PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK, KAITANNYA DENGAN PERFORMANSI PESERTA DIDIK Oleh: Ahmad Nizar Rangkuti 1

Peningkatan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BAB II KAJIAN TEORI. membilang, menjumlahkan, mengurangi, menambah, memperbanyak,

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

SEKILAS TENTANG PMRI. Oleh Shahibul Ahyan

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN 05 BIRUGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roheni, 2013

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP SAMA DENGAN PADA PENJUMLAHAN DI SEKOLAH DASAR DAN PEMBELAJARANNYA Sugiman FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN PENELITIAN DOSEN MUDA PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA BIDANG MATEMATIKA TEKNIK SIPIL MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

PENGEMBANGAN MATERI KESEBANGUNAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SMP NEGERI 5 TALANG UBI

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

BAB I PENDAHULUAN. zaman inilah yang mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dalam. nasional (Marsigit dalam Renni Indrasari,2005:1).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SISWA KELAS II DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data hasil PISA dan TIMSS. Tahun PISA TIMSS dari 38 negara dari 41 negara -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK. A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika

Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SD NEGERI 2 AMBON

MENDESAIN SENDIRI SOAL KONTEKSTUAL MATEMATIKA *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang Pendidikan Dasar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Jozua Sabandar

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi. Menurut

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) * Rahmah Johar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

Pendekatan PMRI sebagai Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran Matematika

A. Hakikat Pembelajaran Matematika. 1. Pembelajaran Matematika. Kehidupan sehari-hari secara langsung memerlukan keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

SILABUS PEMBELAJARAN. Sekolah :... : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Realistic Mathematics Education (RME) Secara harfiah realistic mathematics education diterjemahkan sebagai

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

PROSIDING ISBN :

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika Melalui Pemecahan Masalah Realistik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

Transkripsi:

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008 Oleh Dr. Marsigit Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 0

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP Dr. Marsigit Universitas Negeri Yogyakarta A. PENDAHULUAN Sebagaimana telah kita ketahui, Matematika Realistik menekankan kepada konstruksi dari konteks benda-benda konkrit sebagai titik awal bagi siswa guna memperoleh konsep matematika. Benda-benda konkret dan obyek-obyek lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai konteks pembelajaran matematika dalam membangun keterkaitan matematika melalui interaksi sosial. Benda-benda konkrit dimanipulasi oleh siswa dalam kerangka menunjang usaha siswa dalam proses matematisasi konkret ke abstrak. Siswa perlu diberi kesempatan agar dapat mengkontruksi dan menghasilkan matematika dengan cara dan bahasa mereka sendiri. Diperlukan kegiatan refleksi terhadap aktivitas sosial sehingga dapat terjadi pemaduan dan penguatan hubungan antar pokok bahasan dalam struktur pemahaman matematika. Menurut Hans Freudental dalam Sugiman (2007) matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian ketika siswa melakukan kegiatan belajar matematika maka dalam dirinya terjadi proses matematisasi. Terdapat dua macam matematisasi, yaitu: () matematisasi horisontal dan (2) matematisasi vertikal. Matematisasi horisontal berproses dari dunia nyata ke dalam simbol-simbol matematika. Proses terjadi pada siswa ketika ia dihadapkan pada problematika yang kehidupan / situasi nyata. Sedangkan matematisasi vertikal merupakan proses yang terjadi di dalam sistem matematika itu sendiri; misalnya: penemuan strategi menyelesaiakn soal, mengkaitkan hubungan antar konsep-konsep matematis atau menerapkan rumus/temuan rumus. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharap mampu:. membuat persiapan proses belajar mengajar (pbm) bilangan pecah di SMP sesuai dengan prinsip-prinsip PMRI

2. mengembangkan sumber belajar untuk proses belajar mengajar (pbm) bilangan pecah di SMP sesuai dengan prinsip-prinsip PMRI. mengembangkan kegiatan asesmen untuk proses belajar mengajar (pbm) bilangan pecah di SMP sesuai dengan prinsip-prinsip PMRI 4. melaksanakan proses belajar mengajar (pbm) bilangan pecah di SMPprinsipprinsip PMRI B. KEDUDUKAN FORMAL BILANGAN PECAHAN DI SMP Kita dapat menelaah Bilangan Pecah dalam pembelajaran matematika SMP melalui 2 (dua) sisi yaitu kedudukan formal Bilangan Pecah dalam konteks kurikulum dan silabus, dan kajian substantif bilangan pecah itu sendiri. Di dalam Pedoman Pengembangan KTSP disebutkan bahwa dalam pembelajaran matematika dapat dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Tujuan pembelajaran bilangan pecahan di SMP dapat disebutkan sebagai berikut:. Memecahkan masalah kontekstual dan menemukan konsep bilangan pecah dari masalah kontekstual yang dipecahkan. 2. Memahami konsep bilangan pecah, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep bilangan pecah, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi dan membuat generalisasi tentang bilangan pecah. 4. Mengomunikasikan konsep dan penggunaan bilangan pecah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan bilangan pecah dalam kehidupan seharihari. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran Bilangan Pecahan di SMP Kelas VII Semester ditetapkan berdasarkan Standar Isi KTSP sebagai berikut: 2

Standar Kompetensi Bilangan. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Komptensi Dasar. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah Standar Kompetensi yang berkaitan dengan pembelajaran pecahan adalah agar siswa memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Dengan Materi Pokok berupa Bilangan Bulat dan Bilangan Pecah maka diharapkan dapat dicapai menggunakan 2 (dua) Kompetensi Dasar yaitu: Melakukan operasi hitung bilangan pecahan, dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan dalam pemecahan masalah.. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan Kegiatan Pembelajaran Mendiskusikan jenis-jenis bilangan pecahan Menyebutkan bilangan pecahan Membuat garis bilangan dan menentukan letak bilangan pecahan pada garis bilangan Mendiskusikan bilangan pecahan senilai Mendiskusikan cara mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain Melakukan operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi bilangan pecahan Menuliskan bentuk baku (misal amuba yang panjangnya 0,00000 mikron) Indikator Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan :biasa, campuran desimal, persen dan permil. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain Menyelesaikan operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi bilangan pecahan. Mendiskusikan cara membulatkan bilangan pecahan sampai satu atau dua desimal

.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan dalam pemeca han masalah. Kegiatan Pembelajaran Melakukan diskusi cara menggunakan operasi hitung tambah, kurang, kali atau bagi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan Indikator Menggunakan sifat-sifat operasi hitung tambah, kurang, kali, atau bagi dengan melibatkan pecahan serta mengaitkannya dalam kejadian sehari-hari. C. MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SMP. Penerapan PMRI Tipe ketiga adalah tipe realistik yang mempunyai ciri pendekatan buttom-up dimana siswa mengembangkan model sendiri dan kemudian model tersebut dijadikan dasar untuk mengembangkan matematika formalnya. Ada dua macam model yang terjadi dalam proses tersebut yakni model dari situasi (model of situation) dan model untuk matematis (model for formal mathematics). Di dalam realistik model muncul dari strategi informal siswa sebagai respon terhadap masalah real untuk kemudian dirumuskan dalam matematika formal, proses seperti ini sesuai dengan sejarah perkembangan matematika itu sendiri ( Sugiman, 2007). Melaksanakan Model empat fase pembelajaran Matematika Realistik dapat digambarkan sebagai berikut (Zulkardi, 2004). PENDAHULUAN PENCIPTAAN DAN PENGEMBANGAN MODEL SIMBOLIS PENJELASAN DAN ALASAN PENUTUP / PENERAPAN 4

2. Pengembangan Masalah Realistik berkaitan dengan Bilangan Pecahan: Suatu Bahan Diskusi Untuk Para Guru. Pecahan dan bentuknya Diskusikan seberapa jauh anda dapat menggunakan ilustrasi atau gambar di samping sebagai sarana agar siswa dapat menggali atau menemukan konsep dan bentuk pecahan? 2. Pecahan Sederhana Diskusikan kelebihan atau kelemahan penggunaan masalah realistik di bawah ini. Buatlah masalah kontekstual yang lain yang dapat menunjang pembelajaran Pecahan Sederhana! Saya mempunyai buah apel. 4 Berapa dan bagaimana cara saya mengubah menjadi pecahan biasa! 5

. Mengubah Pecahan dengan Pembilang Lebih Besar dari Penyebutnya Menjadi Pecahan Campuran Diskusikan bagaimana menggunakan hal atau proses di bawah, agar siswa mampu mengubah pecahan dengan pembilang lebih besar dari penyebutnya menjadi pecahan campuran: 4 7 Dari 4 kg beras disediakan 7 kantong beras 6 sisa 7 4 Bagilah 4 dengan 7 42-4 6 = Satu kantong terisi 6 kg beras. 7 7 7 4. Membandingkan Pecahan Diskusikan apakah alat atau metode berikut cukup memadai agar siswa mampu membandingkan pecahan? Jelaskan bagaimana menggunakannya dan jika perlu tambah dan sempurnakan: 8 2 Manakah yang lebih besar, 8 atau 2? 6

5. Mengurutkan Pecahan-pecahan Diskusikan apakah alat atau metode berikut cukup memadai agar siswa mampu mengurutkan pecahan? Jelaskan bagaimana menggunakannya dan jika perlu tambah dan sempurnakan: 52 senilai dengan 5 60 9 0 senilai dengn 54 60 senilai dengan 20 60 5 6 senilai dengan 60 7. Pecahan Desimal Diskusikan apakah proses berikut cukup memadai agar siswa mampu memahami pecahan desimal? Jelaskan bagaimana menggunakannya dan jika perlu tambah dan sempurnakan: 9 9 0,... 2,7 0, 0.27 0,0... 7

8. Persen Diskusikan apakah alat atau metode berikut cukup memadai agar siswa memahami konsep Persen? Jelaskan bagaimana menggunakannya dan jika perlu tambah dan sempurnakan: 6 9 6% maksudnya adalah = 00 25 9 jadi 6% = 25 50 50% maksudnya adalah = 00 2 jadi 50% = 2 00 00% maksudnya adalah = jadi 00% = 00 9. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Diskusikan kelemahan dan kelebihan kesimpulan tentang konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan berikut: Jumlah dari pecahan-pecahan dengan penyebut yang sama, adalah jumlah dari pembilang-pembilang dibagi dengan penyebutnya 0. Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Sama Diskusikan bagaimana cara mengembangkan metode pembelajaran agar kesimpulan berikut dapat ditemukan oleh siswa atau kelompok siswa sendiri! Hasil pengurangan dua pecahan dengan penyebut yang sama, adalah hasil pengurangan pembilang-pembilangnya, dibagi dengan penyebutnya 8

. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Berbeda Jelaskan bilamana guru dapat menggunakan contoh-contoh berikut agar siswa mampu memahami tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda: 2 x + = 2 56 + 2x2 56 4 44 287 = + = 56 56 56 x9 - = - Error! Objects cannot be created from 7 9 2 247 87 60 editing field codes. = - = 2 2 2 2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Campuran Kembangkan skenario interaksi pembelajaran (klasikal, kelompok, individu) agar siswa dapat melakukan Penjumlahan Pecahan Campuran! Berapa ya hasilnya jika + 4 + 0 mencarinya? 2 + 4 2 dan bagaimana cara 8 Penjumlahan pecahan campuran dapat dilakukan dengan menjumlahkan bagian bilangan cacah dengan bilangan cacah dan bilangan pecah dengan bilangan pecah 9

2 2 8 8 - = 8-4 7 28 28 = 5 28 4. Perkalian Pecahan dan mengalikan Pecahan dengan Pecahan Cermati dan diskusikanlah beberapa pengembangan alat bantu pembelajaran berikut agar siswa dapat melakukan pengurangan pecahan campuran! Perbaiki dan tambahlah jika perlu! Perkalian dua pecahan adalah hasil kali pembilang-pembilangnya dibagi dengan hasil kali penyebut-penyebutnya 2 2 0

Pembagian Pecahan Banyaknya Kantong Plastik Gula : 2 4 5 6 75 kg No. 2.. 4. 5. 6. 7. Pembagian Pecahan Identik dengan Hasil 75 : 2 75 x 2 50 5 : 4 5 x 4 20 0 : 6...... 2 : 5...... 9 : 4...... 8 : 9 2...... 20 : 5 4...... D. KESIMPULAN Merefleksikan dari aktivitas di atas maka di dalam pembelajaran Bilangan Pecahan melalui PMRI kiranya dapat disimpulkan: Siswa:. Siswa perlu diberi kesempatan untuk menggali dan merefleksikan konsep alternatif tentang ide-ide bilangan pecahan yang mempengaruhi belajar selanjutnya.

2. Siswa perlu diberi kesempatan untuk menggali dan memperoleh pengetahauan baru tentang bilangan pecahan dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.. Siswa perlu diberi kesempatan untuk memperoleh pengetahuan sebagai proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali dan penolakan. 4. Siswa perlu diberi kesempatan untuk memperoleh pengetahuan baru tentang bilangan pecahan yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman 5. Siswa perlu diberi kesempatan untuk memahami, mengerjakan dan mengimplementasikan bilangan pecahan. Guru perlu merevitalisasi diri sehingga:. Mendudukan dirinya sebagai fasilitator 2. Mampu mengembangkan pembelajaran secara interaktif. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif. 4. Mampu mengembangkan kurikulum dan silabus dan secara aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik maupun sosial. 5. Mampu mengembangkan skenario pembelajaran: a. Skema Interaksi: Klasikal, Diskusi Kelompok, Kegiatan Individu b. Skema Pencapaian Kompetensi: Motivasi, Sikap, Pengetahuan, Skill, dan Pengalaman BAHAN BACAAN... 200. The PISA 200 Assessment Framework- Mathematics, Reading, Science and Problem solving Knowledge and Skill. Koeno Gravemeijer. 994. Developing Realistics Mathematics Education. Utrecht: CD β Press. Marsigit, dkk, 2007, Matematika SMP Kl VII, Bogor: Yudistira Sutarto Hadi. 2002. Effective Teacher Profesional Development for Implemention of Realistic Mathematics Education in Indonesia. Disertasi. Enschede: PrintPartners Ipskamp 2