Ekspresi IFN-γ dan IL-4 pada Tumor Jinak dan Ganas Epitelial Ovarium Jenis Serosum dan Musinosum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

Tampilan Pulasan Imunohistokimia Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) Pada Undifferentiated Carcinoma Nasofaring Tipe Regaud dan Tipe Schmincke

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

PADA RADANG KRONIS. INDUCTION OF Vitis vinifera EXTRACT AGAINST IFN-γ EXPRESSION IN CHRONIC INFLAMMATION ABSTRACT

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

Ekspresi Protein HER-2/neu pada Berbagai Tipe Karsinoma

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR CA-125 DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu. Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. nonhodgkin dan limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan limfoma

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada

Karakteristik Pasien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang.

ABSTRAK ANALISIS KADAR INTERFERON GAMMA PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DAN BUKAN PENDERITA TUBERKULOSIS

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Respon imun adaptif : Respon humoral

PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. penyakit beragam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011). Manifestasi klinis SLE

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

Imunitas Innate dan Adaptif pada Kulit Adapted from Fitzpatrick s Dermatology in General Medicine, 8th Edition

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. KHS terjadi di negara berkembang. Karsinoma hepatoseluler merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH ZINC TERHADAP IMUNITAS. : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun.

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

BAB I PENDAHULUAN. kejadian kanker kulit sekitar 3,5 juta kasus pertahun, dimana basal cell carcinoma merupakan

PERBEDAAN EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA RETINOBLASTOMA STADIUM KLINIS INTRAOKULAR DAN INVASI LOKAL.

EKSPRESI ENDOTELIN-1 PADA BERBAGAI VARIASI HISTOPATOLOGIS KERATOSIS SEBOROIK TESIS. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara terjadi pada 8-9% wanita dan menjadi penyebab utama kematian

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

Transkripsi:

Ekspresi IFN-γ dan IL- pada Tumor Jinak dan Ganas Epitelial Ovarium Jenis Serosum dan Musinosum ABSTRAK Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara Medan Latar belakang Tumor serosum dan merupakan jenis tumor epitelial ovarium. IFN-γ berhubungan dengan tumor epitelial ovarium melalui aktivitas anti proliferasi, walaupun pada keadaan tertentu IFN- γ mempunyai efek apoptosis terhadap sel tumor ovarium manusia. Terapi IFN-γ mempunyai aktivitas anti dan protumor, tergantung pada keadaan selular, lingkungan mikro, dan konteks molekul. Sitokin IL- berperan sebagai anti apoptosis. Tujuan penelitian ini adalah melihat perbedaan ekspresi IFN-γ dan IL- pada tumor jinak dan ganas epitelial ovarium tipe serosum dan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang dari sampel jaringan tumor jinak dan ganas serosum dan dengan jumlah yang sama. Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi IFN-γ dan IL-. Hasil Pada penelitian ini IL- menunjukkan ekspresi positif sebanyak % (n=) dan pada tumor jinak serosum, sedangkan pada serosum ekspresi positif 9% (n=9). Pada tumor jinak IL- menunjukkan ekspresi positif % (n=), sedangkan pada seluruhnya menunjukkan ekspresi positif (1%). IFN-γ menunjukkan ekspresi positif sebanyak 5% (n=5) pada tumor jinak serosum, sedangkan serosum menunjukkan ekspresi positif % (n=). Pada tumor jinak IFN-γ menunjukkan ekspresi positif % (n=), sedangkan pada menunjukkan ekspresi positif 8% (n=8). Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan bermakna ekspresi IFN-γ dan IL- pada tumor jinak dan ganas serosum dan. Kata kunci : imunohistokimia, tumor epitelial ovarium, tumor ovarium, tumor serosum ovarium. ABSTRACT Background Serous and mucinous tumors were variant of epithelial ovarian tumors. IFN-γ associated with anti-proliferative activity of the tumor, but in the spesific situation IFN-γ has anti apoptosis effect against the ovarian tumor cells. IFN-γ treatment was protumorigenic and anti tumorigenic activities were dependent on the cellular, microenvironment, and/or molecular context. The cytokines IL- acts as an anti-apoptotic. The purpose of this study was to view the difference expression of IFN-γ and IL- in benign and malignant serous and mucinous epithelial ovarian tumors. Methods This study is a observational analytic assesment with cross-sectional approach in samples of benign and malignant serous and mucinous tumors. Immunohistochemistry with IFN-γ and IL-. Results In this study the expression of IL- was positive in % (n=) in the benign serous tumors, whereas in the malignant serous tumors was positive in 9% (n=9). In the benign mucinous tumors the expression of IL- was positive in % (n=), whereas in the malignant mucinous tumors was entirely positive (1%). Expression of IFN-γ was positive in 5% (n=5) in the benign serous tumors, whereas in the malignant serous tumors was positive in % (n=). In the benign mucinous tumors the expression of IFN-γ was positive in % (n=), whereas the malignant mucinous tumors was positive in 8% (n=8). Conclusion There was not difference expression of IFN-γ and IL- in benign and malignant serous and mucinous tumors. Key words: epithelial ovarian tumor, immunohistochemistry, mucinous tumor, serous tumor. 5 Vol. No. 1 Januari 15

PENDAHULUAN Menurut data statistik American Cancer Society insiden tumor ovarium menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker. Pada tahun ditemukan 5. kasus baru setiap tahun. 1, Tumor epitelial ovarium mencakup 8% dari ovarium dan sebanyak 9% mencakup tumor ovarium. Tumor serosum dan termasuk dari tumor epitel ovarium, pengenalan morfologi tumor yang lebih baik secara histologis maupun molekular penting untuk menentukan subtipe tumor serosum dan yang lebih spesifik. 1- Sitokin adalah pembawa pesan yang berperan pada sistem imun, misalnya imunitas yang diperantarai sel dan respon alergi. Secara fungsional sitokin terbagi atas dua kelompok yang berfungsi sebagai proinflamasi dan anti inflamasi yang menimbulkan respon alergi. Sumber utama dari sitokin adalah limfosit T. Selsel ini mempunyai reseptor antigen spesifik pada permukaan sel-selnya, yang membuat selsel ini dapat mengenal jaringan normal pada penyakit autoimun. Terdapat dua jenis limfosit T, yang dapat dibedakan dari adanya molekul pada permukaan sel-selnya, yang dikenal sebagai CD dan CD8. Sel limfosit yang mengekspresikan CD disebut sel Th yaitu Th1 dan Th penghasil sitokin yang paling utama. Sitokin tipe Th1 menghasilkan respon proinflamasi yang berfungsi untuk membunuh parasit intraselular dan untuk mempertahankan respon autoimun. Aksi proinflamasi hebat dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang tidak terkontrol, sehingga diperlukan mekanisme untuk melawannya. Yang tergolong pada sitokin tipe Th adalah IL-,5 dan 1 yang merangsang munculnya IgE dan eosinofil. IFN-γ suatu proinflamatori, hubungannya dengan tumor merupakan sitokin yang mempunyai aktivitas anti proliferasi. IFN-γ dihasilkan oleh sel natural killer (NK) dan merupakan bagian dari respon imun bawaan dan juga dihasilkan oleh Th1. 5, IFN-γ mungkin memiliki aktivitas terapeutik pada pasien dengan kanker ovarium. Pada beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sitokin ini memiliki aktivitas antiproliferatif langsung terhadap jalur sel kanker ovarium manusia dan xenografts pada tikus. Untuk lebih memahami peran IFN-γ pada kanker ovarium, beberapa penelitian membandingkan aksinya pada 8 jalur ovarium sel kanker dengan respon dari kultur 1 sel tumor primer ovarium diisolasi dari pasien dengan keadaan ascites. Sebuah studi klinis percontohan kemudian dilakukan untuk melihat apakah IFN-γ juga akan menginduksi apoptosis pada sel tumor manusia in vivo. Enam pasien dengan ascites dan penyakit selanjutnya diberi IFN-γ oleh intraperitoneal injeksi, dan sampel dianalisis secara berurutan. Dalam dua dari enam pasien, terjadi penurunan 9% dalam sel tumor pada ascites setelah diberi IFN-γ, dan ini terkait dengan manfaat klinis. 7 Aktivitas IFN-γ berhubungan dengan sitostatik/sitotoksik dan mekanisme antitumor. Meskipun terdapat bukti-bukti yang menyatakan peran IFN- γ sebagai pengawas tumor secara imunologi, beberapa peneliti melaporkan bahwa IFN-γ juga bersifat protumorogenik. Kenyataannya adalah bahwa pengobatan dengan IFN-γ bersifat sebagai pedang bermata dua, dapat bersifat anti atau pro tumor, tergantung pada konteks sel, lingkungan mikro dan molekular. 8 IL- adalah sitokin Th merupakan sitokin penting yang mengatur beberapa fungsi biologis dan mempunyai peran penting terhadap IgG, IgA, dan MHC kelas II. IgG, IgE, dan ekspresi MHC kelas II. IL- berpartisipasi dalam regulasi kekebalan tubuh pada berbagai tingkat. Perannya dalam mengatur diferensiasi sel T sangat penting selama respon imun. IL- mempunyai peran penting dengan mempromosikan diferensiasi sel Th dan menghambat diferensiasi sel Th1. IL- juga mampu melindungi sel-sel limfoid dari apoptosis. 9,1 IL- merupakan sitokin penting yang terlibat dalam perkembangan penyakit kekebalan termasuk penyakit autoimun dan kanker. Tumor-tumor yang secara genetik diubah untuk menghasilkan IL- akan dirusak, sedangkan tumor-tumor parental akan tumbuh progresif. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa IL- mengandung molekul yang merangsang pertumbuhan tumor. IL- meninggi pada beberapa penderita kanker. Efek IL- terhadap kanker lebih kompleks, di mana mesin sinyal IL- dapat mempromosikan resistensinya terhadap terapi anti tumor, dengan memainkan perannya sebagai anti apoptosis. Argumen ini jelas menunjukkan pentingnya IL- dalam perkembangan beberapa penyakit. 11,1 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik potong lintang. Penelitian dilakukan di Vol. No. 1 Januari 15

1 1 8 Sentra Diagnostik Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Instalasi Patologi Anatomik RS. H. Adam Malik Medan, dilaksanakan sejak bulan April 1 hingga Oktober 1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sediaan blok parafin yang berasal dari jaringan ovarium yang didiagnosa sebagai tumor jinak dan ganas epitel ovarium jeis serosum dan. Sampel sediaan berasal dari blok parafin jaringan ovarium yang didiagnosis sebagai tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Besar sampel dapat dihitung dengan rumus: Zα = Tingkat kepercayaan (95% = 1,9) α = Tingkat kemaknaan (5% =,5) Po = Proporsi di populasi (% =,) Pa = Perkiraan proporsi di sampel (%=,) Zβ = Kekuatan uji (8% =,81) n = Zα Po (1-Po) + Zβ Pa (1-Pa) (Pa-Po) 1,9, (1-,) +,81, (1-,) n = (,-,) n = 8, dibulatkan menjadi sampel Dilakukan pembacaan ulang slaid histopatologi yang diwarnai dengan pulasan haematoksilin eosin oleh orang peneliti untuk memisahkan tumor jinak dan ganas jenis serosum dan dan dilakukan pewarnaan imunohistokimia IFN-γ dan IL-. Pembacaan slaid dilakukan oleh orang peneliti dan kemudian dilakukan analisa perbedaan tampilan IFN-γ dan IL- dengan menggunakan SPSS dengan uji Fisher s Exact. 1 1 1 1 HASIL Penelitian 5 5 telah dilakukan pada sampel dan mendapatkan karakteristik usia seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik penderita tumor jinak dan ganas epitel Tumor ovarium jinak Tumor tipe serosum ganas Tumor dan jinak berdasarkan usia. Usia (tahun) % 1-1 1-1,5 1-9 7 17,5-8 1 9-57 1 5 58-15 1 8 Tumor ganas Berdasarkan Tabel 1 kelompok usia terbanyak berturut-turut adalah di rentang usia -8 tahun yaitu sejumlah 1 orang (%), selanjutnya di kelompok usia 9-57 tahun sejumlah 1 orang (5%), kelompok usia 1-9 tahun sejumlah 7 orang (17,5%), kelompok usia 58- tahun sejumlah orang (15%), kelompok usia 1-1 tahun sejumlah orang (1%). Paling jarang pada rentang usia - tahun sejumlah 1 orang (,5%). Usia termuda yang didapatkan pada penelitian ini adalah 1 tahun, dan usia tertua tahun. Hasil pewarnaan imunohistokimia IFN-γ dan IL- Pewarnaan dengan tehnik imunohistokimia telah dilakukan terhadap sampel dengan menggunakan antibodi primer IFN-γ dan IL-. Didapati kontrol positif memberikan tampilan kuat dengan warna pada sitoplasma sel, dan didapati tampilan yang beragam pada masingmasing sampel. Skor akhir dari hasil pewarnaan imunohistokimia IFN-γ dan IL- adalah negatif, positif kuat, sedang, dan lemah. positif negatif jumlah Gambar 1. Ekspresi imunohistokimia IFN-γ berdasarkan jenis tumor dan keganasan. Grafik pada Gambar 1 menunjukkan ekspresi imunohistokimia IFN-γ berdasarkan jenis tumor dan keganasan menampilkan hasil positif sebanyak 5 sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak 5 sampel dari keseluruhan 1 sampel tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-γ sebanyak sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak sampel dari keseluruhan 1 sampel serosum. Sampel dengan jenis jinak 7 Vol. No. 1 Januari 15

imunohistokimia IFN-γ sebanyak sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak sampel dari keseluruhan 1 sampel tumor jinak. Sampel dengan jenis ganas imunohistokimia IFN-γ sebanyak 8 sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak sampel dari keseluruhan 1 sampel. positif lemah sebanyak sampel. Selanjutnya dari sampel serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN-γ, didapati sebanyak 1 sampel skor positif kuat, skor positif sedang didapati sebanyak 1 sampel dan skor positif lemah sebanyak sampel. Pada sampel tumor jinak yang positif dengan pewarnaan IFNγ didapati sebanyak 1 sampel yang memberikan skor positif kuat, sebanyak sampel memberikan skor positif sedang dan sampel memberikan skor positif lemah. Kemudian pada 8 sampel yang memberikan hasil positif dengan pewarnaan IFN-γ, tidak didapati skor positif kuat, didapati skor positif sedang sampel dan skor positif lemah sampel. 1 positif negatif jinak sum Gambar. Ekspresi imunohistokimia IL- pada jenis tumor. Grafik pada Gambar menunjukkan ekspresi imunohistokimia IL- pada jenis tumor, pada tumor jinak serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL- sebanyak 7 sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak sampel dari keseluruhan 1 sampel tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis 5 serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL- sebanyak 9 sampel dan menampilkan hasil negatif sebanyak 1 sampel dari keseluruhan 1 sampel serosum. Sampel dengan tumor jinak 1 menampilkan 1 1 hasil 1 positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL- sebanyak sampel dan menampilkan hasil tumor jinak tumor jinak serosum serosum negatif sebanyak sampel dari keseluruhan 1 sampel tumor jinak. Sampel dengan menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL- sebanyak 1 sampel dan tidak menampilkan hasil negatif dari keseluruhan 1 sampel tumor ganas. 1 Grafik pada Gambar menunjukkan 1 9 skor ekspresi imunohistokimia IFN-γ dari 5 sampel tumor jinak serosum yang memberikan 8 hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN-γ, tidak didapati skor positif kuat, sedangkan skor positif sedang sebanyak sampel dan skor 1 1 Gambar. Skor ekspresi imunohistokimia IFN-γ pada 8 Vol. No. 1 Januari 15 tumor jinak serosum serosum tumor jinak positif kuat positif sedang positif lemah jenis tumor. positif kuat positif sedang positif lemah Gambar. Skor ekspresi imunohistokimia IL- pada jenis tumor. Grafik pada 1 gambar menunjukkan skor ekspresi imunohistokimia IL- pada jenis tumor dari sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-, tidak didapati skor tampilan kuat, demikian juga dengan skor tampilan

sedang tidak didapati, dan skor tampilan lemah sebanyak sampel. Selanjutnya dari 9 sampel serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-, didapati sebanyak skor positif kuat, skor positif sedang didapati sebanyak sampel dan lemah sebanyak 1 sampel. Pada sampel tumor jinak yang memberikan hasil terhadap pewarnaan IL-, didapati 1 sampel memberikan skor positif kuat, tidak didapati skor positif sedang, dan skor positif lemah sebanyak sampel. Dari 1 sampel yang memberikan tampilan positif terhadap pewarnaan IL- didapati sampel memberikan skor positif kuat, yang memberikan skor positif sedang sebanyak sampel, dan skor positif lemah sebanyak sampel. Tabel. Menunjukkan hubungan jenis tipe tumor serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IL-. Ekspresi IL- Tipe serosum Negatif 1 5 Positif 9 15 1 1 Tabel 5. Menunjukkan hubungan jenis tipe tumor jinak dan ganas dengan ekspresi IL-. Ekspresi IL- Tipe Negatif Positif 1 1 1 1 Tabel. Hubungan tipe tumor serosum ovarium dengan ekspresi IFN-γ. Ekspresi IFN-γ Tipe serosum Negatif 5 11 Positif 5 9 1 1 serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IFN-γ dengan menggunakan uji Fisher s exact menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna ekspresi IFN-γ pada tumor serosum jinak dan ganas (p=,5). Gambar 5. Ekspresi IFN-γ pada yang memberikan hasil positif kuat. Tabel. Hubungan tipe tumor dengan ekspresi IFN-γ. Ekspresi IFN-γ Tipe Negatif Positif 8 1 1 1 jinak dan ganas dengan ekspresi IFN-γ dengan menggunakan uji Fisher s exact menunjukkan tidak adanya perbedaan tampilan IFN-γ pada tumor jinak dan ganas, IFN-γ positif dan negatif pada tumor jinak dan ganas (p=,). serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IL- dengan menggunakan uji Fisher s exact menunjukkan tidak adanya perbedaan tampilan IL- pada tumor serosum jinak dan ganas (p=,15). Gambar. Ekspresi IL- pada yang memberikan hasil positif kuat. jinak dan ganas dengan ekspresi IL- dengan menggunakan uji Fisher s exact menunjukkan p=,5, yang artinya dijumpai adanya perbe-daan tampilan IL- pada tumor 9 Vol. No. 1 Januari 15

jinak dan ganas, di mana IL- tertampil positif pada seluruh tumor ganas dan tertampil bervariasi pada tumor jinak. DISKUSI IFN-γ merupakan suatu sitokin yang mempunyai aktivitas biologik secara konvensional yang berhubungan dengan mekanisme sitostatik/sitotoksik dan anti tumor yang diperantarai oleh sel respon imun adaptif. IL- merupakan sitokin yang mempunyai peran dalam mengatur diferensiasi sel T selama respon imun. IL- terlibat dalam perkembangan penyakit kekebalan termasuk penyakit autoimun dan kanker. Tumor-tumor yang secara genetik diubah untuk menghasilkan IL- akan dirusak, sedangkan tumor-tumor parental akan tumbuh progresif. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa IL- mengandung molekul yang merangsang pertumbuhan tumor. IL- meninggi pada beberapa penderita kanker. 11 Sampel pada penelitian ini adalah tumor jinak dan ganas serosum dan. 7 Pada penelitian ini kelompok terbanyak adalah di rentang -8 tahun, dengan usia termuda 1 tahun dan usia tertua tahun. Hal ini seperti yang dijumpai literatur tumor serosum dan biasanya mengenai wanita pada rentang usia dekade keempat sampai keenam. Pada penelitian ini tumor jinak serosum imunohistokimia IFN-γ sebanyak 5% (n=5), serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-γ sebanyak % (n=), tumor jinak imunohistokimia IFN-γ sebanyak % (n=) dan menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-γ sebanyak 8% (n=8). Dari penelitian ini didapati hasil positif dengan jumlah yang bervariasi pada tumor jinak dan ganas, walaupun didapati terbanyak pada yaitu 8% (n=8). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Raza Zaidi dan Glenn Merlino bahwa IFN-γ suatu sitokin yang mempunyai aktivitas biologis secara konvensional yang berhubungan dengan mekanisme sitostatik/sitotoksik dan anti tumor. 8 Meskipun terdapat bukti-bukti yang menyatakan peran IFN-γ sebagai pengawas tumor secara imunologi, beberapa peneliti melaporkan bahwa IFN-γ juga bersifat protumor. Kenyataannya adalah bahwa pengobatan dengan IFN-γ bersifat sebagai pedang bermata dua, dapat bersifat anti atau pro-tumor, tergantung pada konteks sel, lingkungan mikro dan molekuler. Akhir-akhir ini diketahui bahwa dengan penghambatan IFN-γ/reseptor IFN-γ merupakan terapi target untuk jenis-jenis keganasan. 7,8 Pada penelitian ini tumor jinak serosum imunohistokimia IL- sebanyak % (n=), serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL- sebanyak 9% (n=9), tumor jinak imunohistokimia IL- sebanyak % (n=) dan menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL- sebanyak 1% (n=1). Dari penelitian ini didapati hasil positif dengan jumlah yang bervariasi pada pewarnaan pada masingmasing tumor, di mana pada tertampil 1% (n=1). Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Zhiguang Li, et al bahwa IL- merupakan sitokin penting yang tampaknya mempunyai kerja yang berlawanan. Tumor-tumor yang secara genetik diubah untuk menghasilkan IL- akan dirusak, sedangkan tumor-tumor parental akan tumbuh progresif. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa IL- mengandung molekul yang merangsang pertumbuhan tumor. Di mana IL- dijumpai meninggi pada beberapa penderita tumor ganas. 11 Grafik pada gambar memperlihatkan bahwa dari 5 sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN-γ, tidak didapati skor positif kuat, sedangkan skor positif sedang sebanyak sampel (%), dan skor positif lemah sebanyak sampel (%). Selanjutnya dari sampel serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFNγ, didapati sebanyak 1 sampel skor positif kuat (5%), skor positif sedang didapati sebanyak 1 sampel (5%) dan skor positif lemah sebanyak sampel (5%). Pada sampel tumor jinak yang positif dengan pewarnaan IFNγ didapati sebanyak 1 sampel yang memberikan skor positif kuat (1,%), sebanyak sampel (5%) memberikan skor positif sedang dan Vol. No. 1 Januari 15

sampel (,%) memberikan skor positif lemah. Kemudian pada 8 sampel yang memberikan hasil positif dengan pewarnaan IFN-γ, tidak didapati skor positif kuat, didapati skor positif sedang sampel (75%) dan skor positif lemah sampel (5%). Grafik pada gambar memperlihatkan bahwa dari sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-, tidak didapati skor positif kuat, demikian juga dengan skor positif sedang tidak didapati, dan skor positif lemah sebanyak sampel (1%). Selanjutnya dari 9 sampel serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-, didapati sebanyak skor positif kuat (,%), skor positif sedang didapati sebanyak sampel (,%) dan lemah sebanyak 1 sampel (11,5%). Pada sampel tumor jinak yang memberikan hasil terhadap pewarnaan IL-, didapati 1 sampel (5%) memberikan skor positif kuat, tidak didapati skor positif sedang, dan skor positif lemah sebanyak sampel (75%). Dari 1 sampel yang memberikan tampilan positif terhadap pewarnaan IL- didapati sampel (%) memberikan skor positif kuat, yang memberikan skor positif sedang sebanyak sampel (%), dan skor positif lemah sebanyak sampel (%). Analisa statistik menggunakan uji Fisher s Exact untuk melihat hubungan antara hasil pewarnaan imunohistokimia IFN-γ dan IL-. Pada tumor jinak serosum, serosum dan tumor jinak memberikan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan tampilan IFN-γ dan IL-. KESIMPULAN. Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan ekspresi IFN-γ dan IL- pada tumor jinak dan ganas ovarium jenis serosum dan, sedangkan ekspresi IL- tampak berbeda bermakna antar ovarium jenis dengan tumor jinak ovarium jenis serosum. DAFTAR PUSTAKA 1. Tavassoli F & Devilee P. Tumours of the ovary and peritoneum. In: Lee KR, Tavassoli, Prat J. (Eds) World Health Organization Clasification of Tumours. Pathology and Genetics of Tumours of the Breast System and Female Genital Organs. Lyon: IARC Press;.. Epstein J. The female genital tract. In: Kumar V, Abbas A, Fausto N. Pathologic basic of diseases 7 th ed. Rosai J. Female reproductive system. In: Rosai and Ackerman s: Surgical Pathology. 1 th ed. Vol.. Philadelphia: Mosby;.. Novak E, et al. Primary carcinoma of the ovary. In: Novaks gynecology an obstetric Pathology 5 th ed. Philadelphia: WB Saunders; 7-.. Berger A. Th1 and Th responses: An over simplification. BMJ. ; 1:. 5. Gray PW, Goeddel DV. Structure of the human immune interferon gene. Nature 1999; 98: 859-.. Schoenborn JR, Wilson CB. Regulation of interferon-gamma during innate and adaptive immune responses. Adv Immunol. 7; 9: 1-11. 7. Wall L, Burke F, Barton C, Smyth J, Balkwil F. IFN-γ induces apoptosis in ovarian cancer cells in vivo and in vitro. Clin Cancer Res. ; 9: 87-9. 8. Zaidi MR, Merlino G. The two faces of interferon-g in cancer. Clin Cancer Res. 11;17:1-7. 9. Zamorano J, Rivas M, Perez G. Interleukin- : A multifunction cytokine. Immunol. ; : 15-. 1. Okol CL, Barton GM, Farr AG, Medzhitov R. A mechanism for the initiation of allergeninduced T helper type responses. Nat Immunol. 8; 9: 1-8. 11. Li Z, Chen L and Qin Z. Paradoxical roles of IL- in tumor immunity. Cell Mol Immunol. 9; : 15-. 1. Li Z, Jiang J, Wang Z, Zhang J, Xiao M, Wang C, et al. Endogenous interleukin- promotes tumor development by increasing tumor cell resistance to apoptosis. Cancer Res. 8; 8: 887-9. 1 Vol. No. 1 Januari 15