spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang"

Transkripsi

1

2 spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu fisika bidang optika. Kekurangan dana menjadi salah satu penyebab keterbatasan alat spektrometer tersebut. Alat spektrometer yang terlalu mahal mengakibatkan jumlah peralatan optika dilaboratorium menjadi sangat sedikit. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini. Penelitian spektrum cahaya dapat dilakukan tanpa harus menggunakan alat spektrometer yang mahal. Banyak bahan alat spektrometer yang ada dilaboratorium yang dapat dimanfaatkan untuk merancang alat spektrometer sederhana. Salah satunya adalah kisi difraksi yang ada dilaboratorium dapat digunakan untuk merancang alat spektrometer sederhana. Kisi merupakan piranti yang dapat membelokan cahaya karena adanya halangan celah sempit yang menimbulkan pola penyebaran gelombang [4]. Penelitian ini merancang alat spektrometer transmisi sederhana yang dapat digunakan untuk menganalisis spektrum cahaya tampak. Spektrometer transmisi sederhana yang memanfaatkan fungsi kisi difraksi sebagai pemisah spektrum berdasarkan panjang gelombang [5]. Spektrometer transmisi sederhana dirancang menggunakan paralon yang dipasang kisi difraksi didalamnya, sehingga tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk merancangnya. Dengan alat spektrometer transmisi sederhana ini, penelitian tentang spektrum cahaya tampak dapat dilakukan. Cahaya yang mengenai spektrometer transmisi sederhana akan menghasilkan spektrum garis, apabila cahaya tersebut berasal dari sumber cahaya diskrit yang diakibat oleh lecutan suatu gas yang menggunakan tegangan tinggi dan akan menghasilkan spektrum kontinyu, apabila cahaya yang mengenainya berasal dari bola lampu filamen [4]. Supaya hasil spektrum cahaya dapat dianalisis, dibutuhkan alat bantu yaitu kamera digital untuk merekam spektrum cahaya yang dihasilkan oleh spektrometer transmisi sederhana. Memanfaatkan fungsi kamera digital spektrum cahaya direkam. Sebagai alat untuk membuat gambar obyek yang dibiaskan melalui lensa kepada sensor CCD (ada juga yang menggunakan sensor CMOS) yang hasilnya direkam dalam format digital ke dalam media simpan digital. Karena hasilnya disimpan secara digital maka hasil rekam gambar ini harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam komputer atau mesin cetak yang dapat membaca media simpan digital tersebut. Kamera digital mempunyai kelebihan dapat mengambil beberapa gambar dalam per detik. Hasil rekaman spektrum dianalisis menggunakan program MatLab sehingga menghasilkan grafik dari spektrum cahaya. Grafik yang dihasilkan menunjukan panjang gelombang dari setiap spektrum. Spektrometer transmisi sederhana digunakan untuk meneliti beberapa lampu yaitu lampu gas neon murni dan lampu neon komersil seperti lampu merk PH dan lampu merk TR dengan daya yang berbeda beda. Lampu gas neon merupakan sumber cahaya diskrit yang terdiri dari dua elektroda (logam) dan terletak diujung ujung sebuah tabung berisi gas neon, argon, atau krypton yang merupakan gas murni, sehingga spektrum yang dihasilkan berupa spektrum emisi. Sedangkan lampu neon komersil yang 2

3 dijual dipasaran seperti lampu neon PH dan lampu neon TR merupakan sumber cahaya kontinyu, sehingga menghasilkan spektrum kontinyu [6]. Dengan menggunakan spektrometer transmisi sederhana dapat diperoleh spektrum serapan dari lampu gas neon murni, lampu neon PH dan lampu neon TR. Penelitian ini mempelajari karakterisasi spektrum serapan yang dihasilkan oleh cahaya lampu gas neon. Spektrum serapan lampu gas neon dianalisis untuk memperoleh grafik. Melalui grafik spektrum serapan lampu gas neon dapat diketahui panjang gelombang dari puncak puncak garis spektrum. Penelitian ini juga membandingkan struktur spektrum serapan lampu gas neon dengan struktur spektrum serapan lampu neon PH dan lampu neon TR. Selain untuk meneliti spektrum lampu gas neon, lampu neon PH dan lampu neon TR, spektrometer transmisi sederhana dapat juga digunakan untuk meneliti spektrum lampu yang lain seperti lampu gas hidrogen, lampu natrium, lampu mercury, dan semua sumber cahaya tampak. 2. DASAR TEORI 2.1 Kisi Difraksi Kisi seringkali digunakan untuk mengukur panjang gelombang dan dikaji struktur dari intensitas garis garis spektrum. Kisi difraksi merupakan suatu piranti atau alat optik yang terdiri dari serangkaian aperatur dan digunakan untuk mengubah atau menghasilkan panjang gelombang yang didifraksikan dengan cara mengatur perioda atau jarak antar celah atau sudut cahaya datang. Kisi dibuat dengan menggarisi galur galur sejajar yang berjarak tertentu terhadap satu dengan yang lain pada sebuah pelat gelas atau pada sebuah pelat logam dengan menggunakan sebuah ujung runcing pemotong yang terbuat dari intan yang geraknya diatur secara otomatis [7]. Sebuah susunan dari sejumlah besar celah sejajar dengan lebar yang sama dan jarak antara pusat pusatnya sama [8]. Dalam penelitian ini menggunakan kisi difraksi transmisi yang memanfaatkan efek difraksi seperti yang diterangkan pada gambar dibawah ini seberkas sinar yang mengenai kisi difraksi. Gambar 1. Sebuah penampang kisi transmisi dengan celah celah tegak lurus terhadap bidang yang dilewati seberkas cahaya, dengan pola interferensi cahaya yang ditransmisikan melalui celah celah yang terbentuk pada layar. 3

4 Seberkas cahaya yang mengenai kisi difraksi mengalami pola interferensi, dimana maksimum maksimum berada dalam posisi yang sama dan tajam. Karena maksimum maksimum sangat tajam, maka posisi sudut dapat diukur sampai ketelitian yang tinggi. Maksimal interferensi berada pada sudut θ yang diberikan d sin θ = m mλ d merupakan jarak tiap garis garis dan m disebut bilangan orde. Jika m = 0 tidak terjadi pembelokan. Bila sebuah kisi yang mengandung ratusan atau ribuan celah disinari oleh sebuah berkas sinar sinar cahaya monokromatik yang sejajar, maka terbentuk sederet pola garis garis yang sangat tajam pada sudut sudut tertentu. Garis garis m = 1 dinamakan orde pertama, garis garis m = 2 dinamakan garis garis orde dua, dan seterusnya. Jika kisi disinari oleh cahaya putih dengan distribusi panjang gelombang kontinyu, maka setiap nilai m bersesuaian dengan sebuah spektrum kontinyu dan jika kisi disinari oleh cahaya dengan distribusi panjang gelombang maka setiap nilai m bersesuaian dengan spektrum garis [8]. 2.2 Daya Pisah Kisi Difraksi Dalam spektrokopi seringkali penting untuk membedakan panjang gelombang panjang gelombang yang berbeda sedikit. Dua berkas cahaya dengan λ 1 dan λ 2 berbeda kecil sekali ( Δλ = λ2 λ1 << 1) jatuh pada sebuah kisi maka maksimum orde yang sama λ 1 dan λ 2 berhimpit. Agar kedua λ tersebut dapat dibedakan atau dilihat secara terpisah maka maksimum λ 1 berhimpit dengan minimum λ 2. Maksimum orde ke m terjadi bila selisih fasa φ untuk celah celah yang berdekatan adalah φ = 2πm minimum pertama disamping maksimum terjadi bila φ = 2πm + 2π / N, dimana N adalah banyaknya celah. φ diberikan juga oleh φ = ( 2πd sinθ )/ λ, sehingga interval sudut d θ yang bersesuaian dengan pertambahan pergeseran fasa d φ yang kecil dapat 2πd cosθdθ didiferensial persamaan dφ =, dimana d φ = 2π / N, sehingga λ 2π 2πd cosθdθ, λ Atau N = (1) λ d cosθ dθ = N Untuk nilai sudut d θ diantara maksimum maksimum untuk dua λ yang sedikit berbeda mempunyai persamaan d sin θ = mλ (3) Bila didiferensialkan maka diperoleh 4 (2)

5 d cos θdθ = mdλ (4) Dari persamaan (2) dan (4) dapat peroleh λ md λ N = dan λ = Nm d λ jika Δ λ kecil, maka d λ = Δ λ, sehingga daya pisah R menjadi λ R = = Nm Δλ (5) Makin besar jumlah garis pada kisi dan makin tinggi orde dari spektrum, maka daya pisah kisi makin besar. 3. RANCANGAN ALAT dan PRINSIP KERJANYA Telah diketahui bahwa cahaya dapat didispersikan oleh prisma maupun kisi difraksi. Jika cahaya yang jatuh pada kisi difraksi adalah cahaya monokrom maka akan muncul pola gelap dan terang pada layar. Pada rancangan alat ini, spektrometer transmisi sederhana dirancang dengan memanfaatkan kisi difraksi dan digunakan untuk melakukan penelitian dengan cara menjatuhkan cahaya pada kisi difraksi. Kisi difraksi yang digunakan memiliki jumlah celah 570 garis per milimeter, dengan demikian jarak kisinya adalah 1.7 mikrometer. Merancang spektrometer transmisi sederhana memerlukan alat bantu sebagai teropong. Dalam rancangan spektrometer kali ini menggunakan paralon yang harganya relatif murah dan mudah didapatkan. Namun sebelum merancang spektrometer transmisi sederhana, sudut dari kisi difraksi harus diketahui terlebih dahulu agar semua spektrum dari cahaya yang masuk mengenai kisi difraksi dapat terlihat. Untuk mencari sudut kisi difraksi dilakukan percobaan menggunakan laser merah dan laser hijau dengan cara menjatuhkan sinar laser merah dan laser hijau pada kisi difraksi. Sudut difraksi yang diperoleh dari laser merah dan laser hijau pada kisi inilah yang menjadi acuan untuk merancang spektrometer transmisi sederhana. Menentukan sudut dispersi laser yang diperoleh dari kisi difraksi. Sinar laser dijatuhkan pada kisi difraksi secara segaris. Pada rancangan alat spektrometer ini digunakan sudut difraksi pada orde pertama yang memiliki resolusi yang rendah. Ini dilakukan karena menyesuaikan CCD yang ada pada kamera digital. CCD kamera digital yang digunakan hanya dapat merekam semua spektrum pada orde pertama. Sedangkan bila menggunakan orde kedua yang memiliki resolusi yang lebih tinggi akan mengakibatkan ada sebagian spektrum yang tidak terekam oleh CCD kamera digital. Nilai sudut difraksi dicari dengan cara mengukur jarak sinar utama dari kisi ke layar dan jarak sinar utama ke orde pertama, setelah memperoleh jaraknya kemudian sudutnya dihitung menggunakan arctan. Jarak antara kisi difraksi dan layar dua meter. Untuk laser hijau jarak sinar utama dengan orde pertama 64.7cm sehingga sudut yang diperoleh 18 0 sedangkan untuk laser merah jarak sinar utama dengan orde pertama 77cm sehingga sudut yang didapat Sudut yang dipakai adalah 20 0 sebagai sudut tengah yang diperoleh dari sudut dispersi laser hijau dan laser merah. Setelah memperoleh sudut kisi difraksi pada orde pertama, barulah spektrometer transmisi sederhana dirancang dengan menggunakan paralon sebagai teropong. 5

6 69cm 20 0 Kisi Difraksi (570 garis/mm) 20.5cm 50.5cm 0.5cm 6.5cm 5.5cm 7.5cm Gambar 2. Rancangan alat spektrometer transmisi sederhana yang memakai kisi difraksi dengan jumlah celah 570 garis/mm dan menggunakan paralon sebagai teropong, serta ukuran ukuran paralon dan sudut kisi difraksi pada orde pertama yang terlihat dari atas. Spektrometer transmisi sederhana dirancang dengan meletakan kisi difraksi yang mempunyai jumlah celah 570 garis/mm tepat ditengah paralon yang memiliki ukuran diameter 7.5cm dan panjangnya 69cm. Paralon dilubangi pada tempat yang sesuai dengan sudut kisi difraksi pada orde pertama (20 0 ), kemudian dipasang paralon yang memiliki ukuran diameter 5.5cm. Supaya sinar datang sejajar, maka diujung depan kisi tempat sinar masuk dibuat celah sempit dengan ukuran panjang 6.5cm dan lebar 0.5cm, dengan jarak antara kisi dan celah sempit 50.5cm. Jarak antara kisi dan celah sempit dapat dibuat lebih panjang supaya cahaya yang masuk semakin sejajar. Jarak kisi difraksi dan tempat melihat spektrum pada sudut 20 0 adalah 20.5cm. Jarak ini harus tepat agar spektrum dapat terlihat semua dan terekam oleh CCD kamera digital. Untuk mengurangi 6

7 pantulan cahaya didalam paralon dicat warna hitam sebagai penyerap cahaya yang tidak diinginkan. 3.1 Eksperimen Kisi Difraksi Sumber cahaya masuk sejajar Kamera Digital Lensa kamera 7 CCD kamera Dispersi cahaya Gambar 3. Susunan alat spektrometer transmisi sederhana, kamera digital, dan sumber cahaya. Sumber cahaya yang sejajar dipancarkan mengenai kisi difraksi. Cahaya yang mengenai kisi difraksi didispersikan. Dispersi cahaya kemudian masuk ke lensa kamera digital dan direkam oleh CCD kamera digital Pada ekperimen ini spektrometer transmisi sederhana dipasang segaris dengan sumber cahaya. Sumber cahaya yang sudah segaris dengan spektrometer dilihat dari sinar utama yang masuk mengenai kisi difraksi. Jarak celah sempit spektrometer dengan sumber cahaya adalah satu meter. Kamera digital dipasang tepat pada sudut kisi difraksi, dengan demikian spektrum orde pertama dapat diterima oleh kamera digital. Posisi kamera, kisi difraksi, dan sumber cahaya dipasang tetap. Setelah semuanya dipasang, kemudian sumber cahaya dinyalakan. Pancaran cahaya yang sejajar masuk ke celah sempit mengenai kisi difraksi dan mengalami dispersi. Cahaya yang telah mengalami dispersi pada orde pertama masuk ke lensa kamera digital dan diterima oleh CCD kamera digital kemudian direkam dalam bentuk digital. Eksperimen dilakukan secara bergantian dari beberapa sumber cahaya dengan posisi tetap. Hasil dari foto kamera digital disimpan dalam bentuk file kemudian dianalisis menggunakan Matlab. Analisis menggunakan Matlab mengubah foto spektrum menjadi grafik intensitas terhadap

8 piksel. Kemudian dikalibrasi menggunakan standard panjang gelombang dari sumber cahaya sehingga didapatkan grafik intensitas terhadap panjang gelombang. 4. HASIL dan ANALISIS DATA 4.1 Spektrum Gas Neon Lampu neon terdiri dari dua elektroda (logam) yang terletak diujung ujung sebuah tabung berisi gas neon, argon, atau krypton. Ketika kedua elektroda diberi tegangan listrik, maka elektron akan keluar dari salah satu elektroda menuju elektroda lain. Dalam perjalanannya, elektron elektron ini akan menabrak atom atom gas neon. Gas neon akan tereksitasi (energinya naik) dalam waktu yang singkat untuk kemudian kembali ke keadaan semula. Selama proses kembali ke keadaan semula itu, gas neon akan memancarkan energi berupa gelombang cahaya. Cahaya lampu gas neon yang sejajar masuk pada spektrometer transmisi sederhana dan mengenai kisi difraksi sehingga menghasilkan spektrum. Dibawah ini adalah spektrum gas neon yang diperoleh dari hasil eksperimen. Gambar 4. Spektrum lampu gas neon yang memiliki beberapa garis warna dan grafik intensitas terhadap nomor piksel yang menunjukan intensitas spektrum garis dari lampu gas neon Spektrum yang dihasilkan oleh lampu gas neon memiliki beberapa spektrum garis warna. Setiap spektrum garis warna memiliki panjang gelombang yang berbeda beda. Untuk mengetahui panjang gelombang dari masing masing garis spektrum gas neon, spektrum dianalisis menggunakan Matlab. Untuk menganalisisnya, rekaman spektrum lampu gas neon dicrop, kemudian dianalisis menggunakan program Matlab. Hasil analisis memperoleh grafik intensitas terhadap nomor piksel yang terlihat pada grafik diatas. Panjang gelombang disetiap puncak puncak spektrum lampu gas neon tidak dapat diketahui melalui grafik intensitas terhadap piksel. Untuk mengetahui panjang gelombang dari puncak puncak spektrum neon, kolom piksel terlebih dahulu dikalibrasi 8

9 dengan menggunakan standard panjang gelombang lampu gas neon. Kalibrasi dilakukan dengan mencocokan puncak puncak grafik intensitas terhadap piksel yang sesuai dengan grafik intensitas terhadap panjang gelombang dari standard lampu gas neon yang telah diteliti. Gambar 5. Grafik spektrum lampu gas neon yang telah diketahui memiliki puncak puncak panjang gelombang, digunakan untuk mengkalibrasi spektrum lampu gas neon yang diperoleh dari hasil eksperimen [9] Setelah mendapatkan puncak puncak yang sama, panjang gelombang dan nomor piksel dapat diperoleh. Panjang gelombang dan nomor piksel yang telah diperoleh, dibuat grafik. Dari grafik tersebut diperoleh nilai persamaan linier yang digunakan untuk kalibrasi. Gambar 6. Grafik kalibrasi panjang gelombang terhadap nomor piksel. Kalibrasi menggunakan persamaan fungsi linier f(x)=ax+b 9

10 Hasil kalibrasi kemudian dimasukan pada nomor piksel. Sehingga diperoleh grafik intensitas terhadap panjang gelombang. Dengan menggunakan grafik ini panjang gelombang pada setiap puncak puncak spektrum gas neon yang diperoleh dari hasil eksperimen dapat diketahui. Gambar 7. Struktur spektrum garis yang dimiliki lampu gas neon dengan puncak puncak panjang gelombang pada setiap garis warna spektrum. Lampu gas neon adalah gas bertekanan rendah sehingga bila dipijarkan akan memancarkan energi hanya pada warna, atau panjang gelombang tertentu saja, dimana letak setiap garis atau panjang gelombang garis merupakan ciri gas yang memancarkannya (hukum kirchoff). Spektrum yang dihasilkan gas neon merupakan spektrum emisi berupa garis garis spektrum seperti yang diperoleh dari hasil eksperimen. Gambar spektrum memperlihatkan bahwa lampu gas neon memiliki dua struktur garis garis spektrum. Pada gambar 7 terlihat ada sekumpulan garis warna spektrum yang rapat yaitu spektrum warna kuning sampai merah, sedangkan ada dua garis warna spektrum yaitu biru muda dan ungu yang terpisah jauh dari kumpulan garis warna spektrum yang rapat. Dari strukturnya lampu gas neon lebih dominan pada spektrum warna merah. Bila dilihat dari grafik spektrum gas neon mempunyai empat spektrum utama yaitu ungu, biru muda, kuning dan merah. Panjang gelombang keempat spektrum berbeda beda yaitu 451.3nm, 497.9nm, 586.5nm, 649.7nm. Selain panjang gelombang keempat spektrum utama, gas neon juga memiliki panjang gelombang dari sekumpulan spektrum neon yang rapat yaitu 594.8nm, 608.1nm, 612.2nm, 623.2nm, 633.4nm, 635nm, 660nm, 672nm. 10

11 FWHM 1.3nm Gambar 8. Nilai FWHM dari puncak panjang gelombang 586.5nm yang dimiliki oleh lampu gas neon Mencari nilai FWHM dari puncak spektrum gas neon yang panjang gelombangnya 586.5nm, memiliki nilai FWHM sebesar 1.3nm. Nilai FWHM menunjukan spektrometer transmisi sederhana dapat memisahkan puncak puncak dari panjang gelombang garis warna spektrum yang memiliki resolusi sekurang kurangnya 1.3nm. 4.2 Perbandingan Spektrum Gas Neon, Neon PH Putih, Neon PH Kuning Gambar 9. Grafik spektrum lampu neon, warna merah ( ) adalah grafik spektrum lampu neon PH putih 11 watt, warna hijau ( ) adalah grafik spektrum lampu neon PH kuning 11 watt, warna biru ( ) adalah grafik spektrum lampu gas neon, spektrum pertama adalah spektrum PH putih, s pektrum kedua adalah spektrum PH kuning. Grafik memperlihatkan perbandingan spektrum lampu PH dan TR yang memiliki perbedaan komposisi struktur spektrumnya 11

12 Lampu komersil PH merupakan lampu yang memancarkan cahaya kontinyu sehingga spektrum yang dihasilkan adalah spektrum kontinyu seperti pada gambar 9. Bila dibandingkan grafik spektrum lampu neon PH putih dan grafik spektrum lampu neon PH kuning terlihat berbeda. Lampu neon PH putih memiliki spektrum yang dominan disekitar panjang gelombang 450nm 550nm, ini berarti lampu neon PH putih lebih dominan diantara spektrum warna ungu sampai hijau. Lampu neon PH putih juga memiliki puncak puncak tidak terlalu kelihatan sedangkan grafik spektrum lampu neon PH kuning memiliki beberapa puncak grafik yang mencolok dan lebih dominan disekitar panjang gelombang 550nm 650nm, ini memperlihatkan bahwa lampu PH kuning lebih dominan diantara spektrum warna hijau sampai merah. Bila grafik spektrum lampu neon PH dibandingkan dengan grafik spektrum lampu gas neon terlihat jauh berbeda. Spektrum lampu gas neon memiliki puncak yang tajam disetiap garis spektrumnya sedangkan lampu neon PH puncak garis spektrumnya lebih melebar. Puncak puncak spektrum gas neon dan lampu neon PH tidak pada panjang gelombang yang sama. Ini memperlihatkan bahwa lampu neon PH dan lampu gas neon memiliki bahan campuran yang berbeda sehingga spektrum serapan yang dihasilkan berbeda. Lampu neon komersil kemungkinan memiliki bahan campuran seperti mercury dan fluoresen [6] yang mengakibatkan spektrum yang dihasilkan tidak seperti spektrum lampu gas neon. 4.3 Perbandingan Neon Komersil PH dan Neon Komersil TR Gambar 10. Grafik lampu neon PH dan lampu neon TR. Grafik warna merah ( ) adalah grafik spektrum lampu PH putih 11 watt dan lampu PH putih 5 watt, grafik warna biru ( ) adalah grafik spektrum lampu neon TR 11 watt, grafik spektrum lampu neon TR 5 watt Hasil grafik lampu neon PH dan lampu neon TR menunjukkan perbedaan. Bila dibandingkan antara grafik lampu neon PH 11 watt dengan grafik spektrum lampu neon TR 11 watt dan grafik lampu neon PH 5 watt dengan grafik lampu neon TR 5 watt, lampu neon PH memiliki puncak puncak lebih mencolok dibandingkan lampu neon TR. Memperlihatkan adanya perbedaan struktur bahan campuran dari kedua merk. Ini 12

13 mengindikasikan setiap lampu neon komersil yang berbeda merk menghasilkan spektrum yang berbeda. 5. KESIMPULAN Spektrometer transmisi sederhana dan kamera digital dapat digunakan untuk mencari panjang gelombang spektrum lampu gas neon, menunjukan karakterisasi spektrum lampu gas neon dan dapat memperlihatkan perbedaan antara spektrum lampu neon PH, lampu neon TR dengan lampu gas neon melalui grafik dari ketiga lampu. Spektrometer transmisi sederhana juga dapat menunjukkan perbedaan struktur spektrum yang dihasilkan oleh lampu neon komersil yang berbeda merk. 6. SARAN PENELITIAN Alat spektrometer transmisi yang dirancang ini belumlah sempurna. Masih bisa dikembangkan lagi. Agar hasil spektrum yang diperoleh lebih teliti, kisi difraksi yang digunakan pada alat spektrometer transmisi sederhana ini dapat diganti menggunakan kisi difraksi yang mempunyai jumlah celah yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA [1] Solihin, Abdus.2009.Spektrometer Kisi. [2] Soedojo, Peter.1992.Azas Azas Ilmu Fisika jilid 3.UGM:jogjakarta. [3] Tipler, P. A., 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2: Edisi 3, Penerjemah: Dr. B. Soegijono, Jakarta, Penerbit Erlangga. [4] Halliday dan Resnick FISIKA Jilid 2.Hanover [5] Firdausi, K Sofjan dkk,2003.difraksi Fraunhofer Sebagai Metode Alternatif Sederhana untuk Spektroskopi. [6] merkuri dalam lampu neon.html [7] Soestyo, Boedi dkk.2009.sistem Kalibrasi Screenmaster. [8] Young dan Freedman.2001.Fisika Universitas jilid 2.Jakarta,Penerbit Erlangga. [9] 13

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan

Lebih terperinci

Halaman (2)

Halaman (2) Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi 1 A. PENGERTIAN Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya SPEKTROMETER I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya II. TUJUAN KHUSUS 1.Mengungkapkan prinsip kerja spectrometer

Lebih terperinci

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Difraksi Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Difraksi Difraksi adalah pembelokan arah rambat gelombang yang melalui suatu penghalang yang kecil misal: tepi celah atau

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser Nama : Ari Kusumawardhani NPM : 1406572302 Fakultas : Teknik Departemen/Prodi : Teknik Sipil/Teknik Sipil Kelompok Praktikum : 9 Kode Praktikum : OR01

Lebih terperinci

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Masroatul Falah Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro ABSTRACT An interferometer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SPEKTRUM CAHAYA. spektrumnya. Sebagai kisi difraksi digunakan potongan DVD yang sudah

BAB III ANALISIS SPEKTRUM CAHAYA. spektrumnya. Sebagai kisi difraksi digunakan potongan DVD yang sudah 18 BAB III ANALISIS SPEKTRUM CAHAYA 3.1. Spektroskop Sederhana Spektrometer sederhana ini dirancang dengan menggunakan karton dupleks, dibuat membentuk sudut 45 o dan 9 o, dirancang dengan membentuk 2

Lebih terperinci

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Difraksi Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Difraksi 1 / 38 Gejala Difraksi Materi 1 Gejala Difraksi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU KIND OF LAMPS

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU KIND OF LAMPS PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU Bidayatul Armynah 1,*, Paulus Lobo Gareso 1, Hardiyanti Syarifuddin 1 Universitas Hasanuddin UTILIZATION DIGITAL

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu

Lebih terperinci

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser LAPORAN R-LAB Pengukuran Panjang Gelombang Laser Nama : Humuntar Russell N H NPM : 1106052493 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Teknik : Teknik Mesin : OR01 Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2012 Kelompok

Lebih terperinci

Fisika I. Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 20:12:40. m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

Fisika I. Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 20:12:40. m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,... Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 0:1:40 = k AB (k 1 AC + ) n 1 C (1) () layar maksimum;0,π,4π,6π,... minimum;π,3π,5π,... mπ, di mana m = 0,1,,... (n-1)π, di mana n =1,,3,... t

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA 26 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA Sri Lestari Handayani Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi Sifat dasar & Perambatan Cahaya Superposisi Gelombang Interferensi Gelombang Cahaya Difraksi Franhoufer Difraksi Franhoufer Intensitas pada Pola Difraksi Franhoufer Kisi Difraksi Difraksi Gelombang Cahaya

Lebih terperinci

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk ingkaran Oleh : Arinar Rosyidah / JD 00 186 008 ABSTRAK Telah dilakukan studi difraksi Fresnel

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi

Lebih terperinci

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah LAPORAN R-LAB Pengukuran Lebar Celah Nama : Ivan Farhan Fauzi NPM : 0806399035 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Fisika : OR02 Tanggal Praktikum : 27 April 2009

Lebih terperinci

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI INTERFERENSI DAN DIFRAKSI Materi yang akan dibahas : 1. Interferensi Interferensi Young Interferensi Selaput Tipis 2. Difraksi Difraksi Celah Tunggal Difraksi Fresnel Difraksi Fraunhofer Difraksi Celah

Lebih terperinci

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam RADIASI BENDA HITAM Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam Teori Benda Hitam Jika suatu benda disinari

Lebih terperinci

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA Bayu Permana (140310130044) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran Senin,15 Juni 2015 Asisten : Khoirima Ulfi ABSTRAK Cahaya merupakan salah bentuk dari gelombang

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Perangkat Fourier Sumber cahaya laser menghasilkan berkas cahaya berdiameter kecil dengan distribusi intensitas mendekati Gaussian. Untuk mendapatkan diameter berkas

Lebih terperinci

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi

Lebih terperinci

Interferometer Michelson

Interferometer Michelson 1 Interferometer Michelson I. Tujuan Percobaan : 1. Memahami interferensi pada interferometer Michelson. 2. Menentukan panjang gelombang sumber cahaya dengan pola interferensi. II. Landasan Teori Interferensi

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang

Lebih terperinci

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar Dosen Pembimbing: Laily Maghfirotunnisa Disusun oleh KELOMPOK 13 1. Muhammad Irfan Maulana (16611073)

Lebih terperinci

LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR

LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR Nama : Rita Yulianda NPM : 0906489486 Group Fakultas/Departemen Nomor Percobaan Nama Percobaan : B17 : Teknik/ Teknik Kimia : OR03 : Distribusi Intensitas Difraksi Unit Pelaksanaan

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah prisma mempunyai indeks bias 1,5 dan sudut pembiasnya 60 0. Apabila pada prisma itu dijatuhkan seberkas cahaya monokromatik pada salah satu sisi prisma dengan sudut datang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD 1.3 1. Identitas Mata pelajaran a. Nama Sekolah : SMA N 6 Yogyakarta b. Kelas / Semester : XII (Dua belas) c. Semester : I d. Jurusan : IPA e. Mata Pelajaran :

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

GELOMBANG CAHAYA. Pikiran-pikiran tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan konsepsi ilmiah terkait dengan gelombang cahaya.

GELOMBANG CAHAYA. Pikiran-pikiran tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan konsepsi ilmiah terkait dengan gelombang cahaya. GELOMBANG CAHAYA PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari sering Anda mengamati pelangi. Apa yang Anda ketahui tentang pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis atau setelah hujan turun dan matahari

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi KISI DIFRAKSI (2016) 1-6 1 Kisi Difraksi Rizqi Ahmad Fauzan, Chi Chi Novianti, Alfian Putra S, dan Gontjang Prajitno Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( ) LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II SPEKTRUM ATOM SODIUM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

MODUL 05 SPEKTRUM ATOM

MODUL 05 SPEKTRUM ATOM MODUL 05 SPEKTRUM ATOM dari DUA ELEKTRON : He, Hg Indah Darapuspa, Rizky Budiman,Tisa I Ariani, Taffy Ukhtia P, Dimas M Nur 10211008, 10211004, 1021354, 10213074, 10213089 Program Studi Fisika, Institut

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak

Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak Berkala Fisika ISSN : 4-966 Vol.8, No., April 5, hal 37-44 Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak Heri Sugito, Wahyu SB, K. Sofjan Firdausi, Siti Mahmudah

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2011 SOAL TES EKSPERIMEN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2010 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus

Lebih terperinci

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Mihelson Agustina Setyaningsih Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro ABSTRACT Interferometer Mihelson method has been used

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Absorbansi Panjang Gelombang Maksimal No λ (nm) Absorbansi 1 500 0.634 2 510 0.555 3 520 0.482 4 530 0.457 5 540 0.419 6 550 0.338 7 560 0.293 8 570 0.282 9 580 0.181 10 590

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa a dan ada di Bandung, dan David yang bermassa a dan ada di London, akan sama dalam hal... A. laju linearnya B. kecepatan linearnya C. gaya gravitasi buminya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa

Lebih terperinci

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2 11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika bersifat universal dan banyak kaitannya dengan kehidupan nyata. Matematika berperan sebagai ratu ilmu sekaligus sebagai pelayan ilmu-ilmu yang lain. Kajian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI 3.1 Dasar Perancangan Perancangan perangkat pengenalan karakter ini, didasari pemanfaatan alihragam optika Fourier. Obyek karakter disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 1 BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.1 Gelombang Elektromagnetik Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnetik dan medan listrik. Maxwell menyatakan bahwa gangguan pada gelombang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK Tujuan Instruksional Umum Bab II menjelaskan konsep-konsep dasar optika yang diterapkan pada komunikasi serat optik. Tujuan Instruksional Khusus Pokok-pokok bahasan

Lebih terperinci

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Hubungan spektrum dengan elektron Berkaitan dengan energi energi cahaya. energi gerak elektron dan Keadaan elektron : Saat arus dilewatkan melalui gas pada tekanan rendah,

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller

Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller Akhmad Yuniar, Prawito Departemen Fisika Instrumentasi, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424 akhmad_yun@yahoo.com, prawito@sci.ui.ac.id

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx)

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN Skripsi: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : Diah

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia yang 75% luas wilayahnya merupakan lautan memiliki potensi kekayaan yang tak ternilai. Oleh karenanya diperlukan perhatian serta penanganan

Lebih terperinci

Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz

Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz Evi Nurafida (081411331018), Rahmatul Izza N.A. (081411331028), Miftachul Nur Afifah (081411331062) Laboratorium

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Gelombang adalah gangguan yang terjadi secara terus menerus pada suatu medium dan merambat dengan kecepatan konstan (Griffiths D.J, 1999). Pada gambar 2.1. adalah

Lebih terperinci