PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

ANALISIS BIAYA PEMANENAN KAYU DI SALAH SATU IUPHHK-HA DI PAPUA BARAT LILI NURINDAH SARI SIREGAR

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

PRODUKTIVITAS PENEBANGAN PADA HUTAN JATI (Tectona Grandis) RAKYAT DI KABUPATEN BONE

Ciri Limbah Pemanenan Kayu di Hutan Rawa Gambut Tropika. (Characteristics of Logging Waste in Tropical Peat Swamp Forest)

TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat. Selain itu,

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus : PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab.

POTENSI LIMBAH DAN TINGKAT EFEKTIVITAS PENEBANGAN POHON DI HUTAN DATARAN RENDAH TANAH KERING META FADINA PUTRI

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA RANGKAIAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SAMPAN DARAT DI PT MITRA KEMBANG SELARAS PROVINSI RIAU

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

a. Biaya tetap Perhitungan biaya tetap menggunakan rumus-rumus menurut FAO (1992) dalam Mujetahid (2009) berikut: M R Biaya penyusutan: D = N x t

BAB III METODE PENELITIAN


EFISIENSI KEBUTUHAN PERALATAN PEMANENAN DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI, DI KALIMANTAN BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

KETERBUKAAN AREAL HUTAN AKIBAT KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI PULAU SIBERUT KEPULAUAN MENTAWAI SUMATERA BARAT ADYTIA MACHDAM PAMUNGKAS

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

LIMBAH PEMANENAN DAN FAKTOR EKSPLOITASI PADA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan)

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

Oleh/Bj : Sona Suhartana dan Maman Mansyur Idris. Summary

Analisis Potensi Limbah Penebangan dan Pemanfaatannya pada Hutan Jati Rakyat di Kabupaten Bone

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 175 TAHUN 2012 TENTANG

TEKNIK PENYARADAN KAYU

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.54/MENHUT-II/2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMANENAN KAYU BERDASARKAN PERBANDINGAN UKURAN POHON DI PT DASA INTIGA KALIMANTAN TENGAH ALIF RIZKI AGUNG SISWAHYUDI

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK.254/VI-BPHA/2007 TENTANG

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

OPTIMALISASI PERALATAN PEMANENAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI IUPHHK-HT PT WIRAKARYA SAKTI, PROVINSI JAMBI KAROMATUN NISA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengeluaran Limbah Penebangan Hutan Tanaman Industri dengan Sistem Pemikulan Manual (Penilaian Performansi Kualitatif)

PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TEKNIK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DI KALIMANTAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKTIVITAS DAN BIAYA KEGIATAN PENYARADAN MENGGUNAKAN SKIDDER DAN BULLDOZER PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. WIRAKARYA SAKTI, JAMBI

MODEL PENDUGA PEUBAH TEGAKAN PINUS PADA AREAL REHABILITASI TOSO DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT FADEL IBNU PERDANA

Pengertian, Konsep & Tahapan

seluas Ha yang seluruhnya terletak di kelompok B. KONFIGURASI LAPANGAN, TANAH DAN IKLIM Kiani Lestari di kelompok Hutan Jele-Beliwit

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DI HUTAN RAKYAT. Oleh: Dulsalam 1) ABSTRAK

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

Sona Suhartana dan Yuniawati

MEMUTUSKAN. Menetapkan :

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemanenan hasil hutan

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

TEKNIK PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

G U B E R N U R J A M B I

PERBANDINGAN BESARNYA KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL PADA PEMANENAN KAYU MENGGUNAKAN METODE REDUCED IMPACT LOGGING DAN CONVENTIONAL LOGGING DI IUPHHK PT

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN DENGAN METODE GARIS TRANSEK (LINE INTERSECT METHOD) DI IUPHHK-HA PT WIJAYA SENTOSA, PAPUA BARAT SYARIFA NURFADILAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

PEMBUATAN CROSSDRAIN PADA BEKAS JALAN SARAD UNTUK MENGURANGI EROSI TANAH DAN ALIRAN PERMUKAAN DI IUPHHK HA PT WIJAYA SENTOSA PAPUA BARAT

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 91 TAHUN 2011 TENTANG

PEMANENAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT DI SUMATERA SELATAN (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.

TINGKAT KERUSAKAN DAN KETERBUKAAN AREAL AKIBAT PENYARADAN KAYU DI HUTAN ALAM DATARAN RENDAH TANAH KERING REINALDO SAPOLENGGU

DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT

Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU Medan 2)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN. Membaca

Direktur Jenderal, Ttd

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Alat Berat dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Wida Ningrum NIM E14100134

ABSTRAK WIDA NINGRUM. Produktivitas Alat Berat dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat. Dibimbing oleh JUANG RATA MATANGARAN Pencapaian target produksi berkaitan erat dengan produktivitas dan waktu kerja alat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis produktivitas serta menghitung efisiensi waktu kerja kegiatan produksi kayu di areal IUPHHK-HA di Papua Barat untuk mengetahui jumlah alat berat yang dibutuhkan untuk setiap tahapan kegiatan produksi. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan mengukur langsung waktu kerja untuk setiap tahapan kegiatan produksi kemudian mengukur hasil kerja (volume) untuk mengetahui produktivitas setiap kegiatan pemanenan. Produktivitas penebangan adalah sebesar 12.66 m³/jam, penyaradan 8.97 m³/jam, pemuatan 127.82 m³/jam, pengangkutan 17.45 m³/jam, dan pembongkaran 201.75 m³/jam. Jumlah alat yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi adalah sebanyak 14 unit chainsaw untuk penebangan, 14 unit skidder untuk penyaradan, 1 unit wheel loader untuk pemuatan, 4 unit logging truck untuk pengangkutan, dan 1 unit wheel loader untuk pembongkaran. Terdapat kelebihan jumlah alat sebanyak 4 unit chainsaw untuk penebangan, 4 unit skidder untuk penyaradan, 1 unit wheel loader untuk pemuatan, 2 unit logging truck untuk pengangkutan, dan 2 unit wheel loader untuk pembongkaran. Kata kunci : alat berat, produktivitas, target produksi, waktu kerja. ABSTRACT WIDA NINGRUM. Heavy equipment productivity and work time efficiency of harvesting activity in a Natural Forest Utilization Company in west Papua. Supervised by JUANG RATA MATANGARAN Accomplishment production target was related with productivity and work time of tools that was used. The objective of the study were to calculating and analyzing the productivity and also calculating the efficiency of wood production work time in the area of wood production in West Papua to determine the amount of heavy equipment needed for each step of production activities. Measurement of working time performed by measuring work time directly for each step of production and then measure the results (volume) to determine the productivity of harvesting activities. Productivity of felling was 12.66 m³/hour, skidding was 8.97 m³/hour, loading was 127.82 m³/hour, hauling was 17.45 m³/hour, and unloading was 201.75 m³/hour. The number of tools needed for production activities was 14 units chainsaw for felling, 14 units skidder for skidding, 1 unit wheel loader for loading, 4 units logging truck for hauling, and 1 unit wheel loader for unloading. There was an excess 4 units chainsaw for felling, 4 units skidder for skidding, 1 unit wheel loader for loading, 2 units logging truck for hauling, and 2 unit wheel loader for unloading. Keywords: heavy equipment, productivity, production target, work time.

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK-HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Manajeman Hutan DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Judul Skripsi : Produktivitas Alat Berat Dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat Nama NIM : Wida Ningrum : E14100134 Disetujui Oleh: Prof Dr Ir Juang Rata Matangaran, MS Pembimbing Diketahui Oleh: Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc FTrop Ketua Departemen Tanggal pengesahan :

PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis haturkan atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan karya yang penulis tujukan untuk memberikan informasi ilmiah kepada setiap pembacanya mengenai produktivitas alat berat kegiatan pemanenan kayu seperti chainsaw untuk penebangan, skidder untuk penyaradan, loader untuk pemuatan dan pembongkaran, dan logging truck untuk pengangkutan beserta waktu efektif penggunaan alat-alat tersebut untuk kemudian memberikan informasi mengenai kecukupan jumlah alat tersebut terhadap target produksi yang dimiliki suatu perusahaan yang dalam studi ini perusahaan tersebut adalah PT Wijaya Sentosa pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan alam (IUPHHK-HA) di Papua Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Juang Rata Matangaran MS sebagai dosen pembimbing, Bapak Sugijanto Soewadi selaku direktur IUPHHK- HA PT Wijaya Sentosa Papua Barat yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian, seluruh keluarga besar kamp Simei dan tim PKL Penelitian yang telah membantu pengumpulan data, seluruh keluarga untuk dukungan doa dan semangat, dan kepada seluruh staf Departemen Manajemen Hutan serta rekan-rekan mahasiswa Departemen Manajemen Hutan angkatan 47 Fakultas Kehutanan IPB yang memberi bantuan dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Besar harapan penulis agar karya ini dapat bermanfaat untuk setiap pembacannya. Bogor, September 2014 Wida Ningrum

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 1 METODE PENELITIAN 2 Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 2 Bahan 2 Alat 3 Pengumpulan Data 3 Pengolahan Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Produktivitas Alat 5 Kebutuhan Alat 8 Waktu Kerja 8 SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 21

DAFTAR TABEL 1 Produktivitas alat 5 2 Hasil pengujian hubungan 5 3 Kebutuhan alat produksi 8 4 Perbandingan jumlah alat yang dibutuhkan dan kebutuhan alat produksi 8 5 Waktu kerja kegiatan produksi 9 DAFTAR GAMBAR 1 Persentase waktu kerja penebangan 9 2 Persentase waktu kerja penyaradan 10 3 Persentase waktu kerja pemuatan 11 4 Persentase waktu kerja pengangkutan 12 5 Persentase waktu kerja pembongkaran 12 DAFTAR LAMPIRAN 1 Data topografi areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa 15 2 Data iklim sekitar areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa 15 3 Hasil uji pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas penebangan 16 4 Hasil uji pengaruh volume erhadap produktivitas penyaradan 16 5 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pemuatan 17 6 Hasil uji pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan 17 7 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pembongkaran 18 8 Dokumentasi penelitian 19

PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kegiatan produksi kehutanan di hutan alam telah menerapkan sistem pemanenan secara mekanis. Penerapan sistem mekanis dalam pemanenan memerlukan biaya yang besar dalam hal pengadaan, pemeliharaan, dan pengoperasian alat tersebut. Penggunaan alat mekanis untuk kegiatan produksi pada dasarnya adalah untuk mengefisienkan waktu dan biaya dalam pencapaian target produksi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari RKU PT Wijaya Sentosa (2013), areal kerja PT Wijaya Sentosa merupakan areal yang di take over dari PT Wapoga Mutiara Timber Unit 1 dan dinyatakan berdiri sesuai SK.723/MENHUT-II/2011 Tanggal 20 Desember 2011. PT Wijaya Sentosa memulai penebangan dengan adanya Ijin Penebangan dari Kepala Dinas Provinsi Papua Barat berupa Bagan Kerja 2013 KEP-522.1/40/SK.BKT-13/1/2013 tanggal 21 Januari 2013. Mengingat penggunaan alat mekanis yang pasti digunakan dengan kondisi hutannya yang sudah merupakan hutan bekas tebangan dan merupakan perusahaan yang tergolong baru beroperasi serta belum pernah dilakukan penelitian apapun di areal ini, maka diperlukan penelitian-penelitian dasar untuk membantu pencapaian target produksi yang efisien dari segi waktu dan biayannya. Pencapaian target produksi berkaitan erat dengan produktivitas kerja alat yang digunakan dan waktu kerja alat tersebut, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai produktivitas alat yang digunakan dan efisiensi waktu kerja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tersebut sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah alat yang dibutuhkan oleh IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa untuk mencapai target produksi sesuai dengan waktu perizinan yang dimiliki. Tujuan Penelitian Menghitung dan menganalisis produktivitas dan kebutuhan alat sesuai kondisi lingkungan kerja dan menghitung efisiensi waktu kerja kegiatan produksi kayu di areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi produktivitas alat dan jumlah alat yang diperlukan berdasarkan kondisi yang nyata ada dan terjadi di lapangan untuk mencapai target produksi. Memberikan informasi mengenai efisiensi waktu kerja kegiatan produksi sehingga dapat menjadi informasi dasar bagi tindakan manajemen pekerja.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa Provinsi Papua Barat pada bulan April sampai Mei 2014. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis, Luas dan Jatah Tebangan Per Tahun Areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa secara geografis terletak pada 3º 35-3º 11 LS dan 134º 16-134º 11 BT dan berdasarkan administrasi pemangkuan hutan termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Teluk Wondama, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat. Luas areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor SK.33/Menhut- II/2013 tanggal 15 Januari 2013 seluas ±130 755 Ha. Etat luas yang diberikan adalah sebesar 39 360 Ha/10 tahun dan etat volume yang diberikan adalah 1 645 082 m³/10 tahun dengan rata -rata tebangan tahunan adalah sebesar 164 508 m³/tahun. Iklim Berdasarkan data iklim stasiun pencatat Wasior, curah hujan rata-rata untuk wilayah IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa adalah sebesar 3 080 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 181 hari. Distribusi hujan bulanan hampir merata sepanjang tahun dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 412 mm dan terendah pada bulan Desember, rata-rata hari hujan bulanan sebesar 15.08 hari dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 256.6 mm. Topografi Berdasarkan hasil penggambaran peta joint operation grafik skala 1 : 250.000 tahun 1967 menunjukkan bahwa areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa didominasi oleh topografi bergelombang dengan persentase sebesar 34.30% (44 849 Ha). Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder mengenai jumlah alat produksi yang ada di lapangan berikut tipenya, informasi jatah tebang tahunan perusahaan, dan data primer berupa informasi waktu kerja kegiatan produksi dan jumlah hasil produksi yang dihasilkannya.

Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, tally sheet, pita ukur, meteran jahit, kalkulator dan stopwatch sedangkan alat yang diukur adalah chainsaw pada penebangan, bulldozer pada penyaradan, wheel loader pada kegiatan muat bongkar dan logging truck pada pengangkutan. Pengumpulan Data Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1. Menghitung waktu kerja setiap tahapan pekerjaan. waktu yang diukur untuk setiap tahapan kegiatan diuraikan sebagai berikut : a. Penebangan Pengukuran waktu mulai dilakukan saat penebang mulai berjalan menuju pohon yang akan ditebang dan berakhir saat penebang selesai melakukan trimming yang menghasilkan log siap sarad. Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 111 batang pohon yang ditebang. Alat tebang yang digunakan adalah chainsaw Stihl MS 72 b. Penyaradan Pengukuran waktu mulai dilakukan saat bulldozer mulai bergerak menuju log yang akan disarad dan berakhir saat log selesai disusun di Tempat Pengumpulan sementara (TPn). Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 114 penyaradan kayu. Alat sarad yang digunakan adalah bulldozer Caterpillar D527 c. Pemuatan Dilakukan di TPn. Pengukuran dimulai saat loader mulai menurunkan trailer dan berakhir ketika loader selesai menyusun kayu di atas logging truck. Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 136 pemuatan kayu. Alat pemuatan yang digunakan adalah wheel loader Caterpillar 980F. d. Pengangkutan Dilakukan di TPn menuju Tempat Penimbunan Kayu (TPK/logpond). Pengukuran dimulai saat logging truck mulai berjalan tanpa muatan dari logpond menuju TPn dan berakhir saat logging truck kembali ke logpond dan siap untuk menuju TPn kembali. Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 31 trip ulangan. Alat pengangkutan yang digunakan adalah logging truck Mercedesbenz 3836. e. Pembongkaran Dilakukan di logpond. Pengukuran dimulai saat loader mulai bergerak mendekati logging truck dan berakhir saat loader selesai menaikkan trailer. Jumlah ulangan yang dilakukan adalah 77 pembongkaran kayu. Alat pembongkaran yang digunakan adalah Caterpillar 980F. 2. Menghitung volume hasil kegiatan dari setiap ulangan dalam setiap tahapan produksi dengan mengukur diameter dan panjang log. 3. Pengumpulan data sekunder berupa data kondisi umum tempat penelitian, data curah hujan, dan jumlah hari libur yang mempengaruhi hari kerja efektif setiap tahapan produksi.

Pengolahan Data 1. Perhitungan volume dihitung dengan menggunakan rumus Brereton metrik: V = 1 2 + Dp 4 π (Du ) x L 2 Keterangan: V = volume kayu (m 3 ) Du = diameter ujung (cm) Dp = diameter pangkal (cm) L = panjang (m) π = konstanta (3,14) 2. Produktivitas alat dihitung dengan menggunakan rumus : Conway (1976) P = V W Keterangan : P = produktivitas (m 3 /jam) V = volume produksi persiklus (m 3 ) W = waktu siklus (menit) 3. Perhitungan jumlah alat yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus : United tractor (1984) VP WP N = KP Keterangan : N = jumlah alat VP = target volume pekerjaan (m 3 /tahun) WP = waktu penyelasaian pekerjaan (jam/tahun) KP = kapasitas produksi alat (m 3 /tahun) 4. Pengujian hubungan faktor yang mempengaruhi produktivitas a. Analisis regresi linier untuk penyaradan, pemuatan, dan pembongkaran Persamaan Y = a + bx b. Analisis regresi linier berganda untuk penebangan Persamaan Y = a + bx1 + cx2 c. Analisis regresi linier untuk pengangkutan Persamaan Y = a + bx3 Keterangan : Y = produktivitas (m 3 /jam) a = konstanta b = koefisien regresi X/X1 c = koefisien regresi X2 X = volume (m 3 ) X1 = lereng (%) X2 = volume (m 3 ) X3 = jarak (km)

HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Alat Produktivitas menurut ILO (1979) dirumuskan sebagai hasil perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input). Produktivitas juga dapat dirumuskan sebagai hubungan antara hasil kerja (jumlah satuan produksi, misalnya m 3 kayu) dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (jumlah satuan waktu, misalnya jam kerja) (Elias 2002). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah faktor lapangan yaitu letak geografi areal kerja, iklim, cuaca, tegakan hutan dan kondisi lapangan berupa daya dukung tanah, konfigurasi permukaan tanah dan kemiringan lapang. Faktor yang umumnya mempengaruhi produktivitas dalam pemanenan kayu yaitu: objek kerja, metode/sistem kerja, keadaan lingkungan kerja, organisasi kerja, dan pekerjanya (Elias 1997). Hasil perhitungan produktivitas alat per hari di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Produktivitas alat Kegiatan Volume (m³) Total waktu kerja (jam) Waktu efektif (jam) Waktu tidak efektif (jam) Produktivitas aktual (m³/jam) Produktivitas efektif (m³/jam) Penebangan 59.85 4.72 3.54 1.19 12.66 16.91 Penyaradan 59.31 6.61 5.46 1.15 8.97 10.86 Pemuatan 435.10 3.40 2.60 0.80 127.82 167.35 Pengangkutan 401.45 23.00 14.23 8.77 17.45 28.21 Pembongkaran 407.14 2.02 1.23 0.79 201.75 331.01 Hasil pengujian pengaruh variabel uji terhadap produktivitas disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil pengujian pengaruh Kegiatan Variabel yang diuji Persamaan R² (%) Penebangan Lereng, volume Y = 12.6 + 0.137 X1 + 0.930 X2 4.8 Penyaradan Volume Y = 2.27 + 2.15 X 41.2 Pemuatan Volume Y = 57.6 + 30.0 X 17.5 Pengangkutan Jarak Y = 35.9-1.15 X 41.5 Pembongkaran Volume Y = 46.8 + 44.1 X 37.5 Penebangan Kegiatan penebangan menurut Suparto (1979) didefinisikan sebagai langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu yang meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel lereng dan volume terhadap produktivitas penebangan, diketahui pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas

penebangan yaitu sebesar 4.8% sedangkan 95.2% yang lainnya dipengaruhi oleh variabel lain seperti keterampilan operator, kerapatan tegakan, dan cuaca. Menurut Mujetahid (2008), produktivitas kerja kegiatan penebangan secara umum lebih dipengaruhi faktor-faktor seperti jenis peralatan, intensitas penebangan dan sistem pengupahan yang digunakan. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa produktivitas alat penebangan adalah sebesar 12.66 m³/jam dengan rata-rata volume log 3.77 m³ dan waktu yang dibutuhkan untuk menebang satu pohon sebesar 17.89 menit dan ratarata waktu kerja per hari sebesar 4.72 jam, maka dapat diketahui jumlah rata-rata pohon yang ditebang per hari adalah sebanyak 15-16 pohon. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian produktivitas alat penebangan yang dilakukan oleh Basari (2004) di Kalimantan Tengah yaitu sebesar 15.93 m 3 /jam. Penyaradan Berdasarkan pengukuran di lapangan diketahui produktivitas bulldozer Caterpillar D527 adalah sebesar 8.97 m³/jam dengan jarak sarad rata-rata 311.4 m dan waktu penyaradan per siklus adalah sebesar 29.9 menit/log. Produktivitas alat ini lebih kecil jika dibandingkan dengan produktivitas bulldozer Komatsu D70 sebesar 19.92 m³/jam pada jarak sarad rata-rata 368.01 m berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhdi, Sucipto dan Widyanti (2006). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan alat yang digunakan dan perbedaan kondisi tempat penelitian. Hasil pengujian hubungan variabel volume terhadap produktivitas menunjukkan bahwa pengaruh volume sarad terhadap produktivitas adalah sebesar 41.2 % sedangkan 58.8 % lainya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan pengamatan di lapangan, variabel lain yang mempengaruhi besarnya produktivitas penyaradan adalah keterampilan operator dan helper, kerapatan tegakan, dan kemiringan lapang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhdi, Sucipto dan Widyanti (2006), besarnya pengaruh variabel volume kayu, jarak sarad, dan kemiringan jalan adalah sebesar 73.3% terhadap produktivitas penyaradan, sedangkan 26.7% lainnya dipengaruhi oleh variabel keterampilan operator dan helpernya, waktu kerja penyaradan, kerapatan tegakan, kondisi tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Lubis (1994) menyatakan bahwa produktivitas penyaradan biasanya sangat tergantung pada prestasi kerja regu tebang yang menjadi pasangan kerjanya. Pemuatan dan Pembongkaran Produktivitas alat muat bongkar sangat terkait dengan kegiatan pengangkutan. yakni dalam hal kelancaran pengangkutan dan ketersediaan kayu pada TPn. Produktivitas alat muat bongkar merupakan produktivitas terbesar dalam kegiatan pemanenan hutan karena aktivitasnya yang terkonsentrasi di suatu tempat saja sehingga jarak kerjanya dekat. Produktivitas alat muat bongkar juga dipengaruhi oleh tipe dan jenis alat yang dipakai, ukuran kayu, dan jenis alat yang akan dimuati (Lubis 1994). Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa besar produktivitas pemuatan dan pembongkaran dengan menggunakan wheel loader Caterpillar 980F secara berurut adalah sebesar 127.82 m³/jam dan 201.75 m³/jam.

Hasil ini berbeda jauh dengan penelitian produktivitas muat yang dilakukan oleh Suhartana et al. (2009) di Kalimantan Barat dengan menggunakan excavator Komatsu PC 200 yaitu sebesar 30 m 3 /jam untuk pemuatan dan menggunakan wheel loader yaitu sebesar 56.25 m³/jam untuk pembongkaran. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan tenaga alat yang digunakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa produktivitas pemuatan sangat dipengaruhi oleh keterampilan operator dan kondisi TPn. Terdapat perbedaan waktu yang relatif lebih lama saat helper loader melakukan pemuatan dibanding dengan operator berpengalaman. Penggunaan waktu pemuatan kayu ke atas truk berhubungan erat dengan kemampuan operator alat muat sehingga penggunaan waktu pemuatan yang efisien sebenarnya dapat dicapai dengan jalan meningkatkan kemampuan dan pengalaman operator alat (Sukadaryati dan Sukanda 2008). Hasil pengujian pengaruh variabel volume terhadap pemuatan adalah sebesar 17.5% terhadap pemuatan, sedangkan 82.5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi TPn dan keterampilan operator. Pengaruh volume terhadap pemuatan adalah sebesar 37.5% sedangkan 62.5% lainya dipengaruhi oleh faktor lain seperti keterampilan operator dan kondisi alat yang digunakan. Menurut Sukadaryati dan Sukanda (2008), jenis truk yang digunakan dalam kegiatan pemuatan dan pembongkaran kayu berpengaruh nyata terhadap produktivitas, biaya dan efisiensi pemuatan dan pembongkaran kayu. Pengangkutan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produktivitas pengangkutan dengan menggunakan logging truck Mercedesbenz 3836 adalah sebesar 17.45 m³/jam dengan jarak angkut 15-22 km dan waktu per trip 3.01 jam. Hal ini berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan Darmawan (2014) di IUPHHK-HA di Kalimantan Timur dengan menggunakan logging truck Mercedesbenz Actros 4043 yaitu sebesar 26.38 m³/jam. Hal ini terjadi karena kondisi jalan angkut yang berbeda pada lokasi penelitian, kapasitas berbeda, dan umur alat yang berbeda. Kondisi permukaan jalan yang padat dan rata serta relatif landai pada penelitian Darmawan (2014) berbeda dengan kondisi permukaan jalan di tempat penelitian ini yang kondisi permukaan jalannya tidak terlalu rata dengan lebar jalan yang sempit pada beberapa ruas jalan sehingga menjadi hambatan dalam kegiatan pengangkutan. Pengaruh kondisi jalan yang buruk terhadap produktivitas pengangkutan yang rendah diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartana dan Yuniawati (2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhartana dan Yuniawati (2007), rendahnya produktivitas pengangkutan disebabkan oleh kondisi jalan yang rusak dan tanpa perkerasan yang menyulitkan truk untuk melewatinya. Menurut United Tractor (1984), produktivitas kegiatan pengangkutan menggunakan truk dipengaruhi oleh jarak angkut, kelandaian jalan angkutan, kondisi permukaan jalan, kemampuan alat, dan keterampilan serta motivasi operator, yaitu operator yang bertugas melakukan pemuatan dan operator truk itu sendiri. Hasil pengujian pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan menunjukkan jarak mempengaruhi produktivitas pengangkutan sebesar 41.5% sedangkan 58.5% lainnya dipengaruhi oleh kondisi jalan dan keterampilan operator.

Kebutuhan Alat Hasil perhitungan kebutuhan alat di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa berdasarkan informasi target produksi tahunan, produktivitas dan hari kerja efektif disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Kebutuhan alat produksi Kegiatan Target produksi (m³/tahun) Produktivitas alat (m³/jam) Jam kerja (jam/hari) Hari kerja (hari/tahun) Kebutuhan alat (unit) Penebangan 164 508 12.66 4.72 206 14 Penyaradan 164 508 8.97 6.61 203 14 Pemuatan 164 508 127.82 17.00 108 1 Pengangkutan 164 508 17.45 23.00 108 4 Pembongkaran 164 508 201.75 10.10 108 1 Perbedaan jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun untuk setiap tahapan produksi disebabkan oleh faktor penyusun hari kerja tidak efektif yang berbedabeda untuk setiap tahapan kegiatan produksi. Perbandingan jumlah alat yang digunakan di lapangan dengan kebutuhan alat produksi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Perbandingan jumlah alat yang digunakan dan kebutuhan alat produksi Kegiatan Jumlah alat yang dimiliki (unit) Kebutuhan alat (unit) Selisih alat (unit) Penebangan 18 14 +4 Penyaradan 18 14 +4 Pemuatan 2 1 +1 Pengangkutan 5 4 +1 Pembongkaran 3 1 +2 Berdasarkan hasil perbandingan jumlah alat yang dimiliki dengan kebutuhan alat di lapangan terlihat bahwa IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa memiliki jumlah alat yang berlebih. Kelebihan jumlah alat terbesar ada pada jumlah alat tebang sebanyak empat unit dengan diikuti oleh alat sarad sebanyak empat unit. Jumlah alat tebang yang melebihi kebutuhan ini menyebabkan habisnya jatah tebangan yang diizinkan sebelum jangka waktu perizinan berakhir yang akan berdampak pada berhentinya kegiatan produksi secara keseluruhan dan menyebabkan alat menjadi menganggur. Waktu Kerja Waktu kerja dibagi menjadi dua, yaitu waktu kerja efektif yang merupakan waktu yang digunakan untuk suatu kegiatan yang sudah merupakan bagian tertentu dari pekerjaan tersebut dan waktu kerja tidak efektif yang merupakan waktu yang digunakan untuk pekerjaan yang tidak efektif. Waktu kerja tidak efektif dapat disebabkan oleh kekurangan pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan

pemasaran, sistem kerja dan menstandarkan komponen antar produk. Waktu kerja tidak efektif juga dapat disebabkan oleh batas kemampuan dari pekerja dalam menyelesaikan suatu produk (ILO 1979). Hasil pengukuran waktu kerja kegiatan produksi di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Waktu kerja kegiatan produksi Kegiatan Waktu kerja efektif Waktu kerja tidak efektif (jam) (%) (jam) (%) Waktu kerja total (jam) Penebangan 3.54 74.92 1.19 25.08 4.72 Penyaradan 5.46 82.60 1.15 17.40 6.61 Pemuatan 2.60 76.25 0.80 23.75 17.00 Pengangkutan 14.23 61.89 8.77 38.14 23.00 Pembongkaran 1.23 60.71 0.79 39.29 10.10 Penebangan Upaya meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengurangi waktu kerja tidak efektif pada kegiatan penebangan. Berdasarkan penelitian diketahui waktu kerja tidak efektif yang teramati yaitu sebesar 16.11 % untuk waktu istirahat (merokok, mengobrol, dan makan), sebesar 7.20 % untuk waktu persiapan alat (mengambil alat, menghangatkan mesin, mengasah mata rantai, dan mengisi bahan bakar), sebesar 0.86 % untuk waktu perbaikan alat (memperbaiki rantai putus), dan sebesar 0.91 % untuk waktu pemeriksaan kayu rebah. Rincian persentase waktu kerja penebangan disajikan pada gambar 1. 74.92% 7.20 % 16.11% 0.86% 0.91 % Keterangan Persiapan Alat Istirahat Perbaikan Alat Memeriksa Kayu Rebah Waktu Kerja Efektif Gambar 1 Persentase Waktu Kerja Penebangan Waktu tidak efektif ini sebenarnya masih banyak yang dapat diminimalkan dan bahkan dihilangkan untuk meningkatkan produksi. Waktu yang seharusnya dapat dihilangkan adalah waktu untuk memeriksa kayu rebah dan waktu masih dapat diminimalkan adalah waktu istirahat, waktu persiapan alat (mengambil alat, menghangatkan mesin, mengasah mata rantai, dan mengisi bahan bakar), dan waktu perbaikan alat. Waktu yang dapat diminimalkan ini terutama adalah waktu persiapan alat berupa mengambil alat, pengisian bahan bakar, dan mengasah mata rantai. Waktu ini dapat diminimalkan dengan meletakkan alat tebang yang

ditinggalkan pada hari sebelumnya sedekat mungkin dengan pohon yang akan ditebang pada hari tersebut, memastikan bahan bakar tidak tertinggal jauh, dan mempersiapkan rantai yang masih baik untuk digunakan. Jumlah waktu total kerja yang diamati di lapangan untuk kegiatan penebangan adalah sebesar 4.72 jam kerja aktual. Jumlah jam kerja yang lebih kecil dari waktu kerja umum (8 jam/hari) ini disebabkan oleh sistem pengupahan yang diberlakukan. Sistem pengupahan penebangan yang digunakan adalah sistem borongan, sehingga pekerja menentukan sendiri waktu kerja mereka sesuai dengan kesanggupan bekerja dan target pribadi mereka. Penyaradan Upaya meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengurangi waktu kerja tidak efektif pada kegiatan penyaradan. Waktu kerja penyaradan yang tergolong dalam waktu kerja tidak efektif yaitu waktu persiapan (menghangatkan mesin, memeriksa alat, dan orientasi kayu) sebesar 1.54 %, waktu pengisian bahan bakar (1.99 %), waktu perbaikan alat (1.16 %), waktu istirahat (11.70 %), waktu memutar jalan (0.43 %), dan waktu susun ulang kayu (1.42 %). Rincian persentase waktu kerja penyaradan disajikan pada gambar 2. 1.99% 1.16% 1.54% 11.70% 0.43% 82.6% 1.42% Keterangan Persiapan Alat Isi Bahan Bakar Perbaikan Alat Istirahat Memutar Jalan Susun Ulang Kayu Waktu Kerja Efektif Gambar 2 Persentase Waktu Kerja Penyaradan Waktu persiapan sarad (orientasi kayu), waktu memutar jalan, dan waktu susun ulang kayu seharusnya dapat dihilangkan dengan membuat rencana sarad yang baik dan diketahui oleh penebang dan penyarad serta melakukan penyusunan log dengan baik sehingga tidak perlu disusun ulang kembali. Waktu kerja yang dapat diminimalkan adalah waktu istirahat dan waktu perbaikan alat. Waktu istirahat yang dapat diminimalkan dan bahkan dihilangkan adalah waktu untuk memasak makan siang yang sebaiknya disiapkan sejak awal dan waktu perbaikan alat yang seharusnya dapat diminimalkan adalah perbaikan choker dan perbaikan gulungan winch yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan helper. Sistem pengerjaan penebangan dan penyaradan di lapangan dilakukan secara berpasangan. Sehingga waktu kerja aktual penyaradan sangat dipengaruhi oleh regu kerja penebangan yang menjadi pasangan kerjanya. Dengan produktivitas penyaradan yang lebih rendah dari produktivitas penebangan, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut setiap kayu hasil penebangan menjadi lebih besar.

Pemuatan Waktu kerja pemuatan dipengaruhi oleh kapasitas angkut truk yang akan dimuati, dan dimensi log yang akan dimuat. Semakin besar kapasitas alat angkut, jumlah log yang dimuat akan semakin banyak, dan log yang lebih panjang dengan diameter yang lebih kecil memerlukan waktu penyusunan yang lebih lama jika dibandingkan dengan log yang pendek dengan diameter yang lebih besar. Peningkatan produktivitas pemuatan dapat dilakukan dengan mengurangi waktu kerja tidak efektif yaitu pada waktu kerja menurunkan trailer (3.12 %) dan menunggu truk yang akan dimuati (20.63 %). Rincian persentase waktu kerja pemuatan disajikan pada gambar 3. 3.12% 20.63% Keterangan Menurunkan Trailer 76.25% Menunggu Truk Waktu Kerja Efektif Gambar 3 Persentase Waktu Kerja Pemuatan Pada pemuatan tidak ditemukan waktu istirahat karena istirahat dilakukan bersamaan dengan waktu menunggu truk yang akan dimuati. Kegiatan yang dilakukan saat menunggu truk yang akan dimuati adalah mengobrol, merokok, dan makan. Waktu kerja tidak efektif yang mungkin untuk diminimalkan yaitu menurunkan trailer dengan meningkatkan keterampilan operator. Jumlah jam kerja alat pemuatan ini sangat dipengaruhi oleh jumlah trip yang dilakukan oleh alat pengangkutan. Pengangkutan Waktu kerja pengangkutan yang tergolong dalam waktu kerja tidak efektif adalah persiapan alat (6 %), pengisian bahan bakar (2 %), tunggu bongkar (7 %), tunggu muat (12 %), macet (1 %), antri muat (7 %), dan istirahat (2 %). Waktu tidak efektif pengangkutan yang seharusnya dapat diminimalkan untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah waktu tunggu bongkar dan waktu tunggu muat. Rincian persentase waktu kerja pengangkutan disajikan pada gambar 4.

8.45% 1.45% 12.22% 0.99% 7.29% 6.09% 1.64% Keterangan Persiapan Alat Pengisian Bahan Bakar Waktu Kerja Efektif Istirahat 61.86% Antri Macet Tunggu Muat Tunggu Bongkar Gambar 4 Persentase Waktu Kerja Pengangkutan Waktu tunggu muat dan bongkar ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan keterampilan operator muat bongkar. Waktu kerja tidak efektif yang dapat dihilangkan untuk meningkatkan produktivitas alat angkut adalah waktu macet dan antri muat. Waktu macet dapat dihilangkan dengan mengantisipasi mogok/kerusakan mesin dengan memastikan alat angkut yag beroperasi dalam kondisi baik sehingga mencegah terjadinya kemacetan akibat kemogokan alat angkut. Peminimalan waktu antri muat dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan jadwal pemberangkatan logging yang akan dimuati sehingga dapat mencegah terjadinya penumpukan alat angkutan saat dilakukan pemuatan. Pembongkaran Waktu kerja kegiatan pembongkaran memiliki kaitan yang erat dengan kegiatan pemuatan dan pengangkutan, yaitu dalam hal jumlah log yang termuat dan jumlah alat angkut yang beroperasi. Berdasarkan pengamatan penulis, jumlah log yang termuat dan dimensinya akan mempengaruhi waktu kerja pembongkaran. Log yang berukuran lebih panjang memerlukan waktu pembongkaran yang lebih lama jika dibandingkan dengan log yang berukuran lebih pendek. Hal ini berkaitan dengan kemudahan dan keleluasaan bergerak operator. Rincian persentase waktu kerja pembongkaran disajikan pada gambar 5. 11.14% 21.70% 6.45% Keterangan Waktu Efektif Menaikkan Trailer 60.71% Rapikan tumpukan kayu Istirahat Gambar 5 Persentase Waktu Kerja Pembongkaran

Waktu kerja pembongkaran yang dapat diminimalkan untuk meningkatkan produktivitas pembongkaran adalah dengan mengurangi waktu kerja tidak efektif berupa waktu menaikkan trailer (11 %), waktu merapikan tumpukan (22 %), dan istirahat (6 %). Waktu menaikkan trailer dapat diminimalkan dengan meningkatkan keterampilan operator bongkar dan waktu merapikan tumpukan dapat diminimalkan dengan melakukan peletakkan kayu secara tepat diawal penyusunan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jumlah alat yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa adalah sebanyak 14 unit untuk penebangan, 14 unit untuk penyaradan, 1 unit untuk pemuatan, 1 unit untuk pengangkutan, dan 1 unit untuk pembongkaran. Produktivitas alat berdasarkan pengukuran di lapangan untuk penebangan adalah 12.66 m³/jam dengan waktu kerja 4.72 jam/hari, penyaradan 8.97 m³/jam dengan waktu kerja 6.61 jam/hari, pemuatan 127.82 m³/jam 17 jam/hari, pengangkutan 17.45 m³/jam dengan waktu kerja 23.00 jam/hari, dan pembongkaran 201.75 m³/jam dengan waktu kerja 10.10 jam/hari. Saran Perlu dilakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi produktivitas alat agar diketahui secara pasti besarnya pengaruh setiap variabel seperti pengaruh lereng, jarak angkut, sistem kerja, dan kondisi tegakan terhadap produktivitas kegiatan pemanenan. Penelitian ini juga perlu dilanjutkan dengan penelitian mengenai analisis biaya akibat kelebihan jumlah alat yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA Basari Z. 2004. Analisis biaya pemanenan kayu bulat sistem kemitraan HPH - koperasi desa di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22(2): 113 122. Conway S. 1976. Logging Practices (Principle of Timber Harvesting System). Newyork (US): Miller Freeman Publication Darmawan C. 2014. Ketersediaan dan kebutuhan alat berat pemanenan kayu pada salah satu izin usaha pemanfaatan hutan alam di Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Elias. 1997. Cara Menentukan Tarif Upah Pokok dan Tarif Premi Pemanenan Kayu di Hutan Alam Tropika Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB. Elias. 2002. Book 2 Reduced Impact Logging. Bogor (ID): IPB Press. International Labor Organization (ILO). 1979. Penelitian Kerja dan Produktivitas. Jakarta (ID): Erlangga. Lubis S. 1994. Studi kesesuaian antara kombinasi alat-alat pemanenan dengan target produksi dalam pengusahaan hutan [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. PT Wijaya Sentosa. 2013. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun 2013-2022. Papua Barat (ID): PT Wijaya Sentosa Muhdi, Sucipto TM, Widyanti M. 2006. Studi produktivitas penyaradan kayu dengan menggunakan traktor komatsu D70 LE di hutan alam. Jurnal Komunikasi Penelitian. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 15]. Tersedia pada: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19748. Suparto RS. 1979. Eksploitasi Hutan Modern. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Mujetahid A. 2008. Produktivitas penebangan pada hutan jati (Tectona grandis) rakyat di Kabupaten Bone. Jurnal Perennial. 5(1):53 58. Suhartana S, Yuniawati. 2007. Penggunaan alat pemanenan kayu yang efisien pada perusahaan hutan tanaman di Kalimantan Selatan. Jurnal Wahana Foresta. 1(2):1 12. Suhartana S, Yuniawati, Rahmat. 2009. Efisiensi kebutuhan peralatan pemanenan di hutan tanaman industri di Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Tropis Borneo. (26):119 127. Sukadaryati, Sukanda. 2008. Produktivitas, biaya dan efisiensi muat bongkar kayu di dua perusahaan HTI pulp. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 26(3):228 242 United Tractor. 1984. Teknik Dasar Manajemen Alat-Alat Besar. Jakarta (ID): PT United Tractor.

Lampiran 1 Data topografi areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa Kelas lereng Skala Luas Persentase (%) Datar 0 8 25889 ha 19.80 Landai 9 15 21967 ha 16.80 Bergelombang 16 25 44849 ha 34.30 Curam 26 40 38051 ha 29.10 Sangat Curam >40 - - Sumber : RKUPHHK PT Wijaya Sentosa berdasarkan peta joint operation grafik skala 1 : 250.000 tahun 1967 Lampiran 2 Data iklim sekitar areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari) Januari 301 14 Pebruari 412 16 Maret 160 12 April 245 14 Mei 404 26 Juni 220 17 Juli 195 12 Agustus 260 11 September 202 15 Oktober 305 18 Nopember 196 14 Desember 180 12 Jumlah 3080 181 Rata-rata 256.6 15.08 Sumber : RKUPHHK PT Wijaya Sentosa berdasarkan data dari Stasiun Pengamat Wasior. Kab.Teluk Wondama

Lampiran 3 Hasil uji pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas penebangan The regression equation is produktivitas /jam = 12.6 + 0.137 lereng (%) + 0.930 volume (m3) 110 cases used. 2 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P Constant 12.642 2.401 5.27 0.000 lereng ( ) 0.13731 0.06782 2.02 0.045 volume (m3) 0.9301 0.5069 1.83 0.069 S = 10.0262 R-Sq = 6.6% R-Sq(adj) = 4.8% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 754.7 377.4 3.75 0.027 Residual Error 107 10756.2 100.5 Total 109 11510.9 Source DF Seq SS lereng ( ) 1 416.3 volume (m3) 1 338.5 Lampiran 4 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas penyaradan The regression equation is Produktivitas / jam = 2.27 + 2.15 volume (m3) 114 cases used. 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P Constant 2.273 1.138 2.00 0.048 volume (m3) 2.1461 0.2422 8.86 0.000 S = 5.64307 R-Sq = 41.2% R-Sq(adj) = 40.7% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 2500.4 2500.4 78.52 0.000 Residual Error 112 3566.6 31.8 Total 113 6067.0

Lampiran 5 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pemuatan The regression equation is produktifitas /jam = 57.6 + 30.0 volume (m3) 136 cases used. 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P Constant 57.62 27.49 2.10 0.038 volume (m3) 29.987 5.625 5.33 0.000 S = 113.621 R-Sq = 17.5% R-Sq(adj) = 16.9% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 366942 366942 28.42 0.000 Residual Error 134 1729919 12910 Total 135 2096861 Lampiran 6 Hasil uji pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan The regression equation is Produktivitas/jam = 35.9-1.15 jarak (km) 31 cases used. 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P Constant 35.896 3.968 9.05 0.000 jarak (km) -1.1538 0.2545-4.53 0.000 S = 2.94234 R-Sq = 41.5% R-Sq(adj) = 39.5% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 177.97 177.97 20.56 0.000 Residual Error 29 251.06 8.66 Total 30 429.04

Lampiran 7 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pembongkaran The regression equation is Produktivitas / jam = 46.8 + 44.1 volume (m3) 77 cases used. 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P Constant 46.84 42.65 1.10 0.276 volume (m3) 44.112 6.581 6.70 0.000 S = 148.502 R-Sq = 37.5% R-Sq(adj) = 36.6% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 990862 990862 44.93 0.000 Residual Error 75 1653958 22053 Total 76 2644820

Lampiran 8 Dokumentasi penelitian Kegiatan penebangan menggunakan Chainsaw Stihl MS 72 (a) Kegiatan pengukuran panjang (a) dan diameter (b) (b) Kegiatan pengangkutan menggunakan Mercedesbens 3638

(a) (b) Kegiatan pemuatan (a) dan pembongkaran (b) menggunakan Caterpillar 980 F Kegiatan penyaradan menggunakan Caterpillar D527

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Bukit Langkap Daik Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 26 Oktober 1992 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Dadi Rosadi dan Ibu Cacu Ningrum. Pendidikan dasar ditempuh penulis pada tahun 1998-2003 di SDN 039 Kerandin dan lulus pada tahun 2004 di SDN 002 Gesek Toapaya. Penulis menempuh pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Gunung Kijang dan lulus pada 2007. Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 1 Banjar dan kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama mengikuti perkuliahan. penulis merupakan anggota FMSC (Forest Management Student Club) kelompok studi pemanfaatan hutan pada tahun 2012 dan menjadi asisten praktikum Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di daerah Gunung Ciremai Jawa Barat tahun 2012. Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) tahun 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi dan KPH Perhutani Cianjur, dan pada tahun 2014 penulis melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) dan penelitian di PT Wijaya Sentosa Papua Barat. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian Bogor penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Produktivitas Alat Berat Dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat di bawah bimbingan Prof Dr Ir Juang Rata Matagaran MS.