PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

LANDASAN TEORI. Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Effect, Internal Audit, Financial Management. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

ABSTRACT. Keyword : Budget Cost, Operational Cost Effectiveness

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

EKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada. tanggal 23 Agustus sampai 15 September 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Key Word: Management Control Systems, Effectiveness Sales, Sales Targets. vii. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

ITEM PERTANYAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, dengan mempertimbangkan semua pegawai di Provinsi Lampung

BAB 5 HASIL PENGUMPULAN DATA

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media twitter

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Lampiran I: Daftar Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN. salah satunya menggambarkan karakteristik responden yaitu : Jenis kelamin, usia,

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kualitas sistem informasi akademik, kepuasan mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: sistem pengendalian manajemen, perencanaan strategis, dan kinerja karyawan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. website, uji validitas dan reabilitas, uji asumsi, analisis regresi linear berganda.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG Oleh : Ria Liza Novita TH Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

ABSTRAK Permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah apakah pengawasan fungsional berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung? Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengawasan fungsional terhadap efektivitas pelaksanaan Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu dengan menggunakan rumus interval kelas yang dituangkan dalam bentuk distribusi frekuensi, selanjutnya analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa pengawasan fungsional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 0,742, berada pada tingkat keeratan dalam kriteria kuat. Pengawasan fungsional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan APBD, dengan hasil pengujian student t, didapat harga t hitung sebesar 6,736, jika dibandingkan dengan t tabel = 2,042, maka t hitung (6,736) > t tabel (2,042). Untuk melihat signifikan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Sig. 0,000) ternyata lebih kecil dari Sign. α = 0,05. Kata Kunci : Pengawasan Fungsional, Pelaksanaan Anggaran, Badan Kepegawaian Daerah

ABSTRACT The problem discussed in this paper is whether the functional supervision influences the effectiveness of the implementation of the Budget Regional Employment Board of Lampung Province? The purpose of this study was to determine the effect of functional supervision of the effectiveness of the implementation of the Regional budget Regional Employment Board on Lampung Province. The analytical tool used is a qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis by using the formula set forth in the class interval frequency distribution form, further quantitative analysis using the formula product moment correlation and simple linear regression. The Based on results of research and discussion can be drawn the conclusion that the functional supervision has a positive and significant relationship with the effectiveness of the implementation of the budget amounted to 0.742, is at the level of closeness in a strong criteria. Functional oversight positive and significant impact on the effectiveness of the implementation of the budget, with student t test results, obtained price t count 6.736, when compared with the t table = 2.042, then t count (6.736) > t table (2.042). To see significant can be seen that the value of significance (Sig. 0,000) is smaller than the Sign. α = 0.05. Keywords: Functional Supervision, Budget Implementation, Regional Employment Board

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Selama masa Orde Baru, harapan yang besar dari pemerintah daerah untuk dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak sendiri ternyata semakin jauh dari kenyataan, yang terjadi adalah ketergantungan fiskal dan subsidi serta bantuan pemerintah pusat sebagai wujud ketidakberdayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam membiayai Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi masyarakatnya. Pemerintah daerah tidak diberi keleluasaan untuk menentukan kebijakan sendiri, otonomi yang selama ini diberikan tidak disertai dengan pemberian infrastruktur yang memadai, penyiapan sumber daya manusia yang profesional dan pembiayaan yang adil. Akibatnya yang terjadi bukannya tercipta kemandirian daerah, tetapi justru ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat. Daerah merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah, yang dituangkan dalam bentuk angka dan menunjukkan adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal dalam satu periode anggaran (Halim, 2002:24). Siklus Daerah yang meliputi penyusunan Daerah, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam setiap tahapannya memerlukan data yang lengkap dan akurat agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan realisasi dengan berpedoman pada aktivitas keuangan yang sudah disepakati, direncanakan dan disahkan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku, sehingga jika terjadi pergeseran atau perubahan harus melalui kaidah yang berlaku. Untuk mendukung pengelolaan keuangan daerah, dalam hal ini pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah agar berjalan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, maka diperlukan adanya fungsi pengawasan karena pengawasan itu sendiri adalah suatu usaha untuk menjamin adanya penyelenggaraan tugas pemerintah secara berdaya guna dan berhasil guna. Selain itu juga fungsi pengawasan ditujukan untuk menjamin keamanan atas kekayaan dan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Untuk tercapainya sasaran tersebut maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan daerah. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai wujud tanggung jawab, mampu memenuhi kewajiban keuangan, kejujuran, hasil guna dan pengendalian (Mardias mo, 2002:14). Upaya yang dilakukan

oleh pemerintah daerah adalah melakukan pengawasan fungsional terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahnya sendiri. Pengawasan fungsional sebagai bentuk kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan suatu pekerjaan atau kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana, aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan. Guna menanggulangi kemungkinan terjadinya penyimpangan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta peningkatan pendayagunaan aparatur negara dalam memberantas adanya unsur Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010) dengan judul Efektivitas Pengawasan Fungsional Terhadap Pelaksanaan Daerah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, dalam penelitian tersebut permasalahan yang diangkat yaitu apakah efektivitas pengawasan fungsional berpengaruh terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Syaifullah (2009) tentang Pengaruh Pengawasan Fungsional Intern Terhadap Pelaksanaan Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kota Cimahi, dengan mengangkat permasalahan yaitu seberapa besar pengaruh Pengawasan Fungsional Intern terhadap Pelaksanaan Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pada Pemerintah Kota Cimahi. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada ruang lingkup tempat dan waktu, indikator-indikator dalam variabel penelitian, serta besarnya jumlah populasi dan sampel yang menjadi subyek penelitian. Selain hal tersebut, kuisioner dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh penulis berdasarkan indikatorindikator variabel penelitian. Berlandaskan pada kedua penelitian di atas, penulis ingin mengetahui secara lebih lanjut pengaruh dari pengawasan fungsional yang dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kaitannya dengan efektivitas pelaksanaan APBD yang telah dianggarkan. Atas dasar uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai pengawasan fungsional dan pengaruhnya terhadap efektivitas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung, dan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pelaksanaan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung. 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah pengawasan fungsional berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung?.

2. Landasan Teori 2.1. Pengawasan Fungsional Pengertian pengawasan fungsional berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah mengemukakan bahwa: Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilaksanakan oleh Lembaga/Badan/Unit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengkajian pengusutan, dan penilaian. Adapun pengertian pengawasan fungsional pemerintah daerah menurut Nurcholis (2007:312) menyatakan bahwa: Pengawasan fungsional pemerintah daerah adalah pengawasan terhadap pemerintahan daerah yang dilakukan secara fungsional baik dilakukan oleh departemen sektoral maupun departemen yang menyelenggarakan pemerintahan umum (departemen dalam negeri). 2.2. Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Efektivitas berasal dari kata efektif. Kata efektif sering diartikan sama dengan efisien, padahal keduanya mempunyai perbedaan. Admosudihardjo (1987:170) menyatakan bahwa: Kita berbicara tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumberdaya ( resources) kita secara optimum untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu, dan kita berbicara tentang efektivitas bilamana kita hendak menekankan pada hasilnya atau efeknya, artinya sampai dimana prapta (obyektif) kita itu dapat di capai. Sumarsono (2010:121) mengemukakan bahwa pelaksanaan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Mardiasmo (2002:14) mengemukakan bahwa tujuan dari pelaksanaan dan pengelolaan keuangan daerah (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) meliputi: a. Tanggung jawab. b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. c. Kejujuran. d. Hasil guna. e. Pengendalian. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang kemudian menjelaskan hubungan atau pengaruh kedua variabel tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu untuk menganalisis variabel univariat dari masing-masing variabel digunakan Tabel Distribusi Frekuensi, sedangkan analisis kuantitatif yang digunakan terdiri dari analisis korelasi product moment dan analisis regresi linier sederhana. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Fungsional Item Pernyataan r hitung r tabel Simpulan 1 0,559 0,316 Valid 2 0,836 0,316 Valid 3 0,583 0,316 Valid 4 0,481 0,316 Valid 5 0,635 0,316 Valid 6 0,658 0,316 Valid 7 0,763 0,316 Valid 8 0,681 0,316 Valid 9 0,784 0,316 Valid 10 0,746 0,316 Valid Berdasarkan hasil analisis untuk 39 responden dengan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel sebesar 0,316. Selanjutnya, dari hasil hitung setiap item pernyataan pada variabel pengawasan fungsional seluruh r hitung diperoleh angka lebih besar dari r tabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa instrumen yang diujicobakan memiliki validitas (sesuai dengan yang akan diukur). Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Efektivitas Pelaksanaan APBD Item Pernyataan r hitung r tabel Simpulan 1 0,478 0,316 Valid 2 0,576 0,316 Valid 3 0,635 0,316 Valid 4 0,582 0,316 Valid 5 0,548 0,316 Valid 6 0,607 0,316 Valid 7 0,517 0,316 Valid 8 0,573 0,316 Valid 9 0,481 0,316 Valid 10 0,377 0,316 Valid Berdasarkan hasil analisis untuk 39 responden pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel sebesar 0,316. Selanjutnya, dari hasil hitung setiap item pernyataan pada variabel efektivitas pelaksanaan APBD seluruh r hitung diperoleh angka lebih besar dari r tabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa instrumen yang diujicobakan memiliki validitas (sesuai dengan yang akan diukur). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk seluruh item soal pernyataan valid maka layak untuk digunakan. Artinya, apabila instrumen tersebut digunakan secara berulang kali, maka akan menunjukkan hasil yang valid. Kuesioner dikatakan valid jika kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. 4.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Tabel 7. Reliability Statistics Variabel Pengawasan Fungsional Cronbach's Alpha N of Items.908 10

Berdasarkan Tabel 7 hasil pengelolaan data melalui SPSS untuk variabel pengawasan fungsional didapat hasil Cronbach s Alpha sebesar 0,908 > 0,60, sehingga kuisioner pengawasan fungsional dapat dikatakan reliabel. Tabel 8. Reliability Statistics Variabel Efektivitas Pelaksanaan APBD Cronbach's Alpha N of Items.835 10 Berdasarkan Tabel 8 hasil pengelolaan data melalui SPSS untuk variabel efektivitas pelaksanaan APBD didapat hasil Cronbach s Alpha sebesar 0,835 > 0,60, sehingga kuisioner efektivitas pelaksanaan APBD dapat dikatakan reliabel. Hal ini mengandung arti bahwa kuisioner dalam penelitian ini reliabel, artinya kuisioner tersebut akan selalu menghasilkan data yang sama dalam waktu yang berbeda, walaupun responden juga berbeda, atau dengan kata lain, kuisioner tersebut dapat diandalkan dan dipercaya mampu untuk mengumpulkan data. 4.3. Analisis Kualitatif Berdasarkan pengolahan data terhadap jawaban responden tentang pengawasan fungsional pada Lampiran 2 maka dapat dihitung interval kelas sebagai berikut : I = NT - NR K Keterangan : I = Interval Kelas NT = Nilai tertinggi teoritis = 5 NR = Nilai terendah teoritis = 1 K = Jumlah kategori = 5 I = NT - NR 5-1 = = 0,8 K 5 Distribusi frekuensi variabel pengawasan fungsional dapat dilihat seperti tabel berikut ini. Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengawasan Fungsional No Kategori Batas Kelas Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat 4,2 5 baik 18 46,15 2. Baik 3,4 4,1 17 43,59 3. Cukup 2,6 3,3 baik 4 10,26 4. Kurang 1,8 2,5 baik 0 0,00 5. Tidak baik 1 1,7 0 0,00 Jumlah 39 100,0 Berdasarkan Tabel 9 di atas diperoleh jawaban 18 responden atau 46,15% menyatakan pengawasan fungsional dalam kondisi sangat baik, 17 responden atau 43,59% menyatakan pengawasan fungsional dalam kategori baik, 4 responden atau 10,26% memberikan tanggapan pengawasan fungsional dalam kategori cukup baik, dan tidak ada responden menyatakan pengawasan fungsional dalam kategori kurang baik maupun tidak baik. Hal ini mengandung arti bahwa pengawasan fungsional pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan pengolahan data terhadap jawaban responden tentang efektivitas pelaksanaan APBD pada Lampiran 3 maka dapat dihitung interval kelas sebagai berikut : NT - NR I = K

Keterangan : I = Interval Kelas NT = Nilai tertinggi teoritis = 5 NR = Nilai terendah teoritis = 1 K = Jumlah kategori = 5 I = NT - NR 5-1 = = 0,8 K 5 Distribusi frekuensi variabel efektivitas pelaksanaan APBD dapat dilihat seperti tabel berikut ini. Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Efektivitas Pelaksanaan APBD No Kategori Batas Kelas Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat 4,2 5 efektif 15 38,46 2. Efektif 3,4 4,1 19 48,72 3. Cukup 2,6 3,3 efektif 5 12,82 4. Kurang 1,8 2,5 efektif 0 0,00 5. Tidak efektif 1 1,7 0 0,00 Jumlah 39 100,0 Berdasarkan Tabel 11 di atas diperoleh jawaban 15 responden atau 38,46% menyatakan pelaksanaan APBD dalam kondisi sangat efektif, 19 responden atau 48,72% menyatakan pelaksanaan APBD dalam kategori efektif, 5 responden atau 12,82% memberikan tanggapan pelaksanaan APBD dalam kategori cukup efektif, dan tidak ada responden menyatakan pelaksanaan APBD dalam kategori kurang efektif maupun tidak efektif. Hal ini mengandung arti bahwa pelaksanaan APBD pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung termasuk dalam kategori efektif. 4.4. Analisis Kuantitatif Berdasarkan output pengolahan data melalui Program SPSS, diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini. Tabel 13. Correlation Y Pearson Y 1.000.742 Correlation X.742 1.000 Sig. (1- tailed) N Y..000 X.000. Y 39 39 X 39 39 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh besarnya nilai product moment (r) = 0,742 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa hubungan variabel pengawasan fungsional dengan efektivitas pelaksanaan APBD tersebut positif dan signifikan dengan tingkat keeratan dalam kategori kuat. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r = 0,742 maka besarnya nilai koefisien determinasi R 2 = (0,742) 2 = 0,551 atau 55,1%. Hal tersebut berarti bahwa pengawasan fungsional mempunyai pengaruh yang kuat terhadap efektivitas pelaksanaan APBD pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung. Dengan kata lain, variabel pengawasan fungsional menjelaskan perubahan efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 55,1% dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 17.00, maka diperoleh hasilhasil sebagai berikut : a = 0,848 X

b = 0,744 t hitung = 6,736 Sign. = 0,000 Berdasarkan hasil di atas, maka dapat digambarkan dengan persamaan regresi yaitu : Y = 0,848 + 0,744X Regresi ini mengandung arti bahwa apabila pengawasan fungsional ditingkatkan satu unit, maka akan mengakibatkan efektivitas pelaksanaan APBD pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung meningkat sebesar 0,744 unit pada konstanta 0,848. Uji keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji student t didapat harga t hitung sebesar 6,736, jika dibandingkan dengan t tabel = 2,042, maka t hitung (6,736) > t tabel (2,042). Untuk melihat signifikan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Sig. 0,000) ternyata lebih kecil dari Sign. α = 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan pengawasan fungsional berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung, dapat diterima. 5. Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan interpretasi pada bab terdahulu, terutama hasil analisa data dan uji hipotesis maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Pengawasan fungsional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 0,742, berada pada tingkat keeratan dalam kriteria kuat. Besarnya nilai koefisien determinasi R 2 = (0,742) 2 = 0,551 atau 55,1%, mengandung arti bahwa variabel pengawasan fungsional menjelaskan perubahan efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 55,1% dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model. 2. Pengawasan fungsional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan APBD, dimana koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,744 dengan konstanta sebesar 0,848. Hal ini mengandung arti bahwa apabila pengawasan fungsional ditingkatkan satu unit, maka akan mengakibatkan efektivitas pelaksanaan APBD pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung meningkat sebesar 0,744 unit pada konstanta 0,848. Begitu juga dengan hasil pengujian student t, didapat harga t hitung sebesar 6,736, jika dibandingkan dengan t tabel = 2,042, maka t hitung (6,736) > t tabel (2,042). Untuk melihat signifikan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Sig. 0,000) ternyata lebih kecil dari Sign. α = 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan pengawasan fungsional berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung, dapat diterima.

5.2. Saran Berdasarkan pada hasil analisis data secara kualitatif dan kuantitatif terdapat beberapa hal yang kondisinya belum baik sehingga perlu direkomendasikan untuk perbaikan kebijakan khususnya kebijakan dalam efektivitas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai berikut : 1. Dalam hal variabel pengawasan fungsional setelah dilakukan penelusuran instrumen variabel yang mengukur pengawasan fungsional ditemukan item yang skornya paling rendah dibandingkan dengan skor yang lainnya, yaitu pada item nomor 4, tentang setiap pengawasan dilakukan sesuai dengan pengumpulan informasi dari objek yang dipantau, untuk itu segenap pengambil kebijakan maupun pimpinan dari aparat pengawas fungsional, dalam hal ini Inspektorat Provinsi Lampung hendaknya memberikan pengarahan secara intensif kepada aparat pengawas fungsional untuk benar-benar memperhatikan informasi, data dan bukti-bukti otentik dari objek yang dipantau dalam proses pengawasan di lapangan. 2. Dalam hal variabel efektivitas pelaksanaan APBD setelah dilakukan penelusuran instrumen variabel yang mengukur efektivitas pelaksanaan APBD ditemukan item yang skornya paling rendah dibandingkan dengan skor yang lainnya, yaitu pada item nomor 1, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung sudah sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pengguna anggaran, untuk itu pimpinan melalui bagian tata usaha keuangan hendaknya memberikan bimbingan dan pembinaan mengenai prosedur penggunaan anggaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan untuk masing-masing SKPD, sehingga masing-masing pengguna anggaran mampu mempertanggungjawabkan apa yang diembannya.