PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL PICK UP: STUDI KASUS PT INDIGO CAKRAWANGSA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat. meminimalkan pengeluaran perusahaan dan dengan demikian keuntungan

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

AKUNTANSI UNTUK LEASING

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, penerimaan pajak Indonesia menyentuh 980,5 trilyun rupiah atau 73% dari

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini


BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

PENDAHULUAN. untuk mencari laba / memaksimalkan profit. Selain itu, tujuan lain juga

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai biaya (cost) atau beban (expense),

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

Anastasia Regina Widodo Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menekan pemborosan pajak dalam pemenuhan kewajiban. perusahaan dapat diminimalkan guna memperoleh laba dan likuiditas yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI AKTIVA TETAP MELALUI LEASING ATAU PEMBELIAN LANGSUNG SERTA MANAJEMEN PAJAKNYA PADA PT X

Perencanaan Pajak Dalam Rangka Penghematan Pembayaran Pajak Terutang Studi Kasus pada PT GL HI-TECH INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pajak dapat didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara

MANAJEMEN PAJAK. Amanita Novi Yushita

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL TBK

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

IMPLEMENTASI TAX PLANNING TERHADAP PERHITUNGAN PPh BADAN PADA PT CITRA ABADI SEJATI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL PICK UP: STUDI KASUS PT INDIGO CAKRAWANGSA Safitri & Selvi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia selvi@stiami.ac.id Abstract. This research was conducted to determine the application of tax planning; which purchasing alternative among of cash, bank credit and finance lease that gives the highest tax saving at PT Indigo Cakrawangsa. This study is a descriptive qualitative research. The analysis techniques are: (1) collecting purchasing data; (2) calculate the fiscal cost for each alternative; (3) compare the fiscal cost among of alternatives; and (4) calculate the tax saving for each alternative. The result of this study shows that finance lease gives the highest tax saving because finance lease gives more deductible expenses than other alternatives. In conclusion, PT Indigo Cakrawangsa is advised to purchase the pick-up truck through finance lease alternative. Keywords: Purchasing Alternative, Tax Planning, Tax Saving Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perencanaan pajak; penghematan pajak terbesar yang diperoleh dari pembelian aktiva dengan tiga alternatif, yakni pembelian tunai, kredit bank, dan leasing dengan hak opsi di PT Indigo Cakrawangsa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis: (1) pengumpulan data; (2) menghitung beban fiscal untuk setiap alternative; (3) membandingkan beban fiskal di antara alternative yang ada; (4) menghitung besarnya penghematan pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leasing dengan hak opsi memberikan penghematan pajak terbesar karena leasing dengan hak opsi memiliki lebih banyak beban fiskal dibandingkan alternative lain. Kesimpulannya, PT Indigo Cakrawangsa disarankan memilih leasing dengan hak opsi dalam pengadaan mobil pick-up. Kata Kunci: Alternatif Pembelian, Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diinginkan. Menurut Lumbantoruan (Suandy; 2011: 6), manajemen pajak ialah cara untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak semata-mata dilakukan untuk menghindari transaksi yang mengandung unsur pajak (Zain; 2003: 43). Pengenaan pajak pada perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak bagi keberlangsungan usaha perusahaan tersebut. Hal ini didukung dengan Chen et al. (Taylor & Richardson; 2013: 5) yang mengatakan bahwa corporate taxes affect the financing choices, restructuring decisions, capital appropriations, compensation arrangements and the day-to-day operational decisions of a firm. Tujuan manajemen pajak menurut Suandy (2008: 6) dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri atas: 1) perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak merupakan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan penghamatan pajak yang dilakukan; 2) pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation). Pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dimaksud ialah melaksanakan hasil perencanaan pajak sebaik mungkin dan harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku sejalan dengan tujuan manajemen pajak; 3) pengendalian pajak (tax control). Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal dan material. 187

Dari ketiga fungsi manajemen pajak sebagaimana yang dijabarkan oleh Suandy (2008: 96), penulis mengambil salah satu fungsi manajemen pajak, yakni perencanaan pajak. Perencanaan pajak ialah suatu proses untuk mengidentifikasi, memahami beberapa pilihan yang tersedia dalam aturan perpajakan (Nainggolan & Wujarso; 2004: 161). Perencanaan pajak sendiri merupakan akibat dari ketidakpastian hukum pajak di suatu negara seperti yang diungkapkan Desai & Dharmapala (Taylor & Richardson; 2013: 5) bahwa tax uncertainty may be used by firm s management as atool for camouflaging or masking tax avoidance activities. Lain halnya menurut Suandy (2008: 10), motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak bersumber dari tiga unsur perpajakan, yakni kebijakan pajak (tax policy), undangundang perpajakan (tax law), dan administrasi perpajakan (tax administration). Perencanaan pajak (Tax Planning) sendiri terbagi menjadi tiga bentuk, yakni tax avoidance (penghindaran pajak), tax evasion (penggelapan pajak), dan tax saving (penghematan pajak). Penghindaran pajak (tax avoidance) berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimalkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan. Menurut Kirchler et al. (2003: 536), tax avoidance refers to an attempt to reduce tax payments by legal means, for instance by exploiting tax-loopholes. Oleh karena itu, penghindaran pajak bukan merupakan pelanggaran atas perundangundangan perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha Wajib Pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara-cara yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak. Berbeda dengan penghindaran pajak, penyelundupan pajak merupakan tindakan melawan hukum, kerena melanggar ketentuan undang-undang perpajakan seperti yang dikemukakan Kirchler et al. (2003: 536) bahwa tax evasion refers to an illegal reduction of tax payments, for instance by underreporting income or by sating higher deduction rates. Apabila perencanaan pajak yang dilakukan oleh manajemen dapat dikategorikan sebagai penyelundupan pajak atau penggelapan pajak (ilegal), maka hal ini akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan, salah satunya apabila terjadi pemeriksaan oleh Fiskus yang memungkinkan terkenanya sanksi tertentu berupa material (uang) bahkan hingga pidana. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti pelaksanaan salah satu perencanaan pajak yaitu penciptaan atau percepatan biaya fiskal. Hal ini dapat dilaksanakan pada pengadaan barang modal/aktiva di suatu perusahaan melalui beberapa alternatif. Pengadaan aktiva tetap merupakan salah satu bentuk investasi karena atas penggunaan aktiva tetap maka suatu usaha dapat berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya perusahaan distributor oli yang meskipun jenis usahanya ialah penyaluran oli namun dalam menjalankan usahanya perusahaan tersebut membutuhkan suatu sarana utama, yakni kendaraan yang juga merupakan aktiva tetap. Investasi jangka panjang tersebut berkaitan dengan pengeluaran dana yang cukup besar, sehingga investor memerlukan suatu prosedur untuk memilih dan menganalisis investasi dengan tepat. Penggolongan investasi berdasarkan risikonya menurut Peterson & Jabozzi (2006: 9) terdiri dari empat macam, yaitu: 1) replacement project. Investasi ini dalam rangka penggantian peralatan atau fasilitas yang telah ada; 2) expansion project. Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya; 3) new product and markets. Investasi jenis ini dalam rangka memperkenalkan produk dan pemasaran baru; 4) mandated project. Investasi ini dilakukan karena peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui. Dalam penelitian ini, erat kaitannya dengan penggolongan investasi yang dijabarkan oleh Peterson & Jabozzi (2006: 9) khususnya expansion project. Hal ini dikarenakan dalam kasus ini terdapat penambahan aktiva baru yanng secara tidak langsung akan menambah kapasitas produksi suatu usaha. Pengelolaan perencanaan pajak tentang perolehan aktiva tetap sebagai barang modal erat kaitannya dengan capital budgeting. Seperti yang kita tahu, suatu perusahaan perlu melakukan suatu investasi berupa sumber daya 188

yang dalam jangka panjang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang. Investasi ini berkaitan dengan pengeluaran dana yang cukup besar sehingga perusahaan memerlukan suatu prosedur untuk memilih dan menganalisis investasi dengan tepat. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi jangka waktu satu tahun dikatakan sebagai capital budgeting. Capital budgeting pada akhirnya harus dapat terealisasi dalam bentuk capital expenditures yang merupakan pengeluaran dana untuk pembelian aktiva tetap (plant investment), seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, peralatan dan sebagainya, yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan setelah jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun. Menurut Syamsuddin (2001: 401), terdapat tiga motif dalam pelaksanaan capital expenditures yakni: 1) Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap baru; 2) Pengeluaran untuk penggantian aktiva tetap yang lama; 3) Pengeluaran untuk perbaikan atau moderniasai aktiva. Dalam peneltian ini, penulis membahas capital expenditure pada pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap yang baru. Perolehan aktiva tetap dapat melalui berbagai alternatif, seperti pembelian tunai, pembelian dengan kredit bank, leasing dengan hak opsi, leasing tanpa hak opsi, dan sebagainya. Pihak manajemen perusahaan dapat memilih dan melakukan evaluasi untuk memakai cara manakah yang seharusnya dipilih dan dipakai oleh perusahaan guna meminimalkan beban pajak penghasilan yang harus ditanggung atau lebih tepatnya untuk mendapatkan penghematan pajak yang maksimal dari berbagai macam alternative tersebut, hal ini dikarenakan masing-masing cara perolehan aktiva tetap yang ada akan menghasilkan penghematan pajak yang berbeda-beda akibat pengakuan biaya yang diperbolehkan terkait dengan masalah perpajakan. Kenaikan biaya operasi penyelenggaraan usaha menjadi dampak akibat dari kenaikan bahan bakar serta kenaikan gaji tenaga kerja. Hal ini dirasakan juga oleh PT Indigo Cakrawangsa. Manajeman PT Indigo Cakrawangsa menginginkan penekanan beban Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan agar menjadi lebih minimal sehingga keuntungan atau laba yang diperoleh menjadi lebih maksimal. PT Indigo Cakrawangsa yang bergerak di bidang jual beli komputer dan sparepart komputer ingin menambah satu unit mobil pick up. Mobil pick up ini akan digunakan PT Indigo Cakrawangsa sebagai sarana antar jemput barang dagangan dalam hal meningkatkan kepuasan konsumen. PT Indigo Cakrawangsa memiliki tiga alternatif untuk memperoleh aktiva tersebut, yakni pembelian secara tunai, kredit bank dan leasing dengan hak opsi. PT Indigo Cakrawangsa harus mengevaluasi alternatif yang dihadapi guna menekan biaya yang harus dibayar untuk membayar pajak. Oleh karena itu, peneliti ingin memaparkan perencanaan pajak yang sebaiknya dilakukan PT Indigo Cakrawangsa guna menghemat besarnya pajak yang harus dibayar perihal pemilihan alternatif pengadaan barang modal secara tunai, kredit bank dan leasing dengan hak opsi. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripstif (Neuman; 2006). Peneliti melakukan penelitian studi kasus pada PT Indigo Cakrawangsa dalam memperoleh aktiva berupa mobil pick up dengan memperhatikan penghematan pajak yang akan diperoleh. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa jumlah unit dan harga mobil pick up yang akan dibeli, suku bunga kredit, serta suku bunga yang aan digunakan sebagai discount factor, uang muka leasing, dan nilai hak opsi pada Januari 2014. Analisis ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap data yang disajikan perusahaan, baik perusahaan lessee maupun lessor untuk diteliti dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengumpulkan data tentang perolehan aktiva tetap; 2) Menghitung biaya fiskal pada tiap akternatif; 3) Membandingkan besarnya biaya fiskal dari tiap alternatif; 4) Menghitung besarnya penghematan pajak. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Pembelian Tunai 189

Tabel 1. Penyusutan Aktiva Pembelian Tunai Nilai Buku Biaya Nilai Sisa Discount Present Thn Tarif Awal Periode Penyusutan Buku Akhir Factor Value Periode 10.36% 0 1 0.125 110,600,000 13,825,000 96,775,000 1.000 13,825,000 2 0.125 96,775,000 13,825,000 82,950,000 0.906 12,527,184 3 0.125 82,950,000 13,825,000 69,125,000 0.821 11,351,199 4 0.125 69,125,000 13,825,000 55,300,000 0.744 10,285,610 5 0.125 55,300,000 13,825,000 41,475,000 0.674 9,320,053 6 0.125 41,475,000 13,825,000 27,650,000 0.611 8,445,137 7 0.125 27,650,000 13,825,000 13,825,000 0.554 7,652,353 8 0.125 13,825,000 13,825,000-0.502 6,933,991 110,600,000 80,340,527 Harnanto (2003: 340) menyatakan bahwa pembelian atas barang modal secara tunai dapat digolongkan ke dalam pengeluaran modal karena pengeluaran kas oleh perusahaan digunakan untuk menambah atau meningkatkan nilai guna barang modal. Setiap pengeluaran modal yang terjadi yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan akan dikurangkan dari penghasilan bruto atau dibebankan sebagai biaya fiskal dalam beberapa tahun melalui proses penyusutan. Pembelian tunai atau langsung untuk aktiva mobil pick up baru yang dibutuhkan oleh PT Indigo Cakrawangsa dilakukan dengan menggunakan dana sendiri dari PT Indigo Cakrawangsa. Pembelian mobil pick up ini diasumsikan tanpa menggunakan perantara dan tidak mendapatkan potongan pembelian. Selain itu, harga erolehan dari pengadaan mobil pick up baru adalah sebesar Rp 110.600.000,- dalam harga perolehan tersebut sudah termasuk biayabiaya lain yang harus dikeluarkan hingga mobil pick up yang dibeli langsung dapat digunakan oleh PT Indigo Cakrawangsa untuk menambah barang modal. Biaya yang dapat diperhitungkan sesuai pengurang penghasilan bruto dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) pada alternative pembelian secara tunai adalah biaya penyusutan selama masa ekonomis mobil pick up, yakni selama delapan tahun. Perhitungan biaya penyusutan pada alternative pembelian tunai akan tampak pada tabel yang disajikan berikut ini: (lihat tabel 1) Alternatif pembelian dengan menggunakan biaya sendiri atau tunai tidak ada kandungan bunga atau biaya untuk angsuran utang. Berdasarkan keadaan yang ada, maka dalam alternatif pembelian tunai perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan untuk biaya penyusutan sebagai komponen biaya yang dapat atau diperbolehkan sebagai pengurang dalam laba atau rugi fiskal. Pembelian dengan Kredit Bank Harnanto (2003: 340) menyatakan bahwa pembelian barang modal melalui kredit bank dapat dikategorikan sebagai pengeluaran modal yang bermanfaat dalam kegiatan atau usaha untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lebih dari satu tahun pajak. Bila perusahaan memilih meminjam uang dan kemudian membeli barang modal atau membeli barang modal secara angsuran, maka telah terjadi pengalihan hak atas barang awal. Hak kepemilikan barang tersebut telah beralih kepada pembeli sejak barang tersebut diterima oleh pembeli. Karena barang tersebut telah menjadi hak milik perusahaan, maka secara akuntansi barang tersebut diakui sebagai aset perusahaan dan dalam hal ini perusahaan dapat membebankan biaya penyusutan atas barang modal tersebut, beban atas bunga dan administrasi atas pinjaman pada bank. Perlakuan akuntansi ini sejalan dengan perlakuan perpajakannya. PT. Indisgo Cakrawangsa memiliki alternative perolehan mobil pick up dengan alternatif kredit bank. Berikut ini adalah rincian biaya dan ketentuan dari transaksi angsuran mobil pick up: Harga mobil : Rp 110.600.000 Uang muka :30 % (Rp 33.180.000) Jumlah pinjaman : Rp. 77.420.000 190

Tabel 2. Skedul Pembayaran Angsuran Bln Saldo Angsuran Bunga Angsuran Discount PV PV Pokok Pokok Per Bulan Factor Ang. Pokok Bunga 0 77,420,000 1 75,577,161 1,842,839 668,393 2,511,231 1.000 1,842,839 668,393 2 73,718,413 1,858,749 652,483 2,511,231 0.991 1,842,839 646,898 3 71,843,617 1,874,796 636,436 2,511,231 0.983 1,842,839 625,587 4 69,952,635 1,890,982 620,250 2,511,231 0.975 1,842,839 604,459 5 68,045,328 1,907,307 603,924 2,511,231 0.966 1,842,839 583,511 6 66,121,555 1,923,773 587,458 2,511,231 0.958 1,842,839 562,743 7 64,181,173 1,940,382 570,849 2,511,231 0.950 1,842,839 542,153 8 62,224,039 1,957,134 554,097 2,511,231 0.942 1,842,839 521,739 9 60,250,008 1,974,031 537,201 2,511,231 0.934 1,842,839 501,499 10 58,258,935 1,991,073 520,158 2,511,231 0.926 1,842,839 481,433 11 56,250,673 2,008,263 502,969 2,511,231 0.918 1,842,839 461,538 12 54,225,072 2,025,601 485,631 2,511,231 0.910 1,842,839 441,814 13 52,181,984 2,043,088 468,143 2,511,231 0.902 1,842,839 422,259 14 50,121,257 2,060,727 450,504 2,511,231 0.894 1,842,839 402,871 15 48,042,739 2,078,518 432,714 2,511,231 0.887 1,842,839 383,649 16 45,946,276 2,096,462 414,769 2,511,231 0.879 1,842,839 364,591 17 43,831,714 2,114,562 396,670 2,511,231 0.871 1,842,839 345,697 18 41,698,897 2,132,818 378,414 2,511,231 0.864 1,842,839 326,964 19 39,547,666 2,151,231 360,000 2,511,231 0.857 1,842,839 308,392 20 37,377,862 2,169,803 341,428 2,511,231 0.849 1,842,839 289,979 21 35,189,327 2,188,536 322,696 2,511,231 0.842 1,842,839 271,723 22 32,981,896 2,207,430 303,801 2,511,231 0.835 1,842,839 253,624 23 30,755,409 2,226,488 284,744 2,511,231 0.828 1,842,839 235,679 24 28,509,699 2,245,710 265,522 2,511,231 0.821 1,842,839 217,888 25 26,244,601 2,265,098 246,134 2,511,231 0.814 1,842,839 200,250 26 23,959,948 2,284,653 226,578 2,511,231 0.807 1,842,839 182,762 27 21,655,571 2,304,377 206,854 2,511,231 0.800 1,842,839 165,424 28 19,331,299 2,324,272 186,960 2,511,231 0.793 1,842,839 148,234 29 16,986,961 2,344,338 166,894 2,511,231 0.786 1,842,839 131,192 30 14,622,384 2,364,577 146,654 2,511,231 0.779 1,842,839 114,295 31 12,237,392 2,384,992 126,240 2,511,231 0.773 1,842,839 97,543 32 9,831,810 2,405,582 105,649 2,511,231 0.766 1,842,839 80,935 33 7,405,460 2,426,350 84,881 2,511,231 0.760 1,842,839 64,468 34 4,958,163 2,447,298 63,934 2,511,231 0.753 1,842,839 48,143 35 2,489,737 2,468,426 42,805 2,511,231 0.747 1,842,839 31,957 36-2,489,737 21,495 2,511,231 0.740 1,842,839 15,910 77,420,000 12,984,332 90,404,332 66,342,196 11,746,197 77,420,000 Jangka Waktu Angsuran : 36 bulan 67200000 Angsuran per bulan : Rp 2.511.231 (sudah termasuk bunga efektif kredit korporasi Bank Panin 10.36 %/thn, Febuari 2014 ) (lihat tabel 2) Pengadaan mobil pick up dengan kredit atau angsuran selanjutnya dapat disusutkan dan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Penyusutan mobil pick up dalam ketentuan perpajakan Indonesia termasuk dalam aktiva golongan II dengan tarif 12,5 % dan masa manfaat 8 tahun. (lihat tabel 3) Berdasarkan tabel 3 dengan menggunakan discount factor 10,36 % maka besarnya penyusutan dengan memperhitungkan present value diperoleh sebesar Rp 80.340.527. Dalam hal ini, tidak terdapat perbedaan biaya penyusutan antara pembelian tunai dengan pembelian angsuran. Pengadaan aktiva mobil pick up secara angsuran terdapat biaya bunga dan biaya penyusutan yang dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. Apabila pembelian secara angsuran dibandingkan dengan pembelian secara tunai maka pembelian aktiva secara angsuran memiliki komponen biaya yang lebih banyak, sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan dan diakui menurut ketentuan perpajakan Indonesia akan lebih besar juga. Dengan biaya yang lebih besar, maka penghasilan kena pajak akan menjadi lebih kecil dan selanjutnya akan diperoleh PPh terutang yang lebih kecil. Hal inilah yang menjadikan pembelian secara angsuran akan 191

Tabel 3. Penyusutan Aktiva Pembelian secara Kredit Nilai Buku Biaya Nilai Sisa Discount Present Thn Tarif Awal Periode Penyusutan Buku Akhir Factor Value Periode 10.36% 0 1 0.125 110,600,000 13,825,000 96,775,000 1.000 13,825,000 2 0.125 96,775,000 13,825,000 82,950,000 0.906 12,527,184 3 0.125 82,950,000 13,825,000 69,125,000 0.821 11,351,199 4 0.125 69,125,000 13,825,000 55,300,000 0.744 10,285,610 5 0.125 55,300,000 13,825,000 41,475,000 0.674 9,320,053 6 0.125 41,475,000 13,825,000 27,650,000 0.611 8,445,137 7 0.125 27,650,000 13,825,000 13,825,000 0.554 7,652,353 8 0.125 13,825,000 13,825,000-0.502 6,933,991 110,600,000 80,340,527 lebih menghemat pajak dibanding dengan pembelian secara tunai. Pembelian Leasing dengan Hak Opsi Alternatif pengadaan aktiva mobil pick up lainnya adalah dengan menggunakan alternatif leasing. Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Sedangkan Sewa Guna Usaha (Leasing) menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finence lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Objek perjanjian leasing adalah barang modal. Seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 Pasal 1 huruf d, yang menyebutkan bahwa barang modal adalah setiap aktiva berwujud, termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant), dan tanah serta aktiva dimaksud merupakan satu kesatuan kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan, atau memperlancar produksi dan distribusi barang atau jasa oleh lessee. Pada prinsipnya barang tersebut harus dimiliki oleh perusahaan leasing di Indonesia dan diambil dari produk dalam negeri. Pengecualian ini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari Menteri Keuangan. Dalam hal barang-barang didatangkan dari luar negeri, apabila dianggap perlu, maka barang tersebut oleh perusahaan leasing yang bersangkutan dapat diekspor kembali setelah jangka waktu perjanjian leasing berakhir dengan syarat tersendiri. Manullang (2000:113), mengemukakan beberapa alasan bagi lessee dengan memilih leasing sebagai sumber pembiayaan adalah: (1) Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan; (2) Persyaratan yang kurang ketat dan fleksibel; (3) Penghematan modal; (4) On atau Off Balance Sheet; (5) Menguntungkan Cash Flow; (6) Menahan pengaruh inflasi. Bentuk leasing yang dipilih oleh PT Indigo Cakrawangsa adalah finance lease, dan pada akhir masa lessee, PT Indigo Cakrawangsa sebagai lessee berhak untuk membeli truk yang di-leasing sebesar nilai opsi yang ditetapkan. Guna melakukan analisis pembelian mobil pick up melalui leasing maka berikut adalah rincian biaya yang akan dikeluarkan PT Indigo Cakrawangsa: Harga Perolehan mobil pick up : Rp 110.600.000 Uang muka : Rp 33.180.000 Jumlah pembiayaan : Rp 77.420.000 Jangka Waktu Leasing: 36 bulan Biaya leasing per bulan: Rp 2.638.518 (sudah termasuk bunga lease 13.8 %/thn yang telah ditetapkan Lessor) Nilai sisa: sama dengan uang muka yakni Rp 33.180.000 192

Tabel 4. Skedul Pembayaran Sewa Guna Usaha Bln Saldo Angsuran Bunga Angsuran Discount PV Pokok Pokok Per Bulan Factor Lease Fee 0 77,420,000 1 75,671,812 1,748,188 890,330 2,638,518 1.000 2,638,518 2 73,903,520 1,768,292 870,226 2,638,518 0.991 2,615,934 3 72,114,893 1,788,627 849,890 2,638,518 0.983 2,593,543 4 70,305,696 1,809,197 829,321 2,638,518 0.975 2,571,343 5 68,475,694 1,830,002 808,516 2,638,518 0.966 2,549,334 6 66,624,646 1,851,047 787,470 2,638,518 0.958 2,527,513 7 64,752,312 1,872,334 766,183 2,638,518 0.950 2,505,879 8 62,858,445 1,893,866 744,652 2,638,518 0.942 2,484,430 9 60,942,800 1,915,646 722,872 2,638,518 0.934 2,463,165 10 59,005,124 1,937,676 700,842 2,638,518 0.926 2,442,082 11 57,045,165 1,959,959 678,559 2,638,518 0.918 2,421,179 12 55,062,667 1,982,498 656,019 2,638,518 0.910 2,400,455 13 53,057,369 2,005,297 633,221 2,638,518 0.902 2,379,908 14 51,029,011 2,028,358 610,160 2,638,518 0.894 2,359,538 15 48,977,327 2,051,684 586,834 2,638,518 0.887 2,339,341 16 46,902,048 2,075,279 563,239 2,638,518 0.879 2,319,318 17 44,802,904 2,099,144 539,374 2,638,518 0.871 2,299,466 18 42,679,619 2,123,284 515,233 2,638,518 0.864 2,279,784 19 40,531,917 2,147,702 490,816 2,638,518 0.857 2,260,270 20 38,359,516 2,172,401 466,117 2,638,518 0.849 2,240,923 21 36,162,133 2,197,383 441,134 2,638,518 0.842 2,221,742 22 33,939,480 2,222,653 415,865 2,638,518 0.835 2,202,726 23 31,691,266 2,248,214 390,304 2,638,518 0.828 2,183,871 24 29,417,197 2,274,068 364,450 2,638,518 0.821 2,165,179 25 27,116,977 2,300,220 338,298 2,638,518 0.814 2,146,646 26 24,790,305 2,326,673 311,845 2,638,518 0.807 2,128,272 27 22,436,875 2,353,429 285,089 2,638,518 0.800 2,110,055 28 20,056,381 2,380,494 258,024 2,638,518 0.793 2,091,994 29 17,648,512 2,407,870 230,648 2,638,518 0.786 2,074,088 30 15,212,952 2,435,560 202,958 2,638,518 0.779 2,056,335 31 12,749,383 2,463,569 174,949 2,638,518 0.773 2,038,734 32 10,257,483 2,491,900 146,618 2,638,518 0.766 2,021,283 33 7,736,926 2,520,557 117,961 2,638,518 0.760 2,003,982 34 5,187,383 2,549,543 88,975 2,638,518 0.753 1,986,829 35 2,608,520 2,578,863 59,655 2,638,518 0.747 1,969,823 36 (0) 2,608,520 29,998 2,638,518 0.740 1,952,963 77,420,000 17,566,644 94,986,644 82,046,448 Tabel 5. Penyusutan Aktiva dengan Leasing Hak Opsi Nilai Buku Biaya Nilai Buku Discount Present Thn Tarif Awal Periode Penyusutan Akhir Periode Factor Value (10,36%) tahun ke 1-4 tidak ada penyusutan 5 12.5% 33,180,000 4,147,500 29,032,500 0.610859793 2,533,541 6 12.5% 29,032,500 4,147,500 24,885,000 0.553515579 2,295,706 7 12.5% 24,885,000 4,147,500 20,737,500 0.50155453 2,080,197 8 12.5% 20,737,500 4,147,500 16,590,000 0.454471303 1,884,920 9 12.5% 16,590,000 4,147,500 12,442,500 0.411807995 1,707,974 10 12.5% 12,442,500 4,147,500 8,295,000 0.373149687 1,547,638 11 12.5% 8,295,000 4,147,500 4,147,500 0.338120412 1,402,354 12 12.5% 4,147,500 4,147,500-0.306379497 1,270,709 33,180,000 14,723,039 (lihat tabel 4) Selain lease fee, biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya penyusutan. Setelah mengambil hak opsi, maka nilai perolehan aktiva tetap (sebesar nilai opsi) dapat disusutkan oleh perusahaan sesuai dengan metode dan umur aktiva yang bersangkutan. Metode penyusutan yang dipakai adalah metode penyusutan garis lurus. Telah dinyatakan sebelumnya, bahwa mobil pick up tersebut adalah harta berwujud kelompok II dengan masa manfaat 8 tahun dan tarif penyusutan 12,5 % dari nilai perolehan aktiva. Berikut adalah perhitungan biaya penyusutan nilai opsi sebesar Rp 33.180.000: (lihat tabel 5) 193

Tabel 6. Tax Saving Ket Leasing Kredit Tunai Nominal PV Nominal PV Nominal PV Deductible Expenses Lease Fee 94,986,644 82,046,448 Biaya Bunga 12,984,332 11,746,197 B. Penyusutan 33,180,000 14,723,039 110,600,000 80,340,527 110,600,000 80,340,527 128,166,644 96,769,487 123,584,332 92,086,724 110,600,000 80,340,527 Tax Saving PPh 25% 32,041,661 24,192,372 30,896,083 23,021,681 27,650,000 20,085,132 Leasing terhadap Kredit 1,145,578 1,170,691 Leasing terhadap tunai 4,391,661 4,107,240 Berdasarkan tabel 5, maka diperoleh besarnya biaya penyusutan, memperhitungkan present value dari discount factor 10,36 %, maka akan diperoleh biaya penyusutan sebesar Rp 14.723.039 yang berasal dari nilai opsi sebesar Rp 33.180.000. Biaya penyusutan ini tidak dapat dibiayakan pada periode leasing berlangsung. Biaya ini dibiayakan pada tahun kapan aktiva tersebut dibeli berdasarkan nilai opsi yang telah disepakati. Penghematan Pajak (lihat tabel 6) Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa tax saving terbesar diperoleh dari alternatif leasing. Hal ini dikarenakan finance lease dapat membebankan deductible expenses yang lebih besar dibandingkan alternatif lain, yakni lease fee (terdiri dari bunga lease dan asuransi) serta biaya penyusutan yang nilai perolehannya didapat dari nilai opsi yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni sebesar jumlah uang muka yang dibayarkan, Rp 33.180.000. Apabila kita memperhitungkan discount factor maka penghematan dari finance lease juga masih jauh lebih besar dibandingkan alternatif lain. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengadaan barang modal dengan alternatif leasing dengan hak opsi lebih menghemat besarnya pajak yang harus dibayar. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan tax saving yang diperoleh dari alternatif leasing dengan hak opsi yakni penghematan pajak sebesar Rp 1.145.578 apabila dibandingkan dengan alternatif kredit bank dan penghematan pajak sebesar Rp 4.391.661 apabila dibandingkan dengan alternatif pembelian tunai. Berdasarkan perhitungan present value pada Tabel 6, dapat dilihat besarnya penghematan cash outflow untuk leasing dengan hak opsi adalah yang paling tinggi yaitu sebesar Rp 24.192.372. Pada alternatif kredit memiliki penghematan cash outflow Rp 23.021.681 dan untuk alternatif pembelian tunai memiliki penghematan cash outflow Rp 4.107.240. PT Indigo Cakrawangsa sebaiknua memilih pengadaan mobil pick up melalui leasing dengan hak opsi bila dilihat dari penghematan pajaknya. Selain itu, pengadaan aktiva melalui leasing akan menghasilkan cash flow yang lebih baik dibandingkan alternatif lain. DAFTAR PUSTAKA Harnanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: BPFE Kirchler, Erich et al. 2003. Everyday Representations of Tax Avoidance, Tax Evasion, and Tax Flight: Do Legal Differences Matter?. Journal of Economic Psychology, Vol. 24, Hlm. 535-553. (t.t):elsevier Inc. Manullang, Laurence. 2000. Leasing sebagai Sumber Pendanaan. Business Forum, Vpl.1, No.1 Juni 2000, Hlm. 113. Nainggolan & Wujarso. 2004. Perpajakan untuk Yayasan dan Nirlaba Sejenis. Jakarta: PPM. Neuman, William Lawrence. 2006. Social Research Methode. Toronto: Pearson. 194

Peterson, Pamela P & Frank J Fabozi. 2002. Capital Budgeting: Theory and Practice. New York: John Wiley & Sons. Suandy, Early. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat. ------------------. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep, Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Taylor, Grantley & Grant Richardson. 2013. The Determinants of Thinly Capitalized Tax Avoidance Structure: Evidence from Australian Firms. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, Hlm.1-14. (t.t):elsevier Inc. Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Dokumen Republik Indonesia.1991. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing). Republik Indonesia. 2009. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. 195