik mengidentifikasi/memilih/menetapkan sasaran: a. Bila sasaran pada Renstra dapat dilaksanakan seluruhnya pada tahun yang bersangkutan maka sasaran pada Renstra dapat dipindahkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). b. Bila sasaran dan indikator sasaran pada Renstra tidak dapat dilaksanakan seluruhnya pada tahun yang bersangkutan maka dapat dipilih sasaran yang tertulis pada Renstra sesuai skala prioritas. c. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaian (target) masingmasing, dengan penjelasan: 1) Target adalah dapat berupa angka kuantitatif (jumlah) maupun angka kualitatif (prosentase); 2) Setiap sasaran dapat memiliki lebih dari satu indikator sasaran. Indikator sasaran secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan. d. Dalam kolom keterangan menjelaskan keterkaitan antara kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan program, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan organisasi/kerja lain. 5

B. Penyusunan Program 1. Program-program yang dituangkan dalam Renja merupakan program yang terkait dengan sasaran dalam dokumen Renstra. Selanjutnya diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2. Teknik mengidentifikasi/memilih/menyusun program : a. Bila program pada setiap sasaran yang ditetapkan dalam Renstra dapat dilaksanakan seluruhnya pada tahun yang bersangkutan maka program dalam Renstra dapat dipindahkan dalam Renja; b. Bila program yang ditetapkan pada Renstra tidak dapat dilaksanakan seluruhnya pada tahun yang bersangkutan maka dapat dipilih program yang tertulis pada Renstra sesuai skala prioritas. C. Penyusunan Kegiatan 1. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya. 2. Teknik mengidentifikasi/memilih/menyusun kegiatan : a. Berdasarkan skala prioritas melalui indikator kegiatan yang memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian sasaran dan tujuan; b. Perlu adanya konsistensi, keterpaduan, dan keseimbangan antar satuan organisasi/kerja; c. Memperhatikan sumber daya dan potensi yang ada serta menyentuh kebutuhan pelayanan. D. Penyusunan Indikator Kinerja Kegiatan 1. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. 2. Penyusunan indikator untuk setiap kegiatan sebagai berikut : a. Masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan outputs, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya; 6

b. Keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan / atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan; c. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat; d. Manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik; e. Dampak (impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. 3. Penyusunan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan dimaksud meliputi : a. Spesifik dan jelas; b. Dapat diukur secara obyektif; c. Relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai; d. Tidak bias. E. Penentuan Satuan Setiap Indikator F. Menetapkan Target Setelah ditetapkan indikator kinerja dilanjutkan dengan menetapkan terget-target yang ingin dicapai untuk setiap indikator kinerja. Setelah persiapan-persiapan dalam langkah-langkah sebelumnya dilakukan, barulah bisa melakukan penetapan target. Penetapan target kinerja bukanlah proses yang tiba-tiba atau proses yang bisa dilakukan secara mendadak. Penetapan target dapat realistis jika unit organisasi memiliki data yang cukup valid dan memadai. 7

G. Langkah-Langkah dan Urutan Tindakan dalam mewujudkan rencana kinerja : 1. Menyelenggarakan rapat staf/para pimpinan; 2. Negosiasi tingkat kinerja yang diinginkan; 3. Menuliskan rencana kinerja; 4. Meminta komitmen seluruh pimpinan unit kerja; 5. Penjelasan penetapan target. Sebelum menetapkan target atau tingkat kinerja yang diinginkan, proses yang dilakukan harus mengakomodasi unit-unit kerja yang terkait, sehingga mereka dapat merasakan ikut memiliki dan bertanggung jawab untuk pencapaian target-target tersebut. Penetapan target bukanlah hanya membicarakan soal angka, akan tetapi lebih mendalam lagi sampai kepada latar belakang munculnya angka tersebut. Setiap angka target yang dimunculkan harus dikaitkan kepada pencapaian visi dan misi unit organisasi. Penetapan target tidak boleh dipaksakan karena akan dapat menimbulkan beban yang berat bagi penerimanya. Target yang ditetapkan perlu diperhatikan apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal itu perlu dilakukan rapat-rapat atau koordinasi. Formulir Rencana Kinerja Tahunan Perumusan rencana kinerja dapat didokumentasikan dalam suatu formulir yang memberikan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan dan pencapaian sasaran. Dokumen rencana kinerja merupakan dokumen yang dianjurkan oleh pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai bentuk formulir terlampir. 8

BAB III PENUTUP Sistem Akuntabilitas Kinerja dibangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap satuan organisasi/kerja, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Dalam hal ini, setiap satuan organisasi/kerja secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran stratejik organisasi kepada stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja. Di dalam kerangka akuntabilitas kinerja, Laporan Akuntabilitas Kinerja berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja ini berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran serta aktif seluruh satuan organisasi/kerja pusat dan daerah, serta partisipasi masyarakat. Dukungan tersebut merupakan pendorong utama dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999. Buku Teknik Penyusunan Perencanaan Kinerja di lingkungan Departemen Agama ini merupakan pelengkap Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama yang diharapkan dapat mempermudah para pejabat dalam menyusun Perencanaan Kinerja satuan oraganisasi/kerja masing-masing. Namun demikian, tentunya masih memerlukan penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut di masa mendatang. Oleh karena itu, masukan-masukan positif bagi penyempurnaan buku ini tetap diperlukan agar penyusunan Perencanaan Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama dapat tercapai dengan lebih baik. Untuk memudahkan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan terlampir telah disajikan contoh alur berpikir penyusunan RKT. Mengingat keterbatasan waktu dan sebagainya maka yang disajikan hanya lima sasaran dan dua program, dalam satu program ada yang dibuat satu kegiatan, ada yang dibuat dua kegiatan dan ada tiga kegiatan, seharusnya menurut ketentuan dalam satu program dibuat beberapa kegiatan prioritas setiap tahunnya, sehingga dalam kurun waktu lima tahun kegiatankegiatan tersebut dapat mewujudkan tujuan yang telah ditentukan pada RS. 9

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2004 Instansi : Departemen Agama Sasaran Kegiatan Uraian Indikator Rencana tingkat capaian (target) Program Uraian Indikator Kinerja Satuan Rencana tingkat capaian (target) Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.1.1 Meningkatnya kualitas SDM URAIS. Outputs : Tersedianya tenaga profesional. Outcomes : Kualitas SDM meningkat Peningkatan Melakukan Inputs : Dana Rp. 250.000.000 Kualitas test CPPN. Outputs : Lulusan Org 250 SDM. Outcomes : Jumlah PPN % 20 bertambah. Benefits : Pelayanan % 20 Caten lebih baik. Impacts : Pelayanan % 50 meningkat. Melakukan Diklat PPN. Inputs : Dana Rp. 500.000.000 Outputs : Peserta Org 500 Outcomes : Pemahaman % 70 PPN meningkat. Benefits : Pelayanan % 40 Caten lebih cepat. Impacts : Pelayanan % 60 meningkat. 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.1.2. Meningkatnya kualitas sarana & prasarana URAIS. 1.1.3. dst. Outputs : Tersedianya sarana & prasarana. Outcomes : Kualitas pelayanan meningkat. 30 % Peningkatan kualitas sarana & prasarana. Membangun/ rehab KUA/ Ruangan. Inputs : Dana Rp. 10.000.000.000 Outputs : KUA/Ruangan Unit 200 Outcomes : Jumlah % 20 KUA/Ruangan bertambah. Benefits : Kegiatan % 40 urusan agama meningkat. Impacts : Pelayanan % 60 meningkat. 2.1.1. Meningkatnya kualitas SDM penyelenggara an haji. Outputs : Tersedianya petugas profesional. Outcomes : Kualitas SDM meningkat. Peningkatan kualitas SDM. Melakukan test Calon Petugas Haji. Inputs : Dana Rp. 300.000.000 Outputs : Lulusan Org 300 Outcomes : Didapatkan % 100 petugas. Benefits : Pelayanan % 80 meningkat. Impacts : Jamaah haji % 90 puas. 2.1.2. Meningkatnya kualitas/ kuantitas sarana & prasarana 2.1.3. Outputs : Tersedianya petugas. Outcomes : Kualitas/ kuantitas sarana/ prasarana meningkat. Peningkatan Mengadakan Inputs : Dana Rp. 2.000.000.000 kualitas & peralatan Outputs : Peralatan Paket 1.000 kuantitas petugas Haji. Outcomes : Tersedianya % 100 sarana/ peralatan petugas haji. prasarana. Benefits : Pelaksanaan % 100 tugas lancar. Impacts : Jamaah haji % 100 puas. 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.1.. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik. Outputs : Tersedianya tenaga pendidik profesional. Outcomes : Kualitas tenaga pendidik meningkat. Peningkatan kualitas & kuantitas SDM. Melakukan test CPNS (Pendidik). Inputs : Dana Rp. 800.000.000 Outputs : Lulusan Org 4.000 Outcomes : Jumlah % 20 pendidik bertambah. Benefits : Proses % 70 belajar mengajar lancar. Impacts : Masyarakat % 80 puas. Melakukan Diklat PNS (Pendidik). Inputs : Dana Rp. 1.000.000.000 Outputs : Peserta Org 1.000 Outcomes : Pemahaman % 70 Pendidik meningkat. Benefits : Proses % 40 belajar mengajar lancar. Impacts : Masyarakat % 60 puas. Mengadakan buku pelajaran. Inputs : Dana Rp. 5.000.000.000 Outputs : Buku pelajaran Paket 200 Outcomes : Jumlah % 20 buku pelajaran bertambah. Benefits : Murid % 40 terbantu. Impacts : Proses % 60 belajar mengajar lancar. C:\Fjr\KMA\06\RKT\Ver Zai 12

13