FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGIDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
PROFESI, Volume 12/September Pebruari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA FACTOR JARAK PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA DI DESA GAWANAN KECAMATAN COLOMADU

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FASILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RIDWAN LAUNDRY & DRY CLEANING SERVICE

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA. Oleh

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui terhadap kepemimpinan perempuan dalam berokrasi

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak yang berada di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN

Efektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KEMAMPUAN DAN KOMITMEN PEGAWAI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AGNES RIA KUSUMA J

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA DI WILAYAH INDRAMAYU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian bersifat asosiatif. Dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Fajarina Lathu INTISARI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PASIEN DALAM MEMANFAATKAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NANGGULAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DEGENERATIF PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG

PENGARUH SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian... 4

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. oleh peneliti yang terdiri dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, deskripsi

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGIDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN LOKAL Sri Sugiarsi APIKES Mitra Husada Karanganyar Jl. Ahmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Kode Pos 57720 Sri_sugiarsi@yahoo.com Abstrak Kementrian Kesehatan (2010) mengakui masih lemahnya upaya pembinaan masyarakat dan apresiasi terhadap lembaga pemberdayaan masyarakat. Permasalahan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dihadapi di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo adalah: (a) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) belum menjadi kebutuhan masyarakat, yang dibutuhkan masyarakat adalah upaya kuratif, (b) masyarakat masih belum memahami adanya kewajiban untuk turut serta memajukan kesehatan masyarakat, (c) kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan masih tergantung pada aktivitas dan upaya pemerintah, serta belum tumbuh inisiatif dan kreativitas masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah Mengkaji dan menganalisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan Lokal di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan pada 14 desa di Kecamatan Bendosari tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah kader kesehatan desa yang berjumlah 38 orang. Metode pengambilan sampel dengan cluster random samping. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X1), akses informasi kesehatan (X2), survei mawas diri (X3), Kepemimpinan (X4), dan sebagai variabel terikat adalah pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal (Y). Instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup dan skala Likert. Kuesioner akan diuji validitasnya dengan menggunakan person product moment dan diuji reliabilitasnya dengan menggunkan alpha cronback. Metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier ganda. Hasil. nilai F hitung = 165,73> F tabel =2,65 sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4) secara simultan berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal. Dan uji secara individul terlihat pada nilai t, dimana pada semua variabel bebas mempunyai nilai t hitung >t t abel (2,021) atau nilai p <0,05 pada semua variabel bebas. Hal ini berarti secara individual variabel (X1, X2, X3, X4) berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal. Secara simultan tingkat pendidikan, akses informasi, survei mawas diri dan kepemimpinan berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat PENDAHULUAN Konferensi Internasional Promosi Kesehatan ke-7 di Nairobi, Kenya (WHO, 2009) menegaskan kembali pentingnya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, dengan menyepakati perlunya : (1) membangun kapasitas promosi kesehatan, (2) penguatan sistem kesehatan, (3) kemitraan dan kerjasama lintas sektor, (4) pemberdayaan masyarakat, (5) sadar sehat dan perilaku. Menurut SKN (2009) tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 1

Kementrian Kesehatan (2010) mengakui masih lemahnya upaya pembinaan masyarakat dan apresiasi terhadap lembaga pemberdayaan masyarakat. Permasalahan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Jawa Tengan akan semakin kompleks, mengingat permasalahan kesehatan yang terjadi dewasa ini bukan saja terkait dengan masalah penyakit menular yang semakin meluas seperti demam berdarah, tuberculosis, HIV/AIDS, dan lain-lain, tetapi juga adanya kecenderungan yang terus menerus meningkatnya masalah penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, stroke, tekanan darah tinggi, dan gizi buruk. (Dinkes Provinsi Jateng, 2011). Adapun permasalahan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dihadapi di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo adalah: (a) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) belum menjadi kebutuhan masyarakat, yang dibutuhkan masyarakat adalah upaya kuratif, (b) masyarakat masih belum memahami adanya kewajiban untuk turut serta memajukan kesehatan masyarakat, (c) kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan masih tergantung pada aktivitas dan upaya pemerintah, serta belum tumbuh inisiatif dan kreativitas masyarakat. Masyarakat masih menganggap bahwa upaya upaya kesehatan hanya merupakan program pemerintah. Departemen Kesehatan (2007) melaporkan hasil penelitiannya bahwa terdapat lima belas faktor yang menentukan keberhasilan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa, yaitu (a) sifat kegotongroyongan, (b) kepemimpinan, (c) pelatihan, (d) kebebasan mengungkapkan pendapat masyarakat, (e) pengikutsertaan masyarakat, (f) kesediaan masyarakat menerima perubahan, (g) menitikberatkan pada perbaikan mutu hidup, (h) menyediakan pendidikan formal dan non formal, (i) peranan lembaga lemabaga sosial di desa, (j) bimbingan teknis dan supervisi, (k) koordinasi dan bimbingan kerja, (l) penggunaan tenaga tenaga kesehatan tradisional, (m) kebijakan pemerintah, (n) stabilitas politik dan keamanan negara. Menurut WHO (2009) terdapat lima kunci penentu kesehatan yaitu pendapatan dan status sosial, pendidikan dan melek huruf, perkembangan anak pada masa dini, pengucilan soial serta gender. Menurut Keleher, et all (2009) melek informsi diakui sebagai determinan kunci kesehatan. Melek Informasi adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui dan bertindak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang selayaknya. Taruna (2010) memasukkan faktor kepemimpinan dan fasilitasi sebagai penentu keberhasilan pemberdayaan masyarakat, disamping adanya trannfer pengetahuan dan informasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan pada 14 desa di Kecamatan Bendosari tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah kader kesehatan desa yang berjumlah 38 orang. Metode pengambilan sampel dengan cluster random samping. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X1), akses informasi 2 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

kesehatan (X2), survei mawas diri (X3), Kepemimpinan (X4), dan sebagai variabel terikat adalah pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal (Y). Instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup dan skala Likert. Tingkat pendidikan masyarakat: tingkat pendidikan formal yang pernag ditempuh responden. Akses informasi meliputi terpaan media massa/elektronik, kontak dengan petugas kesehatan, mendapatkan promosi kesehatan dan aktif dalam organisasi sosial (PKK, RT/RW, dll). Survei mawas diri(smd) meliputi pelaksanaan SMD dan pencapaian SMD. Kepemimpinan meliputi pemberian contoh dalam pelaksanaan kegiatan, pemberian inspirasi, melakukan inovasi, meningkatkan kemampuan staf, memberi kepercayaan dan mengembangkan kemampuan, memberi motivasi dan penghargaan. Kuesioner akan diuji validitasnya dengan menggunakan person product moment dan diuji reliabilitasnya dengan menggunkan alpha cronback. Metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier ganda. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Karakteristik f % 1 Jenis Kelamin Laki laki Perempuan 6 36 14,8 85,2 2 Umur (tahun) 20 35 36 51 >51 3 Tingkat Pendidikan SMP SMA D3/S1 Sumber Data : Sekunder Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar kader kesehatan berjenis kelamin perempuan : 36 orang(85,2%), berumur 36 51 tahun : 22 orang(53,2%), berpendidikan SMA sebanyak 32 orang (76,2%). 12 22 8 6 32 4 28,7 52,3 19,0 14,3 76,2 9,5 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Akses Informasi, Mawas Diri, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat Variabel Kurang Cukup Baik f % f % f % Akses Informasi (X2) 12 28,6 19 45,2 11 26,2 Survei Mawas Diri (X3) 14 33,3 18 42,9 10 23,8 Kepemimpinan(X4) 10 23,8 25 59,5 7 16,7 Pemberdayaan Masyarakat Y) 10 23,8 22 52,4 10 23,8 N = 42 Sumber: Data Primer 2012 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 3

Tabel 2 menunjukan sebanyak 19 kader kesehatan (45,2%) menilai bahwa masyarakat mempunyai akses informasi pada katagori cukup dan 14 kader kesehatan (33,3%) menilai bahwa masyarakat dalam melakukan survei mawas diri pada katagori kurang. Sebanyak 25 kader kesehatan berpendapat bahwa kepemimpinan pada katagori cukup. Dan sebanyak 22 orang kader kesehatan (52,4%) menilai bahwa kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam mengindentifikasi masalah kesehatan lokal. Tabel 3. Analisis Regresi Linier Berganda Tingkat Pendidikan, Akses Informasi, Survei Mawas Diri, Kepemimpinan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Lokal Variabel B Beta Nilai t Nilai P Nilai F Nilai P R 2 X 1 0,662 0,651 2,075 0,045 165,73 0,001 0,862 X 2 1,466 0,303 2,103 0,042 X 3 5,918 0,160 2,285 0,028 X 4 0,429 0,290 3,244 0,033 Konstanta 0,48 2,026 0,046 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 165,73> F tabel =2,65 sehingga Ho ditolak artinya koefisien regresi gan da signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4) secara simultan berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam Dan uji secara individul terlihat pada nilai t, dimana pada semua variabel bebas mempunyai nilai t hitung >t t abel (2,021) atau nilai p <0,05 pada semua variabel bebas. Hal ini berarti secara individual variabel (X1, X2, X3, X4) berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam R Square=86,2% berarti 86,2% kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal dapat dijelaskan oleh variabel (X1, X2, X3, X4), sedangkan sisanya 13,8% dipengaruhi oleh variabel lain. PEMBAHASAN Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal pada nilai p=0,045. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin mampu untuk Dan sebaliknya tingkat pendidikan rendah, kurang mampu mengidentifikasi masalah kesehatan lokal. Warga masyarakat yang berpendidikan tinggi akan mudah untuk menerima penyuluhan. Kader kesehatan dan warga masyarakat sebagian besar berpendidikan SMA. Hasil penelitian ini sesuai dengan kesimpulan WHO (2009) bahwa pendidikan dan melek huruf mempengaruhi kesehatan. 4 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

Akses informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lokal pada nilai p=0,042. Akses informasi kesehatan terkait dengan penyuluhan, media massa, rapat koordinasi, kontak dengan petugas kesehatan. Menurut Kaleher (2009) berpendapat bahwa akses informasi kesehatan meliputi pengetahuan tentang kesehatan dan perawatan kesehatan, kemampuan untuk menemukan, memahami, menginterpretasikan, dan mengkomonikasikan informasi kesehatan, kemampuan untuk meminta perawatan kesehatan yang tepat dan membuat keputusan kesehatan. Informasi kesehatan diperoleh melalui sosialisasi pertemuan kader, sosialisai kesehatan. Survei mawas diri sebagai metode yang digunakan untuk evaluasi internal dan mawas diri adalah cara yang sederhana namun bermanfaat untk mengikutsertakan warga masyarakat dan menangkap pemdapat yang berbeda beda dalam kelompok masyarakat. Namun demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat kurang berani dalam menyampaiakn masalah kesehatan. Manfaat SMD adalah masyarakat diharapkan mampu mengenal masalah kesehatan dan mempunyai keberanian untuk menyampaiakn masalah kesehatan, mampu mengidentifikasi kebutuhan kesehatan. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Kepemimpinan desa dijalankan melalui aparat pemerintahan desa, kepala dusun, RW dan RT. Kepemimpinan dalam penelitian ini pada umumnya pada katagori cukup baik. Hal ini terlihat bahwa kepala desa atau aparat desa menyempatkan hadir dalam setiap pertemuan atau sosialisasi kesehatan dan memberikan contoh dalam setiap kegiatan program kesehatan. Menurut Sarwono(2007) pada umunya seorang pemimpin bertugas untuk mengatur prosedur kerja untuk mencapai tujuan, menentukan tugas tugas untuk setiap posisi jabatan, menjelaskan kepada para anggota agar tetap sesuai dengan rencana pencapaian tujuan. SIMPULAN 1. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam 2. Akses Informasi berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam 3. Survei mawas diri berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam 4. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam 5. Secara simultan tingkat pendidikan, akses informasi, survei mawas diri dan kepemimpinan berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap kemampuan/pemberdayaan masyarakat dalam DAFTAR PUSTAKA Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 5

Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Standarisasi Pemberdayaan Masysrakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang Hikmat, H. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora Utama Kementrian Kesehatan.2010. Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta Kaleher, H and C. MacDougall.2009. Understanding Health A Determinants Approach. Australia and New Zealand: Oxfoard University Press Sarwono, S.2007. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Taruna, T. 2010. Desains of Community Development Planing. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret World Health Organizaion. 2009. Primary Health Care Now More Than Ever. The World Health Report World Bank. 2009. Social Capital and Health, Nutrition and Population. http://web.worldbank.org/website/external/topics/extsocialdevelopment/exttsocialcapi tal. Diunduh Februari 2012 6 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694