SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Sanitasi Penyedia Makanan

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

Modul Pelatihan MODUL MI-7 I. DESKRIPSI SINGKAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 11 TAHUN 2008

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB IX SANITASI PABRIK

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

Nomor 64 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 64 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

Untuk menjamin makanan aman

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN PERBURUHAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA. No.: Kept.40/DP/1980 TENTANG

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

SANITASI DAN KEAMANAN

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

2011, No Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Le

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

HIGIENE SANITASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Regulasi sanitasi Industri Pangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

Transkripsi:

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING NG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA Dalam rangka tindakan lanjut S.E 01/MEN/1979, tentang pengadaan kantin dan ruang makan, dan mencegah terjadinya kasus keracunan makanan oleh perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja, maka dalam kaitan ini diupayakan agar setiap perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Setiap perusahaan catering yang mnegelola makanan pada perusahaan-perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker (Kantor Departemen tenaga Kerja setempat). 2. Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan, higiene dan sanitasi. 3. Setiap Kantor Departemen Tenaga Kerja agar melaksanakan pembinaan/penataran kepada perusahaan-perusahaan catering yang beroperasi di daerahnya, khususnya mengenai hygiene, sanitasi dan penanggulangan keracunan. 4. Setiap Kantor Departemen Tenaga Kerja agar memonitor tindak lanjut perusahaan-perusahaan catering tersebut di wilayahnya. Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

DIKELUARKAN DI : J A K A R T A PADA TANGGAL : 10 April 1989 DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA DR. SUMA MUR PK. MSc NIP. 160002779 Kepada Yth : 1. KAKANWIL DEPNAKER DI SELURUH INDONESIA 2. KAKANDEP TENAGA KERJA DI SELURUH INDONESIA Tembusan Kepada Yth : 1. Bp. Menteri Tenaga Kerja 2. Sekjen, Irjen Depnaker 3. Dirjen Binapenta 4. Semua Eselon II di lingkungan Ditjen Binawas dan Binapenta

LAMPIRAN HASIL PEMERIKSAAN PERUSAHAAN CATERING Alamat Perusahaan Catering :... Alamat :... Pimpinan Perusahaan :... Jumlah Tenaga Kerja :... Perusahaan yang dilayani :... Kandepnaker :... I. PERSRATAN TENAGA KERJA a. Apakah semua pegawai perusahaan catering yang mengerjakan dan melayani makanan dan minuman telah bebas dari salah satu penyakit menular seperti typhus, Kolera, TBC dan apakah selalu menjaga kebersihan badannya? b. Apakah pegawai perusahaan tersebut telah diperiksa kesehatan badanya yang telah dinyatakan sehat dengan Surat Keterangan Dokter? c. Apakah pemeriksaan badan tersebut disertai dengan pemeriksaan paru dengan sinar Rontgen? d. Apakah pemeriksaan badan tersebut diulangi lagi paling sedikit satu kali dalam setahun? e. Apakah pegawai-pegawai perusahaan catering tersebut telah mengikuti pendidikan dalam soal-soal kebersihan dan kesehatan?

f. Apakah pegawai/pegawai-pegawai perusahaan catering tersebut telah mengikuti penataran hygiene, sanitasi dan penanggulangan keracunan makanan yang diadakan oleh Kantor Departemen Tenaga Kerja? g. Apakah pagwai/pegawai pegawai perusahaan catering tersebut telah mengikuti penataran Program Pembinaan Gizi Kerja yang diselenggarakan oleh balai Hyperkes dll? h. Apakah makanan yang disediakan untuk pegawai/pegawai-pegawai perusahaan tersebut telah menurut menu yang memenuhi syarat-syarat kesehatannya? i. Apakah pegawai/pegawai-pegawai perusahaan tersebut khususnya petugas dapur diharuskan memakai tutup kepala, kuku jari tangan pendek dan bersih, mencuci tangan sebelum bekerja dan memakai alas kaki yang tidak mudah tergelincir? j. Apakah perilaku tenaga kerja / karyawan selama bekerja sbb : 1) selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil? 2) selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung degan benar? 3) selalu mamakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasa boga?

II. PERSRATAN PIMPINAN PERUSAHAAN a. Apakah pimpinan perusahaan catering tersebut merencanakan dan menyelenggarakan program hygiene dan sanitasi dalam badan usahanya? b. Apakah pimpinan perusahaan catering tersebut melaksanakan pertemuan kesehatan kerja dan keselamatan kerja secara berkala dan teratur untuk menjalankan program hygiene dan sanitasi? c. Apakah pimpinan perusahaan tersebut mengorganisasikan pertemuan umum bagi smeua pekerja/karyawan, bila mungkin dengan bantuan organisasi Serikat Buruh untuk memperoleh dukungan yang menyeluruh bagi terlaksananya program hygiene dan sanitasi tersebut? d. Apakah pimpinan perusahaan tersebut menyelenggarakan program penyuluhan dalam hygiene dan sanitasi serta kesehatan yang melibatkan seluruh pekerja/karyawan dalam usaha tersebut? e. Apakah pimpinan perusahaan tersebut mempekerjakan staf khusus yang bertanggungjawab atas masalah sanitasi, hygiene dan kebersihan dalam perusahaan? III. PERSRATAN KESEHATAN MAKANAN a. Apakah bahan-bahan makanan yang dipergunakan tersedia dalam keadaan sehat, bebas dari bakteri dan bahan-bahan beracun serta bahan dari kelembaban yang dapat merusak makanan?

b. Apakah air yang digunakan untuk makan dan minum (dan untuk cuci peralatan) telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Air tidak boleh berbau dan harus segar? 2) Air tidak boleh berwarna (harus bening)? 3) Air tidak boleh berasa? 4) Air tidak boleh mengandung garam-garam yang berbahaya (dinyatakan dengan pemeriksaan Laboratorium Kesehatan)? 5) Air tidak boleh mengandung binatang-binatang atau bakteri-bakteri berbahaya (dinyatakan dengan pemeriksaan Laboratorium Kesehatan)? 6) Pada waktu tertentu air yang dipakai harus diperiksa oleh Laboratorium Kesehatan? c. Apakah bahan yang akan diolah terutama daging, susu, telur, ikan/udang dan sayuran dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa? d. Untuk makanan yang dikemas, apakah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung?

2) Belum kadaluarsa? 3) Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan? e. Untuk makanan tidak dikemas, apakah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung? 1) Baru dan segar? 2) Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur? 3) Tidak mengandung bahan yang dilarang? f. Untuk makanan jadi, apakah makanan tidak busuk, rusak atau basi yang ditandai dari rasa, bau berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain? g. Untuk makanan jadi, apakah memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan ketentuan yang berlaku? h. Penyimpanan makan terolah, apakah makanan dalam kemasan tertutup dengan disimpan dalam suhu ± 10 C? i. Penyimpanan makanan jadi, apakah : 1) Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan? 2) Makanan cepat busuk, apakah telah disimpan dalam suhu panas 65,5 C atau lebih atau disimpan dalam suhu dingin 4 C atau kurang?

3) Makanan cepat busuk, untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu dingin -5 C sampai -1 C? j. Apakah cara penyimpanan makanan, tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan makanan mentah? IV. PERSRATAN KESEHATAN PENGOLAHAN MAKANAN a. Apakah alat-alat makan atau masak sesudah dipakai selalu dibersihkan dengan sabun dan air panas kemudian dikeringkan? dan apakah alat-alat tersebut dibuat dari bahan-bahan yang sudah dibersihkan? b. Apakah dapur, kamar makan dan alat keperluan makan selalu dalam keadaan bersih dan rapih? c. Apakah telah tersedia dengan cukup tempat-tempat sampah seperti kantong plastik / kertas, bak sampah tertutup yang diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah? d. Apakah penanggungjawab perusahaan catering telah memelihara semua bangunan dan fasilitas/alat-alat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meningkatnya suhu, akumulasi sampah, berbiaknya serangga, tikus dan genangan-genangan air?

e. Apakah telah tersedia sedikitnya 1 (satu) buah lemari es (kulkas) untuk penyimpanan makanan/bahan yang cepat busuk? f. Apakah telah tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu - 5 C dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis makanan/bahan makanan yang digunakan? g. Apakah telah tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu - 10 C sampai -5 C dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis makanan/bahan makanan yang digunakan? h. Apakah telah tersedia pembuangan asap dapur yang dilengkapi dengan penagkap asap (hood), alat pembuang asap dan cerobong asap? i. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan, apakah telah tersedia : 1) Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, permukaan halus dan mudah dibersihkan? 2) Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau air panas 80 C selama 2 menit? j. Untuk ruang pengolahan makanan, apakah telah tersedia lemari penyimpanan dingin untuk makanan secara terpisah sesuai dengan jenis makanan / bahan makanan yang digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah dengan suhu yang dapat mencapai kebutuhan yang disyaratkan?

k. Apakah telah tersedia gudang tempat penyimpanan makanan untuk bahan makanan kering, makanan terolah dan bahan yang mudah membusuk? l. Alat pengolahan makanan, bila kontak dengan makanan, apakah tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan, seperti : 1) Timah hitam (Pb) 2) Arsenium (As) 3) Tembaga (Cu) 4) Seng (Zn) 5) Cadmium (Cd) 6) Antiomon (Stibrim) V. KESIMPULAN Perusahaan catering yang diperiksa tersebut : a. Memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan kerja, dan boleh beroperasi. b. Tidak memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan kerja, dan tidak boleh beroperasi. c. Boleh beroperasi, dengan catatan :......... Mengetahui : Kakandepnaker :...... Pengawas yang Memeriksa (...) (...)