Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kepadatan penduduk di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

ABSTRAK. Kata kunci: akseptor KB suntik DMPA, akseptor KB implan, perubahan siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paradigma baru program keluarga berencana nasional mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, yang salah satu caranya dengan kontrasepsi. kontrasepsi yang akan dipilihnya baik meliputi cara pemasangan atau

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Staf Pengajar Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

GAMBARAN PERUBAHAN POLA HAID AKSEPTOR KON

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

ANALISIS MODEL PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA TUWEL TAHUN 2014

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TRI ERRY BOYOLALI Lina Wahyu Susanti Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta ABSTRAK Kontrasepsi suntik merupakan alternatif yang banyak diminati karena penggunaannya yang sangat mudah dan praktis. Kontrasepsi suntik yang banyak diminati adalah suntik 3 bulan (DMPA) yang diberikan tiap 3 bulan sekali secara intramuscular. DMPA mempunyai tingkat keberhasilan tinggi, tetapi mempunyai efek samping kejadian amenorhoe pada penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di BPS Tri Erry dengan menyebar kuesioner kepada 30 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Tri Erry, Boyolali. Hasil dari penelitian didapatkan X² hitung (30,000) > X² tabel (3,841), yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Berdasarkan koefisien kontingensi sebesar 0,707 dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhoe termasuk tinggi. Kata Kunci : Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 bulan, Kejadian Spotting PENDAHULUAN Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Metode kontrasepsi juga mengalami perkembangan yang cukup banyak. Metode kontrasepsi tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (Longterm Contraseptive Method), yang termasuk metode ini adalah AKDR, implan, vasektomi dan tubektomi, sedangkan metode bukan jangka panjang (Non Long Contraseptive Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 32

Method), yang termasuk metode ini adalah suntik, pil kontrasepsi dan kondom, dan metode KB alami yang mengikuti siklus haid (Manuaba, 2010). Beberapa metode KB yang ada di Indonesia, metode KB suntik yang paling populer digunakan. Menurut penelitian The National Social and Economic Survey akseptor suntik mencapai 21,1 % (3.312 akseptor) dari total jumlah akseptor KB aktif dengan cara kontrasepsi modern (15.701 akseptor), yang populer dipakai adalah Depoprovera 150 mg dan Noristerat 200 mg (Octasari, 2012). Pada tahun 2002 2003, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pemakaian metode kontrasepsi suntik 49,1 % (7733 akseptor), pil 23,2 % (3654 akseptor), IUD 11,0 % (1732 akseptor), implan atau susuk 7,6 % (1197 akseptor), MOW 6,5 % (1023 akseptor), kondom 1,6 % (252 akseptor), MOP 0,7 % (110 akseptor). Berdasarkan data diatas kontrasepsi suntik menduduki peringkat teratas karena keefektifan kontrasepsi suntik mencapai 90% sampai 100% dalam mencegah kehamilan (BKKBN, 2006). Di provinsi Jawa Tengah akseptor kontrasepsi suntik mencapai 68,92 % dan sisanya menggunakan kontrasepsi lain (Natalia, 2014). Meskipun banyak akseptor yang karena keefektifannya tetapi ada beberapa efek samping yang akan terjadi pada akseptor. Efek samping yang terjadi yaitu spotting sebanyak 68,6 %, kenaikan berat badan sebanyak 19,1 %, sakit kepala sebanyak 21,3 % (Octasari, 2012). Berdasarkan survei yang penulis lakukan di BPS Tri Erry jumlah akseptor kontrasepsi suntik mencapai 2.145 akseptor sedangkan jumlah rata-rata akseptor kontrasepsi suntik setiap bulan adalah 240 akseptor. Untuk jumlah ratarata akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan adalah 180 akseptor, jumlah tersebut termasuk akseptor baru dan yang sudah lebih dari 1 tahun. Banyaknya akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dipengaruhi oleh keefektifan yang diberikan DMPA yang kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA. Selain keefektifan DMPA, terdapat efek samping yang Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 33

dialami akseptor. Berdasarkan data di atas efek samping yang sering terjadi dan paling mengganggu adalah gangguan haid. Beberapa gangguan haid yang terjadi adalah spotting, amenorhoe, polimenorhoe, oligomenorhoe dan metrorargi. Tetapi gangguan haid yang sering terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan adalah spotting yaitu perdarahan sedikit sedikit berupa bercak atau flek di antara siklus memstruasi. Efek samping ini dipandang sebagai kekurangan oleh banyak wanita yang menganggap bahwa perdarahan yang teratur merupakan suatu tanda kesehatan dan menggunakan haid sebagai indikator bahwa mereka tidak hamil (Manuaba, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional di BPS Tri Erry. Populasi dalam penelitian ini adalah 175 akseptor kontasepsi suntik Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental samplin, sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden.pengumpulan data menggunakan kusioner yang bersifat tertutup. Sebelum kuesioner dibagikan, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Pengujian validitas menggunakan product moment (Azwar, 2005) dari 14 soal yang dinyatakan tidak valid hanya 1 soal. Dengan demikian 13 item soal dinyatakan. Untuk menguji reliabilitas kuesioner dari lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari KR 20 (Arikunto, 2009). Hasil dari pengujian reliabilitas menggunakan KR 20 yang dilakukan dengan perhitungan SPSS didapat harga sebesar 0,698. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Dalam menganalisa data peneliti menggunakan chi kuadrat (x²) (Notoadmojo, 2005). Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 34

Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Tabel 1. Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Lama penggunaan Responden dengan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun adalah 19 responden (63,3 %) sedangkan responden dengan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang atau sama dengan 1 tahun adalah 11 responden (36,7%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah reponden terbanyak adalah responden yang lebih dari 1 tahun. Jumlah Persentase 1 tahun 19 Responden 63,3 1 tahun 11 Responden 36,7 Jumlah 30 Responden 100 Kejadian Spotting Tabel 2. Kejadian spotting Berdasarkan data dari tabel 5.2 dapat diambil kesimpulan bahwa akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Tri Erry dan yang mengalami spotting lebih lebih sedikit karena penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan yang baru 3 kali suntik atau akseptor baru. Akseptor yang tidak mengalami haid sama sekali atau amenorhoe lebih banyak karena lebih lama menggunakan kontrsepsi suntik 3 bulan. Kejadian Jumlah Persentase Tidak mengalami haid 19 63,3 Spotting 11 36,7 Jumlah 30 100 Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 35

Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian Spotting Tabel 3. Tabel silang Lama Penggunaan Kontrasepsi 3 Bulan dengan Kejadian Spotting Lama Penggunaan KB Suntik 3 bulan Kejadian > 1 Spotting 1 tahun tahun Jumlah Jumlah Jumlah Ya 11 0 11 Tidak 0 19 19 Total 11 19 30 Dari tabel silang di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kejadian spotting terjadi saat pemakaian alat kontrasepsi suntik 3 bulan kurang dari 1 tahun atau sama dengan 1 tahun dan semakin lama akseptor menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan maka akan cenderung tidak mengalami haid sama sekali (amenorhoe). Pembahasan Ada 3 dimensi hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhoe yang diteliti yaitu ada tidaknya hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan dan bentuk atau arah hubungan. Kriteria pengambilan kesimpulan dengan tingkat ketelitian 0,05 maka nilai X² tabel untuk pengujian dari chi square adalah sebesar 3,841 pengambilan kesimpulan dilakukan dengan aturan H0 diterima apabila X² hitung X² tabel dan Ha diterima apabila X² hitung X² tabel. Dimana Ho adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhoe dan Ha adalah terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh X² hitung (30,000) X² tabel (3,841) maka H a diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting. Kekuatan hubungan atau nilai yang menyatakan derajat keeratan hubungan Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 36

antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dan kejadian amenorhoe diukur dengan koefisien kontingensi. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien kontingensi sebesar 0,707 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting termasuk tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hormon progesterone yang ada di dalam kontrasepsi suntik 3 bulan terhadap endometrium menyebabkan sekretorik, hal inilah yang menyebabkan terjadinya spotting pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan. Semakin lama akseptor maka tidak akan mengalami spotting lagi tetapi akan cenderung tidak akan mengalami menstruasi Saran Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberi perhatian khusus kepada akseptor KB baru dan memberi konseling tentang keuntungan serta kerugian alat kontrasepsi sehingga akseptor bisa memilih sendiri alat kontresepsi yang akan digunakannya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti efek samping yang lain dari pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan. Bagi akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan diharapkan mampu memahami efek samping penggunaan kontrasepsi dan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang efek samping yang mungkin terjadi kepada tenaga kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S, 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Azwar. S, 2005. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BKKBN. 2006. Kesehatan Reproduksi Menuju Keluarga Berkualitas. Manuaba. I. G. B, 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 37

Natalia, C. 2014. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Ibu Pengguna Kontrasepsi Suntik Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanena Manado. http://www.ejournal.unsrat.ac.i d/index.php/jkp/. Notoadmojo. S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Octasari, F. 2012. Hubungan Jenis dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal terhadap Gangguan Menstruasi di Kelurahan Binjai.www.jurnal.usu.ac.id/ind ex.php/gke/article/viewfile/760 0/4320. Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 38