Evaluasi Tingkat Kebisingan di PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu Hesti Mulyani ), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik ingkungan, 2,3) Dosen Teknik ingkungan Program Studi Teknik ingkungan S, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 2,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293 Email: hestimulyani8@gmail.com ABSTRACT PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu in its operational activities potentially able to evoke noise from generator machines. The employees that are frequently exposed to the noise can affect the employees health and comfort. The purpose of this research is to determine the noise s intensity from the generator machines, the length of exposure time, and the mapping of noise spread pattern. The noise measurement method is based on KepMenH No 8 Tahun 996, and the device that is used is Sound evel Meter (SM). The measurement of sound pressure level (eq) took place for day. Based on the data processing result from 3 measurement spots, there are 9 spots that exceed the quality standards based on KepmenH No. 8 Tahun 996. The highest loudness level is 0, db where this spot located very close from the noise source, and the lowest loudness level is on, db where the distance is quite far from the noise source. The planned noise control attempt is by using noise barrier (naturally or artificially), isolate the machines, machine care, the administration management, and the human resource management. Keyword: oudness, noise, PTD/G PENDAHUUAN Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di lingkungan kerja. Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industrilisasi karena hampir semua proses produksi di industri akan menimbulkan kebisingan. Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang berpengaruh pada kesehatan kerja dan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja. Risiko kerusakan pendengaran (Damage Risk on Hearing) pada karyawan dapat disebabkan oleh paparan bising karena tingkat bising yang tinggi atau waktu kumulatif paparan yang berlebihan (Fithri, 205). Gangguan pendengaran dan keseimbangan akibat kerja belum mendapat perhatian penuh, padahal gangguan ini menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa dengan proporsi 35%, di Indonesia berkisar antara 30 50%. Akibat daritingkat kebisingan diatas memberikan efek merugikan pada tenaga kerja, terutama akanmempengaruhi indera pendengaran yaitu resiko mengalami penurunan daya pendengaran yangterjadi secara perlahan-lahan dan waktu cukup lama dan tanpa disadari oleh tenaga kerja tersebut (Busyairi, 20). Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206
PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu merupakan salah satu pensuplai energi listrik di Sumatera. PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu memakai sistem suplai listrik tenaga diesel dan gas. PT. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu memiliki satu unit PTD x 6,3 MW dan PTG unit,2 dan 3 yang masing-masing mempunyai kapasitas 2.6 MW.PTD/G ini menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Sumatera bagian tengah meliputi Sumbar dan Riau (Al Khausar, 205). Berdasarkan data pengukuran kebisinganpt. PN (PERSERO) Riau Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit PTD/G Teluk embu Mei 205menyebutkan tingkat kebisingan di area PTD/G dan perumahan masyarakat melebihi nilai ambang batas. Hasil pengukuran kebisingan sebagai berikut: depan unit PTD/G Teluk embu (pos satpam) 8,2 db, loading area pada bagian PTD 82, db, loading area genset PTG 83, db, dan di perumahan masyarakat 59,9 db. Hal ini merupakan sumber kebisingan utama karena lokasi mesin dalam ruang tertutup dan terbuka (PT. PN (Persero) Pembangkitan Pekanbaru, 205). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, terdapat keluhan dari tenaga kerja tentang tingginya intensitas kebisingan yang dihasilkan dari alat atau mesin yang digunakan. Hal tersebut berdampak pada tenaga kerja, salah satunya yaitu terjadi perubahan nilai ambang dengar pekerja khususnya yang berada di ruang operator. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi tingkat kebisingan dan pemetaan kebisingan area PT. PN (Persero) Sektor Pembangkitan Pekanbaru Unit PTD/G Teluk embu. METODOOGI. Metode Pengumpulan Data A. Data Primer Data yang diperlukan untuk perencanaan ini adalah : a. Tingkat kebisingan b. Koordinat pengukuran c. Temperatur udara d. Kelembapan udara e. Arah dan kecepatan angin B. Data Sekunder Data yang diperlukan untuk perencanaan ini adalah : a. Peta lokasi area Teluk embu b. Data kebisingan perusahaan 2. Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data akan diperoleh tingkat tekanan suara ekivalen (eq), tingkat tekanan suara ekivalen pada siang hari (S), tingkat tekanan suara ekivalen pada malam hari (M), dan tingkat tekanan suara ekivalen selama siang dan malam hari (SM). Tahap-tahap pengolahan data adalah: a. Perhitungan eq Jika data terdistribusi normal 2 0 90 eq 50 db 60 Jika data tidak terdistribusi normal eq 0 log N b. Perhitungan s 0 log 6 n 0 i 0, i db 0, T 0... T 0 0, S c. Perhitungan m db Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 2
0 log 8 0, 5 T 0... T 0 0, M 5 d. Perhitungan sm SM = 0 og ( 6. 0 0,xs + 8. 0 0,(m+5) ) db Ti = selang waktu pengukuran pada masing-masing i. HASI DAN PEMBAHASAN. Perhitungan eq, S, M, SM Data kebisingan dibaca setiap 5 detik selama 0 menit berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga data yang dihasilkan sebanyak 20 data untuk satu titik pengukuran. Pengukuran kebisingan dilakukan berdasarkan Kepmen- H No. 8 tahun 996 dan SNI 23-2009. Pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter (SM). Tingkat kebisingan yang dihasilkan berada pada rentang 3,58 db -02,30 db. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh perhitungan tingkat kebisingan () pada titik satu pada Tabel : Tabel. Data Kebisingan Titik Satu Jam 06.00 WIB 9,5 9, 9,9 80 80,3 80, 9,8 80,5 80,6 9,9 9, 80,2 80,6 80,5 8 9,9 80, 9,6 80, 80,3 9,9 9,8 80 9,9 9,8 9, 9,5 9,8 9, 9,6 80 80,2 80,5 80,3 80,6 80,5 8, 80 86,3 9,8 80, 80 80,6 80,5 80, 80 9, 9,6 80,3 80,6 9, 80 80,6 80 9,5 9,9 80, 80,2 9, 80, 9, 9,5 9,2 80,3 9,8 9,5 8 80,3 80, 9,9 80,3 80 9,9 80,2 80, 80,2 9,8 80, 80, 80,3 80,6 80, 9,8 82,3 80,9 8 8,3 8,9 82, 80,3 9,8 80, 80,8 80, 80,5 80, db 80, 80,3 9,9 80 80,2 80, 80,2 9,8 80, 9,8 80, 80,9 8,2 80,3 8 82,3 80,8 80, 80,8 80 80,8 8,6 80,3 9,9 Tingkat kebisingan maksimum adalah 86,3 db dan tingkat kebisingan minimum adalah 9,2 db. Berdasarkan nilai minimal dan maksimum yang dilihat pada tabel, maka ditentukan nilai r (range maxmin), k (jumlah kelas) dan i (interval kelas) untuk menentukan distribusi frekuensi. r = max min = 86,3 9,2 =, k = + 3,3 log n = + 3,3 log 20 =,86 i = =, /,86 = 0,9 Data distribusi frekuensi dibuat berdasarkan hasil perhitungan di atas. Kemudian ditentukan distribusi frekuensi berdasarkan interval bising, nilai tengah, dan frekuensi dari interval bising tersebut. Tabel 2. Distribusi frekuensi Interval Nilai Bising Tengah Frekuensi 9,2-80, 9, 58 80,2-8, 80, 5 8,2-82, 8, 5 82,2-83, 82, 2 83,2-8, 83, 0 8,2-85, 8, 0 85,2-86, 85, 0 86,2-8, 86, = 0.log [/20 x (58.0 0,.9, ) + (5.0 0,.80, ) + (5.0 0,.8, ) + (2.0 0,.82, ) + (0.0 0,.83, ) + (0.0 0,.8, ) + (0.0 0,.85, ) + (.0 0,.86, )] = 0.log [/20 x (535092) + (6282255) + (308858,2) + (368500,3) + (0) + (0) + (0) + Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 3
(623802,) = 0.log [/20 x,32.0 0 ] = 0.log [0000000] = 80, db Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui nilai eq untuk pada titik satu adalah sebesar 80, db. Menggunakan rumus eq yang sama juga digunakan dalam menentukan nilai bising tiap jam dan tiap titik lainnya. Sehingga diperoleh hasil kebisingan tiap jam pada titik satu sebagai berikut: Tabel 3. Hasil perhitungan eq titik satu selama 2 jam Waktu Pengukuran eq (db) (Jam) 06.00 80, 09.00 6,6.00 8,96.00 8,99 22.00 83, 00.00 9,82 03.00 8,8 Setelah didapatkan hasil perhitungan TM0 setiap titik dan jamnya, maka dilakukan perhitungan berikutnya untuk mendapatkan nilai S (waktu pengukuran selama siang hari atau selama 6 jam) dan M(waktu pengukuran selama malam hari atau selama 8 jam). S 0 log = = 6 0, T 0 T 0 0, 0 log [(3x0 0,x80, ) +... db (5x0 0,x6,6 ) + (3x0 0,x8,96 ) + (5x0 0,x8,99 )] 0 log [(3098282,) + (2065235) + (855808) + (906209,6)] = 0 log 9890589,9 = 82,99 db 0 log 8 0, 5 T 0... T 0 0, M 5 db = 0 log [(2x0 0,x83, ) + (3x0 0,x9,82 ) + (3x0 0,x8,8 )] = 0 log [(6698,) + (2882089,5) + (5550,2)] = 0 log (85928) = 0 log 89659, = 8,2 db SM = 0 og ( 6. 0 0,xs + 8. 0 0,(m+5) ) db = 0 log [(6x0 0,x82,99 ) + (8x0 0,(8,2+5) )] = 0 log [(385032) + (35952869)] = 0 log (692302) = 0 log 28932925,5 = 8,6 db Dengan menggunakan rumus SM maka didapatkan nilai SM titik satu selama satu hari sebesar 8,6 db. Hal yang sama juga dilakukan pada titik dan jam pengukuran data lainnya sehingga didapatkan nilai SM selama siang dan malam hari. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas kerja selama 2 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu selama satu hari yang dapat dilihat pada Tabel. = 0 log (382920) Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206
Tabel. Tingkat Kebisingan PT PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu Titk Pengukura n Tingkat Kebisinga n (db) Titik 8,6 Titik 2, Titik 3 8,5 Titik 89,5 Titik 5 88,8 Titik 6 95,65 Titik 86,8 Titik 8 90,69 Titik 9 80,60 Titik 0 8,09 Titik 03,8 Titik 2 89,2 Titik 3 0, Keteranga n Terdapat empat titik yang berada dibawah Nilai Ambang Batas () yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Kepmenaker No. 5 Tahun 999 dimana nilai ambang batas yang telah ditetapkan yaitu 85 db. 2. Upaya Pengendalian a. Engineering control Penghalang kebisingan alami. Pepohonan di sekitar tempat kerja dapat digolongkan sebagai salah satu jenis penghalang kebisingan alami yang dapat mengurangi jangkauan penyebaran kebisingan yang berasal dari tempat kerja menuju ke lingkungan di sekitar tempat kerja. Penghalang kebisingan buatan. Jenis bangunan penghalang atau peredam bising berupa dinding (pagar tembok) dengan dimensi dan bahan tertentu yang secara maksimal dapat mereduksi kebisingan dan dengan struktur tertentu dianggap cukup tahan, aman dan harmonis dengan Iingkungan sekitarnya. Pengendalian kebisingan pada sumber suara menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga terpisah dengan pekerja. Teknik ini dapat mendesain mesin memakai remote control. Selain itu dapat dilakukan redesain landasan mesin dengan bahan anti getaran. Pengendalian kebisingan pada bagian transmisi kebisingan adalah dengan memberi pembatas atau sekat antara mesin dan pekerja. Melakukan perawatan mesin secara berkala. b. Pengendalian administrasi Pemasangan noise Warning Sign, yaitu merupakan pemasangan tanda yang menyatakan bahwa suatu area Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 5
merupakan area dengan potensi bahaya kebisingan (memiliki tingkat kebisingan di atas 85 db) dan juga merupakan larangan untuk tidak memasuki area tersebut tanpa alat pelindung pendengaran. Rotasi pekerja (menejemen waktu kerja) dimaksudkan agar seorang pekerja tidak terus-menerus bekerja di dekat sumber bising. Rotasi kerja dapat membuat shift kerja ataupun dengan mutasi pekerja dari yang sebelumnya bekerja di sekitar sumber bising ke daerah yang tidak memiliki sumber bising. Melakukan pemeriksaan audiometri (fungsi pendengaran) untuk mendeteksi secara dini dampak negatif kebisingan terhadap kesehatan tenaga kerja secara berkala. Menetapkan peraturan tentang sanksi (tindakan indisipliner) bagi pekerja yang melanggar ketetapan perusahaan berkaitan dengan masalah pengendalian bahaya kebisingan. c. Pengendalian pada penerima Penggunaan alat pelindung pendengaran bertujuan untuk mengurangi tingkat desibell yang diterima oleh reseptor (dalam hal ini pekerja). Alat pelindung pendengaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu ear plug, ear muff, dan helmet. Pengendalian kebisingan pada pekerja dapat melakukan training K3 atau pelatihan K3. KESIMPUAN Pengukuran intensitas kebisingan diketahui bahwa rata-rata intensitas kebisingan pada lokasi yaitu pos keamanan, halaman depan kantor, control room dan akses jalan ke mesin sewa secara umum memenuhi yaitu < 85 db, sedangkan pada area PTMG berada diatas yaitu > 85 db atau berkisar pada 86, 8 db 0, db dimana pada lokasi ini terdapat mesin-mesin bertekanan tinggi seperti compressor, radiator, dan pompa yang merupakan sumber kebisingan. DAFTAR PUSTAKA Al Khausar, Muhammad. (205). SOP (Standart Operational Procedure) pengoperasian pada PTG di PT. PN (Persero) Unit PTD/G Teluk embu.aporan, Pekanbaru. Busyairi, Muhammad. (20). Pengaruh Kebisingan Pembangkit istrik Tenaga Diesel Terhadap Keluhan Gangguan Pendengaran Karyawan (Studi Kasus : PT. PN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam PTD X Samarinda).Prosiding Seminar Nasional IENACO, ISSN 233-39, Hal 2 2, Samarinda. Fithri, Prima. (205). Analisis Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206 6
Intensitas Kebisingan ingkungan Kerja pada Area Utilities Unit PTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II Dumai. Jurnal Vol.2 No. 2, Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang. Keputusan Menteri Negara ingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. PT. PN (Persero) Pembangkitan Pekanbaru. (205). aboratory Analysis Report. aporan, Pekanbaru. Standar Nasional Indonesia 23-2009. (2009).Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja. Indonesia. Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 206