PENGGUNAAN SISTEM BILANGAN BINER PADA PERANCANGAN RPM METER DIGITAL. Yusro Al Hakim. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

Sistem Digital. Pendahuluan -1- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Pembahasan. Representasi Numeris Definisi Sistem Digital Rangkaian Elektronika Definisi Rangkaian Digital Kelebihan Sistem digital

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Rangkaian Adder dengan Seven Segment

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

MODUL I GERBANG LOGIKA

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

COUNTER ASYNCHRONOUS

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

ALAT PENGHITUNG KECEPATAN MOTOR DENGAN SISTEM DIGITAL ABSTRACT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

Bab IV Pengujian dan Analisis

VOLTMETER DAN MULTIMETER DIGITAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR. Noveri Lysbetti Marpaung

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

Jobsheet Praktikum DECODER

MODUL I PENGENALAN ALAT

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

Konsep dasar perbedaan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

SIMULASI PENGONTROLAN BATAS MAKSIMUM KERJA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

LAPORAN PRAKTIKUM GERBANG LOGIKA (AND, OR, NAND, NOR)

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DESKRIPSI MASALAH

Transkripsi:

PENGGUNAAN SISTEM BILANGAN BINER PADA PERANCANGAN RPM METER DIGITAL Yusro Al Hakim Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Telah dirancang dan dibuat sebuah alat. Alat ini berfungsi untuk menghitung banyaknya suatu putaran dan hasilnya ditampilkan secara digital(angka numerik). Penulis merancang dan membuat alat ini meneliti penggunaan sistem biner pada unjuk kerja alat tersebut. Alat ini juga bisa dikembangkan menjadi alat pengukur jarak yang di tempuh sebuah objek yang bergerak. terdiri dari blok catu daya, blok transduser dengan opto isolator tipe 860 D, dan counter IC 7490 serta IC 7447 sebagai dekoder/driver segmen seven sebagai display. Blok catu daya berfungsi sebagai pencatu daya keseluruhan sistem, blok transduser sebagai sensor/pengindera putaran suatu objek yang berputar. Setiap 1 kali putaran maka transduser ini akan menghasilkan sederet pulsa high dan low yang terhitung 1 putaran. Sinyal output tarnsduser ini sebagai input counter dan akan dicacah atau dihitung oleh IC 7490 untuk ditampilkan sebagai hasil berupa angka numerik pada display segmen seven. Dari penelitian, diperoleh data hasil percobaan sama dengan data tabel kebenaran yang baku, hal ini menunjukkan alat telah bekerja dengan baik. Kata kunci : putaran,pulsa, diplay segmen seven Pendahuluan Jika diperhatikan, kecenderungan piranti-piranti elektonika sekarang ini sedang menuju era digital. Tampilan-tampilan data ataupun pengolahan sinyal dan pengontrolan data direpresentasikan dengan kode-kode digital. Kode-kode digital tersebut kadang sudah diubah menjadi kode-kode lain yang mudah dimengerti manusia sesuai tujuan pemanfaatannya. 62 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

Kelebihan-kelebihan sistem digital dibandingkan dengan sistem analog menjadikannya sebagai sistem yang dipilih dalam pirantipiranti elektronika. Kemudahan dalam desain, kemudahan penyimpanan data, ketinggian tingkat presisi dan akurasi, kemudahan untuk diprogram, kemampuan menanggulangi noise, dan tingkat efektifitas komponen merupakan kelebihan-kelebihan sistem tersebut. Sistem digital yang digunakan dalam piranti-piranti elektronika tersebut menggunakan sistem bilangan yang ada pada matematika. Sistem bilangan matematika yang sering digunakan pada sistem digital piranti elektronika adalah sistem biner(basis-2), sistem oktal(basis-8), sistem desimal (basis-10) dan sistem heksa desimal (basis-16). Sedangkan, dalam kehidupan sehari-hari manusia terbiasa dengan sistem basis-10 atau yang dikenal dengan desimal (angka 0-9). Akan tetapi sistem desimal sulit diterapkan pada mesin-mesin karena berbagai faktor, dan yang termudah adalah menggunakan sistem bilangan biner(basis-2). Sistem biner hanya mengenal kode 1 (high) dan 0(low) untuk menggambarkan sebuah kondisi mesin, sehingga sangat mudah untuk diolah sesuai peruntukan. Oleh karenanya sistem biner banyak digunakan pada hampir semua piranti-piranti digital.dalam penelitian ini, penulis mendesain RPM meter digital untuk menunjukkan penggunaan sistem biner dalam operasinya. RPM meter digital ini berfungsi sebagai piranti pencacah putaran digital. RPM meter ini bisa digunakan untuk mengukur besaran fisika yang lebih aplikatif seperti pengukur jarak, mengetahui kecepatan objek, menghitung kekuatan debit air dan juga debit angin dan lain-lain. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan mengaji permasalah yang ada sebagai berikut : Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 63

Bagimanakah sistem biner atau basis-2 digunakan pada perancangan RPM meter digital. Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada RPM meter digital yang memiliki tampilan display minimal 1 digit yaitu mulai angka 0 sampai dengan 9 dengan operasi aritmatika penjumlahan. Manfaat Penelitian Manfaat utama penelitian adalah mengetahui penggunaan sistem biner dalam RPM meter digital. Sedangkan manfaat yang lainnya adalah perancangan RPM meter digital ini bisa dikembangkan sebagai piranti lain yang diperlukan dalam pengukuran-pengukuran fisika. Kajian Teori Di sini dibahas tentang sistem bilangan matematika yang digunakan elektronika ditulis Bignel dan Donovan(2000: 15) bahwa sistem bilangan yang ada di matematika merupakan sistem bilangan yang berbobot, artinya suatu angka numerik akan mempunyai nilai yang tergantung pada posisi relatif terhadap angka-angka yang lainnya. Sebagai contoh 525,5 nilai 5 di belakang koma berbeda dengan nilai 5 di depan koma begitu pula nilanya berbeda dengan nilai yang berada disisi paling kiri.ilustrasi tersebut bisa digambarkan berikut ini : Pembobotan ini berlaku untuk konversi(pengubahan) ke sistem basis- 10 dari semua sistem bilangan. 1. Sistem Bilangan Desimal (basis-10) Basis-10 mempunyai angka sebanyak 10(sepuluh) jenis yatu : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Nilai suatu bilangan basis-10 dinyatakan dengan (Nx10 a ) dengan = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan a =.-3,-2,-1,0,1,2,3 64 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

Contoh 325 10 = 3.10 2 +2.10 1 +5.10 0 0,6 10 = 0.10 0 +6.10-1 2. Sistem Bilangan Biner(basis- 2) Basis 2 atau sistem biner mempunyai angka numerik 0 dan 1, nilai bilangan basis-2 jika ditulis dalam basis-10 dapat ditulis (Nx2 a ) dengan = 0,1 dan a =.-3,-2,-1,0,1,2,3 Contoh 1110 2 = 1.2 3 +1.2 2 +1.2 1 +0.2 0 = 8+4+2+0 = 14 10 10,001 = 1.2 1 +0.2 0 +0.2-1 +0.2-2 +1.2-3 = 2+0+0+0+0,125 = 2,125 10 3. Konversi Sistem Bilangan Sistem bilangan dapat dikonversi ke sistem bilangan yang lainnya.ini diperlukan agar datadata bisa dibaca dan diolah oleh mesin yang mempunyai desain dengan sistem bilangan yang lain. Sebagai contoh adalah penggunaan sistem bilangan biner(basis-2) yang digunakan dalam perancangan RPM meter digital dengan IC 7490 4 bit biner. Begitu pula mikrokontroller IC 8051 yang menggunakan sistem bilangan heksadesimal dalam operasinya. 4. Konversi Biner(basis-2) ke Desimal (basis-10) Cara mengkonversi biner ke desimal dengan rumus (Nx10 a ) seperti contoh sebelumnya, dengan N = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan a =.- 3,-2,-1,0,1,2,3. Contoh: 1110 2 = 1.2 3 +1.2 2 +1.2 1 +0.2 0 = 8+4+2+0 = 14 10 5. Konversi Desimal(basis-10) ke Biner(basis-2) Konversi basis 10 ke basis 2 yang paling populer adalah dengan pengisian bobot posisi bit disamping bisa dengan pembagian berulang. Bobot bit pada sistem biner akan mempunyai nilai tertentu pada Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 65

sistem desimal. Ilustrasi tersebut bisa dituliskan sebagai berikut Bit4 bit3 bit2 bit1. 2 3 2 2 2 1 2 0. 8 4 2 1 Cara mengkonversinya adalah dengan cara berikut : a. mengisi bit pada bobot sehingga nilai binernya sama dengan nilai desimalnya, b. menambahkan bit 0 untuk melengkapi bit Contoh.Konversi 10 10 ke biner Secara umum nilai desimal (D) yang mampu ditampilkan dari data sebanyak N bit dirumuskan sebagai berikut :D = 2 N -1. Misal ada 4 bit data biner, berarti angka desimal yang bisa ditampilkan adalah D = 2 4-1 = 15 10 6. Operasi Aritmatika Sistem Biner Operasi aritmetika pada biner sama dengan operasi sistem bilangan yang lain yaitu mencakup operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Sebagai operasi utama adalah operasi penjumlahan dan pengurangan. Dalam perancangan ini yang digunakan adalah operasi aritmetika penjumlahan. Tabel kebenaran untuk operasi penjumlahan adalah sebagai berikut : carry in A B + carry out sum 66 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

Tabel 1. Tabel Kebenaran Operasi Penjumlahan pada Sistem Biner Carry A B Carry sum in out 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7. Tranducer Opto Isolat Opto coupler merupakan sensor yang berbasis dioda emitter cahaya dan penyensor. Ada berbagai jenis opto elektronika anatra lain opto interruptor, opto reflektro dan opto coupler. Pada perancangan ini digunakan opto elektronika jenis opto isolator. Opto isolator ini bekerja dengan sistem penghentian cahaya yang dibangkitkan oleh emiiter dioda sehingga hal ini akan menghasilakn kondisi high dan low atau kondisi biner 0 dan 1. Rangkaian opto isolator yang digunakan adalah type 860D dan digambarkan sebagai berikut. Gambar 2. Rangkaian Opto isolator 8. IC Counter UP 7490 IC counter 7490 merupakan IC TTL BCD(binary coded desimal). IC ini mempunyai 4(empat) bit keluaran. IC ini mampu melakukan operasi penjumlahan biner dengan kemampuan tambahan berupa reset ke 0 pada semua kondisi biner, dengan menghubungkan kaki RO ke logika 1/high. IC 7490 memiliki 14 pin/kaki dengan catu daya berupa Vcc sebesar 5 volt dan ground. 9. IC Decoder/Segment Seven Driver 7447 IC 7447 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan merupakan IC pendekode dan penggerak segmen seven. IC ini merupakan IC TTL dengan output berupa aktif low. IC 7447 biasanya digunakan bersama IC 7490 untuk menampilkan data biner yang diubah menjadi desimal 67

berupa display numerik(0-9). IC ini juga memiliki catu daya Vcc angka numerik (0-9). 10. Display Segment Seven Segmen seven terdiri dari 8(delapan) LED(tujuh segmen seven dan satu koma). Format tampilan segmen seven mampu menampilkan ngka numerik (0-9). Ada dua tipe dari segmen seven yaitu common kathode dan common anodhe. Pada common anodhe, anodhe dibuat jadi titik bersama dalam kerjanya, sedangkan pada common kathode menggunakan kathoda sebagai kaki bersama bersama sebesar 5 Volt dan ground. Input data IC 7447 sebanyak 4 bit biner dan keluaran sebanyak 7(tujuh) bit. dalam kerjanya. Segmen seven membutuhkan catu daya sebesar 5 Volt. Tujuh bit ini ditampilkan berupa a f g b e c d Gambar 3. Segmen Seven IC 7490, 7447 dan segmen seven digunakan bersama-sama dalam rangkain pada penelitian ini untuk melakukan operasi penjumlahan biner.berikut tabel kebenaran dari unjuk kerja gabungan tersebut. Tabel 2 Tabel Kebenaran IC 7490 dan Decoder IC 7447 Desimal Input(IC 7447) Output IC 7447 D C B A A b c d E f g 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 68 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

5 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 6 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 7 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 Metodologi Penelitian Blok Diagram RPM meter digital secara keseluruhan diperlihatkan sebagai berikut : Gambar 4. Blok Keseluruhan Sistem Sebagai transduser(sensor) untuk mendeteksi putaran digunakan rangkaian opto isolator type 860D. Optoisolator ini menghasilkan sinyal high dan low untuk satu perubahan level tegangan/ satu putaran. Keluaran transduser ini sebagai input IC 7490 dan akan dicacah atau dihitungnya. IC 7490 akan menghitung naik(count up) setiap pulsa yang masuk ke input IC 7490 secara tepat dan cepat. IC ini mengolah data menjadi 4(empat bit biner data) yang akan didekode oleh IC 7447 dan ditampilkan menjadi angka numerik dari 0-9. Semua blok rangkaian di catu oleh +Vcc sebesar 5 Volt. Menurut (Dany K dkk : 2004), Rumus RPM Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 69

meter digital diberikan sebagai berikut : RPM = Tampilan JumlahLubang x 60 det ik gatetime Pada penelitian ini jumlah lubang yang ada pada piringan sebanyak 1(satu) buah dan gatetime yang diambil adalah 1(satu) menit atau 60 detik. Sehingga Tampilan yang muncul akan merupakan nilai RPM( banyaknya putaran per menit). 1.Perancangan Opto Isolator Gambar 5. Perancangan Opto Isolator Optoisolator ini terdiri dari rangkaian pengiterupsi. Keluaran yang masih lemah dikuatkan transistor 2SC945 dan diolah agar lebih bagus dan tepat berupa gelombang kotak/sinyal digital oleh kapasitor dan IC 7414. Jumlah gelombang kotak yang dihasilkan merupakan jumlah putaran yang dicacah. Sebagai uji coba pada penelitian ini, digunakan 1(satu) lubang pada piringan yang dipasang pada sebuah motor DC. 70 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

2. Perancangan Counter dan Dekoder/Segmen Seven Driver Pada perancangan penelitian ini IC counter yang digunakan adalah IC counter 4 bit. IC 7490 ini bisa direset (dibuat ke 0) jika kaki RO dihubungkan dengan +Vcc. Keluaran 4 bit biner ini masingmasing pada Q D QcQ B Q A pada kaki 11, 8,9,12. Empat bit keluaran ini akan didekode menjadii angka desimal dari 0-9 pada segmen seven. Proses konversi ini akan memenuhi tabel kebenaran IC 7490 dan 7447 pada tabel 2. Rangkaian lengkap Perancangan Counter dan dekoder/segmen seven driver pada gambar 6. Gambar 6. Perancangan Counter dan Display +Vcc IC 7414 12 Ohm +Vcc 4K7 +Vcc +Vcc 180 ohm 1F Tr 2SC945 3K3 Opto isolator Gambar 7. Rangkaian Perancangan Satu Digit Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 71

Analisis Data Berikut adalah data dari perancangan yang telah dilakukan. Tabel 3 Tabel Data dari perancangan RPM Meter digital Q D / LED D Keluaran pada IC Counter IC 7490 Q C / Q B / LED C LED B Q A / LED A Keluaran IC 7447/ Rangkaian segmen seven Driver a b c d E f g Desi mal 0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 1 1 1 1 1 1 0 0 0/mati 0/mati 0/mati 1/nyala 0 1 1 0 0 0 0 1 0/mati 0/mati 1/nyala 0/mati 1 1 0 1 1 0 1 2 0/mati 0/mati 1/nyala 1/nyala 1 1 1 1 0 0 1 3 0/mati 1/nyala 0/mati 0/mati 0 1 1 0 0 1 1 4 0/mati 1/nyala 0/mati 1/nyala 1 0 1 1 0 1 1 5 0/mati 1/nyala 1/nyala 0/mati 0 0 1 1 1 1 1 6 0/mati 1/nyala 1/nyala 1/nyala 1 1 1 0 0 0 0 7 1/nyala 0/mati 0/mati 0/mati 1 1 1 1 1 1 1 8 1/nyala 0/mati 0/mati 1/nyala 1 1 1 0 0 1 1 9 Dari data yang diperoleh terlihat bahwa RPM meter digital bersesuaian dengan tebel kebenaran pada tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa alat telah bekerja dengan baik. Adapun tampilan angkaangka dari 0 sampai 9 dapat Dianalisis sebagai berikut. 1. Tampilan angka nol(0) IC 7490 secara otomatis mempunyai keluaran low pada 4 bit outputnya, ketika dihubungkan dengan catu daya, sehingga tampilan pada display segmen seven adalah 0. Q D Q C Q B Q A 0 0 0 0 2. Tampilan angka 1 Saat IC 7490 mendapat 1 input pulsa(terdiri sederet high dan low)dari opto isolator, maka pulsa ini akan dicacah oleh IC tersebut sebagai 1(satu ) bit input. Kemudian IC 7490 ini melakukan operasi penjumlahan bit dan hasil operasi ini berupa 4(empat) bit pada 72 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

keluarannya dan ditahan/ latch oleh IC tersebut : Q D Q C Q B Q A 0 0 0 0 0 0 0 1 + 0 0 0 1 3. Tampilan angka 2 Ketika IC 7490 mendapat 1 input pulsa(terdiri sederet high dan low) berikutnya, maka pulsa ini akan dicacah oleh IC tersebut sebagai 1(satu ) bit input.hasil operasi pertama tadi dijumlahkan dengan 1 bit pulsa yang dicacah tersebut. Kemudian IC 7490 ini melakukan operasi penjumlahan bit dan hasil operasi ini berupa 4 (empat) bit pada keluarannya, 4 (empat ) bit keluaran ini kemudian didekode oleh IC 7447 yang ditampilkan berupa angka 2 Q D Q C Q B Q A 0 0 0 1 0 0 0 1 + 0 0 1 0 4. Tampilan angka 3 Bit 0010 pada QaQbQcQd tersebut kemudian dijumlahkan dengan 0001 yang merupakan 1 pulsa berikutnya dari transduser opto isolator 860D, sehingga tampilan yang muncul pada segmen seven adalah angka 3 : 5. Q D Q C Q B Q A 0 0 1 0 0 0 0 1+ 0 0 1 1 5. Tampilan angka 4 Saat Optoisolator 860 D kembali mendeteksi 1 putaran, maka Optoisolator ini menghasilkan 1(satu) deret pulsa berikutnya. Satu deret pulsa high dan low ini kembali dijumlahkan oleh IC 7490 sebagai IC counter tersebut. Setelah dilakukan operasi penjumlahan tersebut, hasil 4 bit 2output ini sebagai input IC 7447 dan didekode menjadi angka 4. Q D Q C Q B Q A 0 0 1 1 0 0 0 1+ 0 1 0 0 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 73

6. Tampilan angka 5 Setiap putaran yang terdeteksi optoisolator 860 D akan merupakan bit input bagi IC 7490. Pada putaran ke 5, maka output pada QdQcQbQa akan bernilai 01001, dan kode 4 bit ini sesuai dengan tabel kebenaran IC 7490 akan didekode menjadi angka 5 pada segmen seven. Berikut operasi penjumlahan dari angka 4 menjadi angka 5. Q D Q C Q B Q A 0 1 0 0 0 0 0 1+ 0 1 0 1 Dengan cara yang sama apabila sederet pulsa diberikan ke input IC 7490 maka pulsa ini akan dicacah oleh IC tersebut menjadi angka 6, 7, 8 dan 9. (output pada QdQcQbQa menjadi 0000). Limpahan bit/over flow bit ini akan dicacah oleh IC 7490 yang bekerja sebagai puluhan apabila RPM meter digital ini diseting lebih dari 1 digit. Disamping RPM meter digital mempunyai kemampuan mencacah yang tinggi, RPM meter digital ini juga memiliki kemampuan untuk reset(menampilkan angka 0), sehingga RPM meter Digital mempunyai kemampuan kalibrasi yang tinggi. Berikut gambar-gambar hasil penelitian perancangan RPM meter Digital yang menggunakan operasi biner dalam sistem kerjanya. 7. Tampilan angka setelah angka 9 Setelah IC mencacah pulsa sampai 9 kali, kemudian sederet pulsa masuk ke input IC 7490, maka IC tersebut akan kembali ke 0 Gambar 8..Blok Catu. Transduser 74 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan

. Penutup 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa RPM Meter digital yang dirancang menggunakan sistem bilangan biner dan operasi aritmetika penjumlahan dalam operasinya. Gambar 9. Tampilan Angka 0 2. Data-data hasil penelitian sama (Q D Q C Q B Q A = 0000). persis dengan dari data (Q D kebenaran. Artinya alat telah beker- Q C Q B Q A = 0000) ja dengan baik 3. Sesuai dengan rumusan yang ada, tampilan alat ini merupakan hasil pencacahan dari putaran, karena gate time yang digunakan adalah 1(satu) menit.. Gambar 10. Tampilan Angka 8 Gambar 11. Tampilan angka 8 (Q D Q C Q B Q A =1000) RPM= Tampilan JumlahLubang x 60 det ik gatetime Gambar 11. Tampilan Angka 8 (Q D Q C Q B Q A = 0111) Mengingat alat RPM Meter digital ini sangat dibutuhkan dalam pengukuran-pengukuran besaran Fisika lain maka disarankan alat ini dikembangkan lebih jauh lagi dengan menambah jumlah digit Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan 75

yang tampil sehingga jangkauan pengukuran besarannya juga akan bertambah. Daftar Pustaka Bignell, Donovan. 2000. Digital Electronic 4 th edition. USA: DELMAR K, Danny.2004. Mikrocontroller Keluarga IC 8051. Surabaya: Innovative Electronics Sumarna. 2000. Elektronika Digital. Jogjakarta: FKIP UNY Tocci,Ronald J. 2002. Digital System Priciples and Applications 5 th edition. USA: Prentice Hall International Inc. Woolard,Barry G. 1988. Elektronika Praktis. Jakarta: PT.Pradnya Paramita 76 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan