MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA PENDAHULUAN

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

Perkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN PANGKEP

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERAN PEKARANGAN DALAM PENINGKATAN PPH KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-Krpl) Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

UPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Baswarsiati, S. Kusworini, K. Boga, D. Rahmawati dan T. Zubaidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN WAJO

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TEKNOLOGI MODEL RUMAH PANGAN LESTARI DI KECAMATAN KUMPEH ULU

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Kata kunci : Peran, perempuan tani, program MKRPL

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

M K R P L TABANAN ANTARA SEMANGAT DAN HARAPAN Oleh: I Nyoman Sugama DAN Nyoman Suyasa

MINAT PETANI DALAM BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN Umi Pudji Astuti dan Tri Wahyuni

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Ciampel

Transkripsi:

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP Drs. NASRUDDIN RAZAK, dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan keluarga harus tersedia dalam keadaan cukup baik secara kuantitas maupun kuantitas untuk menunjang ketahanan pangan rumah tangga penduduk, dengan terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia (Saliem, 2011). Rachman dan Ariani (2007) menyebutkan bahwa tersedianya pangan yang cukup secara nasional maupun wilayah merupakan syarat keharusan dari terwujudnya ketahanan pangan nasional Lahan yang berada disekitar rumah disebut pekarangan dan pekarangan ini bias dimamfaatkan semaksimal mungkin sebagai sumber gizi dan pendapatan keluarga sehingga perlu dikelola secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan. Untuk pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m 2 ; (2) Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m 2 ; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m 2 ; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m 2. Sedangkan pekarangan pedesaan perdesaan dikelompkkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m 2 ), (3) pekarangan sedang (120-400 m 2 ), dan (4) pekarangan luas (>400 m 2 ). Lahan pekarangan merupakan sumber potensial penyedia berbagai jenis bahan (diversifikasi) pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi jika dikelola dengan inovatif. Lahan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Di Sulawesi 1

Selatan, pemanfatan lahan pekarangan masih didominansi tanaman hias, terutama di daerah perkotaan yang sudah mengerti nilai estetika. Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang di bangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL). Dengan konsep ini diharapkan terbangun prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1.2. Tujuan a. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tnaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. b. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan. c. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. 1.3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan model KRPL ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan social, di Kabupaten Sidrap khususnya dan Sulawesi Selatan pada umumnya, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. 1.4. Keluaran Ditemukannya satu model rumah pangan lestari di Kabupaten Sidrap khususnya dan Sulawesi Selatan umumnya yang melibatkan keluarga dan kelompok wanita tani / kelompok masyarakat. 2

1.5. Manfaat a. Menjamin kesinambungan persediaan pangan dan gizi keluarga dengan pemeliharaan, peningkatan kualitas, nilai dan penganekaragaman pemanfaatan pekarangan melalui pengelolaan sumberdaya local secara bijaksana b. Terciptanya keluarga yang mandiri dan sejahtera. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan M-KRPL dilaksanakan di kelurahan Lalebbata, Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, berlangsung dari bulan Januari sampai Desember 2012. Kabupaten Sidrap berjarak 190 km dari kota Makassar ibukota propinsi Sulawesi Selatan dan kecamatan Panca Rijang berjarak 10 km dari Pangkajenne ibukota Kab. Sidrap. 3.2. Tahapan Pelaksanaan Tahapan kegiatan meliputi : 1. Persiapan Pelaksanaan M-KRPL di Kabupaten Sidrap diawali dengan ; (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran yang dilakukan melalui metode PRA (2) pertemuan dengan Pemda Kabupaten, Bappeda, Dinas Pertanian Daerah dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian kab. Sidrap dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan program M-KRPL serta untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di Kabupaten/Kota, (4) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Lokasi disepakati yaitu, Dusun Alegettae, kelurahan Lalebbata, Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap, sebanyak 25 anggota keluarga. B. Pembentukan Kelompok Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif, dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh 3

masyarakat, dan perangkat desa. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Dengan cara berkelompok akan tumbuh kekuatan gerak dari para anggota dengan prinsip keserasian, kebersamaan dan kepemimpinan dari mereka sendiri. Pada kelompok sasaran dilibatkan 25 anggota kelompok wanita tani. Klasifikasi kegiatan menurut strata luas kepemilikan pekarangan ditentukan berdasarkan hasil PRA. Kelompok yang disepakati yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Pammase, dusun Alegettae, Kelurahan Lalebbata C. Sosialisasi Sosialisasi bertujuan untuk Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait untuk memberi gambaran dan penjelasan mengenai kegiatan M-KRPL. Sosialisasi kegiatan, dilaksanakan di BPP PancaRijangg dihadiri oleh Badan Ketahanan Pangan dan penyuluh pertanian, Dinas pertanian dan Perkebunan, aparat kecamatan aparat kelurahan, anggota kelompok wanita tani sebagai cpcl, penyuluh pertanian kelurahan Lalebbata, tokoh masyarakat. D. Pelatihan Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 April 2012, di kelurahan Lalebbata, kecamatan Panca Rijang, Pelatihan dihadiri oleh anggota kelompok wanita Tani sebanyak 40 orang, 2 orang penyuluh dan fasilitator dari BPTP Sulawesi Selatan. Pembukaan pelatihan dibawakan oleh Kepala BPP Kecamatan Panca Rijang, sedangkan materi pelatihan dibawakan oleh Peneliti. Adapun materi pelatihan sayuran yang terdiri dari cabai, tomat, kangkung, bayam, ciasim dan saledri tentang budidaya sayuran mulai dari syarat tumbuh, penyediaan benih, varitas yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian, pesamaian, penyiapan lahan, penggunaan mulsa pelastik, penyiapan lahan, penyiapan wadah tanaman, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, panen dan pasca panen. E. Pengembangan Jumlah Rumah Tangga Dalam satu kelompok wanita tani melibatkan 25 rumah tangga sebagai pelaksana kegiatan M-KRPL, diharapkan dari rumah tangga ini menjadi model bagi rumah tangga lain atau masyarakat sekitar, sehingga nantinya model pemanfaatan pekarangan akan diikuti dan dikembangkan yang pada akhirnya jumlah rumah 4

tangga yang mengadopsi semakin bertambah. Menurut informasi dari peserta, umumya tetangga rumah, tetangga dari dusun dan desa lain dan atau tamu serta keluarga yang berkunjung di rumah peserta tertarik untuk mengadopsi M-KRPL. F. Penguatan Kelembagaan Kelompok Penguatan kelembagaan kelompok dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok dengan tujuan : (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Penguatan kelembagaan kelompok dilakukan melalui pelatihan. F. Kebun Bibit Desa Untuk menunjang ketersediaan bibit telah dibuat kebun bibit desa (KBD). Kebun bibit desa di tempatkan di rumah ketua kelompok tani dengan pertimbangan pekarangan agak luas, ada sumber air (sumur), dekat jalan raya, terletak ditengahtengah anggota kelompok. Berbagai jenis tanaman terutama sayuran telah dibibitkan pada KBD meliputi terong, tomat, cabai, papaya, mentimun, kangkung, kacang panjang, kubis, sawi, saledri, bawang daun. slada Setelah benih tumbuh, bibit akan dikokker atau dipindahkan ke polybag kecil lalu disortir dengan pertumbuhan yang seragam untuk dipindahkan ke pekarangan-pekarangan peserta binaan untuk di tanam pada polybag ukuran besar, bambu betung yang telah diisi media tumbuh dan bedengan yang dibuat masing-masing binaan. Pemeliharaan dilakukan oleh setiap binaan sampai panen dilakukan. Hasil kegiatan program M-KRPL Kabupaten Sidrap dapat dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Peserta KRPL Pada awal kegiatan jumlah rumah tangga yang didaftar untuk ikut KRPL sebanyak 25 KK, namun setelah diadakan sosialisasi dan ada tenggang waktu dengan pelaksanaan pelatihan budidaya sayuran dan pembuatan kompos, jumlah peserta ahirnya meningkat menjadi 37 KK. Dan pada ahir tahun 2012 5

sudah ada 52 peserta yang mengadopsi kegiatan ini, walaupun tidak semua KK yang ada dalam dusun Alegettae mengadopsinya. 2. Kebun bibit desa (KBD) Waktu penjajakan KBD diawal kegiatan mengalami sedikit hambatan karena kegiatan ini belum tersosialisasi dengan baik sehingga ada sikap skeptis dari penduduk untuk memberikan lahannya dijadikan KBD terutama yang dekat akses jalan raya, banyak yang bersedia namun posisinya kurang strategis untuk dijangkau dan dikunjungi, sementara waktu berjalan terus. Dengan melibatkan aparat kelurahan dan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) ahirnya penduduk yang mempunyai lahan dekat jalan bersedia memberikan dijadikan tempat KBD (gambar 1.) setelah berjalan selama 6 bulan keberadaan KBD kurang berjalan dengan baik yang disebabkan banyak anggota kelompok sungkan datang mengambil bibit di KBD dengan berbagai alasan, ahirnya lokasi KBD dipindahkan ke dekat pemukiman mereka (gambar.2) Gambar 1. KBD tempat pertama Gambar2. KBD setelah dipindahkan 3. Study Banding Agar teknologi yang diterapkan dalam kegiatan ini lebih berkembang diperlukan usaha-usaha memotivasi anggota KWT Pammase dan KWT lainnya untuk lebih semangat melaksanakan KRPL, maka perlu diadakan kegiatan anjangsana atau study banding ketempat KRPL ketempat lain yang KRPL lebih baik, sehingga diadakan suatu musyawarah dengan PPL dan kepala BPP dan diputuskan untuk mengadakan studi banding ke KRPL Pangkep (gambar 3) dan Barru (gambar). Pada acara ini terjadi komunikasi antar peserta dan petugas. berbagi pengalaman dalam mengembangkan KRPL. Setelah kembali dari study banding wawasan mereka semakin terbuka dan muncul keinginan 6

mengembangkan slada, kubis, paprika, bawang daun, brokoli dan penggunaan Petragenol segai pengendali ulat buah yang ramah lingkungan. Gambar 3. Berkunjung ke KBD Pangkep Gambar 4. Berkunjung KBD Barru. 4. Keterlibatan Pemerintah Kabupaten Pada waktu sosialisasi kegiatan diundang pegawai dari Pemerintah Kabupaten yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian dan Perkebunan dan Badan Pelaksana Penyuluhan dan ketahanan Pangan, Kecamatan Panca Rijang dan Kelurahan Lalebbata. Maksud undangan tersebut agar masalah gizi bisa bersinergy dengan kesehatan atau Puskesmas, dan Peternakan. Namun dari kesehatan dan Peternakan tidak hadir. Pada awal kegiatan kondisi jalan di dusun Alegettae belum sepenuhnya diaspal (gambar 5) namun setelah kegiatan berjalan 6 bulan sudah diadakan perbaikan jalan dengan hotmix sampai batas desa dan pada bagian sisi jalan dibuat saluran air secara permanen sehingga pemandangan semakin membaik. (gambar 6) Gambar 5. Jalanan pada awal kgt Gambar 6. Jalanan telah diperbaiki 5. Pengembangan KRPL Setelah berjalan selama 8 bulan pada lokasi KRPL sudah mulai nampak pengembangan KRPL secara signifikan, sebelum kegiatan berjalan sambutan 7

masyarakat terhadap kegiatan KRPL ada yang optimis namun kebanyakan yang pessimis dan mengamggap kegiatan ini banyak dananya. Namun sejalan dengan perkembangan kegiatan secara perlahan masyarakat sudah mulai tertarik untuk mencoba baik dilokasi kegiatan maupun diluar desa. Sebelum kegiatan dimulai kondisi pekarangan nampak diabaikan hanya ada beberpa tanaman bunga yang terurus (gambar 7) namun setelah kegiatan berjalan secara perlahan sudah ada perbaikan, bahkan beberapa ibu-ibu rumah tangga membuat kreasi tertentu dalam menata pekarangannya (gambar 8.). Untuk pengembangan diluar desa tercatat ada 3 KK yang menerapkan dipekarangannya dan sudah mulai memasarkan hasil khusus tanaman sawi, walaupun masih tebatas pada penjual mie namun sudah mulai membentuk jaringan pemasaran, embrio ekonomi ini diharapkan akan mengembangkan perekonomian pedesaan dimasa yang akan datang di daerah ini sehingga peranan Badan Litbang Kementerian Pertanian sebagai sumber teknologi pertanian semakin dirasakan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya di tingkat kabupaten Sidenreng Rappang khususnya dan kabupaten lainnya pada umumnya. (gambar. 9). Gambar 7. Keadaan pekarangan sebelum kegiatan KRPL 8

Gambar 8. Keadaan Pekarangan setelah kegiatan KRPL Gambar. 9. Keadaan pekarangan yang mengadopsi KRPL di desa Timorengpanua. 6. Kerjasama dengan Penggadaian Berdasarkan pengamatan, informasi dari kelurahan Lalebbata, kunjungan secara langsung dari dilokasi KRPL dan setelah mengambil gambar-gambar pekarangan anggota yang terlibat pada kegiatan KRPL, ahirnya Penggadian menawarkan kerjasama kepada Kelompok Wanita Tani untuk pengembangan KRPL di semua dusun yang ada di kelurahan Lalebbata dan pada tahap awal difokuskan pada dusun Alegettae, lokasi KRPL Binaan BPTP Sulawesi Selatan. Diharapkan agar semua rumah tangga yang ada didusun ini menerapkan konsep KRPL dan pihak Penggadaian bersedia memberikan dana namun dari pihak Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dan BPTP Sulawesi Selatan masih diharapkan bimbingan teknis pelaksanaannya. Untuk langkah awal dari kerjasama ini pihak Penggadaian meminta agar kelompok Tani Pammase mengajukan proposal kerjasama tersebut. KWT Pammase meminta bantuan kepada Pembina KRPL untuk membuatkan konsep proposal yang dimaksud dan konsep itu telah dibuat dan sudah diserahkan kepada pengurus KWT Pammase melalui kepala BPP dan penyuluh kecamatan Panca Rijang untuk didiskusikan dan dibuat rencana tindak lanjut. Konsep proposal kerjasama tersebut seperti terlampir. 7. Pola Pangan Harapan (PPH) Rata-rata Skor PPH yang diperoleh sebesar 61,01. Dengan kisaran 34,32-80.3 Nilai ini masih lebih rendah dari perolehan nilai PPH secara nasional tahun 2009 9

yaitu 75,7. Meskipun demikian ada 3 keluarga memiliki skor PPH diatas 80. Hal ini menunjukkan bahwa program M-KRPL telah dapat meningkatkan keragaman konsumsi pangan terutama pada kelompok sayur dan buah. Rendahnya nilai PPH yang diperoleh pada beberapa keluarga binaan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1) pada saat survei dilakukan kebanyakan tanaman sudah tidak produktif lagi disebabkan karena kekeringan dan tanaman buah belum menghasilkan. 2) Tanaman hasil KRPL belum ada yang dipasarkan, sehingga belum dapat menambah penghasilan rumah tangga yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pangan lain. 3) M-KRPL yang dikembangkan belum mengelola pengadaan kebutuhan protein seperti kolam ikan atau ternak ayam/kambing, Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut kelompok binaan masih harus membeli. 4) Kegiatan M-KRPL bersamaan dengan saat panen sehingga waktu terbagi, banyak peserta yang kurang memperhatikan tanaman karena sibuk panen padi. Faktor lainnya mungkin disebabkan oleh jumlah anggota rumah tangga yang banyak sehingga total energi yang diperoleh per individu juga rendah. Program M-KRPL berpeluang sangat besar untuk dikembangkan di Kab. Sidrap, hal ini terlihat dari keaktifan dari para peserta binaan dalam merespon kegiatan dalam program M-KRPL. Diharapkan untuk pengembangan ke depan program ini mampu meningkatkan nilai skor PPH masyarakat secara keseluruhan, tentu dengan dukungan teknologi dan dukungan dari stakeholder yang terkait. Melalui program M-KRPL diharapkan pengeluaran rumah tangga juga akan berkurang terutama pengeluaran yang berhubungan dengan kebutuhan pangan umbi-umbian, sayur dan buah serta pangan hewani. 10

Tabel 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) KWT Pammase Peserta M-KRPL Kelurahan Lalebbata, Kecamatan Panca Rijang, Kab. Sidrap No Nama Skor PPH 1. Nasibah 60,2 2. Hasnah Lanni 66,52 3. Emma 41,94 4. Atimi 61,14 5. Darna 68,2 6. Suhera 68,2 7. Hasnawati 68,2 8. Hj. Mahira 66.52 9. Norfah 41,94 10 Simang 61,14 11 Hafsah 68,2 12 Marwah 66,52 13 Sarah 68,2 14 Igala 80,3 15 Sudarmi 43.42 16 H. Sakka 61,14 17 Alpiastin 41,94 18 Asma 68,2 19 Syamsiah 80,3 20 Satullah 61,14 21 Hadrah 34,32 22 Marwah Lain 80,25 23 Jaidah 68,2 24 Juhari 66,52 25 H.Nuha 41,94 Rata-Rata 61,02 11

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. M-KRPL dapat meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. Juga merangsang kreatifitas dalam meningkat nilai estetika pekarangan 2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan. 3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. 4. Apresiasi dari masyarakat cukup tinggi dalam mengembangkan M-KRPL Saran Diharapkan dengan program M-KRPL ini masyarakat dapat memanfaatkan pekarangannya secara maksimal dengan membudidayakan jenis-jenis komoditas tanaman sebagai bahan pelajaran dan acuan untuk model-model program berikutnya agar lebih efektif dan efisien. 12

V. DAFTAR PUSTAKA Badan Ketahanan Pangan (BKP). 2010. Perkembangan Situasi Konsumsi Penduduk di Indonesia. Husnah, N. dan Farida Arief B., 2012. Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Perkembangannya di Sulawesi Selatan. Publikasi Populer. BPTP Sulawesi Selatan. Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman umum model kawasan rumah pangan lestari. Jakarta 42 Hlm. Mardiharini, M. dkk., 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor. Rachman, Handewi.P.S. dan M. Ariani. 2007. Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program. Makalah pada Workshop Koordinasi Kebijakan Solusi Sistemik Masalah Ketahanan Pangan Dalam Upaya Perumusan Kebijakan Pengembangan Penganekaragaman Pangan, Hotel Bidakara, Jakarta, 28 November 2007. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Saliem H.P. 2011. Kawasan rumah pangan lestari (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan. 10 hlm. Sastro, Y., 2011. Budidaya Sayuran di Pekarangan Sempit. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta. Simatupang, P. 2006. Kebijakan dan Strategi Pemantapan Ketahanan Pangan Wilayah. Makalah Pembahas pada Seminar Nasional Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian Sebagai Penggerak Ketahanan Pangan Nasional Kerjasama Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB dan Universitas Mataram, Mataram 5 6 September 2006. 13

VI. DOKUMENTASI KEGIATAN Gambar 1 : Pelatihan Budidaya Sayuran pada KWT Pammase Pelaksana M-KRPL Kab.Sidrap 14

Gambar 2 : Penjelasan tentang pemeliharaan bibit sayuran di KBD, Dusun Alegettae, Kab.Sidrap 15

16

Gambar 3. Kondis Bibit tanaman di Kebun Bibit Desa, M-KRPL kab. Sidrap 17

Gambar 4. Pertanaman di Bedengan dan Polibag, M-KRPL Kab. Sidrap Lampiran!. PROPOSAL PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN 18 LESTARI (KRPL) MELALUI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN Di KELURAHAN LALEBBATA KECAMATAN PANCA RIJANG KABUPATEN

19