136 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2010/2011 SEMESTER II Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama adalah mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dan perolehan hasil belajar bidang studi matematika dengan menggunakan metode demonstrasi, serta mengetahui prestasi belajar matematika siswa. Dalam kegiatan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus 66,95 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 76,70 menjadi 81,95 pada akhir siklus II. Respon terhadap pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Karanganyar menunjukkan respon yang positif dengan hasil respon 1,91. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Matematika, Sifat Bangun Ruang Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan. Masyarakat umum sering kali ilmu ini dipahami dengan cara yang salah. Ilmu ini sering kali dipahami sebagai rumus-rumus yang sulit, sehingga banyak siswa yang kurang menyukainya, matematika memang merupakan ilmu yang mengkaji obyek abstrak dan mengutamakan penalaran deduktif. Sifat ilmu matematika yang demikian ini tentu saja menimbulkan kesulitan bagi anakanak usia Sekolah Dasar (SD) yang mempelajari matematika. Secara umum kenyataan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai ujian akhir semester khususnya pada mata pelajaran matematika masih memprihatinkan. Oleh karena aitu berbagai upaya untuk mneingkatkan mutu pelajaran khsusnya mata pelajaran matematika terus dilakukan. Upaya itu antara lain penggunaan metode dan alat peraga yang tepat. Selain itu penerapan metode yang tepat diharapkan dapat membantu siswa untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru. Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau pemberian umpan balik terhadap hasil yang dicapai siswa. Yang dimaksud dengan interaksi timbal balik guru murid adalah respon langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru. Umpan balik perilaku guru dapat diwujudkan dalam bentuk membantu setiap anak yang mengalami kesulitan belajar secara individual dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa selama proses belajar mengajar. (Depdikbud, 1996) Untuk itu pelaksanaan pembangunan pendidikan secara lebih merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat telah memperkuat dan memantapkan dasar bagi terwujudnya sistem pendidikan yang dari tahun ke tahun terus bertambah. Program wajib belajar 9 tahun dari segi penyebarannya telah mencapai kemajuan yang berarti baik melalui penyelenggaraan pada jalur sekolah maupun luar sekolah.
Sri Nurwati, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 137 Melalui pembelajaran matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajar Matematika semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari. (Suryana, D, 2002) Terdapat beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa kurang tertarik pada mata pelajaran Matematika diantaranya: (1) Siswa merasa takut pada mata pelajaran Matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan Matematika, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru masih belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap rendahnya Prestasi belajar Matematika pada siswa kelas IV semester II SDN 1 Karanganyar Kecamatan Gandusari Tahun 2010/2011, masih banyak siswa yang berada di bawah KKM Matematika (65), dimana nilai rata-rata siswa hanya mencapai 66,95. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan proses pembelajaran Matematika sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011 yang dilaksanakan dalam bulan Pebruari sampai bulan Maret pada bidang studi Matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Semester II SDN 1 Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011 yang kelasnya berjumlah 20 siswa. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: Refleksi awal, planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan replecting (refleksi). Siklus I terdiri 2 pertemuan dan siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus berikutnya. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan metode Demonstrasi dalam proses belajar mengajar. HASIL PENELITIAN Siklus I Refleksi Awal Proses refleksi awal dilakukan setelah peneliti melakukan serangkaian tindakan pendahuluan pra tindakan. Pada kegiatan pra tindakan ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sperti biasa yang setiap hari dilakukan. Pada proses pembelajaran kali ini peneliti didampingi oleh seorang kolaborator penelitian yang bertugas untuk mengamati jalannya pembelajaran. Untuk mempermudah pengamatan peneliti mempersiapkan format catatan lapangan berikut teknik pengisiannya. Kolaborator yang dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan mudah diajak bekerjasama. Hal ini dilakukan dalam penelitian tindakan kelas kerjasa secara partisipatif sangat penting untuk kelancaran penelitian. Dari hasil identifikasi permasalahan di kelas IV yang dilakukan oleh kolaborator penelitian diketahui bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode belajar yang tidak bervariasi sehingga terkesan monoton dan membosankan. Untuk mengatasi
138 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 permasalahan tersebut dilakukan perubahan penerapan metode pembelajaran lama yang telah divariasi dengan menggunakan metode demonstrasi. Perencanaan (Planning) Pada siklus pertama ini didalam perencanaan materi pembelajaran yang diajukan adalah sebagai berikut: Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan instrument observasi; dan menyusun format penilaian. Pelaksanaan (Action) Implementasi pembelajaran pada siklus I, peneliti diskripsikan berikut ini: (1) Kegiatan awal, meliputi: Tanya jawab tentang benda-benda di sekitar yang berbentuk balok dan kubus, tanya jawab tentang sifat-sifat balok, tanya jawab tentang sifat-sifat kubus, dan penjelasan tentang sifat-sifat balok dan kubus; (2) Kegiatan inti, meliputi: Guru mendemssntrasikan bangun ruang dengan menggunakan bekas bungkus pasta gigi dan sabun yang ada di sudut pasar, guru mendemosntrasikan bagian-bagian dari bangun ruang, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa diberi tugas kelompok untuk menyelesaikan Lembar Kerja Secara kelompok, melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok, dan selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses; (3) Kegiatan akhir, meliputi: Mencatat hasil diskusi dan penilaian akhir (Post test). Pengamatan (Observation) Evaluasi terhadap tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan observasi pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan pembelajaran materi pelajaran dapat diamati. Penelti mengukur produk pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa. Di samping pengukuran nilai siswa, dalam pengukurannya juga akan diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya. Dilihat dari perilaku siswa di kelas, nampak siswa menjadi lebih aktif. Kekompakan dalam kelompok sudah mulai tampak, akan tetapi siswa masih canggung saat menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan mendemonstrasikan alat peraga yang telah tersedia. Proporsi siswa dalam metode demonstrasi baru mencapai 62,50%, artinya proporsi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Hal ini sejalan dengan proporsi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran yang menunjukkan proporsi aktivitas yang baik dengan prosentase 64,06%. Pada aktivitas pembelajaran terdapat pertanyaan anak yang cukup baik. Berikut cuplikan dialog antara siswa dengan guru: Murid : Bu apa rusuk itu?. Kalau rusuk manusia kan tulangnya bu, kalau rusuk bangun apa dong Bu?. Guru terdiam sejenak Guru : Sama seperti rusuk tubuh kita. Rusuk tubuh merupakan rangka yang membentuk tubuh. Sama halnya rusuk pada bangun ruang. Rusuk adalah pertemuan dua buah sisi atau perpotongan dua bidang sisi. Nah sekarang bu guru mau bertanya jika rusuk perpotongan dua buah sisi, apa yang dimaksud dengan titik sudut? Ada yang masih ingat? Siswa : Saya Bu, pertemuan dua buah garis Guru : Hampir betul, hanya saja itu bangun datar, sekarang kita belajar tentang bangun ruang. Mari kita amati lagi kardus mie ini. Bu Guru akan melepas bagianbagian dari kardus. Guru mendemonstrasikan proses pertemuan sisisisi pada bangun ruang untuk memperjelas sisi dan titik sudut. Siswa : O o o o aku tahu bu, kalau titik sudut itu ada tiga sisi yang bertemu, benar bu? Guru : Tepat sekali, kalian memaang anak yang pintar!. Refleksi
Sri Nurwati, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 139 Dari hasil obervasi diketahui bahwa prestasi belajar belum mampu mencapai keriteria yang telah ditentukan yaitu dengan tingkat ketuntasan belajar siswa yang masih mencapai 75,00% dari ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebesar 85%. Melihat hasil prestasi belajar siswa inilah, peneliti perlu melakukan tindakan perencaan lebih lanjut pada siklus selanjutnya. Siklus II Perencanaan (planning) Dari hasil tindakan siklus I dijumpai bahwa hasil tes masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam pembelajaran ini adalah: (1) Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sera memberikan perhatian kepada siswa secara merata; (2) Guru mengurangi dominasi dalam kegiatan diskusi serta lebih menggunakan bahasa yang komunikatif; (3) Guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mendemonstrasikan banguan ruang secara bergilir Pelaksanaan (Action) Diskripsi dari skenario materi pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: Tanya jawab tentang benda-benda di sekitar yang berbentuk balok dan kubus, tanya jawab tentang sifat-sifat balok, tanya jawab tentang sifat-sifat kubus, penjelasan tentang sifatsifat balok dan kubus; (2) Kegiatan inti (90 menit), meliputi: Guru mendemonstrasikan bangun ruang dengan menggunakan kaleng bekas, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa diberi tugas kelompok untuk menyelesaikan Lembar Kerja Secara kelompok, melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok, dan selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses; (3) Kegiatan akhir, meliputi: Mencatat hasil diskusi dan penilaian akhir (Post test) Pengamatan(Observation) Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selaku kepala sekolah menunjukkan keaktifan siswa dikelas menjadi lebih, sudah ada interaksi yang relevan, baik itu interaksi siswa dangan siswa, maupun siswa dengan guru, selain itu siswa sudah tidak canggung lagi dalam mendemonstrasikan alat peraga bangun ruang. Dengan demikian prestasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat sangat baik. Pada pertemuan selanjutnya guru sudah dapat melaksanakan skenario pembelajaran secara optimal karena didukung oleh suasana belajar yang responsive dan ceria. Aktivitas siswa dalam KBM di kelas sudah mencapai 70,83%. Artinya siswa memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pada siklus II selama pembelajaran berlngsung. Hal ini tentu berkat guru dalam memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pula dalam melaksanakan metode pembelajaran dan perubahan perencanaan tindakan dengan prosentase sebesar 70.31%. Sesuai dengan perencanaan evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang nampaknya keberhasilan metode demonstrasi dalam mata pelajaran matematika mangalami peningkatan baik yang dilihat dari respon yang ditunjukkan siswa maupun prestasi akhir yang dicapai. Refleksi Berdasarkan hasil observasi tindakan yang dilakukan, ternyata mengalami peningkatan dalam membangkitkan motivasi siswa. Pada siklus II juga terjadi peningkatan prestasi hasil belajar karena Metode demonstrasi telah berjalan lebih efektif. Dilihat dari proses pembelajaran dengan metode demosntrasi, terjadi peningkatan-peningkatan pada siswa ini membuktikan adanya peningkatan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengna ketuntasan belajar siswa sebesar 95,00%.
140 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 Penelitian tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, siswa menerima proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat diskusi materi pelajaran di kelas, masing-masing siswa asyik bertukar pendapat didalam kelompoknya. Kesulitan yang ditemui pada siklus I adalah anak belum terbiasa menggunakan metode ini, sehingga masih tampak canggung saat mendemonstrasikan alat peraga bangun ruang, akan tetapi kesulitan ini bisa diatasi dalam proses pembelajaran dalam siklus II. Dari analisis data yang diperoleh, ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Peningkatan prestasi siswa dapat ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut: (a) Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 66,95 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 76,70 menjadi 81,95 pada akhir siklus II; (b) Ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 75,00% pada siklus I menjadi 95,00% pada siklus II; (c) Respon terhadap pembelajaran matematikadi kelas IV SDN 1 Karanganyar menunjukkan respon yang sangat positif dengan hasil respon 1,91. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peranan metode demonstrasi dalam upaya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar bidang studi matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Karanganyar maka tindakan yang dilakukan tergolong berhasil. Keberhasilan tersebut oleh penulis digambarkan melalui sebuah grafik peningkatan hasil belajar pada Gambar 1, sebagai berikut. Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus yang masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan berdasarkan dari seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dalam kegiatan pembelajaran peneliti membimbing dan mengarahkan guru dalam menerapkan metode demonstrasi mellaui kegiatan diskusi. Peneliti menyarankan kepada guru dalam melakukan demonstrasi hendaknya divariasi dengan kegiatan Tanya jawab untuk membangun pemahman siswa. Dalam metode demonstrasi peneliti juga mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran. Peneliti juga menyarankan kepada guru untuk menggunakan benda-benda pada sudut pasar yang sesuai denganmateri sifat-sifat bangun ruang. Peneliti juga menyarankan agar guru juga member kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan alat peraga bangun ruang secara bergantian. Dalam kegiatan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. (2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus 66,95 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 76,70 menjadi 81,95 pada akhir siklus II. Respon terhadap pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Karanganyar menunjukkan respon yang positif dengan hasil respon 1,91. Saran Dengan menggunakan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika yang telah diuraikan di atas, maka siswa harus sering mengerjakan soalsoal yang berhubungan dengan Sifat-sifat Bangun Ruang Sederhana. Pihak perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan Matematika, sehingga menambah sumber belajar siswa.
Sri Nurwati, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 141 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru. Depdikbud. 1996. Teknik Pembelajaran Bidang Studi Matematika. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas. Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Prayitno, Ellida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPIK Depdikbud. Suryana, D. 2002. Belajar Aktif Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Tri Manunggal Kurniajaya. 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.