PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 Ya, apabila Tim telah dibentuk di dalam Satker/Satfung A/B/C A 1. Y/T Ya 1

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 A/B/C A 1 A/B/C/D A 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

PENGADILAN NEGERI BOGOR

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah

KORUPSI WILAYAH BIROKRASI BERSIH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA TINDAK LANJUT RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

ZONA INTEGRITAS POLDA SUMSEL MENUJU WBK

Dokumen Pendukung dan Catatan Tim Penilai Internal

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN Disusun oleh: TIM ZONA INTEGRITAS

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ZONA INTEGRITAS KEMENTRIAN AGAMA KOTA DENPASAR

CONTOH. File manajemen Perubahan. File Sub Tim Kerja Zi TIM KERJA. Membentuk Tim Kerja Pembangunan ZI

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE) ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015

RENCANA AKSI IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi SK Ketua Pengadilan

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

BAB I PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM

SKEP KASATKER/KASARTFUNG tentang pembentukan tim untuk melakukan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM pembangunan ZI (satker/satfung)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

Hasil Laporan Evaluasi

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

CAPAIAN PELAKSANAAN RB TAHUN 2016

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

BIDANG PENATAAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

SOSIALISASI PEDOMAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS POLRES BOJONEGORO BULAN APRIL 2018

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 11 Februari 2016

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

2012, No1294.

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU. wn.ayah BEBAS darl KORUPSI (WBl) &' WILAYAH BIROKRASIBERSIH MELAYANI (W88M) PENILAIAN R1SIKO DALAM PENERAPAN SPIP

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KATEGORI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2015

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 16/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 215 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LEMBAGA SANDI NEGARA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 24 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi perlu ditetapkan Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lembaga Sandi Negara; b. bahwa untuk membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani perlu dibuat Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penyelenggaraan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lembaga Sandi Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Penyelenggaraan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lembaga Sandi Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

- 2 - Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 21 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 21 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 415); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 28 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 28 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 489); 4. Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 21 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 213; 5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 22 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 21 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 214 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LEMBAGA SANDI NEGARA. BAB I

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Zona Integritas yang selanjutnya disebut ZI adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disebut Menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. 3. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya disebut Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan penguatan kualitas pelayanan publik. 4. Unit Kerja adalah Unit Kerja di Lembaga Sandi Negara. 5. Tim Identifikasi Unit Kerja yang selanjutnya disebut TIUK adalah tim Inspektorat yang dibentuk oleh Kepala Lembaga Sandi Negara yang mempunyai tugas melakukan identifikasi dan pembinaan terhadap Unit Kerja yang akan diusulkan memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. 6. Tim Pembangunan ZI Unit Kerja adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Unit Kerja yang mempunyai tugas untuk melakukan pembangunan ZI di setiap Unit Kerja. 7. Tim Penilai Internal yang selanjutnya disebut TPI adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Lembaga Sandi Negara yang mempunyai tugas melakukan penilaian Unit Kerja dalam rangka memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. 8. Tim Penilai Nasional yang selanjutnya disebut TPN adalah tim yang dibentuk untuk melakukan evaluasi terhadap Unit Kerja yang diusulkan menjadi Zona Integritas Menuju WBK dan Menuju WBBM, terdiri dari unsur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

- 4 - Birokrasi (Kementerian PAN & RB), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI). Pasal 2 Penyelenggaraan ZI menuju WBK dan WBBM di Lembaga Sandi Negara bertujuan untuk : a. meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas organisasi; b. mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; dan c. meningkatkan pelayanan publik. BAB II PEMBANGUNAN ZI Pasal 3 (1) Pembangunan ZI difokuskan pada penerapan program manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang bersifat konkret. (2) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membuat dokumen rencana pembangunan ZI sebagaimana terdapat pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (3) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh seluruh Unit Kerja dengan membentuk Tim Pembangunan ZI Unit Kerja. Pasal 4 (1) Tim Pembangunan ZI Unit Kerja membuat laporan atas pembangunan ZI di Unit Kerjanya secara berkala. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Unit Kerja masing-masing dan Kepala Unit Kerja yang membidangi pengawasan. Pasal 5 (1) Tim Pembangunan ZI Unit Kerja terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang sebagai anggota. (2) Tim Pembangunan ZI Unit Kerja diketuai oleh pejabat yang berada 1 level di bawah kepala Unit Kerjanya. BAB III

- 5 - BAB III PENETAPAN UNIT KERJA MENUJU WBK/WBBM Pasal 6 (1) Kepala Lembaga Sandi Negara menetapkan satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai Unit Kerja berpredikat Menuju WBK dengan Surat Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara. (2) Kepala Lembaga Sandi Negara menetapkan satu atau beberapa unit kerja yang telah memperoleh predikat menuju WBK untuk diusulkan sebagai Unit Kerja berpredikat Menuju WBBM dengan Surat Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara. (3) Penetapan Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan melalui proses identifikasi oleh TIUK. BAB IV PEMBINAAN Pasal 7 (1) Unit Kerja yang telah ditetapkan untuk diusulkan memperoleh predikat Menuju WBK/WBBM dilakukan pembinaan oleh TIUK sebelum dilakukan penilaian oleh TPI. (2) Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Menuju WBK tetap dilakukan pembinaan oleh TIUK dalam rangka mempertahankan predikat Menuju WBK serta memperoleh predikat Menuju WBBM. (3) Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Menuju WBBM tetap dilakukan pembinaan oleh TIUK dalam rangka mempertahankan predikat Menuju WBBM. (4) Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan asistensi dan konsultasi kepada Tim Pembangunan ZI Unit Kerja. (5) Pembinaan dilakukan atas 6 (enam) komponen pengungkit dan 2 (dua) indikator hasil. (6) Komponen pengungkit sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. (7) Indikator hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. BAB V

- 6 - BAB V PENILAIAN WBK/WBBM Pasal 8 (1) TPI melakukan penilaian terhadap Unit Kerja yang ditetapkan untuk diusulkan memperoleh predikat WBK/WBBM dengan mengacu pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (2) Hasil penilaian TPI dilaporkan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara untuk disampaikan ke Menteri PAN & RB dalam rangka evaluasi oleh TPN. (3) Unit Kerja yang telah mendapat rekomendasi dari TPN untuk memperoleh predikat Menuju WBK ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara sebagai Unit Kerja berpredikat menuju WBK. (4) Unit Kerja yang telah mendapatkan predikat menuju WBK agar meningkatkan pembangunan ZI menuju predikat WBBM. (5) Unit Kerja yang telah mendapat rekomendasi dari TPN untuk memperoleh predikat Menuju WBBM ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri PAN & RB sebagai Unit Kerja berpredikat menuju WBBM. (6) Unit Kerja yang telah mendapatkan predikat menuju WBBM agar mempertahankan predikat WBBM. (7) Unit Kerja yang belum memenuhi syarat memperoleh predikat menuju WBK/WBBM dilakukan pembinaan kembali. Pasal 9 TPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 terdiri dari: a. satu orang ketua berasal dari Unit Kerja yang membidangi pengawasan; b. satu orang sekretaris berasal dari Unit Kerja yang membidangi Organisasi; dan c. anggota berasal dari Tim Pembangunan ZI masing-masing 1 (satu) orang dari setiap Unit Kerja. BAB VI

- 7 - BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 1 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 215 KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 215 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, DJOKO SETIADI ttd. YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 215 NOMOR 71

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 215 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LEMBAGA SANDI NEGARA RENCANA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM DI UNIT KERJA A. DASAR 1. 2. 3. dst. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. 2. 3. dst. C. RENCANA AKSI KOMPONEN PENGUNGKIT a. Manajemen Perubahan INDIKATOR Penyusunan Tim Kerja Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja RENCANA AKSI Pembentukan tim untuk melakukan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM; 1. Penyusunan rencana kerja pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM; 2. Sosialisasi pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan zona integritas. 1. Pimpinan menjadi role model dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM 2. Penetapan agen perubahan dalam pembagunan zona TARGET WAKTU PELAKSANAAN

integritas 3. Pelaksanaan pelatihan budaya kerja dan pola pikir 4. Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. b. Penataan Tatalaksana INDIKATOR RENCANA AKSI TARGET WAKTU PELAKSANAAN Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama E-Office Keterbukaan Informasi Publik 1. Penyusunan SOP kegiatan utama yang mengacu kepada bisnis proses Lembaga Sandi Negara; 2. Evaluasi/perbaikan SOP. 1. Penyusunan Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi; 2. Penyusunan Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi; 3. Penyusunan Sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi. 1. Penerapan kebijakan tentang keterbukaan informasi publik; 2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukan informasi publik c. Penataan Sistem Manajemen SDM INDIKATOR RENCANA AKSI TARGET WAKTU PELAKSANAAN Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi Pola Internal Mutasi Pengembangan Pegawai Berbasis 1. Menerapkan rencana kebutuhan pegawai yang mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis bebankerja; 2. Menerapkan monitoring dan evaluasi terhdap rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya. 1. Penyusunan kebijakan pola mutasi internal; 2. Penerapan kebijakan pola mutasi internal; 3. Monitoring dan evaluasi atas kebijakan pola mutasi internal; 1. Penganggaran kegiatan pengembangan profesi (Diklat); 2. Monitoring dan evaluasi atas

Kompetensi Penetapan Kinerja Individu Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai Sistem Informasi Kepegawaian kegiatan pengembangan profesi. 1. Penerapan penetapan kinerja individu; 2. Penetapan kinerja individu sesuai dengan indikator kinerja level diatasnya; 3. Penetapan kinerja individu dilakukan secara periodik; 4. Hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan/diimplementasikan mulai dari penetapan, implementasi dan pemantauan. Penerapan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai Pemutakhiran informasi kepegawaian dilakukan secara berkala d. Penguatan Akuntabilitas INDIKATOR Keterlibatan Pimpinan Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja RENCANA AKSI 1. Pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan perencanaan; 2. Pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan penetapan kinerja; 3. Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala. 1. Penyusunan dokumen perencanaan; 2. Dokumen perencanaan berorintasi hasil; 3. Penetapan Indikotor Kinerja Utama (IKU); 4. Indikator kinerja memiliki kriteria SMART; 5. Penyusunan Laporan kinerja; 6. Peningkatan kapasitas SDM yang menangani auntabilitas inerja; TARGET WAKTU PELAKSANAAN

e. Penguatan Pengawasan INDIKATOR Pengendalian Gratifikasi Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) Pengaduan Masyarakat Whistle Blowing System Penanganan Benturan Kepentingan RENCANA AKSI 1. Public campaign tentang pengendalian gratifikasi; 2. Mengimplementasikan pengendalian gratifikasi. 1. Membangun lingkungan pengendalian di unit kerja; 2. Melakukan penilaian risiko atas unit kerja terkait; 3. Sosialisasi SPI ke pihak terkait. 1. mengimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat; 2. menindaklanjuti hasil penanganan pengaduan masyarakat; 3. monitoring dan evaluasi hasil penanganan pengaduan masyarakat; 4. menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan pengaduan masyarakat. 1. Menerapkan Whistle Blowing System; 2. Mengevaluasi penerapan Whistle Blowing System; 3. Menindaklanjuti evaluasi penerapan Whistle Blowing System; 1. Mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama; 2. Mensosialisasikan kebijakan penanganan benturan kepentingan; 3. Mengimplementasikan kebijakan penanganan benturan kepentingan; 4. Mengevaluasi pelaksanaan penanganan benturan kepentingan; 5. Menindaklanjuti hasil evaluasi pelaksanaan penanganan benturan kepentingan. TARGET WAKTU PELAKSANAAN

f. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik INDIKATOR RENCANA AKSI TARGET WAKTU PELAKSANAAN Standar Pelayanan Budaya Pelayanan Prima Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan 1. Penyusunan standar pelayanan di unit kerja; 2. Penyusunan SOP bagi standar pelayanan; 3. Melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP. 1. Melakukan Sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima; 2. Memiliki informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media; 3. Memiliki sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar; 4. Memiliki sarana layanan terpadu/terintegrasi; 5. Melakukan inovasi pelayanan. 1. Melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan; 2. Hasil survey kepuasan masyakat dapat diakses secara terbuka; 3. Melakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat. D. RENCANA AKSI INDIKATOR HASIL a. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN INDIKATOR Nilai persepsi korupsi Presentase penyelesaian TLHP RENCANA AKSI Melakukan survei eksternal atas persepsi korupsi di Lembaga Sandi Negara Menindaklanjuti TLHP TARGET WAKTU PELAKSANAAN

b. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat INDIKATOR RENCANA AKSI TARGET WAKTU PELAKSANAAN Nilai persepsi kualitas pelayanan Melakukan survei eksternal atas persepsi kualitas pelayanan di Lembaga Sandi Negara Kepala Unit Kerja, ttd. (...) NIP.... KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd. DJOKO SETIADI

LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 215 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LEMBAGA SANDI NEGARA LEMBAR KERJA EVALUASI ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WBK/WBBM INSTANSI : TAHUN : A. PENILAIAN Pilihan Jawaban Jawaban Nilai % Penjelasan Bukti yang harus Diperoleh PROSES (6) I. MANAJEMEN PERUBAHAN 5...% 1 Tim Kerja (1) 1...% a. Apakah unit kerja telah membentuk tim untuk Y/T Tidak Ya, apabila Tim telah dibentuk di dalam unit kerja Kepka Tim Pembangunan ZI Unit Kerja melakukan pembangunan Zona Integritas? b. Apakah penentuan anggota Tim selain pimpinan A/B/C C a. Dengan prosedur / mekanisme yang jelas; Prosedur / mekanisme penentuan anggota tim dipilih melalui prosedur / mekanisme yang jelas? b. Sebagian menggunakan prosedur; c. Tidak di seleksi 2 Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas (1) 1...% a. Y/T Tidak Ya, apabila memiliki dokumen rencana kerja pembangunan Dokumen Rencana Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM Apakah ada dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas Zona Integritas menuju WBK / WBBM? b. Apakah dalam dokumen pembangunan terdapat targettarget prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan WBK / WBBM? A/B/C C a. Semua target-target prioritas relevan dengan tujuan pembangunan WBK / WBBM; b. Sebagian target-target prioritas relevan dengan tujuan pembangunan WBK / WBBM; c. Tidak ada target-target prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan WBK / WBBM Y/T Tidak Ya, apabila ada media sosialisasi pembangunan WBK / WBBM c. Apakah terdapat mekanisme atau media untuk mensosialisasikan pembangunan WBK / WBBM? 3 Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK / WBBM ( 2...% a. Apakah seluruh kegiatan pembangunan sudah A/B/C/D D a. Semua kegiatan pembangunan telah dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan rencana? sesuai dengan rencana; b. Sebagian besar kegiatan pembangunan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana; c. Sebagian kecil kegiatan pembangunan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana; d. Belum ada kegiatan pembangunan yang dilakukan sesuai dengan rencana b. Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap A/B/C/D a. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas pembangunan Zona Integritas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM dilakukan bulanan; c. Apakah hasil Monitoring dan Evaluasi telah ditindaklanjuti? Dokumen Rencana Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM memuat target Dokumentasi dan Laporan Sosialisasi; notulensi pengarahan mengenai ZI oleh pimpinan di unit kerja Laporan Pelaksanaan Pembangunan ZI di Unit Kerja Laporan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Pembangunan ZI di Unit Kerja b. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM dilakukan triwulan; c. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM d. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM a. Jika semua laporan monitoring dan evaluasi tim internal Dokumen Rencana Aksi terhadap Monev Pelaksanaan atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / Pembangunan ZI di Unit Kerja WBBM telah ditindaklanjuti; b. Jika sebagian besar laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM telah ditindaklanjuti; c. Jika sebagian kecil laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM telah ditindaklanjuti;

d. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan Unit WBK / WBBM 4 Perubahan pola pikir dan budaya kerja (1) 1...% a. Apakah pimpinan berperan sebagai role model dalam pelaksanaan Pembangunan WBK / WBBM? Y/T Ya, jika pimpinan memberi teladan nyata, misalnya mengisi / mencatat kehadiran setiap hari seperti pegawai lain Daftar hadir rapat internal, presensi elektronik pimpinan di unit kerja b. Apakah sudah ditetapkan agen perubahan? Y/T Ya, jika agen perubahan sudah ditetapkan Kepka Tim Pembangunan ZI Unit Kerja; terdapat personil unit kerja yang menjadi anggota SMO, PMO, RB, perubahan SOTK, penyusunan Renstra. c. Apakah telah dibangun budaya kerja dan pola pikir di lingkungan organisasi? d. Apakah anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM? Y/T Ya, jika dilakukan pelatihan budaya kerja dan pola pikir Dokumentasi Pelatihan yang terkait budaya kerja dan pola pikir pegawai, misalnya: Diklat Budaya Kerja, Diklat Pelayanan Prima, Pencarahan Pegawai, Sosialisasi Kode Etik dan Nilai-nilai Lemsaneg, dll. a. Jika semua anggota terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM dan usulan-usulan dari anggota diakomodasikan dalam keputusan; b. Jika sebagian besar anggota terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM; c. Jika sebagian kecil anggota terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM; d. Jika belum ada anggota terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM Kepka Tim Pembangunan ZI di Unit Kerja II. PENATAAN TATALAKSANA (5) 5...% 1 Prosedur Operasional Tetap (SOP) kegiatan utama (1,5) 1.5..% a. Apakah SOP mengacu pada peta proses bisnis instansi A/B/C/D a. Jika semua SOP unit telah mengacu peta proses bisnis Daftar SOP di Unit Kerja dan juga melakukan inovasi yang selaras; b. Jika semua SOP unit telah mengacu peta proses bisnis; c. Jika sebagian besar SOP unit telah mengacu peta proses bisnis; d. Jika sebagian kecil SOP unit telah mengacu peta proses bisnis b. Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan a. Jika unit telah menerapkan seluruh SOP yang ditetapkan organisasi dan juga melakukan inovasi pada Permintaan Keterangan atas pelaksanaan SOP; Daftar SOP di unit Kerja SOP yang diterapkan; b. Jika unit telah menerapkan seluruh SOP yang c. Prosedur operasional tetap (SOP) telah dievaluasi A/B/C/D 2 E-Office 2...% a. Apakah sistem pengukuran kinerja unit sudah A/B/C menggunakan teknologi informasi? b. Apakah operasionalisasi manajemen SDM sudah menggunakan teknologi informasi? A/B/C/D A/B/C c. Jika unit telah menerapkan sebagian besar SOP yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit telah menerapkan sebagian kecil SOP yang ditetapkan organisasi a. Jika seluruh SOP utama telah dievaluasi dan telah ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan perbaikan SOP; b. Jika sebagian besar SOP utama telah dievaluasi dan telah ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan perbaikan SOP; c. Jika sebagian besar SOP utama telah dievaluasi tetapi belum ditindaklanjuti; d. Jika sebagian kecil SOP utama telah dievaluasi a. Jika unit memiliki sistem pengukuran kinerja yang menggunakan teknologi informasi dan juga melakukan inovasi; b. Jika unit memiliki sistem pengukuran kinerja terpusat yang menggunakan teknologi informasi; c. Belum memiliki sistem pengukuran kinerja yang menggunakan teknologi informasi a. Jika unit memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang menggunakan teknologi informasi dan juga melakukan inovasi; b. Jika unit memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang menggunakan teknologi informasi secara terpusat; Laporan Hasil Evaluasi SOP, Revisi SOP Unit Kerja telah menggunakan e-performance (contoh: print out sample SKP, logbook, printscreen penggunaan e-performance) Unit Kerja telah menggunakan TI dalam manajemen SDM unit kerja (contoh: APAKSI, SIMPEG, SIMWAS, dll)

c. Belum memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang sudah menggunakan teknologi informasi c. Apakah pemberian pelayanan kepada publik sudah menggunakan teknologi informasi? A/B/C a. Jika unit memberikan pelayanan kepada publik dengan menggunakan teknologi informasi dan juga melakukan inovasi; b. Jika unit memberikan pelayanan kepada publik dengan menggunakan teknologi informasi secara terpusat; Unit Kerja telah menggunakan TI dalam pelayanan publik (contoh: SPMB, JDIH, PPID, dll) d. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik? c. Belum memberikan pelayanan kepada publik dengan menggunakan teknologi informasi a. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap Laporan Monev atas pemanfaatan TI di Unit Kerja pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan bulanan; b. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan triwulan; c. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan semesteran; d. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan tahunan 3 Keterbukaan Informasi Publik (1,5) 1.5..% a. Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah diterapkan Y/T Ya, jika kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah diterapkan b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik Y/T Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik III. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM (15) 15...% 1 Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuh 2...% a. Apakah kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja untuk masing-masing jabatan? Y/T Ya, jika kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja untuk masing-masing jabatan Kepka pembentukan PPID, Kepka pengelolaan informasi publik (terdapat personil unit kerja yang menjadi anggota pengelolaan informasi publik), Daftar Informasi Publik Laporan Monev atas pengelolaan informasi publik ABK Unit Kerja, Surat Permintaan Formasi Pegawai di Unit Kerja b. Apakah penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan? c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan pegawai rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi telah memberikan perbaikan terhadap kinerja unit kerja? a. Jika semua penempatan pegawai hasil rekrutmen murni ABK Unit Kerja, Sample Kepka Penempatan Pegawai di unit Kerja mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan; b. Jika sebagian besar penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan; c. Jika sebagian kecil penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan; d. Tidak ada penempatan pegawai hasil rekrutmen murni yang mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan Y/T Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap Laporan Monev terhadap penempatan pegawai / ABK Unit Kerja penempatan pegawai rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi telah memberikan perbaikan terhadap kinerja unit kerja 2 Pola Mutasi Internal (2) 2...% a. Dalam melakukan pengembangan karier pegawai, apakah telah dilakukan mutasi pegawai antar jabatan? Y/T Ya, jika dilakukan mutasi pegawai antar jabatan sebagai wujud dari pengembangan karier pegawai Kepka Perpindahan Jabatan Pegawai di Unit Kerja terkait

b. Apakah dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan? a. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi dan juga unit kerja memberikan pertimbangan terkait hal ini; Standar Kompetensi Jabatan, Pola Karir Pegawai b. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi; c. Jika sebagian besar mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi; d. Jika sebagian kecil semua mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja? Y/T Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja Laporan Monev terhadap mutasi pegawai di unit Kerja 3 Pengembangan pegawai berbasis kompetensi (3) 3...% a. Apakah Unit Kerja melakukan Training Need Analysis untuk pengembangan kompetensi? Y/T Ya, jika sudah dilakukan Training Need Analysis untuk pengembangan kompetensi b. Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai, apakah mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai? a. Jika semua rencana pengembangan kompetensi pegawai mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai; b. Jika sebagian besar rencana pengembangan kompetensi pegawai mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai; c. Jika sebagian kecil rencana pengembangan kompetensi pegawai mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai; d. Belum ada rencana pengembangan kompetensi pegawai yang mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai Kepka TNA (terdapat personil unit kerja yang mengikuti kegiatan TNA), Daftar pelatihan di Unit Kerja SKP, Laporan TNA di Unit Kerja c. Persentase kesenjangan kompetensi pegawai yang ada dengan standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan d. Pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan / hak untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi, apakah unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada pegawai (dapat melalui pengikutsertaan pada lembaga pelatihan, in-house training, atau melalui coaching, atau mentoring, dll)? a. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar <25% ; Persentase hasil analisis kesenjangan kompetensi dengan standar kompetensi jabatan di unit kerja b. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar >25%- 5% ; c. Jika sebagian besar kompetensi pegawai dengan standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan d. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar kompetensi yang ditetapkan sebesar >75%- 1% a. Jika seluruh pegawai di Unit Kerja telah memperoleh SKP pegawai di unit kerja telah memuat pengembangan kesempatan / hak untuk mengikuti diklat maupun kompetensi (Diklat), SP Diklat pengembangan kompetensi lainnya; b. Jika sebagian besar pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan / hak untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya; c. Jika sebagian kecil pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan / hak untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya; d. Belum ada pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan / hak untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya a. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan Daftar kegiatan pengembangan kompetensi di unit kerja kompetensi kepada seluruh pegawai; b. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada sebagian besar pegawai; c. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada sebagian kecil pegawai; d. Jika unit kerja belum melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada pegawai

f. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja? a. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan bulanan; b. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan triwulan; c. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan semesteran; d. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan tahunan 4 Penetapan kinerja individu (4) 4...% a. Terdapat penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi a. Jika seluruh penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi; b. Jika sebagian besar penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi; c. Jika sebagian kecil penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi; d. Belum ada penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi b. Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian a. Jika seluruh ukuran kinerja individu telah memiliki dengan indikator kinerja individu level diatasnya kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya; c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara periodik d. Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian reward (pengembangan karir individu, penghargaan, dll) A/B/C/D/E 5 Penegakan aturan disiplin / kode etik / kode perilaku p 3...% a. Aturan disiplin / kode etik / kode perilaku telah dilaksanakan / diimplementasikan Laporan Monev terhadap hasil pengembangan komptensi SKP pegawai di unit kerja SKP pegawai dan atasannya b. Jika sebagian besar ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya; c. Jika sebagian kecil ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya; d. Belum ada ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya a. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara bulanan; Penilaian Prestasi Kerja PNS (P2KP), b. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara triwulananlogbook bulanan pegawai di unit kerja c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara semesteran; d. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara tahunan; e. Pengukuran kinerja individu belum dilakukan a. Hasil penilaian kinerja individu seluruhnya telah dijadikan dasar pemberian reward; b. Hasil penilaian kinerja individu sebagian besar telah dijadikan dasar pemberian reward; c. Hasil penilaian kinerja individu sebagian kecil telah dijadikan dasar pemberian reward; d. Hasil penilaian kinerja individu belum dijadikan dasar pemberian reward Surat pemberian reward, ketentuan pemberian reward di unit kerja a. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh Peraturan Kode Etik, Buku Saku Pegawai, Surat Penjatuhan aturan disiplin / kode etik / kode perilaku yang ditetapkan Hukuman Disiplin, Laporan Rekapitulasi Absensi Pegawai organisasi dan juga membuat inovasi terkait aturan disiplin / kode etik / kode perilaku yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh aturan disiplin / kode etik / kode perilaku yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian besar aturan disiplin / kode etik / kode perilaku yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian kecil aturan disiplin / kode etik / kode perilaku yang ditetapkan organisasi 6 Sistem Informasi Kepegawaian (1) 1...% a. Data informasi kepegawaian unit kerja telah a. Jika data informasi kepegawaian unit kerja telah Dislokasi Pegawai Bulanan dimutakhirkan secara berkala dimutakhirkan secara bulanan; b. Jika data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan secara triwulan;

c. Jika data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan secara semesteran; d. Jika data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan secara tahunan IV. PENGUATAN AKUNTABILITAS (1) 1...% 1 Keterlibatan pimpinan (5) 5...% a. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Perencanaan? Y/T Ya, jika pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Perencanaan b. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat Y/T Ya, jika pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan Kinerja? penyusunan Penetapan Kinerja c. Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja Y/T Ya, jika pimpinan pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala? secara berkala 2 Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja (5) 5...% a. Apakah dokumen perencanaan sudah ada? A/B/C a. Jika unit kerja telah memiliki seluruh dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja); b. Jika unit kerja hanya memiliki Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja; c. Jika unit kerja belum memiliki dokumen perencanaan Notulensi Rapat terkait perencanaan, dokumentasi kegiatan terkait perencanaan Notulensi Rapat penyusunan Tapkin, Dokumen Tapkin Laporan Capaian Target Kinerja bulanan Dokumen Renstra, RKT, dan Tapkin b. Apakah dokumen perencanaan telah berorientasi hasil? c. Apakah terdapat Indikator Kinerja Utama (IKU)? A/B/C a. Jika seluruh dokumen perencanaan telah berorientasi hasil; b. Jika sebagian besar dokumen perencanaan telah berorientasi hasil; c. Jika sebagian kecil dokumen perencanaan telah berorientasi hasil; d. Belum ada dokumen perencanaan yang berorientasi hasil a. Jika unit kerja memiliki IKU yang ditetapkan organisasi dan juga membuat IKU tambahan yang sesuai dengan b. Jika unit kerja memiliki IKU yang ditetapkan organisasi; Hasil Evaluasi LAKIP Unit Kerja, Dokumen Renstra, RKT, dan Tapkin Hasil Evaluasi LAKIP Unit Kerja, Dokumen Renstra, RKT, dan Tapkin d. Apakah indikator kinerja telah SMART? c. Jika unit kerja belum memiliki IKU a. Jika seluruh indikator kinerja unit kerja telah SMART; Hasil Evaluasi LAKIP Unit Kerja, Dokumen Renstra, RKT, dan Tapkin b. Jika sebagian besar indikator kinerja unit kerja telah SMART; c. Jika sebagian kecil indikator kinerja unit kerja telah SMART; d. Belum ada indikator kinerja unit kerja yang SMART e. Apakah laporan kinerja telah disusun tepat waktu? Y/T Ya, jika unit kerja telah menyusun laporan kinerja tepat LAKIP unit kerja, Hasil Evaluasi LAKIP unit kerja waktu f. Apakah pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja? g. Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja? A/B/C/D A/B/C/D a. Jika seluruh pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja; b. Jika sebagian besar pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja; c. Jika sebagian kecil pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja; d. Belum ada pelaporan kinerja yang memberikan informasi tentang kinerja a. Jika unit kerja berupaya meningkatankan seluruh kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; LAKIP unit kerja, Hasil Evaluasi LAKIP unit kerja SP diklat/workshop terkait akuntabilitas kinerja untuk personil di unit kerja (pegawai dan pimpinan unit kerja) b. Jika unit kerja berupaya meningkatankan sebagian besar kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; c. Jika unit kerja berupaya meningkatankan sebagian kecil kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; d. Unit kerja belum berupaya meningkatankan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja h. Pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM yang kompeten A/B/C a. Jika pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh seluruh SDM yang kompeten; SP penyusunan akuntabilitas kinerja (contoh: Renstra unit kerja, Tapkin unit kerja, LAKIP unit kerja), DUK

V. PENGUATAN PENGAWASAN (15) 15...% 1 Pengendalian Gratifikasi (3) 3...% a. Telah dilakukan public campaign tentang A/B/C pengendalian gratifikasi b. Pengendalian gratifikasi telah diimplementasikan A/B/C 2 Penerapan SPIP (3) 3...% a. Telah dibangun lingkungan pengendalian b. Jika pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh sebagian SDM yang kompeten; c. Pengelolaan akuntabilitas kinerja belum dilaksanakan oleh seluruh SDM yang kompeten a. Public campaign telah dilakukan secara berkala; Dokukumentasi pelaksanaan public campaign (sosialisasi, banner online/offline, dll) b. Public campaign dilakukan tidak secara berkala; c. Belum dilakukan public campaign a. Jika unit kerja mengimplementasikan pengendalian gratifikasi sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait pengendalian gratifikasi yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Jika unit kerja mengimplementasikan pengendalian gratifikasi sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja belum mengimplementasikan a. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja membangun sebagian besar lingkungan pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja membangun sebagian kecil lingkungan pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan organisasi Perka pengendalian gratifikasi, Laporan pengendalian gratifikasi di unit kerja Pakta Integritas, Kode Etik, Peraturan SPIP, SOP atau peraturanperaturan di unit kerja, Kepka Satlak/Satgas SPIP b. Telah dilakukan penilaian risiko atas pelaksanaan kebijakan a. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas seluruh pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; Dokumen penilaian risiko c. Telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi A/B/C b. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas seluruh pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas sebagian besar pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja melakukan penilaian risiko atas sebagian kecil pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi a. Jika unit kerja melakukan kegiatan pengendalian untuk Dokumen RTP meminimalisir risiko sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; d. SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait A/B/C 3 Pengaduan Masyarakat (3) 3...% b. Jika unit kerja melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja belum melakukan seluruh kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko a. SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait; b. SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada sebagian pihak terkait; c. Belum ada pihak terkait yang mendapatkan informasi dan komunikasi mengenai SPI Dokumentasi sosialisasi, notulensi rapat terkait SPI

a. Kebijakan pengaduan masyarakat telah diimplementasikan a. Jika unit kerja mengimplementasikan seluruh kebijakan Peraturan tentang Pengaduan Masyarakat, Adanya saluran pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan pengaduan (kotak saran, email, telepon, dll) organisasi dan juga membuat inovasi terkait pengaduan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Hasil penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian besar kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan d. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian kecil kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan a. Jika seluruh organisasi hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti oleh unit kerja; b. Jika sebagian besar hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti oleh unit kerja; c. Jika sebagian kecil hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti oleh unit kerja; Laporan penanganan Pengaduan Masyarakat c. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat d. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti A/B/C d. Jika seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat belum ditindaklanjuti oleh unit kerja a. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat dilakukan bulanan; b. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat dilakukan triwulan; c. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat dilakukan semesteran; d. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat dilakukan tahunan a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; b. Jika sebagian hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; c. Jika belum ada hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti unit kerja Laporan Monev atas penanganan Pengaduan Masyarakat Dokumen Rencana Aksi atas Laporan Evaluasi penerapan Pengaduan Masyarakat 4 Whistle-Blowing System (3) 3...% a. Apakah Whistle-Blowing System sudah di internalisasi Y/T Ya, jika Whistle-Blowing System telah di internalisasi di Dokumentasi sosialisasi tentang WBS b. Whistle-Blowing System telah diterapkan A/B/C/D a. Jika unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistle- Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait pelaksanaan Whistle- Blowing System yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Jika unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistle- Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; Peraturan tentang WBS, media WBS c. Telah dilakukan evaluasi atas penerapan Whistle- Blowing System d. Hasil evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System telah ditindaklanjuti c. Jika unit kerja menerapkan sebagian besar kebijakan Whistle-Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja menerapkan sebagian kecil kebijakan Whistle-Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi a. Jika evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System dilakukan bulanan; b. Jika evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System dilakukan triwulan; c. Jika evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System dilakukan semesteran; d. Jika evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System dilakukan tahunan a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penerapan Whistle- Blowing System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; Laporan Evaluasi penerapan WBS Dokumen Rencana Aksi atas Laporan Evaluasi penerapan WBS

b. Jika sebagian besar hasil evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; c. Jika sebagian kecil hasil evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; d. Jika belum ada hasil evaluasi atas penerapan Whistle- Blowing System yang ditindaklanjuti unit kerja 5 Penanganan Benturan Kepentingan (3) 3...% a. Telah terdapat identifikasi / pemetaan benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama Y/T Ya, jika unit kerja telah mengidentifikasi / memetakan benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama Hasil identifikasi/pemetaan atas benturan kepentingan di unit kerja b. Penanganan Benturan Kepentingan telah disosialisasikan / internalisasi A/B/C/D a. Jika penanganan Benturan Kepentingan disosialisasikan / diinternalisasikan ke seluruh unit kerja; Dokumentasi sosialisasi tentang penanganan benturan kepentingan b. Jika penanganan Benturan Kepentingan disosialisasikan / diinternalisasikan ke sebagian besar unit kerja; c. Jika penanganan Benturan Kepentingan disosialisasikan / diinternalisasikan ke sebagian kecil unit kerja; d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum disosialisasikan / diinternalisasikan ke seluruh unit kerja c. Penanganan Benturan Kepentingan telah diimplementasikan d. Telah dilakukan evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan e. Hasil evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan telah ditindaklanjuti A/B/C/D A/B/C A/B/C/D a. Jika penanganan Benturan Kepentingan Peraturan tentang penanganan benturan kepentingan diimplementasikan ke seluruh unit kerja; b. Jika penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke sebagian besar unit kerja; c. Jika penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke sebagian kecil unit kerja; d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum diimplementasikan ke seluruh unit kerja a. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi Laporan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan secara berkala oleh unit kerja; b. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi tidak secara berkala oleh unit kerja; c. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum dievaluasi oleh unit kerja a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penanganan Benturan Dokumen Rencana Aksi atas Laporan Evaluasi penanganan Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; benturan kepentingan b. Jika sebagian besar hasil evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; c. Jika sebagian kecil hasil evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja; d. Jika belum ada hasil evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan yang ditindaklanjuti unit kerja VI. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (1) 15...% 1 Standar Pelayanan (3) 3...% a. Terdapat kebijakan standar pelayanan A/B/C a. Jika unit kerja memiliki kebijakan standar pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait standar pelayanan yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; Kebijakan standar pelayanan di unit kerja b. Jika unit kerja memiliki kebijakan standar pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja belum memiliki kebijakan standar pelayanan

b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan a. Jika unit kerja memaklumatkan seluruh standar Standar pelayanan unit kerja pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait maklumat standar pelayanan yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; b. Jika unit kerja memaklumatkan seluruh standar pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja memaklumatkan sebagian besar standar pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja memaklumatkan sebagian kecil standar pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi c. Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan a. Jika unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait SOP yang sesuai dengan karakteristik unit kerja; SOP pelaksanaan standar pelayanan di unit kerja d. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayannan dan SOP A/B/C b. Jika unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja menerapkan sebagian besar SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; d. Jika unit kerja menerapkan sebagian kecil SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi a. Jika unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas SP Tim Asistensi Penyusunan SOP, Rekap SOP, laporan kegiatan standar pelayanan dan SOP sesuai dengan yang ditetapkan pemutakhiran SOP organisasi dan juga unit kerja berinisiatif melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP; b. Jika unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi; c. Jika unit kerja belum melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP 2 Budaya Pelayanan Prima (3) 3...% a. Telah dilakukan sosialisasi / pelatihan dalam upaya A/B/C/D a. Seluruh sosialisasi / pelatihan telah dilakukan dalam Laporan sosialisasi/pelatihan penerapan budaya pelayanan prima penerapan Budaya Pelayanan Prima upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima; b. Sebagian besar sosialisasi / pelatihan telah dilakukan dalam upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima; c. Sebagian kecil sosialisasi / pelatihan telah dilakukan dalam upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima; b. Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media A/B/C d. Seluruh sosialisasi / pelatihan belum dilakukan dalam upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima a. Informasi pelayanan dapat diakses melalui berbagai media (misal: papan pengumuman, website, media sosial, media cetak, media televisi, radio, dsb); Sistem Informasi di Lembaga Sandi Negara dan unit kerja (contoh: Website Lembaga Sandi Negara, Portal Lembaga Sandi Negara, dsb) b. Informasi pelayanan dapat diakses melalui beberapa media (misal: papan pengumuman, selebaran, dsb); c. Telah terdapat sistem punishment (sanksi) / reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar A/B/C c. Informasi pelayanan sulit diakses melalui berbagai media a. Telah terdapat sistem sanksi / reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar dan sudah diimplementasikan; b. Telah terdapat sistem sanksi / reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar namun belum diimplementasikan; c. Belum terdapat sistem sanksi / reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar Ketentuan pemberian reward/punishment terkait pelayanan di unit kerja