Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Jl. HR Soebrantas Km 12.5 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Analisis Kebisingan Terhadap Kegiatan Perkuliahan di Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU

PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

TINGKAT KEBISINGAN DAN SUHU PADA USAHA STONE CRUSHER PT. X, KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DAN USAHA PENGENDALIAN PADA UNIT PRODUKSI PADA SUATU INDUSTRI DI KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI PABRIK IB PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

EFEK PARTISI TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBISINGAN

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

Kajian Tingkat Kebisingan Komplek Permukiman di Ruang Peruntukan Perdagangan Dan Jasa Di Kota Jambi.

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

STUDI INTENSITAS KEBISINGAN PADA PERPUSTAKAAN ARSITEKTUR USU SKRIPSI OLEH JOHAN ANDREAN TANDAULY

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Diajukan: 3 Agustus 2011, Dinilaikan: 5 Agustus 2011, Diterima: 10 Oktober Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari. Sound Level Meter dengan 9 titik pengukuran yang berdasarkan European

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB III METODE PENELITIAN

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Analisa Intensitas Kebisingan dengan Pendekatan Pola Sebaran Pemetaan Kebisingan di Pt. Ricry Pekanbaru

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin


PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UPI) DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

VII. TATA LETAK PABRIK

Efisiensi reduksi bunyi pada penghalang bersusunan pagar

PENILAIAN RISIKO KESEHATAN KERJA FAKTOR FISIK DAN FAKTOR KIMIA DI PUSAT PENGUMPUL PRODUKSI (PPP) PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PRABUMULIH

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

KEBISINGAN PADA KAPAL MOTOR TRADISIONAL ANGKUTAN ANTAR PULAU DI KABUPATEN PANGKAJENE

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

LAPORAN TUGAS SARJANA PENGATURAN JAM KERJA OPERATOR STASIUN PENGGILINGAN GULA UNTUK MENGATASI PAPARAN KEBISINGAN DI PABRIK GULA KWALA MADU PTPN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT UNTUK MEREDUKSI PAPARAN BISING TERHADAP OPERATOR DI PT. KHARISMA CAKRANUSA RUBBER INDUSTRY

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

ANALISIS PENGENDALIAN KEBISINGAN DI AREA BODY MINIBUS PERUSAHAAN KAROSERI TAHUN 2015

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA LANTAI PRODUKSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

Uji Performansi Getaran Mekanis dan Kebisingan Mist Blower Yanmar MK 150-B

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

A ALISIS ILAI KEBISI GA DARI KEGIATA TRA SPORTASI DI KOTA PEKA BARU

Dampak kebisingan akibat pembangunan jalan layang

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

ANALISIS KEBISINGAN AREA UTILITIES BERDASARKAN PEMETAAN INTENSITAS KEBISINGAN di PT. PERTAMINA RU IV CILACAP SKRIPSI

Transkripsi:

Evaluasi Tingkat Kebisingan di PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu Hesti Mulyani ), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik ingkungan, 2,3) Dosen Teknik ingkungan Program Studi Teknik ingkungan S, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 2,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293 Email: hestimulyani8@gmail.com ABSTRACT PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu in its operational activities potentially able to evoke noise from generator machines. The employees that are frequently exposed to the noise can affect the employees health and comfort. The purpose of this research is to determine the noise s intensity from the generator machines, the length of exposure time, and the mapping of noise spread pattern. The noise measurement method is based on KepMenH No 8 Tahun 996, and the device that is used is Sound evel Meter (SM). The measurement of sound pressure level (eq) took place for day. Based on the data processing result from 3 measurement spots, there are 9 spots that exceed the quality standards based on KepmenH No. 8 Tahun 996. The highest loudness level is 0, db where this spot located very close from the noise source, and the lowest loudness level is on, db where the distance is quite far from the noise source. The planned noise control attempt is by using noise barrier (naturally or artificially), isolate the machines, machine care, the administration management, and the human resource management. Keyword: oudness, noise, PTD/G PENDAHUUAN Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di lingkungan kerja. Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industrilisasi karena hampir semua proses produksi di industri akan menimbulkan kebisingan. Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang berpengaruh pada kesehatan kerja dan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja. Risiko kerusakan pendengaran (Damage Risk on Hearing) pada karyawan dapat disebabkan oleh paparan bising karena tingkat bising yang tinggi atau waktu kumulatif paparan yang berlebihan (Fithri, 205). Gangguan pendengaran dan keseimbangan akibat kerja belum mendapat perhatian penuh, padahal gangguan ini menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa dengan proporsi 35%, di Indonesia berkisar antara 30 50%. Akibat daritingkat kebisingan diatas memberikan efek merugikan pada tenaga kerja, terutama akanmempengaruhi indera pendengaran yaitu resiko mengalami penurunan daya pendengaran yangterjadi secara perlahan-lahan dan waktu cukup lama dan tanpa disadari oleh tenaga kerja tersebut (Busyairi, 20). Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206

PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu merupakan salah satu pensuplai energi listrik di Sumatera. PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu memakai sistem suplai listrik tenaga diesel dan gas. PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu memiliki satu unit PTD x 6,3 MW dan PTG unit,2 dan 3 yang masing-masing mempunyai kapasitas 2.6 MW.PTD/G ini menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Sumatera bagian tengah meliputi Sumbar dan Riau (Al Khausar, 205). Berdasarkan data pengukuran kebisinganpt. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu Mei 205menyebutkan tingkat kebisingan di area PTD/G dan perumahan masyarakat melebihi nilai ambang batas. Hasil pengukuran kebisingan sebagai berikut: depan unit PTD/G Teluk embu (pos satpam) 8,2 db, loading area pada bagian PTD 82, db, loading area genset PTG 83, db, dan di perumahan masyarakat 59,9 db. Hal ini merupakan sumber kebisingan utama karena lokasi mesin dalam ruang tertutup dan terbuka (PT. PN (Persero) Pembangkitan Pekanbaru, 205). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, terdapat keluhan dari tenaga kerja tentang tingginya intensitas kebisingan yang dihasilkan dari alat atau mesin yang digunakan. Hal tersebut berdampak pada tenaga kerja, salah satunya yaitu terjadi perubahan nilai ambang dengar pekerja khususnya yang berada di ruang operator. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi tingkat kebisingan dan pemetaan kebisingan area PT. PN (Persero) Sektor Pembangkitan Pekanbaru Unit PTD/G Teluk embu. METODOOGI. Metode Pengumpulan Data A. Data Primer Data yang diperlukan untuk perencanaan ini adalah : a. Tingkat kebisingan b. Koordinat pengukuran c. Temperatur udara d. Kelembapan udara e. Arah dan kecepatan angin B. Data Sekunder Data yang diperlukan untuk perencanaan ini adalah : a. Peta lokasi area Teluk embu b. Data kebisingan perusahaan 2. Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data akan diperoleh tingkat tekanan suara ekivalen (eq), tingkat tekanan suara ekivalen pada siang hari (S), tingkat tekanan suara ekivalen pada malam hari (M), dan tingkat tekanan suara ekivalen selama siang dan malam hari (SM). Tahap-tahap pengolahan data adalah: a. Perhitungan eq Jika data terdistribusi normal 2 0 90 eq 50 db 60 Jika data tidak terdistribusi normal eq 0 log N b. Perhitungan s 0 log 6 n 0 i 0, i db 0, T 0... T 0 0, S c. Perhitungan m db Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 2

0 log 8 0, 5 T 0... T 0 0, M 5 d. Perhitungan sm SM = 0 og ( 6. 0 0,xs + 8. 0 0,(m+5) ) db Ti = selang waktu pengukuran pada masing-masing i. HASI DAN PEMBAHASAN. Perhitungan eq, S, M, SM Data kebisingan dibaca setiap 5 detik selama 0 menit berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga data yang dihasilkan sebanyak 20 data untuk satu titik pengukuran. Pengukuran kebisingan dilakukan berdasarkan Kepmen- H No. 8 tahun 996 dan SNI 23-2009. Pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter (SM). Tingkat kebisingan yang dihasilkan berada pada rentang 3,58 db -02,30 db. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh perhitungan tingkat kebisingan () pada titik satu pada Tabel : Tabel. Data Kebisingan Titik Satu Jam 06.00 WIB 9,5 9, 9,9 80 80,3 80, 9,8 80,5 80,6 9,9 9, 80,2 80,6 80,5 8 9,9 80, 9,6 80, 80,3 9,9 9,8 80 9,9 9,8 9, 9,5 9,8 9, 9,6 80 80,2 80,5 80,3 80,6 80,5 8, 80 86,3 9,8 80, 80 80,6 80,5 80, 80 9, 9,6 80,3 80,6 9, 80 80,6 80 9,5 9,9 80, 80,2 9, 80, 9, 9,5 9,2 80,3 9,8 9,5 8 80,3 80, 9,9 80,3 80 9,9 80,2 80, 80,2 9,8 80, 80, 80,3 80,6 80, 9,8 82,3 80,9 8 8,3 8,9 82, 80,3 9,8 80, 80,8 80, 80,5 80, db 80, 80,3 9,9 80 80,2 80, 80,2 9,8 80, 9,8 80, 80,9 8,2 80,3 8 82,3 80,8 80, 80,8 80 80,8 8,6 80,3 9,9 Tingkat kebisingan maksimum adalah 86,3 db dan tingkat kebisingan minimum adalah 9,2 db. Berdasarkan nilai minimal dan maksimum yang dilihat pada tabel, maka ditentukan nilai r (range maxmin), k (jumlah kelas) dan i (interval kelas) untuk menentukan distribusi frekuensi. r = max min = 86,3 9,2 =, k = + 3,3 log n = + 3,3 log 20 =,86 i = =, /,86 = 0,9 Data distribusi frekuensi dibuat berdasarkan hasil perhitungan di atas. Kemudian ditentukan distribusi frekuensi berdasarkan interval bising, nilai tengah, dan frekuensi dari interval bising tersebut. Tabel 2. Distribusi frekuensi Interval Nilai Bising Tengah Frekuensi 9,2-80, 9, 58 80,2-8, 80, 5 8,2-82, 8, 5 82,2-83, 82, 2 83,2-8, 83, 0 8,2-85, 8, 0 85,2-86, 85, 0 86,2-8, 86, = 0.log [/20 x (58.0 0,.9, ) + (5.0 0,.80, ) + (5.0 0,.8, ) + (2.0 0,.82, ) + (0.0 0,.83, ) + (0.0 0,.8, ) + (0.0 0,.85, ) + (.0 0,.86, )] = 0.log [/20 x (535092) + (6282255) + (308858,2) + (368500,3) + (0) + (0) + (0) + Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 3

(623802,) = 0.log [/20 x,32.0 0 ] = 0.log [0000000] = 80, db Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui nilai eq untuk pada titik satu adalah sebesar 80, db. Menggunakan rumus eq yang sama juga digunakan dalam menentukan nilai bising tiap jam dan tiap titik lainnya. Sehingga diperoleh hasil kebisingan tiap jam pada titik satu sebagai berikut: Tabel 3. Hasil perhitungan eq titik satu selama 2 jam Waktu Pengukuran eq (db) (Jam) 06.00 80, 09.00 6,6.00 8,96.00 8,99 22.00 83, 00.00 9,82 03.00 8,8 Setelah didapatkan hasil perhitungan TM0 setiap titik dan jamnya, maka dilakukan perhitungan berikutnya untuk mendapatkan nilai S (waktu pengukuran selama siang hari atau selama 6 jam) dan M(waktu pengukuran selama malam hari atau selama 8 jam). S 0 log = = 6 0, T 0 T 0 0, 0 log [(3x0 0,x80, ) +... db (5x0 0,x6,6 ) + (3x0 0,x8,96 ) + (5x0 0,x8,99 )] 0 log [(3098282,) + (2065235) + (855808) + (906209,6)] = 0 log 9890589,9 = 82,99 db 0 log 8 0, 5 T 0... T 0 0, M 5 db = 0 log [(2x0 0,x83, ) + (3x0 0,x9,82 ) + (3x0 0,x8,8 )] = 0 log [(6698,) + (2882089,5) + (5550,2)] = 0 log (85928) = 0 log 89659, = 8,2 db SM = 0 og ( 6. 0 0,xs + 8. 0 0,(m+5) ) db = 0 log [(6x0 0,x82,99 ) + (8x0 0,(8,2+5) )] = 0 log [(385032) + (35952869)] = 0 log (692302) = 0 log 28932925,5 = 8,6 db Dengan menggunakan rumus SM maka didapatkan nilai SM titik satu selama satu hari sebesar 8,6 db. Hal yang sama juga dilakukan pada titik dan jam pengukuran data lainnya sehingga didapatkan nilai SM selama siang dan malam hari. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas kerja selama 2 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu selama satu hari yang dapat dilihat pada Tabel. = 0 log (382920) Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206

Tabel. Tingkat Kebisingan PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu Titk Pengukura n Tingkat Kebisinga n (db) Titik 8,6 Titik 2, Titik 3 8,5 Titik 89,5 Titik 5 88,8 Titik 6 95,65 Titik 86,8 Titik 8 90,69 Titik 9 80,60 Titik 0 8,09 Titik 03,8 Titik 2 89,2 Titik 3 0, Keteranga n Terdapat empat titik yang berada dibawah Nilai Ambang Batas () yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Kepmenaker No. 5 Tahun 999 dimana nilai ambang batas yang telah ditetapkan yaitu 85 db. 2. Upaya Pengendalian a. Engineering control Penghalang kebisingan alami. Pepohonan di sekitar tempat kerja dapat digolongkan sebagai salah satu jenis penghalang kebisingan alami yang dapat mengurangi jangkauan penyebaran kebisingan yang berasal dari tempat kerja menuju ke lingkungan di sekitar tempat kerja. Penghalang kebisingan buatan. Jenis bangunan penghalang atau peredam bising berupa dinding (pagar tembok) dengan dimensi dan bahan tertentu yang secara maksimal dapat mereduksi kebisingan dan dengan struktur tertentu dianggap cukup tahan, aman dan harmonis dengan Iingkungan sekitarnya. Pengendalian kebisingan pada sumber suara menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga terpisah dengan pekerja. Teknik ini dapat mendesain mesin memakai remote control. Selain itu dapat dilakukan redesain landasan mesin dengan bahan anti getaran. Pengendalian kebisingan pada bagian transmisi kebisingan adalah dengan memberi pembatas atau sekat antara mesin dan pekerja. Melakukan perawatan mesin secara berkala. b. Pengendalian administrasi Pemasangan noise Warning Sign, yaitu merupakan pemasangan tanda yang menyatakan bahwa suatu area Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 5

merupakan area dengan potensi bahaya kebisingan (memiliki tingkat kebisingan di atas 85 db) dan juga merupakan larangan untuk tidak memasuki area tersebut tanpa alat pelindung pendengaran. Rotasi pekerja (menejemen waktu kerja) dimaksudkan agar seorang pekerja tidak terus-menerus bekerja di dekat sumber bising. Rotasi kerja dapat membuat shift kerja ataupun dengan mutasi pekerja dari yang sebelumnya bekerja di sekitar sumber bising ke daerah yang tidak memiliki sumber bising. Melakukan pemeriksaan audiometri (fungsi pendengaran) untuk mendeteksi secara dini dampak negatif kebisingan terhadap kesehatan tenaga kerja secara berkala. Menetapkan peraturan tentang sanksi (tindakan indisipliner) bagi pekerja yang melanggar ketetapan perusahaan berkaitan dengan masalah pengendalian bahaya kebisingan. c. Pengendalian pada penerima Penggunaan alat pelindung pendengaran bertujuan untuk mengurangi tingkat desibell yang diterima oleh reseptor (dalam hal ini pekerja). Alat pelindung pendengaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu ear plug, ear muff, dan helmet. Pengendalian kebisingan pada pekerja dapat melakukan training K3 atau pelatihan K3. KESIMPUAN Pengukuran intensitas kebisingan diketahui bahwa rata-rata intensitas kebisingan pada lokasi yaitu pos keamanan, halaman depan kantor, control room dan akses jalan ke mesin sewa secara umum memenuhi yaitu < 85 db, sedangkan pada area PTMG berada diatas yaitu > 85 db atau berkisar pada 86, 8 db 0, db dimana pada lokasi ini terdapat mesin-mesin bertekanan tinggi seperti compressor, radiator, dan pompa yang merupakan sumber kebisingan. DAFTAR PUSTAKA Al Khausar, Muhammad. (205). SOP (Standart Operational Procedure) pengoperasian pada PTG di PT. PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu.aporan, Pekanbaru. Busyairi, Muhammad. (20). Pengaruh Kebisingan Pembangkit istrik Tenaga Diesel Terhadap Keluhan Gangguan Pendengaran Karyawan (Studi Kasus : PT. PN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam PTD X Samarinda).Prosiding Seminar Nasional IENACO, ISSN 233-39, Hal 2 2, Samarinda. Fithri, Prima. (205). Analisis Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 6

Intensitas Kebisingan ingkungan Kerja pada Area Utilities Unit PTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II Dumai. Jurnal Vol.2 No. 2, Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang. Keputusan Menteri Negara ingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. PT. PN (Persero) Pembangkitan Pekanbaru. (205). aboratory Analysis Report. aporan, Pekanbaru. Standar Nasional Indonesia 23-2009. (2009).Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja. Indonesia. Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206