Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

Mengganggu transport elektron pada Mitokondria

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan integritas membran sel, sehingga kondisi sel tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAB I PENDAHULUAN. Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

BAB 4 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Biokimia Puspitek Serpong.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Ulangan I II III K1W1 1,13 1,2 1 3,33 1,11 K1W2 1,54 1,54 1,47 4,55 1,52 K1W3 1,4 1,54 1,4 4,34 1,45 K1W4 1,27 1,27 1,2 3,74 1,25

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh :

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

Koloni bakteri endofit

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK VITAMIN C DALAM MEDIUM DMEM TERHADAP PERTUMBUHAN SEL PARU-PARU FETUS HAMSTER SECARA IN VITRO. Ema Kurnia W, Kholifah Holil

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Isolat Bakteri. Karakterisasi Bakteri. Imobilisasi Bakteri. Uji Viabilitas Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

Lampiran 1. Prosedur Penentuan Jumlah Sel Hidup (AOAC, 2012) Hancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumping hingga halus, masukkan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

1 atm selama 15 menit

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Biakan Jamur Colletotrichum sp

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN HEWAN. Penyusun: KholifahHolil, M.Si.

Transkripsi:

55 Lampiran 1. Kerangka Konsep Penelitian Fetus Hamster Ginjal Fetus Hamster Vitamin E FBS Media DMEM Konsentrasi: 1. 0 µm 2. 25 µm 3. 50 µm 4. 75 µm 5. 100 µm 6. 125 µm Vitamin Asam Amino Garam Glukosa Suplemen Organik Melindungi PUFA Menjaga integritas Proliferasi Konfluen Sel Cepat Viabilitas Sel Meningkat Abnormalitas Sel Menurun

56 Lampiran 2. Alur Penelitian Preparasi Sterilisasi Alat- Alat Kultur Pembuatan Media Kultur Pembuatan Larutan Vitamin E Pembagian Kelompok Perlakuan Kegiatan Penelitian Isolasi Sel Ginjal Hamster Perlakuan Pemberian Vitamin E Pengamatan Proliferasi Sel Ginjal Hamster Abnormalitas Sel Viabilitas dan Jumlah Sel Konfluen Sel Analisis Data

57 Lampiran 3. Data Konfluen, Viabilitas, dan Abnormalitas Sel Ginjal Fetus Hamster setelah Perlakuan Pemberian Vitamin E. 1. Data Konfluen Sel Ginjal Hamster Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 60 70 50 75 255 63,75 25 µm 60 70 60 80 270 67,5 50 µm 70 75 70 90 305 76,25 75 µm 75 85 70 90 320 80 100 µm 85 85 75 95 340 85 125 µm 90 85 80 95 350 87,5 2. Data Viabilitas Sel Ginjal Hamster Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 78,33 79,55 51,16 86,60 295,64 73,91 25 µm 80,00 83,55 80,77 87,80 332,12 83,03 50 µm 86,05 84,81 85,19 88,80 344,85 86,21 75 µm 88,54 85,90 86,58 89,80 350,82 87,71 100 µm 90,83 92,91 87,04 92,33 363,11 90,78 125 µm 94,44 94,44 89,83 97,42 376,13 94,03 3. Data Abnormalitas Sel Ginjal Hamster Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 7.45 7.62 18.18 5.95 39.2 9.8 25 µm 1.81 3.94 2.38 3.33 11.46 2.865 50 µm 3.6 3.73 1.74 0.59 9.66 2.415 75 µm 1.76 1.03 1.55 0.45 4.79 1.1975 100 µm 0.92 0.94 0.71 0.19 2.76 0.69 125 µm 0.37 0.37 0.0925

58 Lampiran 4. Analisis Statistik tentang Peran Pemberian Vitamin E terhadap Konfluen Sel Ginjal Fetus Hamster Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 60 70 50 75 255 63,75 25 µm 60 70 60 80 270 67,5 50 µm 70 75 70 90 305 76,25 75 µm 75 85 70 90 320 80 100 µm 85 85 75 95 340 85 125 µm 90 85 80 95 350 87,5 FK = δ2 r n = 18402 24 = 141066,67 JK Total Percobaan = 60 2 + 70 2 + 55 2 + 70 2 + 60 2 + 70 2 + 60 2 + 80 2 + 70 2 + 75 2 + 70 2 + 90 2 + 75 2 + 85 2 + 70 2 + 90 2 + 85 2 + 85 2 + 75 2 + 95 2 + 90 2 + 85 2 + 80 2 + 95 2 FK 144150 141066,67 = 3083,33 JK Perlakuan = 2552 +270 2 +305 2 +320 2 +340 2 +350 2 FK 142862,5 141066,67 1795,83 4 JK Galat = JK Total Percobaan JK Perlakuan = 3083,33 1795,83 = 1287,5 ANAVA SK db JK KT F hitung F tabel Perlakuan 5 1795,83 359,166 5,02* 2,77 Galat 18 1287,5 71,528 Total 23 3083,33 Keterangan: * menunjukkan berbeda nyata

59 Uji Lanjut UJD UJD = rp db galat KT Galat ulangan Karena ada enam perlakuan maka nilai UJD adal lima buah, yaitu: 1. Membandingkan dua nilai tengah tanpa selingan nilai tengah lain (selingan 0) UJD = 2,97 71,528 4 = 2,97 4,229 = 12,56 2. Membandingkan dua nilai tengah dengan 1 selingan UJD 5% = 3,11 x 4,229 = 13,15 3. Membandingkan dua nilai tengah dengan 2 selingan UJD 5% = 3,21 x 4,229 = 13,58 4. Membandingkan dua nilai tengah dengan 3 selingan UJD 5% = 3,27 x 4,229 = 13,83 5. Membandingkan dua nilai tengah dengan 4 selingan UJD 5% = 3,32 x 4,229 = 14,04 Perlakuan Rata-Rata Notasi Kontrol 63,75 a 25 µm 67,5 a 50 µm 76,25 a 75 µm 80 ab 100 µm 85 b 125 µm 87,5 b

60 Lampiran 5. Analisis Statistik tentang Peran Pemberian Vitamin E terhadap Viabilitas Sel Ginjal Fetus Hamster Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 78,33 79,55 51,16 86,60 295,64 73,91 25 µm 80,00 83,55 80,77 87,80 332,12 83,03 50 µm 86,05 84,81 85,19 88,80 344,85 86,21 75 µm 88,54 85,90 86,58 89,80 350,82 87,71 100 µm 90,83 92,91 87,04 92,33 363,11 90,78 125 µm 94,44 94,44 89,83 97,42 376,13 94,03 FK = 2062,672 24 = 85,94 JK Total Percobaan = 78,33 2 +79,55 2 +51,16 2 +86,60 2 +80 2 +83,55 2 +80,77 2 +87,50 2 +86,05 2 +84,81 2 +85,19 2 +88,80 2 +88,54 2 +85,90 2 +86,58 2 +89,80 2 +90,83 2 +92,91 2 +87,04 2 +92,33 2 +94,44 2 +94,44 2 +89,83 2 +97,42 2 FK = 179093,3851 177275,3137 = 1818,0714 JK Perlakuan = 295,642 + 332,12 2 + 344,85 2 + 350,82 2 + 363,11 2 + 376,13 2 4 = 178256,387 177275,3137 = 981,0733 FK JK Galat = JK Total Percobaan JK Perlakuan = 1818,0714 981,0733 =836,9981 ANOVA SK db JK KT F hitung F tabel Perlakuan 5 981,0733 196,21466 4,22 2,77 Galat 18 836,9981 46,49989 Total 23 1818,0714

61 Uji Lanjut BNT BNT = t = 2,101 2 KT Galat ulangan 2 46,49989 4 = 2,101 4,82 = 10,13 Perlakuan Rata-Rata Notasi 1 73,91 a 2 83,03 a 3 86,21 ab 4 87,71 b 5 90,78 b 6 94,03 b

62 Lampiran 6. Analisis Statistik tentang Peran Pemberian Vitamin E terhadap Abnormalitas Sel Ginjal Fetus Hamster Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 Total Rata-Rata Kontrol 7.45 7.62 18.18 5.95 39.2 9.8 25 µm 1.81 3.94 2.38 3.33 11.46 2.865 50 µm 3.6 3.73 1.74 0.59 9.66 2.415 75 µm 1.76 1.03 1.55 0.45 4.79 1.1975 100 µm 0.92 0.94 0.71 0.19 2.76 0.69 125 µm 0.37 - - - 0.37 0.0925 FK = δ2 r n = 68,242 = 194,02907 24 JK Total Percobaan = 7,45 2 + 7,62 2 + 18,18 2 + 5,95 2 + 1,81 2 + 3,94 2 + 2,38 2 + 3,33 2 + 3,6 2 + 3,73 2 + 1,74 2 + 0,59 2 + 1,76 2 + 1,03 2 + 1,55 2 + 0,45 2 + 0,92 2 + 0,94 2 + 0,71 2 + 0,19 2 + 0,37 2 FK = 554,454 194,02907 253,96738 JK Perlakuan = 39,22 + 11,46 2 + 9,66 2 + 4,79 2 + 2,76 2 + 0,37 2 FK 4 = 447,99645 194,02907 253,96738 JK Galat = JK Total Percobaan JK Perlakuan = 360,42 253,96738 = 106,45262 Uji ANAVA 1 Jalur SK db JK KT F hitung F tabel Perlakuan 5 253,96738 50,793 8,59 2,77 Galat 18 106,45262 5,914

63 Total 23 360,42 Uji Lanjut UJD UJD = rp db galat KT Galat ulangan Karena ada enam perlakuan maka nilai UJD adal lima buah, yaitu: 1. Membandingkan dua nilai tengah tanpa selingan nilai tengah lain (selingan 0) UJD 5% = 2,97 5,914 4 = 2,97 1,22 = 3,62 2. Membandingkan dua nilai tengah dengan 1 selingan UJD 5% = 3,11 x 1,22 = 3,79 3. Membandingkan dua nilai tengah dengan 2 selingan UJD 5% = 3,21 x 4,229 = 3,92 4. Membandingkan dua nilai tengah dengan 3 selingan UJD 5% = 3,27 x 4,229 = 3,99 5. Membandingkan dua nilai tengah dengan 4 selingan UJD 5% = 3,32 x 4,229 = 4,05 Perlakuan Rata-Rata Notasi 125 µm 0,0925 a 100 µm 0,69 a 75 µm 1,1975 a 50 µm 2,415 a 25 µm 2,865 a kontrol 9,8 b

64 Lampiran 7. Gambar Hasil Pengamatan Kultur Primer Sel Ginjal Fetus Hamster Foto 5.1 Perlakuan Kontrol Foto 5.2 Perlakuan Vitamin E 25 µm Foto 5.3 Perlakuan Vitamin E 50 µm Foto 5.4 Perlakuan Vitamin E 75 µm Foto 5.5 Perlakuan Vitamin E 100 µm Foto 5.6 Perlakuan Vitamin E 125 µm

65 Lampiran 8. Sterilisasi alat-alat kultur dan pembuatan media kultur Alat-alat kultur direndam dengan tipol selama 1 x 24 jam dibilas pada air yang mengalir sebanyak 21 kali pada bilasan terakhir dibilas dengan aquadest dikeringkan dalam oven dengan suhu 50 o C setelah kering semua peralatan dibungkus dengan aluminium foil peralatan gelas dan logam disterilisasi dalam oven dengan suhu 125 o C selama 3 jam peralatan yang sifatnya plastic disterilisasi dalam autoklaf dengan suhu 121 o C, tekanan 1,5 atm selama 15 menit Hasil Pembuatan Media Kultur dengan stok 100 ml Bahan Media Kultur ditimbang media DMEM powder sebanyak 1,35 gram, 0,37 gram NaHCO 3, 0,238 gram hepes, 0,06 gram streptomicyn, 0,01 gram penstrep, fungizone/ amphotericin B 100 µl semua bahan-bahan dilarutkan sampai homogeny disaring dengan menggunakan filter single use Hasil

66 Lampiran 9. Isolasi sel ginjal hamster Ginjal Hamster diwashing dalam PBS sebanyak 3 kali dicacah sampai halus dalam 1 ml tripsin dimasukkan dalam tabung sentrifugase dan diinkubasi selama 20 menit ditambah dengan 2 ml DMEM 0% untuk menghilangkan tripsinnya disentrifugase dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit supernatan dibuang, pellet diambil, dan ditambah 3 ml DMEM 0% disentrifugase dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit supernatan dibuang, pellet diambil dan ditambah 3 ml DMEM 10% disentrifugase dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit supernatan dibuang Pellet dipipeting (dihomogenisasi) diambil 25 µl dan dibagi dalam well yang sudah berisi media tanam 10% dan vitamin E diinkubasi selama 3 hari dilakukan pengamatan proliferasi sel ginjal fetus hamster untuk mengetahui pengaruh vitamin E Hasil

67 Lampiran 10. Pengamatan Proliferasi Sel Ginjal Hamster Sel Ginjal Hamster setelah diinkubasi selama 3 hari, sel diamati di bawah mikroskop inverted dicatat hasilnya, sel tersebut konfluen berapa persen Hasil dicuci dengan PBS sebanyak 2 kali ditambahkan dengan 100µl tripsin EDTA dan diinkubasi selama 20 menit dikocok-kocok agar sel lepas dari plate dimasukkan ke dalam tabung sentrifugase dan plate dibilas dengan DMEM 0% agar sel yang tersisa di plate bersih disentrifugase selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm supernatant dibuang, pellet ditambah dengan 3 ml DMEM 10% disentrifugase selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm supernatan dibuang Pellet disisakan 1 ml dan dihomogenisasi suspensi sel diambil 25µl dan ditambah dengan 62,5µl tripan blue dan 37,5µl PBS dimasukkan ke dalam tabung eppendorf untuk menghitung jumlah sel dan viabilitas sel Hasil

68 Campuran suspensi sel diteteskan pada hemositometer yang sudah ditemukan garisnya dari tepi gelas penutup sehingga cairan masuk di bawah gelas penutup jumlah sel dihitung, baik sel yang terwarnai atau tidak terwarnai. Sel yang terwarnai menunjukkan sel sudah mati sedangkan sel yang tidak terwarnai menunjukkan sel tersebut hidup dilakukan perhitungan untuk jumlah sel dan viabilitas sel dengan rumus: % viabilitas sel = ( sel yang hidup/ sel) x 100 Hasil

69 Lampiran 11. Contoh Perhitungan 1. Perhitungan Viabilitas Sel Misalkan jumlah sel yang hidup dalam 5 kotak hemositometer adalah 200 dan jumlah sel keseluruhan (hidup dan mati) adalah 288, maka : Viabilitas Sel :(jumlah sel yang hidup/total sel yang dihitung dalam kotak)x100% : (200/288) x 100% : 69,4% 2. Perhitungan Abnormalitas Sel Misalkan jumlah sel yang abnormal dalam 5 kotak hemositometer adalah 5 dan jumlah sel yang hidup adalah 80, maka : Abnormalitas Sel : (jumlah sel yang abnormal/ jumlah sel yang hidup) x 100 : (5/80) x 100% : 6,25%

Lampiran 12. Gambar Peralatan yang digunakan dalam Penelitian 70

Lampiran 13. Gambar Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Penelitian 71

72 Lampiran 14. DAFTAR SINGKATAN α- : Alpha DMEM : Dullbecco s Modified Eagle Medium DMSO : Dimethyl Sulfooxide EDTA : Etilen Diamin Tetra Acetadacid FBS : Fetal Bovine Serum HEPES : 10 N- 2- Hydroxyeethylpiperazine-N-zethanesulfonic acid LDL : Low Dencity Lipoprotein PBS : Posphat Buffer Saline PENSTREP : Peniciline streptomycin PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid VLDL : Very Low Dencity Lipoprotein