ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak

Transkripsi

1 SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA Daniel Wicaksono ) dan Didik Bambang Supriyadi ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Surabaya ) Dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Surabaya *daniel_170589@yahoo.com Abstrak Aktivitas transportasi dari volume kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab kebisingan yang relatif tinggi pada jalan arteri di kota Surabaya khususnya di wilayah studi yaitu jl. Raya Kenjeran-jl. Kenjeran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kebisingan yang terjadi di wilayah studi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM), dengan 4 periode waktu mewakili aktivitas siang hari dan 3 periode waktu mewakili aktivitas malam hari untuk memperoleh nilai L SM. Pengukuran tingkat kebisingan juga diikuti dengan penghitungan jumlah kendaraan bermotor. Pemetaan tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan program Surver 10 untuk memperoleh kontur tingkat kebisingan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh aktivitas kendaraan bermotor berkisar antara nilai dba. Pengkorelasian antara jumlah kendaraan bermotor yang melintas dengan tingkat kebisingan yang terjadi di wilayah studi membentuk pola grafik logaritmik dengan nilai korelasi sebesar y = 4.339ln(x) Korelasi tingkat kebisingan di peruntukan kawasan permukiman telah melebihi baku mutu kawasan permukiman berdasarkan KepMenLH 48/1996 dimana baku mutu yang diizinkan sebesar 55 dba, sehingga diperlukan alternatif pengendalian kebisingan dalam kawasan permukiman Kata kunci:, Kebisingan, Pemetaan, Aktivitas Transportasi Abstract The activities from transportation vehicles are the one of the causes that made noise pollution highly at Surabaya arterial street especially in areas of study at Jl. Raya Kenjeran Jl. Kenjeran. This research conducted in order to determine noise level in the area of study. This measuring using Sound Level Meter consists of seven times intervals that representative for activity at noon and three times intervals that representative for activity at night to get the value of Lsm. The measuring of the noise level is followed by counting the amount of the vehicles. The noise level mapping will processed by Surfer 10 program. The result research showed noise level due to transportation activities is around 69, dba. The correlation between the amount of total vehicles that throught in area of study and noise level are form logarithmic regression that is value y= ln(x) The correlation noise level that occurs in residential areas has exceed the quality standard for residential areas based on The Decree of Minister of Enviroment Affair Republic of Indonesia No. Kep 48 / MENLH / 11/ 1996 that the value of quality standard permitted for resident areas is 55 dba, so its needs alternative noise control on resident areas. Key words: Noise Level, Mapping, Transportation Activity

2 1. Pendahuluan SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Selain itu, Surabaya merupakan pusat kegiatan perekonomian di Jawa Timur yang meliputi kegiatan transportasi, jasa, industri, perdagangan dan aktivitas kegiatan lainnya. Dari berbagai kegiatan kehidupan masyarakat kota Surabaya, kegiatan transportasi memberikan kontribusi dampak yang signifikan dalam menunjang segala aktivitas. Sumber kebisingan yang terkait dengan transportasi berasal dari mobil penumpang, sepeda motor, bus dan kendaraan berat. Kebisingan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dalam aktivitas transportasi dapat membuat gangguan kenyamanan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Tingkat kebisingan dalam aktivitas transportasi yang terjadi di Jalan Raya Kenjeran Jalan Kenjeran Surabaya diperkirakan tinggi karena pada kawasan di sekitar jalan ini terjadi peningkatan penggunaan jalan dan peningkatan jumlah penduduk sehingga mengakibatkan aktivitas transportasi lalu lintas yang cukup tinggi dan dapat berdampak pada kenyamanan dan ketenangan warga yang tinggal di sekitar lokasi tersebut dari waktu sebelumnya. Dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48 tahun 1996 yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentang ambang batas level kebisingan, dengan kondisi realita nilai ambang batas level kebisingan yang terjadi saat ini, maka perlu adanya upaya pengendalian tentang kebisingan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kebisingan adalah dengan cara pemasangan barrier di sekitar sumber bising. Metodologi Berikut ini adalah tahap-tahap dalam penelitian ini: Kajian Pustaka Gambaran umum tata guna lahan di kawasan jalan raya Kenjeran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan LATAR BELAKANG >< Gap Realita Realitas: Peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk di sekitar jalan raya kenjeran Level kebisingan dalam peruntukan kawasan telah melebihi baku mutu tingkat kebisingan Peran sarana transportasi darat yang semakin meningkat sehingga dapat menimbulkan kebisingan Permasalahan Bagaimana korelasi level kebisingan dengan aktivitas transportasi darat di wilayah studi? Bagaimana pemetaan pola persebaran level kebisingan di wilayah studi dengan perangkat lunak Surfer? Apakah level kebisingan yang terjadi di wilayah studi telah melebihi baku mutu tingkat kebsingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/ MENLH/ PER / XI / 1996? RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan level kebisingan dengan aktivitas transportasi kendaraan bermotor di wilayah studi. Mendapatkan pengaruh pola persebaran level kebisingan terhadap tata guna lahan wilayah studi Menganalisis level kebisingan di kawasan jalan raya kenjeran dikaitkan dengan baku mutu level kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/ MENLH / PER / XI / METODE Pengumpulan Data Primer Penelitian awal (3 titik sampling) Pengukuran tingkat kebisingan pada wilayah studi dengan diwakili 11 titik sampling dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) Pengukuran jumlah kendaraan bermotor roda dua dan roda empat pada wilayah studi dengan menggunakan counter Pengukuran letak koordinat di masing-masing titik sampling dengan mengguanakan alat Global Positiong System (GPS) Pengumpulan Data Sekunder Peta tata guna lahan wilayah studi Peta wilayah studi dari Google Earth Gambaran umum wilayah studi Analisa Data Analisa data untuk level kebisingan dengan metoda Leq, Ls, Lm dan Lsm Data hasil olahan digunakan sebagai input pada program Surfer untuk membuat peta tingkat kebisingan Pengaruh level kebisingan dengan jumlah kendaraan Pengaruh tingkat kebisingan dengan pemanfaatan lahan Perencanaan barrier Studi Literatur Literatur tentang kebisingan oleh transportasi lalu lintas Literatur tentang teori mengenai kebisingan Literatur mengenai pemetaan level kebisingan dari studi penelitian terdahulu Literatur mengenai teori pemetaan kebisingan menggunakan program surfer Peta RTRW Surabaya HASIL PENELITIAN Hasil yang Diharapkan Akan diketahui apakah level kebisingan di wilayah studi telah melebihi baku mutu tingkat kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48/ MENLH / PER / XI / 1996 Akan didapatkan peta level kebisingan di wilayah studi Mendapatkan korelasi tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan didapatkan barrier pada sumber bising yang melebihi ambang batas kebisingan sesuai peraturan

3 SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July Analisa dan Pembahasan Perhitungan level kebisingan dilakukan sesuai dengan metode pengukuran nilai level kebisingan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/ 11 /1996. Pengukuran data di jalan Kenjeran jalan Raya Kenjeran dibagi atas macam yaitu: level kebisingan untuk periode waktu siang hari dan malam hari. A. Leq = 10log 1 nn TT ii= LLLL tttt (1) Dimana: T = 600 (Lama waktu sampling, selama 10 menit/ 600 detik) Li = Level kebisingan hasil pembacaan ti = 5 (interval waktu tiap 5 detik sekali) L eq( ) = 10 log 1/T {t (x ke-1) + +t (x ke10) }db(a) = 10 log 1/600 {5.10 (0.1x67.5) (0.1x58.) }db(a) = 7,4 db(a) B. Ls = 10log 1 4 TT ii= LLLL tttt () Dimana: T = 16 (lamanya waktu sampling, yaitu 16 jam) Li = Level kebisingan hasil pembacaan tiap interval (data yang diinputkan adalah L 3, L 4,L 5, dan L 6 ) ti = 4 ( interval pengambilan sampling yaitu tiap 4 jam) Ls = 10 Log 1/600 x (L1 + L + +L10) = 10 Log 1/600 x ( ) = 71.6 dba C. Lm = 10log 1 3 TT ii= LLLL tttt (3) Dimana: T = 8 (lamanya waktu sampling, yaitu 8 jam) Li = Level kebisingan hasil pembacaan tiap interval (data yang diinputkan adalah L 1, L, dan L 7 ) ti = interval pengambilan sampling, (L 1, L, dengan ti = 3, dan L 7 dengan ti = ) Lm = 10 log 1/8 {3 x 10 (0,1x61.4) + 3 x 10 (0,1x6.) + 3 x (100,1x67,1) } = 63.9 Maka diperoleh perhitungan selanjutnya: L SM (titik 1) = 10 log 1/4 { ,1Ls ,1Lm+5 } dba = 10 log 1/4 {16.10 (0,1x71.6 ) (0,1x65) } dba = 71.1 dba

4 SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 Perhitungan nilai Lsm juga dilakukan titik sampling lainnya. Berikut ini hasil perhitungan Lsm untuk seluruh interval waktu dan hari pada masing-masing hari dalam bentuk Tabel 1. 1: Tabel 1.1 dan 1. Tingkat Kebisingan Lsm Pada Tiap Hari dan Jumlah Kendraan Pada Titik 1 Lokasi Senin Jumat Sabtu Minggu Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik 1 Interval Tingkat Kebisingan (Leq) Jumlah Kendaraan Dari perhitungan jumlah kendaraan tersebut, dilakukan dengan cara yang sama pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Kemudian dapat dilakukan plotting data untuk mencari persamaan yang mewakili keadaan pada hari Senin, Jumat, Sabtu dan Minggu. Data tingkat kebisingan dan jumlah kendaraan pada hari seluruh hari diplotkan dalam grafik. Grafik persamaan regresi dari data tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut y = 4.339ln(x) R² = Gambar 1.1. Grafik Logaritmik Korelasi Tingkat Kebisingan Dengan Jumlah Kendaraan. Dari Gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa, antara jumlah kendaraan dan tingkat kebisingan memiliki korelasi dengan pola data logaritmik, ditandai dengan persamaan yang ada. Hubungan antara tingkat kebisingan (y) dan jumlah kendaraan (x) dapat dinyatakan korelasinya dengan persamaan y = 4,339ln(x) + 47,75. Dengan nilai R sebesar 0.881, maka kebisingan yang diakibatkan dari jumlah kendaraan bermotor yang melintas dengan kebenaran mencapai 88.1%. Kebisingan yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah kendaraan, tetapi juga faktor lain yang mempengaruhi kebisingan yang terjadi sebesar 11.9%. Berikut merupakan kontur tingkat kebisingan yang diisualisasikan dengan program Surfer 10.

5 SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 Gambar 1. Peta Kontur Kebisingan Di Jalan Kenjeran, Surabaya Lokasi titik sampling 7 berada di depan lingkungan sekolah Sdn Gading 1. Pada lokasi sampling 7 mempunyai range tingkat kebisingan sebesar 7,8 74,1 dba. Range tingkat kebisingan ini melebihi baku mutu untuk lingkungan sekolah yaitu 55 dba. Kebisingan yang terjadi di lokasi sampling 7 dikarenakan adanya pertambahan kendaraan dari arus perempatan traffic light yang menghubungkan jalan Kedung Cowek jalan Tuwowo jalan Putro Agung Timur. Pada titik lokasi 8 memiliki range tingkat kebisingan sebesar 7,7 73,1 dba. Range tingkat kebisingan ini telah melebihi baku mutu untuk permukiman. Lokasi titik sampling 9 berada mewakili permukiman penduduk. Untuk kawasan permukiman memiliki baku tingkat kebisingan sebesar 55 dba. Pada titik sampling 9 memiliki range tingkat kebisingan sebesar 7,3 7,8 dba. Berdasarkan penelitian di titik lokasi sampling, kebisingan yang ditimbulkan dikarenakan adanya penambahan kendaraan titik lokasi 8 yang mempunyai tingkat aktivitas kendaraan bermotor yang padat dan adanya arus keluar-masuk kendaraan di gang permukiman Lebak Jaya. Lokasi titik sampling 10 terletak mewakili permukiman Pada titik sampling 10 memiliki range tingkat kebisingan sebesar 7.3 7,8 dba, Lokasi titik sampling 11 berada dekat dengan ruko Fira 1. Pada titik sampling 11 mempunyai range tingkat kebisingan sebesar 70,8 73, dba. 4. Alternatif Pengendalian Kebisingan Penggunaan barrier buatan apabila tingkat kebisingan di suatu wilayah telah melebihi batas baku mutu tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan dibutuhkan untuk melakukan reduksi tingkat kebisingan yang cukup signifikan serta juga memperhatikan jarak antara kawasan wilayah studi dengan sumber bising yang relative sempit. maka pengukuran besarnya pengurangan tingkat kebisingan dari barrier dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Fresnel (Richard, 1978): Tabel 5.16 Reduksi Kebisingan Barrier m X = R + ( Hb Hs) X = ( 3.5m) + (m 0.5m X = 3. 81m ) Titik Sampling X (m) Y (m) Z (m) X+Y-Z N Ateunasi

6 SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 Y = D + ( Hb Hp) Y = ( 3m) + (m 1.63m) Y = 3.0 Z = ( R + D) + ( Hp Hs) N Z = ( 3.5m + 3m) + (1.63m 0.5m) Z = 6.6 = + ( X + Y Z) λ N = + (3.81m + 3.0m 6.6m) 0.34m N = Kesimpulan 1. Tingkat kebisingan di sepanjang wilayah penelitian jalan Raya Kenjeran- jalan Kenjeran memiliki nilai kebisingan Lsm yang telah melampaui baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.48/MENLH / PER / XI / 1996, yakni untuk peruntukan kawasan permukiman penduduk, lingkungan sekolah, maupun sarana ibadah sebesar 55 dba yang terletak di titik sampling 1, titik sampling 5, titik sampling 6, titik sampling 7, titik sampling 8, titik sampling 9, titik sampling 10, titik sampling 1 dan titik sampling 13.. Tingkat kebisingan berkolerasi dengan aktivitas volume kendaraan bermotor yang melintas di wilayah studi menunjukkan persamaan yaitu,y = ln(x) dengan R = Barier yang dipilih adalah barier alami dan barier buatan. Barrier alami yang digunakan yakni pohon, tanaman yang direncanakan penempatan barrier di lokasi titik sampling 5, titik sampling 6, titik sampling 8, titik sampling 9, titik sampling 10, titik sampling 1 dan titik sampling 13. Sedangkan Barrier buatan yang digunakan yakni tembok dari pasangan batu bata setinggi meter direncanakan penempatan di lokasi titik sampling 1 dan titik sampling Daftar Pustaka AASHTO Guide on Evaluation and Abatement of Traffic Noise. American Association of State Highway and Transportation Officials Highway Subcommitee, USA. Beranek, L. (1971). Noise and Vibration Control. Mc Graw Hill Book Company, New York. Buchari. (007). Kebisingan Industri dan Hearing Conversation Program. USU Reposittory. Doedle, L. (197). Akustik Lingkungan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Harris, M. (1991). Handbook of Acoustical Measurement and Noise Control. 3 rd ed. Mc Graw Hill Book Company, New York. Hobbs, F. D. (1995). Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.