BAB I PENDAHULUAN. Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo)

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan medium penggoreng bahan pangan yang banyak

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak dan. mahasiswa melalui kegiatan praktikum (Dahar, 2006:52).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

Bab IV Hasil dan Pembahasan

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mendefenisikan Makanan dan minuman

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa bercampur dengan air, dan berada di dalam kondisi cair pada suhu biasa lingkungan. Bahan tersebut dikatakan juga sebagai hidrofobik atau lipofilik. Minyak juga kadangkala disebut sebagai bahan bakar sepeti bensin, minyak tanah, dan lain sebagainya. Minyak berasal dari hewani, sayur, atau petrokimia, volatile atau nonvolatile. Dalam keseharian minyak merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Minyak dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk dikonsumsi salah satunya minyak digunakan sebagai zat makanan yang penting bagi kebutuhan tubuh manusia. Asupan minyak dalam tubuh manusia merupakan sumber asam lemak esensial bagi tubuh. Asam tersebut terlibat dalam banyak reaksi biokimia dalam berbagai tingkat sel dan mekanisme lainnya, seperti pembentukan jaringan ikat, produksi hormon, vitamin dan merangsang kehamilan dan pemeliharaan sel-sel lemak. Selainitu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal (Winarno, 2002). Minyak kelapa terkadang dianggap sangat tidak baik bagi kesehatan karena didalamnya mengandung lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh adalah lemak yang terdapat pada makanan, yang cair pada suhu kamar. Namun selama lemak tak jenuh minyak kelapa mengandung rangkaian asam lemak sedang, ini sangat

2 banyak khasiat bagi kesehatan yang justru bisa didapat dengan cara mengkonsumsinya. Menurut Reithinam dan Mahartoyo, dari Asian dan Pacific Coconut Community (APPC), dalam artikel yang dimuat dikoran The Jakarta Post 18 Juni 2003, suatu penelitian yang dilakukan pada dua kelompok masyarakat di Selandia Baru yang mengkonsumsi minyak kelapa dalam jumlah besar membuktikan bahwa mereka jarang terkena Hiperkolesterolmia dan serangan jantung. Menurut Prior, Davidson dan kawan-kawan dua kelompok di Cook Island dari Polinesia mengkonsumsi 35%dan 27% kalorinya dari minyak kelapa. Walaupun demikian, kadar kolestrol rata-rata mereka tetap rendah, yaitu masing-masing 153 mg dan 195 mg. Prevalensi serangan jantung ( Darmoyuwono, 2006). Minyak kelapa tradisional/kampung adalah yang paling umum ditemui di masyarakat. Aroma baunya harum,minyak ini diproses dengan cara perasan santan dipanaskan dengan api sedang sampai keluar minyaknya dan terpisah dengan blondonya (ampas). Kelemahan minyak ini adalah tidak tahan lama atau cepat tengik. Pembuatan minyak kelapa diperoleh dari buah kelapa agak tua atau sudah keringyang diambil daging buah kelapa kemudian diparut dan diolah menjadi minyak kelapa. Pembuatan minyak kelapa banyak dilakukan oleh banyak orang khususnya ibu rumah tangga yang memiliki perkebunan kelapa dan memanfaatkan buah kelapa sebagai minyak kelapa untuk kebutuhan sehari-hari.

3 Selama 40 tahun lebih sejak tahun 1950-an tersebut, komoditas kelapa praktis hanya menjadi komoditas domestik, dikonsumsi dikalangan rumah tangga sebagai bahan memasak, dan kelapa mudanya sebagai bahan minuman favorit. Dengan berkembangnya tekhnologi guna untuk menghasilkan kelapa, maka minyak kelapa dapat diproduksi dengan volume yang besar dan harga yang semakin terjangkau. Dan pada gilirannya, masyarakat akan mengkonsumsi minyak yang sangat bermanfaat untuk mendukung kesehatannya (Darmayuwono, 2006). Kadar air pada minyak kelapa pada umumnya bervariasi, memiliki kadar air yang tinggi ataupun rendah. Kadar air dalam standar mutu minyak kelapa mentah ditetapkan berdasarkan Standar Industri Indonesia yaitu maksimum 0,5% sama dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2902-2011yaitu 0,5%,sedangkan Kadar air untuk minyak mentah yang telah mengalami pemurnian ditetapkan dalam Standar Mutu Indonesia maksimum 0,3% (Palungkun, 2003). Mutu dari suatu minyak dapat diketahui dari rasa dan aromanya. Salah satunva adalah ketengikan atau adanya AsamPeroxida. Peroxida merupakan suatu tanda adanya pemecahan atau kerusakan pada minvak karena terjadi oksidasi (kontak dengan udara) yang menyebabkan bau aroma tengik pada minyak. Ukuran dari ketengikan dapat diketahui dengan menentukan bilangan peroxida. Semakin tinggi bilangan peroksida maka semakin tinggi pula tingkat ketengikan suatu minyak (ASA, 2000). Pada umumnya senyawa peroxida mengalami dekomposisi oleh panas. Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan destruksi

4 beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak. Peroxida mempercepat proses timbulnya bau tengik pada bahan pangan dan minyak. Apabila jumlah peroksida pada bahan pangan dan minyak goreng tersebut melebihi standar mutu maka akan bersifat beracun dan tidak dapat dikonsumsi. Jika minyak dan bahan pangan tersebut dikonsumsi, maka akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, deposit lemak tidak normal, kontrol tidak sempurna pada pusat syaraf dan mempersingkat umur (Ketaren, 2005) BilanganPeroxida dalam standar mutu minyak kelapa mentah ditetapkan berdasarkan Standar Industri Indonesia yaitu maksimum 5% sama dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2902-2011yaitu 5% sedangkan Peroxida untuk minyak mentah yang mengalami pemurnian ditetapkan dalam Standar Mutu Indonesia maksimum 1% (Palungkun, 2003). Adanya peningkatan kadar air dan bilangan peroxida disebabkan oleh cara penyimpanannya berupa wadah yang digunakan, suhu, pencahayaan dan oksigen yang masuk sehingga mempercepat oksidasi atau ketengikan suatu minyak dan menurunkan kualitas minyak yang dapat membahayakan jika dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian Suashtuti, (2009). Diamati perubahan kadar air dan bilangan asam selama penyimpanan selama 0, 1, 2, 3, 4 minggu dalam suhu kamar dan 0 minggu sebagai kontrol.hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air minyak kelapa tradisional danmengalami peningkatan selama penyimpanan. Nilai kadar air tertinggi dari minyak tradisional diperoleh pada penyimpanan 0-4 minggu yaitu berturut-turut sebesar 0,51-0,98 %. Bilangan asam minyak kelapa tradisional mengalami peningkatan selama penyimpanan. Nilai bilangan asam

5 tertinggi dari minyak tradisional diperoleh pada penyimpanan 0-4 minggu yaitu berturut-turut sebesar 0,52-0,89 mg KOH/g minyak.berdasarkan Standar Nasional Indonesia kadar air tidak sesuai karena melebihi standarnya yaitu0,5%. Berdasarkan hasil penelitian Siti, Eni, dan Ghanaim (2010). Ditentukan Bilangan Peroxida dan Asam Lemak Bebas (FFA) pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa yang dibuat fermentasi pada penyimpanan 0-4 minggu. Hasilnya menunjukan bahwa Bilangan peroxida pada minyak kelapa yang dibuat fermentasi meningkatyaitu pada penyimpanan 4 minggu6,80 meq/kg dan Asam Lemak Bebas (FFA) 0,35%, ini menunjukkan adanya peningkatan angka peroxida dan Asam Lemak Bebas yang tidak sesuai dengan SNI 01-2902-1992 melebihi standar Angka peroksida 5 % dan Asam Lemak Bebas 0,3% sedangkan untuk minyak kelapa yang dibuat secara tradisional Bilangan Peroxida mengalami peningkatan pada penyimpanan 1-4 minggu yaitu 6,92-9,80%meq/kg dan Asam Lemak Bebas (FFA) 5,02-7,80% ini menunjukkan adanya peningkatan angka peroxida dan Asam Lemak Bebas yang tidak sesuai dengan SNI 01-2902-1992 melebihi standar Angka peroxida 5,0% dan Asam Lemak Bebas 5% Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki luas areal dan hasil kelapa (Cocos Nucifera L.) terbesar di dunia. Pada tahun 1990 Luas Areal Kelapanya adalah 3.334.000 ha dengan produksi 2.293.000 metrik ton. Dari seluruh luas areal tersebut sekitar 97,4% merupakan perkebunan rakyat yang meibatkan sekitar 3,1 juta keluarga petani. Sisanya 2,1 % dikelola perkebunan besar swasta dan 0,5% dikelola perkebunan negara (Palungkun, 2003).

6 Provinsi Gorontalo memiliki potensi areal perkebunan yang besar yang tersebar dibeberapa kecamatan. Berdasarkan data yang ada terdapat 11 jenis tanaman perekebunan yang dibudidayakan rakyat. Hasil perkebunan yang paling dominan adalah tanaman kelapa dengan produksi terbesar 47.814,71 ton. Berdasarkan data tersebut, dapat diduga bahwa Provinsi Gorontalo memiliki keragaman genetik plasma nutfah kelapa yang cukup luas (Balihristi, 2007). Di Kecamatan Bongomeme terdapat 15 Desa dan diantara 15 desa tersebut mayoritas paling banyak mengolah Industri rumah tangga minyak kelapa tradisional/kampung adalah desa Dulamayo, Huntulohulawa, dan Bongohulawa. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Uji Kadar Air dan Asam Peroxida Pada Minyak Kelapa Tradisional (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo). 1.2 Identifikasi Masalah 1. Tenaga Pengolah Industri Rumah Tangga di ketiga tempat pengolahan minyak kelapa tradisional belum terlalu paham tentang cara pengolahan minyak kelapa tradisional. 2. Minyak Kelapa Tradisional yang dibuat di Industri Rumah Tangga memiliki kadar air yang meningkat dan lebih banyak mengandung air karena proses pengolahan yang tidak terlalu lama. 3. Minyak Kelapa Tradisional yang dibuat di Industri Rumah tangga memiliki peningkatan pada AsamPeroxida disebabkan proses pengolahan minyak kelapa tradisional yang banyak mengandung air sehingga minyaknya akan menimbulkan kerusakan, bau tengik atau bau tidak sedap.

7 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian yaitu : 1. Berapa Kandungan kadar air pada minyak kelapa yang dikonsumsi masyarakat? 2. Berapa Kandungan Asam Peroxida pada minyak kelapa yang di konsumsi masyarakat? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum tradisional. Menguji kandungan kadar airdan asam peroxida pada minyak kelapa 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk menguji kadar air pada minyak kelapa tradisional. 2. Untuk menguji asam peroxida pada minyak kelapa tradisional. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Dapat memberikan pengetahuan serta wawasan berpikir dan juga mendapat pengalaman langsung bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berhubungan dengan Kandungan Kadar air dan Asam Peroxida pada minyak kelapa tradisional. 2. Peneliti mendapat pengetahuan tentang kandungan Kadar air dan Asam Peroxida dan adanya peningkatan Kadar air dan Asam peroxidayang disebabkan oleh proses pengolahan minyak kelapa tradisional.

8 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Memberikan informasi bagi masyarakat luas tentang ada atau tidak adanya peningkatan kadar air dan asam peroksida pada minyak kelapa tradisional. 2. Memberikan informasi bagi badan badan terkait khususnya BARISTAND (Balai Riset dan Standardisasi Industri) yang mengolah riset dan ulasan ilmiah, dan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dapat meningkatkan pengawasan terhadap pengolahan minyak kelapa tradisional.