PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BITAMLIK

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

Prespektif Hukum Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)

LAPORAN UJI TUNTAS & PENDAPAT HUKUM

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Oleh. KarimSyah Law Firm

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

Dealin Mahaputri Leonika

PERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

136/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PERBANKAN SYARIAH

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

PERSANDINGAN UNDANG-UNDANG PPN DAN PPnBM UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 18 TAHUN 2000 & UU NO 42 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (RIGHTS ISSUE)

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

Sriono ISSN Nomor TELAAH TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA (AL IJARAH) DALAM PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH TEORI DAN PRAKTIK KONTEMPORER BERDASARKAN PAPSI 2013 EDISI 2

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

2017, No c. bahwa usulan penetapan tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan pada Kementerian Kelau

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

Uji Tuntas Dari Segi Hukum atas Aset Properti dan Skema Pembiayaan Proyek Properti. Denny Rahmansyah

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

GAMBARAN BEBAN PAJAK DI RS. ISLAM DAN PROSPEK KEDEPANNYA SERTA KONSESI PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

PA JAK PENGHASILAN F INAL

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kesenjangan. Pengalaman dengan dominasi sistem bunga selama ratusan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

137/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

BAB III KETENTUAN PAJAK BERGANDA ATAS TRANSAKSI MURA>BAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 04/PJ.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

Transkripsi:

PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BITAMLIK by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta 12930, INDONESIA Phone: +62 21 577-1177 (Hunting), Fax: +62 21 577-1947, 577-1587 E-mail : info@karimsyah.com 1

PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BITAMLIK Undang-undang No.10/1998 tentang Perbankan : Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah : Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27/DSN-MUI/III/2002 28 Maret 2002 : Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59 : - pembiayaan berdasarkan prinsip syariah wajib dikembalikan disertai imbalan (prinsip ijarah) (pasal 1.12); - prinsip syariah dalam pembiayaan barang modal dapat dilakukan dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari Bank oleh Nasabah (pasal 1.13). - Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam menyalurkan dana antara lain melalui transaksi jual beli berdasarkan prinsip ijarah (pasal 28). - harus laksanakan akad ijarah dulu; - akad pemindahan kepemilikan (jual beli/hibah) hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai. - objek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik objek sewa; - perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah di selesaikan dan penyewa membeli/menerima hibah dari pemilik objek sewa. Kesimpulan * Dalam tataran syariah : - Bank adalah pemilik aset selama masa sewa; - Bank tetap menjadi pemilik aset setelah masa sewa berakhir, jika Nasabah tidak bersedia membuat akad pemindahan kepemilikan (dengan jual beli/hibah); - Nasabah menjadi pemilik aset setelah akad pemindahan kepemilikan ditanda tangani sesudah masa sewa berakhir. 2

* Dalam tataran hukum positif Jual Beli : - Sama seperti dalam financial lease, Nasabah membeli aset dari suplier dengan dana pembiayaan dari Bank dan aset langsung dicatatkan atas nama Nasabah (BPKB atau sertipikat tanah langsung atas nama Nasabah); - aset kemudian dikonstruksikan sebagai milik Bank (karena dibeli dengan uang Bank) dan Bank menyewakannya kepada Nasabah. Perjanjian IMBT : - Prinsip syariah melarang 2 akad dalam 1 perjanjian. Dengan demikian, berbeda dengan perjanjian leasing, tidak diperkenankan mengatur akad ijarah dan akad jual beli/hibah dalam 1 perjanjian; - Namun tidak ada larangan untuk mengatur 1 akad dan 1 wa ad dalam 1 perjanjian; - Dengan demikian di Perjanjian IMBT akadnya adalah ijarah dengan wa ad jual beli/hibah yang akan ditanda tangani setelah ijarah berakhir (jika Nasabah menghendakinya). Oleh karena itu perlu dilampirkan konsep perjanjian jual beli/hibah; - juga dilampirkan konsep kuasa kepada Bank untuk menjual aset jika pada akhir masa ijarah, Nasabah tidak ingin memiliki aset. Kuasa jual diperlukan karena aset sejak masa ijarah sudah dicatatkan atas nama Nasabah. Konsep kuasa jual ditandatangani setelah masa ijaroh berakhir. Perpajakan : - Nasabah langsung membeli barang modal dari suplier; - dalam hal barang modal bukan tanah/ bangunan, Nasabah membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kepada suplier, yang menjadi WAPU (wajib pungut), yang menyetorkan PPN tersebut ke negara (kantor pajak); - dalam hal barang modal berupa tanah/ bangunan, Nasabah membayar Bea 3

Balik Nama ke Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang wajib menyetorkannya ke negara (kantor pajak) dan penjual tanah/bangunan membayar Pajak Penghasilan final 5% ke negara (kantor pajak); - ujroh yang dibayarkan oleh Nasabah kepada Bank tidak kena withholding tax pasal 23 UUPPh; - Bank Syariah, sebagaimana Bank Konvensional, hanya membayar pajak atas segala keuntungan yang diterimanya berdasarkan tarif progresif secara bulanan (PPh pasal 25) dan tahunan (PPh pasal 29); - Kesimpulan: dari segi beralihnya kepemilikan aset yang dibiayai, tidak ada resiko perpajakan apapun bagi Bank sebagai pemberi pembiayaan IMBT (lihat diagram). Pembuktian Bank sebagai pembeli/pemilik objek ijarah : - Dalam tataran syariah, Bank dianggap pemilik dari barang yang disewakan; - oleh karena itu menurut logika, Banklah yang membeli barang dari suplier. Untuk itu diawal Perjanjian IMBT harus ditentukan bahwa Bank memberi kuasa kepada Nasabah untuk membeli barang yang akan menjadi objek ijarah; - namun demikian, hukum positif mengenai financial lease tidak pernah mengkonstruksikan bahwa lessorlah yang membeli barang dari suplier (BPKB langsung atas nama Nasabah); - berdasarkan preseden tersebut, maka dalam pembiayaan IMBT seyogyanya hukum positif juga tidak perlu membuktikan bahwa Bank telah benarbenar menerima barang yang dibelinya (dengan kuasa kepada Nasabah) dari suplier; - selain itu hukum positif berupa UU No. 10/1998 dan SK Dir BI No. 32/34/KEP/ DIR tanggal 12 Maret 1998, tidak mewajibkan Bank untuk menerima terlebih dahulu barang yang dibelinya 4

(dengan kuasa kepada Nasabah) sebelum menyewakannya kepada pembeli; - preseden financial lease dan kedua peraturan perundang-undangan tersebut diatas merupakan lex specialis dari lex generalis yang menyatakan bahwa pihak yang menyewakan harus membuktikan bahwa dialah pemilik sah barang yang disewakan. Iswahjudi A. Karim KarimSyah Law Firm, Jakarta September 2005 5