ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak

Interferometer Michelson

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

Antiremed Kelas 12 Fisika

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Halaman (2)

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU UNTUK MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

BAB II. Landasan Teori

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Kompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi.

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

PENGARUH KENAIKAN FREKUENSI GETARAN AKUSTIK TERHADAP JUMLAH PERGESERAN FRINJI PADA INTERFEROMETER MICHELSON

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG SINAR MENGGUNAKAN INTERFERENSI CELAH GANDA SEDERHANA

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

PENENTUAN KOEFISIEN DIFUSI LARUTAN HCl MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0

ANALISIS SIFAT GELOMBANG PADA FLUIDA DENGAN TANGKI RIAK

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

Fisika I. Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 20:12:40. m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

METODA PENYARING RUANG SEDERHANA PADA INTERFEROMETER MICHELSON

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Menggunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan prinsip dari interferometer Michelson sudah banyak dijumpai.

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

GELOMBANG CAHAYA. Pikiran-pikiran tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan konsepsi ilmiah terkait dengan gelombang cahaya.

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

BAB 4 ANALISIS DATA POLA INTERFERENSI FRINJI PADA SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

Comercial lamp, Michelson interferometer, prism spectroscope, color spectrum, coherence

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Untuk Menentukan Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

MICROWAVES (POLARISASI)

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

Pengukuran Kualitas Madu Bunga Berdasarkan Konstanta Efek Kerr yang Diukur Menggunakan Interferometer Michelson

PENGUKURAN DISTRIBUSI INTENSITAS CAHAYA YANG DIHASILKAN KISI DIFRAKSI MENGGUNAKAN VERNIER LABPRO SKRIPSI

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

Transkripsi:

26 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA Sri Lestari Handayani Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Email: yani26aryani@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah melalui analisis pola interferensi celah banyak dan mengamati pengaruh jumlah celah terhadap pola interferensi celah banyak. Pada penelitian ini dilakukan variasi jarak layar (L) dan variasi jarak antar celah (d) untuk menentukan panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah berturut-turut sebesar (626 ± 6,79) nm dan (518 ± 19,5) nm untuk variasi jarak layar. Panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah berturut-turut sebesar (441 ± 2,71) nm dan (5 ± 1,71) nm untuk variasi jarak antar celah. Tidak terdapat perbedaan pola interferensi antara laser He-Ne dan laser dioda merah meskipun menggunakan jumlah celah berbeda. Kata kunci : interferensi celah banyak, laser dioda, laser He-Ne, panjang gelombang, pola interferensi PENDAHULUAN Cahaya tampak menarik untuk dipelajari karena dapat dirasakan oleh mata manusia secara langsung. Efek interferensi pada gelombang cahaya tampak tidak mudah untuk diamati karena panjang gelombang mencapai sekitar 4 1-7 m sampai 7 1-7 m. Menentukan panjang gelombang cahaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode difraksi mengunakan kisi difraksi dan interferensi (Minarniet al, 213). Sugito et al. (25) menggunakan metode pengukuran panjang gelombang cahaya dengan celah banyak untuk menghasilkan pengukuran panjang gelombang dengan ralat yang lebih kecil dan diperoleh analisis pola-pola interferensi cahaya tampak. Metode lain untuk menentukan panjang gelombang adalah interferometer Fabry-Perot oleh Satoto et al. (27). Selain itu, terdapat metode interferometer Michelson yang juga digunakan untuk mengukur panjang koherensi laser yang dilakukan oleh Setyaningsih (tahun tidak diketahui).melalui berbagai penelitian, pemahaman dalam pengukuran panjang gelombang menggunakan konsep interferensi dapat lebih dimengerti. Superposisi gelombang merupakan penjumlahan dua gelombang atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristiwa ini disebut sebagai prinsip superposisi linier. Interferensi cahaya adalah perpaduan dua atau lebih sumber cahaya sehingga menghasilkan keadaan yang lebih terang (interferensi maksimum) dan keadaan yang gelap (interferensi minimum). Syarat terjadinya interferensi cahaya adalah cahaya tersebut harus koheren yaitu keadaan dua sumber cahaya atau lebih yang mempunyai frekuensi, amplitudo dan beda fase yang tetap (Halliday & Resnick 23). Prinsip interferensi adalah jika dua gelombang yang merambat dalam arah yang sama (hampir sama) dengan beda fase yang tetap konstan terhadap waktu, maka dapat terjadi keadaan sedemikian rupa sehingga energinya tidak didistribusikan secara merata, tetapi pada titik-titik tertentu dicapai harga

Jurnal Fisika Vol. 4 No. 1, Mei 214 27 maksimum, dan pada titik-titik lain dicapai harga minimum (Halliday & Resnick 23). Pada percobaan Young, setiap celah bertindak sebagai sumber garis yang ekivalen dengan sumber titik dalam dua dimensi. Pola interferensi diamati pada layar yang jauh dari celah tadi, yang dipisahkan sejarak d. Pada jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hampir sejajar, dan perbedaan lintasannya kira-kira d sin θ, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Dengan demikian terdapat interferensi maksimum pada suatu sudut yang diberikan oleh: d sin n n,1,2 (1) interferensi minimum terjadi saat: 1 d sin n n,1,2 2 (2) Untuk sudut yang kecil, yang diukur di sepanjang layar rumbai terang ke-n jarak di antara dua rumbai terang berurutan diberikan oleh persamaan: L y n n d (3) Gambar 1. Konfigurasi interferensi celah 2 Young (Sugito et al. 25) Jika terdapat tiga sumber atau lebih yang berjarak sama dan sefase satu sama lain, pola intensitas pada layar yang jauh akan serupa dengan pola yang diberikan oleh dua sumber, tetapi ada beberapa perbedaan penting. Kedudukan maksima intensitas di layar adalah sama tanpa memandang berapa banyak sumber yang ada, tetapi maksima ini memiliki intensitas yang lebih terang dan lebih tajam jika terdapat banyak sumber (Sugito et al. 25). Laser mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh sumber cahaya lain. Sifat-sifat khas laser antara lain kesearahan, intensitas, monokromatis, dan koherensi. Laser He-Ne merupakan jenis laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan atom netral. Laser ini dapat berosilasi pada panjang gelombang,633 µm, 1,15 µm (laser gas yang pertama kali berosilasi), dan 3,39 µm (Kuswanto, tahun tidak diketahui). Laser mainan yang banyak beredar di pasaran adalah salah satu jenis laser dioda yang memiliki panjang gelombang tertentu. Laser dioda yang dipakai pada penelitian ini adalah laser dioda berspektrum warna merah. Laser dioda merupakan laser yang paling banyak aplikasinya dibanding laser jenis lainnya karena laser dioda tersedia secara komersial dengan berbagai panjang gelombang, bentuk yang kompak, daya yang besar dan harga yang relatif murah. Laser dioda memiliki kekurangan berupa bentuk berkasnya yang eliptikal dan panjang gelombang mudah berubah karena perubahan lingkungan (Minarni et al. 213). Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) berapakah panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda yang diperoleh melalui analisis pola interferensi celah banyak dengan variasi jarak layar dan variasi jarak antar celah?; (2) apakah terdapat pengaruh jumlah celah terhadap bentuk pola interferensi laser He-Ne dan laser dioda? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menentukan panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda melalui analisis pola interferensi celah banyak dengan variasi jarak layar dan variasi jarak antar celah; (2) mengetahui pengaruh jumlah celah terhadap bentuk pola interferensi laser He-Ne dan laser dioda. METODE Alat dan bahan pada eksperimen ini meliputi laser He-Ne, laser mainan, lensa cembung, celah tunggal, celah ganda (2,3,4,5), jangka sorong, penggaris, layar, kamera, dan statif. Data dianalisis menggunakan analisis regresi menggunakan MS. Excel. Sumber cahaya yang akan digunakan adalah laser He-Ne dan laser dioda. Lensa cembung digunakan untuk memfokuskan berkas sumber cahaya. Celah tunggal untuk menghasilkan sumber cahaya yang koheren. Celah banyak untuk menghasilkan pola-pola interferensi. Layar digunakan untuk menangkap pola interferensi yang dihasilkan. Kamera digunakan untuk merekam pola interferensi.

28 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak sumbercahaya sumbert eganga n lensace mbung 1 cm celahtu nggal Gambar 2. Rangkaian alat eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN celahg anda a) Panjang Gelombang Laser He-Ne dan Laser dioda merah Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil penentuan panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. Panjang gelombang laser He-Ne yang paling mendekati referensi sebesar (626±6,79) nm dan laser dioda (518±19,5) nm melalui eksperimen celah 5. Tabel 1. Panjang Gelombang Laser He-Ne dan laser dioda merah dengan variasi jarak layar Jumlah Panjang gelombang (λ) celah Laser He-Ne Laser dioda 2 (443±4,86) nm (366±28,2) nm 3 (537±3,11) nm (439±23,5) nm 4 (569±5,4) nm (481±2,6) nm 5 (626±6,79) nm (518±19,5) nm Berdasarkan variasi jarak antar celah (d), diperoleh panjang gelombang laser He-Ne yang mendekati referensi sebesar (441 ± 2,71) nm dan panjang gelombang laser dioda merah sebesar (5 ± 1,71) nm. d 15 cm L layar y 8 6 4 2,6,4,2 jarak frinji y =,3x +,7 R² =,9897 48 56 36 4 28 1 2 3 jarak layar Gambar 3. Grafik pengaruh jarak layar (L) dan jarak frinji (y) pada Laser He-Ne menggunakan celah 5 8 6 4 2,6,4,2 y = 2x - 3 R² =,944 68 56 8,92 1 2 3 Gambar 4. Grafik pengaruh jarak layar (L) dan jarak frinji (y) pada Laser dioda menggunakan celah 5 Tabel 2. Panjang gelombang Laser He-Ne dan laser dioda merah dengan variasi jarak antar celah. Variasi d Panjang gelombang (λ) (m) Laser He-Ne Laser dioda 345 nm 333 nm 368 nm 4 nm,2 68 nm 768 nm Rata-rata (441±2,71) nm (5±1,71) nm Berdasarkan Gambar 3 dan 4 diperoleh koefisien korelasi antara jarak layar dan jarak frinji baik pada laser He-Ne maupun laser dioda merah menunjukkan korelasi positif berturut-turut sebesar,3 dan 2. Hal ini berarti bahwa jarak layar memiliki hubungan berbanding lurus terhadap jarak frinji sesuai dengan persamaan (3).Semakin

Jurnal Fisika Vol. 4 No. 1, Mei 214 29 besar nilai jarak layar, maka jarak frinji semakin besar. Pada eksperimen interferensi dengan celah 5 baik pada laser He-Ne maupun laser dioda merah, menunjukkan besarnya nilai koefisien determinasi pengaruh jarak layar terhadap jarak frinji berturut-turut sebesar,99 dan,94 yang berarti bahwa jarak layar mempengaruhi lebih dari 9% nilai jarak frinji. 2,6,4,2 Gambar 5. Grafik pengaruh jarak antar celah (d) terhadap jarak frinji (y) pada Laser He-Ne menggunakan celah 5 5 4 3 2 1,99,98,97,96,95 8,92 y = -,2323x + 2 R² =,871,76,2,3 y = -,581x + 1 4 R² =,871,96,2,4 Gambar 6.Grafik pengaruh jarak antar celah (d) terhadap jarak frinji (y) pada Laser dioda menggunakan celah 5 Koefisien korelasi antara jarak layar dan jarak frinji pada laser He-Ne dan laser dioda merah menunjukkan korelasi negatif berturutturut sebesar -,2323 dan -,581. Hal ini berarti bahwa jarak antar celah memiliki hubungan berbanding terbalik terhadap jarak frinji. Sesuai dengan persamaan (3) bahwa jika semakin besar jarak antar celah maka semakin kecil jarak antar frinji. Pada eksperimen interferensi dengan celah 5 baik pada laser He- Ne maupun laser dioda merah, menunjukkan besarnya nilai koefisien determinasi pengaruh jarak antar celah terhadap jarak frinji yang besarnya sama yaitu sebesar,87. Hal ini berarti bahwa nilai jarak antar layar mempengaruhi 87% nilai jarak frinji. Nilai panjang gelombang laser He-Ne yang tampak pada Tabel 1, menunjukkan bahwa hasil panjang gelombang laser He-Ne maupun laser dioda lebih baik jika dilakukan melalui eksperimen celah ganda 5 dibandingkan eksperimen celah ganda 2, 3, dan 4. Hal ini dikarenakan semakin banyak celah yang digunakan maka semakin tampak jelas interferensi yang dihasilkan, sesuai dengan pernyataan Sugito et al. (25) bahwa untuk jumlah lebih banyak akan menghasilkan intensitas pola interferensi yang lebih tajam. Jika interferensi yang teramati jelas, maka dalam menentukan terang pusat pertama dengan terang pusat kedua akan lebih mudah. Penggunaan celah ganda 2 dalam melakukan eksperimen interferensi untuk variasi jarak antar celah mempengaruhi ketajaman hasil interferensi yang teramati. Hal ini mengakibatkan pengukuran besaran-besaran yang terkait mengalami ketidaktepatan. Beberapa kesalahan yang mempengaruhi hasil nilai panjang gelombang baik pada laser He-Ne maupun laser dioda merah, meliputi: 1) Pengukuran beberapa besaran yang terkait yang kurang tepat dikarenakan kesederhanaan alat eksperimen yang digunakan. 2) Kekurangtepatan pembacaan hasil pengukuran besaran-besaran yang terkait sehingga mempengaruhi perhitungan nilai panjang gelombang. 3) Kurang pas dalam penyusunan posisi alat eksperimen karena meja yang digunakan untuk tumpuan alat kurang stabil. 4) Adanya faktor perubahan lingkungan yang seperti dinyatakan oleh Minarni et al. (25) yang menyebabkan nilai panjang gelombang laser dioda tidak sesuai dengan referensi.

3 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak b) Pola Interferensi Laser He-Ne dan Laser dioda merah Hasil pola interferensi celah banyak yang terbentuk baik pada laser He-Ne maupun laser dioda merah memiliki pola yang sama, membentuk garis terang dan gelap seperti pada Gambar 6. Pola yang terbentuk sesuai dengan teori bahwa akan terjadi interferensi konstruktif ditandai adanya garis terang maksimum dan interferensi destruktif ditandai dengan adanya garis gelap maksimum. Hal ini disebabkan karena distribusi energi cahaya tersebut yang tidak merata sehingga terdapat daerah gelap dan daerah terang (Halliday & Resnick 23). Pola interferensi untuk celah 2, 3, 4 dan 5 baik laser He-Ne dan laser dioda adalah sama. Jumlah celah tidak mempengaruhi pola interferensi yang terbentuk. Hal ini diperkuat oleh Sugito et al. (25) yang menyatakan bahwa jika terdapat tiga sumber cahaya atau lebih yang berjarak sama dan sefase satu sama lain, pola intensitas pada layar yang jauh akan serupa dengan pola yang diberikan oleh dua sumber cahaya. a Gambar 6. Pola interferensi celah 5 (a) laser He-Ne dan (b) laser dioda (d=,92 m; L= 2,5 m) Pola interferensi celah banyak yang diperoleh pada eksperimen ini sama dengan pola interferensi celah banyak yang diperoleh Sugitoet al. (25) seperti Gambar 7. b (a) (b) Gambar 7. Pola interferensi laser He-Ne (a) penelitian ini (b) Sugito et al. (25) Jumlah celah tidak mempengaruhi pola interferensi yang terbentuk tetapi mempengaruhi amplitudo dari superposisi gelombang interferensi yang terbentuk dan ketajaman dari pola interferensi tersebut. Interferensi merupakan superposisi dari beberapa gelombang yang koheren sehingga pola interferensi celah 5 akan lebih tajam dan memiliki amplitudo lebih besar dibandingkan pola interferensi celah 2. Seperti yang dianyatakan oleh Sugito et al. (25) bahwa kedudukan maksima intensitas di layar adalah sama tanpa memandang berapa banyak sumber yang ada, tetapi maksima ini memiliki intensitas yang lebih terang dan lebih tajam jika terdapat banyak sumber. Jarak layar mempengaruhi ketajaman pola interferensi yang terbentuk baik pada laser He-Ne maupun laser dioda merah. Pola interferensi yang terbentuk pada jarak 2,5 m lebih jelas teramati dibandingkan pada jarak 1,7 m. Hal ini terjadi karena pada jarak yang tertentu (cukup jauh) dari celah, gelombang dari kedua celah akan menuju ke satu titik di layar akan hampir sejajar, dan nilai sin θ akan berharga sama dengan. Jarak antar frinji pada jarak 1,7 m lebih rapat dibandingkan jarak antar frinji pada jarak 2,5 m untuk jumlah celah yang sama.pola interferensi pada laser He-Ne lebih jelas dibandingkan pada laser dioda merah dikarenakan intensitas sumber laser dioda merah yang tidak stabil dibandingkan laser He-Ne karena laser dioda merah yang digunakan menggunakan baterai yang memiliki keterbatasan pemakaian.

Jurnal Fisika Vol. 4 No. 1, Mei 214 31 SIMPULAN Panjang gelombang laser He-Ne dan laser dioda merah berturut-turut sebesar (626 ± 6,79) nm dan (518 ± 19,5) nm untuk variasi jarak layar serta sebesar (441± 2,71) nm dan (5 ±1,71) nm untuk variasi jarak antar celah. Jumlah celah, jarak layar, dan jarak antar celah tidak mempengaruhi pola interferensi cahaya yang terebentuk baik pada laser He-Ne dan laser dioda merah. Jumlah celah mempengaruhi amplitudo interferensi yang terbentuk. Semakin banyak jumlah celah, semakin banyak sumber gelombang cahaya mengakibatkan pola interferensi cahaya yang terebentuk semakin jelas dan amplitudo interferensinya lebih besar. Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak. Berkala Fisika 8 (2): 37-44. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada Dosen Pembimbing dan teman-teman kelas yang memberikan bantuan demi terlaksananya eksperimen ini. DAFTAR PUSTAKA Halliday & Resnick. 2. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Kuswanto, A. -. Penentuan Koefisien Difusi Larutan HCl Menggunakan Interferometer Michelson Berbasis Borland Delphi 7. [skripsi]. Malang: Universitas Negeri Malang. Dapat diunduh di http://library.um.ac.id/ Minarni, Saktiono & G. Lestari. 213. Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 167-171. Satoto, D., H. Sugito & K.S. Firdausi. 27. Studi Interferometer Fabry-Perot Untuk Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya. Berkala Fisika 1 (4): 179-181. Setyaningsih, A. 26. Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro. Sugito, H., W.S. Budi, K.S. Firdausi & S. Mahmudah. 25. Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya