ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Site Site planning Site condition

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

HUBUNGAN RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis hubungan ruang : Ruang di dalam ruang. Ruang-ruang yang saling berkait. Ruang-ruang yang bersebelahan

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Ponorogo adalah berupa kombinasi bentuk pada Tari Reyog dan karakter tokoh

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR RANCANGAN TAPAK BANGUNAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

BAB I PENDAHULUAN Urban Heat Island Sebagai Dampak Dari Pembangunan Perkotaan

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dengan manusia dalam melakukan aktivitas bersama.

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

Pengkaj ian Teori 8

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG EVAKUASI BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus: Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo) TUGAS AKHIR

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI KONSEP RANCANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

KESIMPULAN DAN SARAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil survey lapangan, running eksisting dan

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB V KONSEP PERANCANGAN

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DAN RANCANGAN SKEMATIK. Gambar4.1 :Rancangan skematik Siteplan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

Konstruksi Rangka. Page 1

TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR VERTIKAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

BAB III BAHAN DAN METODE

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Transkripsi:

ELEMEN SITE : MASSA DAN RUANG LUAR

pengertian massa dan ruang luar Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi; keduaduanya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur pembentuk ruang outdoor. Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah (bentang alam) dan batas vertikal (massa bangunan atau vegetasi) Massa berupa bangunan atau vegetasi dan ruang luar yang terbentuk diantaranya, bersamasama perlu disusun dan diintegrasikan dalam site untuk menciptakan sebuah lingkungan yang baik.

ruang luar berdasar kegiatan Berdasar kegiatan yang ada, ruang luar dikategorikan menjadi: Ruang aktif adalah ruang-ruang yang dibentuk untuk difungsikan sebagai ruang untuk aktivitas olah raga, jalan, dan bermain. Ruang luar ini dapat berbentuk: plaza, playround, lapangan OR, sidewalk. Ruang pasif adalah ruang-ruang yang dibentuk bukan difungsikan sebagai tempat manusia berkegiatan. Ruang luar ini dapat berbentuk: taman pasif, area hijau damija

ruang luar berdasar fungsi (1) Berdasar fungsinya, ruang luar dikategorikan: Fungsional, artinya ruang luar dibentuk dengan adanya fungsi/guna tertentu : - ruang aktif : bermain, olah raga - tempat peralihan kegiatan atau menunggu - sarana penghubung antar bangunan - sebagai pembatas antar bangunan - sebagai pengatur jarak antar bangunan

ruang luar berdasar fungsi (2) Ekologis, artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan fungsi ekologisnya: - sumber penyegaran udara (menyerap CO2 dan menghasilkan O2) - sebagai penyerap dan pengendali air hujan dan banjir - sebagai pengendali ekosistem tertentu - sebagai pelunak/pelembut massa bangunan

pembentukan ruang luar (1) Ciptakan ruang luar dengan menyusun massa bangunan (unsur keras/hard) secara berimbang dengan massa vegetasi (unsur lunak/soft) Kombinasi massa bangunan dan massa vegetasi untuk menciptakan ruang yang berfungsi secara ekologis juga untuk memperlunak lingkungan

pembentukan ruang luar (1) Massa vegetasi (unsur lunak/soft) dapat disusun dan ditata untuk menciptakan ruang luar sebagaimana tatanan massa bangunan; ruang bersifat lembut

pembentukan ruang luar (2) Ciptakan ruang positif dan ruang negatif secara proporsional dan seimbang sesuai dengan fungsi, kegiatan, dan peruntukannya Ruang positif diciptakan sebagai pengikat massa dengan fungsi kegiatan yang jelas Ruang negatif merupakan ruang sisa atau tercipta spontan, bersifat menyebar dan tidak dengan fungsi yang jelas

pembentukan ruang luar (3) Ciptakan ruang positif yang berkarakter kuat sehingga ruang yang terbentuk berkesan melingkupi A B Ruang positif A tidak berkarakter kuat karena terbentuk oleh ketidakteraturan tatanan massa (aturan penataan massa bangunan tidak jelas) dan ruang positif tidak terlingkup

pembentukan ruang luar (3) A B Ruang positif A tidak berkarakter kuat ketika keempat sudutnya terbuka; sementara ruang positif B cukup kuat ketika bukaan dominan hanya pada satu sisi, sedang di sudut-sudut massa bangunan ditata secara overlapping untuk menutup daerah sudut.

pembentukan ruang luar (4) Hindari untuk tidak sengaja menciptakan ruangruang mati (death space) atau ruang yang tidak dapat difungsikan Ruang mati tercipta sebagai sisa massa bangunan dengan dimensi dan perletakan yang tidak memungkinkan adanya fungsi tertentu

pembentukan ruang luar (4) Ruang mati dapat dihindari dengan mengatur jarak antar massa bangunan atau dengan batas lahan/site

Penataan massa bangunan (1) Massa bangunan ditata sedemikian sesuai organisasi yang diinginkan, sehingga membentuk ruang luar yang jelas alurnya A B Massa bangunan yang ditata tanpa mempertimbangkan ruang luar yang terbentuk, akan menghasilkan ruang luar tidak jelas alurnya (gambar A); sebaliknya gambar B alurnya jelas karena massa diorganisasikan

Penataan massa bangunan (1) Massa bangunan yang ditata dengan pengorganisasian tertentu, akan menghasilkan alur yang jelas. Penataan ini membentuk ruang luar yang bersifat linier organis, dan memberikan keuntungan adanya pemandangan dan fokus yang berubah-ubah dan dinamis

Penataan massa bangunan (2) Massa bangunan disusun sedemikian sesuai organisasi yang diinginkan, sehingga kaitan dan relasi antar massa bangunan serta orientasinya tampak jelas Penataan massa bangunan yang acak (tidak berorder/ tidak beraturan) membuat relasi antar massa bangunan lemah dan orientasi tidak jelas

Penataan massa bangunan (2) Penataan massa bangunan yang paling banyak dilakukan adalah penataan dengan order relasi 90 0 antar massa bangunan. Tetapi dengan bentuk persegi yang seragam seperti gambar diatas, komposisi masa dan ruang yang terbentuk menjadi monoton

Penataan massa bangunan (2) Penataan massa bangunan dengan order relasi 90 0 antar massa bangunan akan menjadi dinamis dan ruang terbentuk bervariasi karena adanya pengolahan dengan menambah maju mundur massa bangunan

Penataan massa bangunan (2) Penataan massa bangunan dengan order relasi 90 0 antar massa bangunan dengan kombinasi order lebih dari 90 0 akan menjadikan komposisi massa dan ruang lebih dinamis

Penataan massa bangunan (3) Relasi antar massa bangunan dalam kluster akan menjadi kuat dengan cara menghubungkan bentuk (form) dan garis (line) antar massanya Relasi antar massa bangunan menjadi jelas ketika antar massa saling dihubungkan dengan memperpanjang garis imajiner bangunan

Penataan massa bangunan (3) Relasi antar massa bangunan dalam kluster juga akan kuat ketika dibuat perpanjangan garis imajiner yang menghubungkan fasad bangunan

Penataan massa bangunan (3) A B Hindari membuat penataan sudut bertemu sudut pada modul bangunan seperti gambar A, karena relasi ini menciptakan titik tegangan secara spasial dan struktural, Relasi overlap lebih direkomendasikan secara spasial dan struktural seperti gambar B