STAR ONE XPLOR KARTU BEBAS KARTU JEMPOL KARTU AXIS 3 PT. EXCELCOMINDO PRATAMA 4 PT. NATRINDO TELEPON SELULER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi mengenai konsumen secara keseluruhan agar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, kebutuhan manusia akan telekomunikasi menjadi semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini telepon seluler sebagai alat komunikasi modern dan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan,minuman,kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi. keunggulan kompetitif yang berkesimbungan dalam menghadapi semakin

POSITIONING TELEPON SELULER GSM SISTEM PRABAYAR DI KALANGAN MAHASISWA KOTA JEMBER. Mohamad Dimyati 1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan jumlah perguruan tinggi semakin pesat. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan maka dibutuhkan pula kualitas produk dan tingkat pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan

ABSTRAK. viii PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

RINGKASAN EKSEKUTIF...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Harga ponsel atau handphone semakin terjangkau oleh masyarakat. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan saat ini menjadi industri yang paling berkembang dalam 10 tahun terakhir di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pengguna telefon selular yang tinggi. Maka, untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pelajar dan banyak mahasiswa yang datang dari

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kebutuhan masyarakat modern adalah kebutuhan sarana

I. PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat. Ketatnya persaingan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. IM3, Mentari, XL, Axis, 3, Matrix, dll. Masing masing provider telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Skripsi. Disusun oleh : Nama : Yohanes Bimo Satrio NIM :

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telepon selular, para operator kartu GSMyang memfasilitasi telekomunikasi antar. telepon selular pun tumbuh pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini alat telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

MEDIA IKLAN TELEVISI PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER XL DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

ABSTRAK. xii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan di industri telekomunikasi kian meningkat, khususnya di

ANALISIS POSITIONING PRODUK IM3: STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin cepat dan tepat agar tidak kalah bersaing. Dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu informasi. Berkembangnya teknologi komunikasi di Indonesia

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI DAN POSITIONING TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA OPERATOR TELEPON SELULER GSM DI WILAYAH DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ( Muhammad Dimas Matowaya ) A. PENDAHULUAN Telepon seluler yang begitu mudah digunakan dan begitu memasyarakat membuat banyak perusahaan telekomunikasi melihat potensi pasar yang menjanjikan. Kondisi ini merupakan peluang usaha bagi produsen ponsel maupun operator telepon seluler, untuk berlomba-lomba memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia telah hadir beberapa operator ponsel GSM, seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Perusahaan/Operator GSM di Indonesia No. Nama Perusahaan SIM CARD YANG DIHASILKAN 1 PT. TELKOMSEL HALO SIMPATI KARTU AS 2 PT. INDOSAT MATRIX MENTARI IM3 3 PT. EXCELCOMINDO PRATAMA 4 PT. NATRINDO TELEPON SELULER STAR ONE XPLOR KARTU BEBAS KARTU JEMPOL KARTU AXIS Sumber: http://operatorseluler.com Keputusan dalam menentukan pembelian dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu konsumen sendiri seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis konsumen. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang ada diluar diri konsumen seperti lingkungan ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, alam, demografi, geografi, kinerja pesaing dan pemasaran itu sendiri. Seringkali konsumen tertarik melakukan keputusan membeli ulang dikarenakan adanya tawaran yang menggiurkan dari pihak operator tersebut. Perusahaan operator ponsel seluler berlomba-lomba tampil lebih baik dan lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Berdasarkan bauran pemasaran 7P yaitu : Product, Price, Promotion, Placement, People, Process, Physical evidence. Keberhasilan strategi diferensiasi dan positioning yang dijalankan operator dapat di nilai keberhasilannya saat konsumen telah memiliki loyalitas terhadap operator tersebut. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana strategi diferensiasi dan positioning operator telepon seluler GSM di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur, bila ditinjau dari persepsi pemakai? 2. Bagaimana loyalitas pengguna operator telepon seluler GSM di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur? 3. Bagaiman pengaruh antara strategi diferensiasi dan positioning terhadap loyalitas pengguna operator seluler GSM di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur? C. KERANGKA TEORITIS Perilaku Konsumen didefinisi kan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. (Engel, Blacnwell dan miniard, diterjemahkan oleh F.X Budiyanto, 1994:3). Menurut Swastha dan Handoko pengertian prilaku konsumen adalah Perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. (Swastha dan Handoko, 1997:10) Pemasar memanfaatkan strategi positioning untuk membedakan barang dan jasa perusahaan dalam persaingan serta menjiptakan kemajuan dengan memperoleh posisi yang diinginkan. Diferensiasi menurut Kotler (2000:287) mengemukakan bahwa: Differentiation is the act of designing a set of meaningful differences to distinguish the company s offering from competitor s offering s. Diferensiasi adalah tindakan merncang suatu aset perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran pesaing. Dengan demikian suatu perusahaan dapat mendiferensiasikan penawaran pasarnya menurut lima dimensi yaitu: produk, pelayanan, personal, distribusi/saluran, dan citra. Memiliki pelanggan yang loyal merupakan tujuan dari sebuah perusahaan. Evans dan Laskin dalam Sekitto Haruna (1997:30) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang bersedia melakukan pembelian ulang (repeat purchase) dari produsen yang sama, melaksanakan word-of mouth yang positif terhadap perusahaan kepada pembeli potensial, dan kebal terhadap bujukan pesaing. Craven mengungkapkan bahwa analisis penentuan posisi berhubungan dengan pengidentifikasian pesaing yang melayani pasar sasaran, penentuan bagaimana mereka dipandang, dievaluasi dan ditempatkan oleh pembeli serta menganalisis kebutuhan dan preferensi konsumsi. Penentuan posisi membantu konsumen mengenali perbedaan yang pasti diantara produk yang bersaing sehingga mereka dapat memilih suatu yang paling bernilai diantara produk tersebut. Griffin mengemukakan bahwa konsep loyalitas lebih mengarah kepada perilaku (behaviour) dibandingkan dengan sikap (attitude dan seorang konsumen yang loyal akan memperlihatkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembeli yang tertur dan diperlihatkan sepanjang waktu oleh unit pembuat keputusan. D. METODE PENELITIAN Pendekatan Riset Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan riset dengan mengumpulkan data primer dari hasil survey yang dilakukan terhadap orang-orang atau responden yang merupakan pengguna telepon seluler GSM dari beberapa operator seluler GSM yang berdiri di Indonesia. Populasi dan Sampel Menurut Supranto (1998;48), populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pengguna telepon seluler GSM yang berdomisili di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Mengingat dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sangat banyak, maka peneliti menggunakan teknik penarikan sampel berupa non probability sampling, yaitu melalui purpose sampling. Sugiyono(1999;78) mengemukakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampel ditentukan sebagai berikut: - Usia minimal 17 tahun ke atas - Berperan sebagai pihak pengambil keputusan (decider) dan sebagai pemakai (user). Roscoe dalam Sekaran (2000) mengatakan bahwa ukuran sampel lebih besar dari 30 sampai 500 telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian. Mengacu pada pendapat Roscoe tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dari populasi yang ada di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur dianggap sudah mencukupi. Instrumen Penelitian Untuk instrumen penelitian, peneliti menggunakan instrument sebagai berikut: 1. Instrumen kuesioner dibuat berdasarkan penelitian sejenis dan dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner dengan bentuk tertutup yaitu kuesioner yang diisi oleh konsumen/pelanggan tentang tanggapannya mengenai strategi diferensiasi dan positioning pada operator seluler GSM dengan bentuk pertanyaan yang tidak memberi kebebasan kepada responden untuk memberi jawaban karena jawaban hanya bisa diberikan antara pilihan yang sudah tersedia untuk mengurangi subjektifitas responden. 2. Pengukuran data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan analytical hierarchy process (AHP) dengan skala nilai sebagai berikut: Nilai Komparas i (A dibanding kan B) Definisi 1 A dan B sama baik 3 A sedikit lebih baik dari B 5 A lebih baik dari B 7 A sangat jelah lebih baik dari B 9 A mutlak lebih baik dari B 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara kedua pertimban gan E. HASIL PENELITIAN Bobot Penilaian dibalik (B dibanding kan A) 1 1/3 1/5 1/7 1/9 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 Gambaran Umum Responden dari jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Frekuensi Laki-Laki 27 65,5 % Perempuan 13 32,5 %

32,5% 32,5% 42,5% 65,5% 22,5% Laki-Laki 12,5% Perempuan sebagian besar responden adalah lakilaki dari usia adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Usia Responden Usia Jumlah Frekuensi 41-50 5 12,5 % 31-40 9 22,5 % 21-30 19 47,5 % 17-20 7 17,5 % 1 4 17 s/d 20 21 s/d 30 31 s/d 40 41 s/d 50 sebagian besar responden berada pada usia dibawah 31 tahun. dari pendidikan terakhir responden tercermin pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Jumlah Frekuensi SMU 17 42,5 % DIPLOMA 7 17,5 % S-1 13 32,5 % S-2 3 7,5 % 1 SMU DIPLOMA S-1 S-2 sebagian besar responden berada pada jenjang pendidikan SMU, selanjutnya berturut-turut berada pada jenjang pendidikan S-1, DIPLOMA, dan S-2. dari jenis pekerjaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah Frekuensi Pelajar 5 12,5 % Mahasiswa 15 37,5 % Swasta 11 27,5 % Wiraswasta 4 10 % PNS 2 5 % Lain-Lain 3 7,5 % 10% 2 5% 12,5% 3 Pelajar Mahasiswa Swasta Wiraswasta PNS Lain-Lain sebagian besar responden adalah berstatus sebagai mahasiswa dan pegawai swasta. dari segi pendapatannya sebagai berikut: Tabel 4.5 Pendapatan/Uang Saku Responden

Pendapatan Jumlah Frekuensi < Rp 1.000.000 17 42,5 % Rp 1.000.000 9 22,5 % s/d Rp 1.499.999 Rp 1.500.000 7 17,5 % s/d Rp 1.999.999 Rp 2.000.000 4 10 % s/d Rp 2.499.999 Rp 2.500.000 3 7,5 % 1 10% 42,5% 22,5% 40% 30% TELKOMSEL INDOSAT XL AXIS sebagian besar responden sebagian besar adalah pengguna operator INDOSAT (40 %), TELKOMSEL (30 %), XL (22,5 %), AXIS (7,5 %). Hasil AHP 22,5% <Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 s/d Rp 1.499.999 Rp 1.500.000 s/d Rp 1.999.999 Rp 2.000.000 s/d Rp 2.499.999 Rp 2.500.000 sebagian besar responden sebagian besar memiliki pendapatan/uang saku berkisar kurang dari Rp 1.000.000, dan hanya 7,5 % responden yang memiliki pendapatan di atas Rp 2.500.000 dari segi operator ponsel GSM yang digunakan terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Operator Ponsel GSM Yang Digunakan Responden Pendapatan Jumlah Frekuensi TELKOMSEL 12 30 % INDOSAT 16 40 % EXCELCOMINDO 9 22,5 % (XL) NATRINDO 3 7,5 % (AXIS) Berdasarkan data hasil Analytical Hierarchy Process (AHP) maka dapat kita ketahui bahwa: 1. Pada diferensiasi produk, operator sebesar 11% terhadap diferensiasi produk, operator INDOSAT memiliki kontribusi sebesar 18,4% terhadap diferensiasi produk, operator XL memiliki kontribusi sebesar 7,4% terhadap diferensiasi produk, operator AXIS memiliki kontribusi sebesar 2,4% terhadap diferensiasi produk. Dan hasil AHP ini menjelaskan bahwa diferensiasi produk memiliki kontribusi sebesar 39,2% terhadap loyalitas. 2. Pada diferensiasi pelayanan, operator TELKOMSEL memiliki kontribusi sebesar 11,7% terhadap

diferensiasi pelayanan, operator INDOSAT memiliki kontribusi sebesar 9,4% terhadap diferensiasi pelayanan, operator XL memiliki kontribusi sebesar 2,9% terhadap diferensiasi pelayanan, operator AXIS memiliki kontribusi sebesar 1,3% terhadap diferensiasi pelayanan. Dan hasil AHP ini menjelaskan bahwa diferensiasi pelayanan memiliki kontribusi sebesar 25,3% terhadap loyalitas. 3. Pada diferensiasi saluran, operator sebesar 5,6% terhadap diferensiasi saluran, operator INDOSAT memiliki kontribusi sebesar 3,7% terhadap diferensiasi saluran, operator XL memiliki kontribusi sebesar 1,5% terhadap diferensiasi saluran, operator AXIS memiliki kontribusi sebesar 0,6% terhadap diferensiasi saluran. Dan hasil AHP ini menjelaskan bahwa diferensiasi saluran memiliki kontribusi sebesar 11,4% terhadap loyalitas. 4. Pada diferensiasi personalia, operator TELKOMSEL memiliki kontribusi sebesar 3% terhadap diferensiasi personalia, operator INDOSAT memiliki kontribusi sebesar 1,4% terhadap diferensiasi personalia, operator XL memiliki kontribusi sebesar 1,9% terhadap diferensiasi personalia, operator AXIS memiliki kontribusi sebesar 0,5% terhadap diferensiasi personalia. Dan hasil AHP ini menjelaskan bahwa diferensiasi personalia memiliki kontribusi sebesar 6,8% terhadap loyalitas. 5. Pada diferensiasi citra, operator sebesar 2,3% terhadap diferensiasi citra, operator INDOSAT memiliki kontribusi sebesar 10,1% terhadap diferensiasi citra, operator XL memiliki kontribusi sebesar 4% terhadap diferensiasi citra, operator AXIS memiliki kontribusi sebesar 0,9% terhadap diferensiasi citra. Dan hasil AHP ini menjelaskan bahwa diferensiasi citra memiliki kontribusi sebesar 17,3% terhadap loyalitas. Loyalitas Pengguna Operator Telepon Seluler GSM Pelanggan yang loyal merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Untuk mencapai pelanggan yang loyal, perusahaan harus menawarkan produk/jasa yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan dengan menyenagkan perasaannya, sehingga pelanggan ingin terus melakukan pembelian ulang.kondisi ini harus benar-benar di cermati oleh perusahaan. Karena jika lengah mereka akan dengan mudah kehilangan pelanggannya. Hal ini dapat dimaklumi karena saat ini telah banyak perusahaan sejenis dipasaran. Gambaran loyalitas responden pada operator seluler GSM yang diteliti: Tabel Bobot (Likehood Total) dan Prioritas Antar Alternatif Loyalitas Pengguna Operator Seluler GSM Alternatif Likehood Urutan Prioritas TELKOMSEL 0,336 2 INDOSAT 0,430 1 XL 0,177 3 AXIS 0,057 4 Berdasarkan data hasil pengolahan pada tabel 4.19, dapat diketahui bahwa operator INDOSAT dengan persentase sebesar 43,0 % menempati peringkat 1 (pertama), TELKOMSEL dengan persentase sebesar 33,6 % menempati peringkat 2 (kedua), EXCELCOMINDO dengan persentase sebesar 17,7 % menempati peringkat 3 (ketiga), sedangkan AXIS dengan persentase sebesar 5,7 % menempati peringkat 4 (keempat).

F. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Umumnya responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 65,5%, berusia di bawah 31 tahun (4), berpendidikan SMU (42,5 %), berprofesi sebagai mahasiswa (37,5 %) dan pegawai swasta (27,5 %), serta berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000 (42,5 %). 2. Berdasarkan peta persepsi responden dengan AHP, dapat diketahui bahwa operator tertinggi sebesar 11,7% untuk diferensiasi pelayanan, tertinggi sebesar 5,6% untuk diferensiasi saluran, dan tertinggi sebesar 3% untuk diferensiasi personalia. Sedangkan operator INDOSAT memiliki kontribusi tertinggi sebesar 18,4% untuk diferensiasi produk, dan tertinggi sebesar 10,1% untuk diferensiasi citra. 3. Berdasarkan hasil AHP dapat diketahui bahwa diferensiasi produk memiliki kontribusi sebesar 39,2% terhadap loyalitas, diferensiasi pelayanan memiliki kontribusi sebesar 25,3% terhadap loyalitas, diferensiasi saluran memiliki kontribusi sebesar 11,4% terhadap loyalitas, diferensiasi personalia memiliki kontribusi sebesar 6,8% terhadap loyalitas, diferensiasi citra memiliki kontribusi sebesar 17,3% terhadap loyalitas. 4. Diketahui tingkat loyalitas yang tertinggi terdapat pada operator INDOSAT sebesar 43 %, kemudian secara berurutan pada operator TELKOMSEL sebesar 33,6 %, operator EXCELCOMINDO (XL) sebesar 17,7 %, dan operator NATRINDO (AXIS) sebesar 5,7 %.