PENDAHULUAN. dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan

dokumen-dokumen yang mirip
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Kecamatan Kaligesing merupakan daerah sentra peternakan kambing

B A B I I K A J I A N T E O R I D A N H I P O T E S I S T I N D A K A N

METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan

PENGERTIAN PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa memerlukan elemen-elemen pendukung seperti

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semakin meningkatnya persaingan di segala bidang telah menempatkan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

Dari beberapa pengalaman yang telah dilakukan oleh penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan, ternyata yang memberikan dampak terhadap

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian yang

Penyebar-luasan (informasi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur,

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III. METOLODOLGI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Pusat Pelatihan Gender Dan Peningkatan Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta, 2008

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

Peran Penyuluh Dalam Upaya Meningkatkan Produktifitas Padi Mendukung Swasembada Pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pelaksana utama pembangunan pertanian terdiri dari warga masyarakat,

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

I. LATAR BELAKANG. kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan

Oleh : Putri Prasetyawati K BAB I PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) GAMBARAN UMUM

PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

Alang-alang dan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu instansi dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya membutuhkan faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

K O O R O D R I D NA N S A I S DA D N A N RE R N E T N A T N A G N G MA M N A A N J A EM E E M N

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

Hubungan iklim komunikasi organisasi dengan motivasi kerja penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kabupaten Sragen

Mengapa mempelajari Teori Organisasi dan Manajemen Organisasi selalu ada dalam kehidupan masyarakat Organisasi menjadi bagian tak terpisahkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

B. Maksud dan Tujuan Maksud

BAB I PENDAHULUAN. penghidupan baik pada tingkat individual, tingkat kelompok, maupun tingkat. ketatanegaraan, ataupun berbagai bidang bisnis.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan aktif dalam pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Untuk mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan aparat pertanian dan tangguh di bidang pengaturan. Pelayanan dan penyuluhan sesuai kualifikasi dan spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses pembangunan pertanian tangguh tersebut (Soedijanto, 1996). Seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Para penyuluh berperan sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992). Penyuluhan tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa adanya pengenalan daerah terlebih dahulu dan program kerja penyuluhan yang harus dilaksanakan bagi daerah pertanian tersebut. Pengenalan daerah pertanian harus menghasilkan survey dalam bentuk monografi wilayah dan kemudian dapat ditentukan program penyuluhan yang memadai dengan tingkatan dan kepentingan di wilayah pertanian tersebut (Kartasapoetra, 1987).

Program kerja penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui gambaran-gambaran tentang kondisi dan situasi usaha tani yang tengah dilakukan di pedesaan itu, terutama mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi petani. Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya (Kartasapoetra, 1987). Dalam proses perencanaan program penyuluhan terdapat lima langkah yang diuraikan sebagai berikut: a) Perumusan keadaan dan masalahnya. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap situasi. Untuk itu diperlukan fakta-fakta yang menyangkut seluruh aspek dari situasi dalam jumlah yang besar. lnformasi yang diperlukan adalah berkaitan dengan sasaran penyuluhan seperti minat, pendidikan, kebutuhan, adat-istiadat, kebiasaan dan tradisinya. Kemudian diperlukan pula fakta mengenai situasi fisik seperti keadaan tanah, tipe usahatani, pemasaran, skala usahatani, pola tani, kondisi rumah, pelayanan masyarakat, dan saluran komunikasi. b) Pemecahan masalah dan tujuan. Pada tahap kedua ini, pemecahan masalah dan perumusan tujuan ditetapkan. Untuk kepentingan psikologis sasaran penyuluhan itu harus dilibatkan dalam penetapan tujuan dan sasaran penyuluhan. Sasaran dalam perencanaan penyuluhan paling tidak harus mengkondisikan perubahan perilaku orang sebagaimana keluaran sosial maupun ekonomi yang diinginkan.

c) Perencanaan pendidikan. Pada tahap yang ketiga ini merupakan tahap mengajar yang meliputi: 1. Materi yang perlu diajarkan. 2. Cara yang harus dilakukan untuk mengajar. Pada dua tahap pertama, adalah dengan menciptakan kesempatan mengajar, pada tahap ini tugasnya adalah menciptakan situasi belajar. Penggunaan beberapa metode komunikasi yang berbeda disengaja untuk merangsang tindakan belajar. Dapat dipilih berbagai metode seperti media massa, kelompok dan interpersonal. Kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode yang paling baik untuk tujuan-tujuan khusus merupakan ukuran keberhasilan seorang penyuluh. d) Evaluasi. Tahap keempat ini adalah mengevaluasi tindakan mengajar tersebut. Hal ini juga akan menjadi ujian mengenai cara yang secara akurat dan jelas tujuan dipilih dan dikondisikan. Perencanaan untuk evaluasi perlu dibangun menjadi perencanaan kerja selama tahap-tahap sebelumnya. Perbedaan dibuat antara prestasi yang hanya dicatat saja dan perbandingan hasil dengan tujuan asli. Proses evaluasi dapat dilakukan secara sederhana dan informal atau dapat pula secara formal dan kompleks. e) Rekonsiderasi. Tahap kelima adalah mempertimbangkan perencanaan penyuluhan setelah evaluasi dilakukan. Tahap ini memuat suatu tinjauan upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya dan hasil-hasil yang menampakkan situasi baru. Apabila situasi baru menunjukkan kebutuhan

akan kegiatan lebih lanjut, selanjutnya proses keseluruhan akan dimulai lagi dengan tujuan baru maupun tujuan yang dimodifikasi, maka proses tersebut akan bersambung. Situasi baru mungkin berbeda, hal ini dapat disebabkan karena: 1. Orang-orang telah berubah. 2. Telah terjadi perubahan secara fisik, ekonomis dan sosial. 3. Penyuluh disiapkan dengan lebih baik daripada sebelumnya 4. Adanya kebutuhan maupun minat yang baru dari kliennya. (Ginting, 1995). Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan suatu penyuluhan, sangat diperlukan adanya suatu sistem pelaporan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pengembangan di dalam proses penyuluhan yaitu evaluasi program. Evaluasi program sangat diperlukan untuk dapat mengetahui adanya tanda-tanda keberhasilan ataupun hambatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi penyuluhan (Sinar Tani, 2001). Evaluasi program adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan. Kegiatan evaluasi seperti ini selain bertujuan untuk mengkaji kembali keberhasilan program untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan pedoman/patokan-patokan yang diberikan, juga dimaksudkan agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan program yang mereka rumuskan itu (Mardikanto. T, 1993).

Suatu program penyuluhan dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang ada di desa tersebut (sistem bottom up). Pemerintah harus mengetahui apa yg menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian menentukan program apa yang cocok dilakukan di desa tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara ilmiah. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian? 2) Bagaimana keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian? 3) Apakah jarak WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian) mempengaruhi penyuluh dalam pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian? 4) Apa saja masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian? 5) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian. 2) Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian. 3) Untuk mengetahui pengaruh jarak WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian) terhadap pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian. 4) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam melaksanakan penyuluhan pertanian di daerah penelitian. 5) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalahmasalah yang dihadapi di daerah penelitian. Kegunaan Penelitian 1) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan. 2) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.