PEMODELAN COUPLING CAPACITOR dan WAVE TRAP PADA SISTEM KOMUNIKASI JALA-JALA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

STUDI SISTEM TELEKOMUNIKASI MELALUI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

atau pengaman pada pelanggan.

BAB III LANDASAN TEORI

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

1.1. LATAR BELAKANG. Oleh karenanya dari waktu ke waktu kebutuhan energi listrik terus mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bidang telekomunikasi yang begitu pesat, semakin banyak pilihan yang

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Pemancar dan Penerima FM

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ET 355 Transmisi Daya dan Gardu Induk: S-1, 2 SKS, semester 5

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

STUDI SISTEM PENGATURAN FREKUENSI MENGGUNAKAN CAPACITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 3 Modulasi Amplitudo

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Dasar- dasar Penyiaran

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB II LANDASAN TEORI

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

Transkripsi:

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. pengaturan beban ini fungsinya untuk mengamati dan mengendalikan setiap perubahan-perubahan yang terjadi pada gardu induk dalam sistem kelistrikan, seperti lalu lintas arus listrik antar gardu induk dan pembangkit, pengukuran tegangan, frekuensi dan daya serta gangguan-gangguan yang sering terjadi. Proses pengendalian ini dapat lakukan seara langsung antara pusat pengatur beban dengan operator garbidang TEKNIK PEMODEAN COUPING CAPACITO dan WAVE TAP PADA SISTEM KOMUNIKASI JAA-JAA ISTIK TEGANGAN TINGGI BUDI HEDIANA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Berkembangnya jaringan gardu induk guna memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen diperlukan fasilitas sistem komunikasi via jala-jala listrik yang disebut power line arrier (PC sebagai penunjang pelaksanan operasional sistem tenaga listrik terutama dalam proses pengiriman data informasi disamping untuk keperluan utama yaitu distribusi tenaga listrik. Alokasi frekuensi sistem komunikasi ini diantara frekuensi 50 Hz - 500 khz. Alasan utama alokasi frekuensi ini digunakan karena tidak banyak digunakan sehingga diharapkan tidak akan mengganggu dan terganggu oleh sistem komunikasi lainnya sebab media transmisinya khusus memanfaatkan saluran tegangan tinggi. Salah satu peralatan utama pada sistem komunikasi PC ini adalah wave trap dan oupling apasitor dengan beberapa fungsi dan sifat kerja yaitu wave trap memiliki harga impedansi rendah terhadap frekuensi jala-jala serta memiliki impedansi besar untuk frekuensi pembawa informasi. Sedangkan oupling apasitor memiliki harga impedansi besar terhadap frekuensi jala-jala serta memiliki impedansi keil ketika berada pada alokasi frekuensi pembawa informasi. Karena itu perhitungan-perhitungan nilai reaktansi induktf dan kapasitif terhadap frekuensi kerja pada peralatan wave trap dan oupling apasitor membawa pengaruh besar terhadap nilai impedansi dan kinerja system komunikasi PC ini. Kemudian pengaruh peralatan ini dapat menghasilkan koordinasi yang optimal dalam pengamatan pusat-pusat beban (GI dan pusat-pusat pembangkit. Keywords :, Coupling Capasitor, Power ine Carrier, Gardu Induk, Frekuensi PENDAHUUAN Kebutuhan manusia akan tenaga listrik dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan seara pesat. Sehingga pengembangan dan perluasan sistem tenaga listrik tersebut sangat diperlukan adanya suatu pengaturan beban sistem tenaga listrik atau oad Dispathing Centre. Sistem 75

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Budi Herdiana du induk dan pengaturan seara otomatis untuk jarak jauh misalnya proses telemetering, telesinyal, teleproteksi dan telekomando [2]. Adanya perkembangan pemakaian tenaga listrik, maka dengan sendirinya beban pemakaian menjadi bertambah sehingga dibutuhkan infrastruktur mesin pembangkit lebih dari satu buah. Tetapi selanjutnya dengan mengoperasikan lebih dari satu mesin pembangkit dapat menimbulkan masalah-masalah terutama dalam koordinasi yang maksimal dari mesin-mesin pembangkit sendiri. Sehingga untuk melaksanakan tugas-tugas koordinasi tersebut dibutuhkan sarana sistem telekomunikasi pada setiap gardu induk dan pembangkit. Adapun sarana telekomunikasi yang digunakan salah satunya sistem komunikasi menggunakan media jala-jala listrik yang sering disebut sistem power line arrier (PC. Pemanfaatan jenis komunikasi ini memanfaatkan saluran transmisi tenaga listrik fasa sebagai medium perambatan sinyal pembawa informasi yang dikirimkan. Analisa rangkaian wave trap dan oupling apasitor menjadi hal yang penting disini karena kedua rangkaian ini merupakan komponen-komponen utama system PC yang digunakan untuk menyesuaikan perangkat komunikasi pada kedua sisi pengirim dan penerima antar gardu induk dan pembangkit dengan saluran transmisi tegangan tinggi sehingga proses kontrol dan koordinasi dintaranya dapat terwujud. SISTEM POWE INE CAIE Sistem komunikasi ini disediakan oleh pihak PN bertujuan untuk pengiriman sinyal data informasi dari suatu gardu induk ke gardu induk lainnya. Bentuk kebutuhan komunikasinya dapat berupa pengiriman data, telekontrol atau teleproteksi. Sehingga seara keseluruhan akan membentuk jaringan komunikasi antar gardu induk dan pembangkit yang bentuk konfigurasi jaringannya ditunjukan seperti gambar berikut ini [2]. PTA f4 f GI. GI.2 GI.5 Gambar. Jaringan Komunikasi pada Pembangkit Tenaga istrik. Metoda Pengkopelan Teknik pengkopelan digunakan untuk proses pentransmisian sinyal informasi melalui jala-jala listrik melalui kawat fasa dengan bantuan peralatan kopling sebagai penghubung antara tegangan tinggi dengan tegangan rendah dari sistem PC serta di sisi lain digunakan untuk memblok frekuensi jala-jala listrik 50 Hz. Agar sinyal pembawa yang ditransmisikan dari kedua terminal PC tidak masuk ke peralatan gardu induk, maka harus dipasang wave trap yang dilengkapi kondensator penala yang dihubungkan seara paralel dengan lilitan (oil. Teknik pengkopelan yang umum digunakan dalam sistem PC terdiri dari 4 maam, yaitu kopling fasa ke bumi, kopling 2 kawat fasa, kopling fasa ke fasa, opling fasa. a. Kopling Fasa ke Bumi Bentuk pengkopelan ini umumnya banyak dipakai pada tegangan 70 kv ke bawah. Sinyal pembawa informasi ditransmisikan melalui satu fasa S yang dikopel, sedangkan bagian bumi (ground digunakan sebagai saluran kembali (return path dari arus yang ada. Dua kawat lainnya yaitu dan T tidak dipergunakan, sehingga hal ini menjadi nilai kelemahan teknik pengkopelan ini yaitu GI. f5 f2 GI.6 GI.4 PTU f GI.7 76

Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. saat terjadi kerusakan atau gangguan pada kawat S yang dipakai, maka seara otomatis mengakibatkan terganggunya komunikasi yang sedang berlangsung dan distribusi tenaga listrik pada kawat tersebut akan terputus. Tetapi peristiwa terputusnya aliran daya dan tegangan tinggi ini akan diamankan oleh relai-relai proteksi. Berikut ini gambaran konfigurasi jenis pengkopelannya: Stasion A S T MU Ke Stasion B Arrester Protetive devie S T Ke Terminal PC Coupling Capasitor ine Mathing Unit Ke Terminal PC Gambar 2. Kopling Fasa ke Bumi b. Kopling 2 Kawat Fasa Arrester Protetive devie Teknik pengkopelan ini mempergunakan 2 kawat tegangan tinggi dengan tujuan untuk memperbaiki keberlangsungan transmisi sinyal informasi tanpa terganggu oleh putusnya kawat yang dipergunakannya, yaitu apabila salah satu kawat tersebut yang dikopel mengalami gangguan, maka satu kawat lainnya dapat dipergunakan untuk proses transmisi sinyal informasi. Pemilihan kawat fasa yang dipakai biasanya fasa dan T. Gambaran konfigurasi jenis pengkopelan ini ditunjukan pada gambar berikut ini: Gambar. Kopling 2 Kawat Fasa. Kopling Fasa ke Fasa Teknik pengkopelan ini dipakai untuk saluran transmisi yang lebih panjang dan untuk tegangan saluran tegangan tinggi. Kemudian energi sinyal pembawa informasi disalurkan melalui 2 kawat fasa dengan baik karena kerugian energi pada kopling fasa ke fasa ini sangat keil dibandingkan dengan 2 teknik pengkopelan sebelumnya. Stasion A S T MU Protetive devie Ke Stasion B MU Protetive devie Arrester Ke Terminal PC Gambar 4. Kopling Fasa ke Fasa 77

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Budi Herdiana d. Kopling Fasa Penggunaan metoda fasa ini dapat menghasilkan suatu tingkat redaman sangat keil sehingga banyak dipakai pada saluran panjang yang biasanya terdapat pada sistem tegangan ekstra tinggi 500 kv. Dalam hal ini perangkat pemanar dan penerima dari suatu sistem PC dihubungkan ke tiga kawat fasa yang berfungsi sebagai sirkit balik atau saluran kembali. Keandalan dari metoda kopling fasa ini terlihat dengan baik jika terjadi gangguan pada sistem saluran tenaga. Perbandingan yang ada, maka tingkat keandalan metoda ini lebih baik dari ke teknik kopling sebelumnya. Stasion A Gambar 5. Kopling Fasa 2. Kendala Aplikasi PC S T Ke Stasion B Ke Terminal PC Mengalirnya listrik dalam suatu penghantar dapat menyebabkan terjadi jatuh tegangan (Voltage Drop pada penghantar tersebut, sehingga menyebabkan ketidakstabilan tegangan atau selalu berfluktuasi [] selain itu tingkah laku fisik dari jaringan berubah setiap adanya peralatan yang di on/off. Kondisi ini jauh berbeda dengan jalur telekomunikasi yang dapat kita katakan memiliki kestabilan yang kontinyu, sehingga lalu lintas suara dan data memiliki sedikit PD PD PD MU MU MU IMT IMT IT IT IMT kemungkinan untuk terjadi kegagalan. Kabel listrik juga merupakan sistem terbuka (open network dimana sinyal bisa keluar karena seara tidak langsung jaringan kabel listrik merupakan suatu antena sehingga dapat menimbulkan Eleto Magneti Interferene (EMI yang dapat mengganggu sistem komunikasi dimana sinyal dan noise dari luar bisa masuk dan sistemnya mudah terganggu [4]. PC sebagai teknologi yang memanfaatkan saluran listrik untuk menumpangkan sinyal suara dan data, tentunya dihadapkan pada kendala-kendala yang ukup rumit. Hal ini disebabkan berbagai kenyataan bahwa PC mengambil tempat seara langsung pada jaringan kabel jala-jala dimana kebanyakan dari peralatan listrik dioperasikan, akibatnya level noise pada jaringan akan menjadi tinggi. evel noise bergantung pada sejumlah keadaan, seperti alam dan sumber-sumber buatan dari radiasi elektromagnetik, struktur fisik dan parameter jaringan. Beberapa kendala aplikasi yang terkait dengan jaringan listrik adalah noise, distorsi, disturbansi dan atenuasi, tentunya keadaan ini akan mempengaruhi kualitas dari pengiriman sinyal informasi sehingga diperlukan suatu solusi pemeahannya yaitu melalui metode modulasi [4].. Kapasitor Kopling Kedudukan kapasitor kopling dalam sistem komunikasi PC adalah sebagai alat penghubung antara terminal pemanar dengan konduktor kawat fasa bertegangan tinggi dimana sebagai alat penghubunganya, dipakai sebuah peralatan penyesuai impedansi dan drain oil. Sifat dari kopling kapasitor ini berimpedansi rendah terhadap frekuensi tinggi dan berimpedansi tinggi terhadap frekuensi rendah, sehingga kopling kapasitor ini difungsikan untuk meloloskan frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh terminal PC dan meredam frekuensi 78

Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. jala-jala 50 Hz. Tetapi penentuan besar keilnya kopling kapasitor berdasarkan jaringan tenaga listrik yang diambil. Hal ini sesuai dengan standar NEMA (National Tabel. Standar Eletrial Manufaturers Publiation SG- Tegangan Jaringan Kapasitas (uf : 0% Jarak sisi tegangan Tegangan denyut ( KV Min Max dan sisi tegangan diijinkan ( KV 46 0,05,5 250 69 0.002 0.0 45 50 5 0.002 0,006 76 550 8 0,006 0,005 88 650 06 0,00 0,004 0 750 20 0,00 0,000 45 050 287,5 0,0008 0,00250 77 00 45 0,00064 0,002.. Eletrial Manufaturers Assiiation Standar Publiation SG- [4]. Kemudian ara kerja dari kopling kapasitor ini ditentukan berdasarkan tahanan kapasitor yang dinyatakan oleh hubungan matematis sebagai berikut: C 2 fc.(. Perhitungan nilai tahanan kapasitor dapat mempengaruhi besar keilnya kapasitor dan frekuensi yang melalui oupling apasitor. 4. Tugas utamanya merupakan kebalikan dari fungsi kerja kapasitor kopling yaitu memblok frekuensi pembawa informasi yang akan dipanarkan maupun yang diterima dalam sistem PC. Sifat dari wave trap ini keenderungan berimpedansi rendah untuk meloloskan frekuensi rendah jala-jala 50 Hz yang mengandung energi listrik. Hal ini dapat dilihat dari hubungan seara matematis berikut ini, 2f (.2 Pemasangan (WT dihubungkan seara seri antara gardu induk dan terminal PC dengan saluran transmisi bertegangan tinggi (SUTT. Untuk keperluan ini, ukuran wave trap yang umumnya dipergunakan dan dipasang pada jaringan tenaga listrik adalah sebesar 200A, 400A, 600A, 800A, 2000A, dan 500A. Ke Gardu Induk Gambar 6. angkaian A TU Ke SUTT 79

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Budi Herdiana Keterangan: : Kumparan utama ( berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari pembangkit ke gardu induk. Arrester (A berfungsi untuk mengamankan komponen kumparan utama dan rangkaian penala pada wave trap dari tegangan berlebih yang mungkin terjadi karena adanya gangguan dalam saluran transmisinya. Tuning Unit (TU berfungsi untuk menyediakan harga impedansi berdasarkan kebutuhan dari wave trap, artinya perangkat ini dapat mempengaruhi lebar sempitnya bandwidth frekuensi kerja sistem PC. 5. Terminal Komunikasi PC Terminal PC terdiri dari perangkat radio pemanar dan penerima yang dilengkapi penguat daya panar. ata-rata daya panar radio PC ini antara 0 Watt sampai 40 Watt dengan atu daya DC berkisar antara 48 Volt, 24 Volt dan 2 Volt. Tetapi khusus untuk saluran tegangan tinggi yang panjang dan melalui lebih dari satu buah gardu induk, maka diperlukan daya panar sebesar 6 Watt. a. Teknik Modulasi Teknik modulasi yang digunakan pada komunikasi jenis ini adalah amplitude modulasi Single Sideband (SSB. Alokasi pita frekuensi kerjanya ditunjukan seperti gambar berikut ini: 00 700 600 9700 Sinyal Pembawa 20.000 Hz 2000 Medium Frekuensi Frekuensi Tinggi Gambar 7. Alokasi Frekuensi Kerja PC [2] Gambar 7 menyatakan bahwa kita melakukan proses pengiriman sinyal informasi dengan memakai frekuensi kerja 76 2700 7600 Sinyal Pembawa 00.000 Hz 79700 2000 2700 f (Hz khz s.d 80 khz dengan 2 kali modulasi yaitu di alokasi frekuensi 20 khz dan 00 khz. Kemudian sinyal informasi suara 00 s.d 700 Hz dimodulasi oleh frekuensi 20 khz akan menghasilkan 2000 Hz s.d 2700 Hz yaitu untuk daerah frekuensi atas (Upper sideband, sedang pada daerah frekuensi bawahnya diredam. Sedangkan proses modulasi untuk daerah frekuensi lainnya dengan frekuensi pembawa 76 khz dengan sinyal informasi yang sama menghasilkan frekuensi 7600 Hz s.d 79700 Hz yaitu daerah frekuensi bawah (ower Sideband, sedangkan pada bagian atasnya diredam dan begitu seterusnya jika menggunakan alokasi frekuensi pembawa yang lainnya juga. Alokasi frekuensi pembawa informasi yang akan ditransmisikan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT adalah frekuensi 84 khz sedangkan frekuensi pilot berkerja di frekuensi 6 khz. Di Indonesia sendiri rentang frekuensi yang dimanfaatkan untuk komunikasi PC ini umumnya diantara 50 khz s.d 500 khz karena rentang frekuensi ini belum digunakan untuk keperluan yang lain. b. Karakter SUTT Pada saluran tegangan listrik, arus dan tegangan saluran akan menimbulkan medan elektromagnetik pada konduktor kawat fasa, dan energi listrik maupun energi dari gelombang pembawa informasi akan ditransmisikan melalui medan elektromagnetik tersebut. Akibatnya sifat saluran akan berubah sesuai dengan besarnya gelombang pembawa, sedangkan untuk redaman saluran yang merupakan ukuran kualitas saluran ditentukan oleh besarnya energi yang terjadi pada saluran tersebut yaitu sebagai fungsi daya yang hilang pada tahanan dan impedansi karakteristiknya. Sehingga nilai induktansi saluran kawat fasa ini dapat di tentukan berdasarkan data-data yang diperoleh sebagai berikut [2] : Diketahui: Saluran fasa 50 Hz, 50 kv 80

Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Konduktor ACS penampang 52 mm 2 uas alumminium 00.000 mil, lilitan 27/7 adius efektif 0,700 m Kapasitas hantar 490 A Karakteristik ketiga kawat fasa 5, m. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Perhitungan Tabel 2. Struktur Kabel Coaxial Frekuensi Tinggi untuk PC Sehingga harga induktansi dapat ditentukan dari persamaan [4] : Jarak ekivalen( D 5, x 5, x 0, 66 = 6,75 meter Sedangkan radius rata-rata geometris (GM diperoleh sebesar: r r x e 4 0,700 x 0,7788 = = 0,78 Nilai induktansi dapat diperoleh dari persamaan: 2 x 0 7 ln 7 = 2 x 0 x ln 7 = 2 x 0 x ln D r x e 4 D r 0,702 Henry/ m 0,78 = 0,47 x log = 0,70 mh/meter Jadi induktansi di sepanjang saluran yaitu sebesar 0,70 m H/meter. 0,702 Henry/ m 0,78 Tabel. Peralatan SSB PC Terpasang 6. Analisa Perhitungan dan Coupling Capasitor a. Peralatan ini dipasang seri dengan saluran tegangan tinggi dengan tujuan untuk memblok agar frekuensi pembawa informasi tidak masuk ke dalan saluran tegangan tinggi 8

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Budi Herdiana yang membawa energi listrik sehingga dibutuhkan impedansi wave trap yang dapat meloloskan frekuensi rendah (listrik antara 50 Hz 60 Hz. Karena itu diperlukan nilai resonansi maksimum dari frekuensi kerjanya, maka harga kapasitor perlu dihitung. Asumsikan jika dipasang terminal PC oleh PN dengan frekuensi kerja sebagai berikut: Transmiter : 96 00 khz eeiver : 96 04 khz Induktansi WT : 0,2 mh maka nilai kondensator untuk frekuensi kerja 00 khz dapat diari dari persamaan, C 2 2 4 f x C 2 4 x (,4 x (00.0 C 2,6 nf Jadi komponen kondensator yang diperlukan yaitu 2,6 nf + (,2nF +,5nF. Kemudian arus pada penghantar (arus normal In dari saluran tegangan tinggi dinyatakan sebagi hubungan, I n Analisis perhitungan berdasarkan data lapangan menunjukan sebagai berikut: Induktansi wave trap : 0,84 mh Daya yang diijinkan : 00 mva Tegangan energi listrik : 50 kv Frekuensi arrier PC : 500kHz, 225 khz, 50 khz, 50 Hz. Analisa perhitungan: x (0,2.0 Perhitungan Wave trap diukur dari perbandingan impedansi untuk masing-masing frekuensi pembawa, diantaranya: Pada frekuensi kerja 500kHz diperoleh: 2 VA ( A ( V VA 00mVA I n ( A 2000A ( V 50kV 2f 2(,4 x(500.0 x(0.84.0 2555,96 Pada frekuensi kerja 225 khz diperoleh : 2f 2(,4 x(225.0 x(0.84.0 50,82 Pada frekuensi kerja 50 khz diperoleh : 2f 2(,4 x(50.0 225,596 Pada frekuensi kerja 50 Hz diperoleh : 2f 0,255596 2.6.2. Coupling Capasitor ( Analisis perhitungan Coupling Capasitor diperoleh data sebagai berikut : : 5500 pf Tegangan(V : 6 Volt Type : TECH 6 Seri : 92872 Frekuensi Pembawa : 50 khz, 225 khz, 500kHz. Perhitungan untuk harga pada setiap frekuensi pembawanya: Pada frekuensi kerja 50 khz diperoleh: Pada frekuensi kerja 225 khz diperoleh : x(0.84.0 2(,4 x(50 x(0.84.0 2fC 2 (50 x (5500.0 20645,6 2 82

Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. 2fC 2 (225.0 45,65 Pada frekuensi 500 khz : 2fC 2 (500.0 20,54 x (5500.0 2 Harga rata-rata impedansi dari frekuensi pembawa PC adalah: 205,46 45,65 20,54 90,55 Kemudian untuk frekuensi 50 Hz, harga impedansi bernilai besar sehingga seara nyata bahwa fungsi ini kebalikan dari fungsi wave trap yaitu memblok frekuensi rendah 50 Hz dan ini bekerja sebagai Filter HPF. x (5500.0 2 2. Coupling apasitor memiliki fungsi sebaliknya dari wave trap yaitu berimpedansi tinggi untuk frekuensi rendah dan berimpedansi rendah untuk frekuensi tinggi. DAFTA PUSTAKA Haefely. 990. ine Trap For High Freueny Carrier Transmision Over High Voltage ine, New Jersey., Prentie Hall. PN, P2B, Pusat Pengatur Beban Sistem Tenaga istrik Se Jawa, Buku Statistik Tahunan 984 / 985. Paul, Albert. 967. Eletri Instrumentation Fundamental, New York. Arismunandar. 982 Teknik Tenaga istrik, Jilid II Saluran Transmisi, Jakarta., PT. Pradnya Paramita. KESIMPUAN Sistem PC adalah sistem komunikasi via jala-jala listrik tegangan tinggi yang dimanfaatkan untuk menjalankan koordinasi informasi antara pembangkit ke pusat-pusat atau gardu induk yang mana salah satu peralatan utamanya adalah wave trap dan oupling apasitor. Kedua sifat peralatan ini mempunyai sifat-sifat antara lain:. Wave trap keenderungan memiliki impedansi rendah terhadap frekuensi 50 Hz dan berimpedansi tinggi pada frekuensi tinggi sehingga wave trap ini berfungsi sebagai filter lolos tinggi dan mentransmisikan frekuensi tinggi. 8

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.4 No. Budi Herdiana 84