PERMINTAAN PANGAN Nuhfil Hanani

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

M SA D E D P E A P N PE P R E T R ANIAN INDO D N O ES E IA? NUH U FI F L HAN A AN A I A R


Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : PER-16/BC/2011 Tanggal : 20 April 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.011/2011 TENTANG

Pengantar Ekonomi Mikro

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 55/PMK.011/2011 TENTANG

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Pengantar Ekonomi Mikro

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Harga (Pq) Supply (S)

Pengantar Ekonomi Mikro

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

III. KERANGKA TEORITIS

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

MENTER! KEUANGA.N REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 165/PMK.010/2015 TENT ANG

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

MENTERI KEUANGANN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN TENTANG. Tindakan. Perdagangan. dan Tindakan. b. bahwaa. barang. yang.

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.010/2017

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak buruk bagi kehidupan. untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Surakarta. Sumber Air

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PRODUK IMPOR BERUPA BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT YANG DIKENAKAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2/PMK.010/2018 TENT ANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 57/PMK.OIl/20Il TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BlNDRAT

III. KERANGKA TEORITIS

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

Permintaan Individu dan Pasar

LAPORAN MINGGU XI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 20 Maret 2017 pukul WIB

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 58/PMK.Oll/2011

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

Bab 3 Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar. Ekonomi Manajerial Manajemen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

3 KERANGKA PEMIKIRAN

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 54/PMK.Oll/2011 TENTANG

KERANGKA TEORI. Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh. rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

LAPORAN MINGGU XIII PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 3 April 2017 pukul WIB

HOUSEHOLD EQUILIBRIUM

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN

MENTERI KEUANGAN, REPUBUK INDONESIA SALINAN

POKOK BAHASAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

TEORI PERMINTAAN. Suhardi, S.Pt.,MP

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility

KULIAH KE - 3 KONSEP DASAR ELASTISITAS

Pertemuan Ke 3. Elastisitas

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah

LAPORAN MINGGU XXXI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 8 Agustus 2016 pukul WIB

Template Standar Powerpoint

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

Elastisitas Harga, Perilaku Konsumen dan Surplus Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Pendekatan Utilitas

Transkripsi:

30 Teori Permintaan PERMINTAAN PANGAN Nuhfil Hanani Tingkah laku konsumen yang rasional adalah memilih konsumsi sejumlah barang yang dapat diraih untuk memaksimalkan tingkat kepuasannya dengan kendala anggaran yang dimilikinya. Menurut Koutsoyiannis (979), asumsi penggunaan teori ini adalah :. Rasionalitas. Konsumen diasumsikan rasional dengan berusaha untuk memaksimalkan utilitasnya berdasarkan pendapatannya dan harga pasar yang tertentu. Konsumen juga diasumsikan memiliki pengetahuan yang cukup tentang semua informasi yang relevan.. tility bersifat ordinal. Konsumen dianggap dapat menyusun ranking pilihanpilihannya terhadap berbagai kelompok barang yang akan dikonsumsi. 3. Diminishing marginal rate of substitution. Pilihan-pilihan disusun dengan bantuan kuva indiferen yang diasumsikan cembung terhadap titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Diminishing marginal rate of substitution. 4. Total utility tergantung pada jumlah komoditas yang dikansumsi. Secara matematis disajikan sebagai berikut : = f(x, X,., Xn) 5. Konsistensi dan transitivitas dalam pilihan. Dalam pilihannya, konsumen diasumsikan memilih barang X yang lebih disukainya dan pada saat yang lain tidak akan berubah untuk lebih memilih barang X, dalam bentuk matematis dapat dituliskan : Jika X > X, maka X > X Sifat transitifitas dapat dijelaskan bahwa bila konsumen lebih suka barang X daripada barang X, dan X lebih disukai daripada barang X 3 maka pasti X akan lebih disukai daripada X 3. Hal ini dapat ditulis: X > X > X 3 Fungsi utilitas merupakan representasi numerik dimana individu melakukan ranking terhadap bundle komoditi yang berbeda-beda. Fungsi ini menunjukkan mapping kurva indiferen dimana masing-masing kurva indiferen memiliki utilitas yang berbedabeda. Pengertian kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi-kombinasi dua kelompok komoditi dimana konsumen bersikap indiferen. Karakteristik kurva indiferen adalah memiliki slope negatif, antar kurva indiferen tidak saling berpotongan,

3 satu kurva indiferen melewati tiap point pada space komoditi, konveks terhadap titik origin. Jika diasumsikan ada dua batang yang akan dikonsumsi yakni barang x dan X dan fungsi utilitasnya adalah = f(x, X). Anggaran atau pendapatan yang dimiliki konsumen adalah I yang dgunakan untuk belanja barang X pada harga PX dan barang X pada Harga PX, maka kepuasan konsumen akan terjadi jika : Maksimisasi kepuasan konsumen terjadi, jika : Maks : = f(x, X) Kendala : I = P X.X + P X.X Hal ini dapat dipecahkan dengan cara sebagai berikut : Fungsi majemuk : L = f ( X, X ) + λ [ c ( PX. X + PX. X )], dimana λ adalah angka parameter pengganda Lagrange. Syarat-syarat primer : () () dl dx dl dx df df dx = 0 λ. P = 0 λ = dx P df df dx = 0 λ. P = 0 λ = dx P (3) dl = I P.X + P.X = 0

3 X I/P Permintaan barang X 3 Permintaan barang X I/P X Gambar 9.. Pemecahan Kepuasan Konsumen Berdasarkan penurunan di atas dapat dilihat bahwa : λ = df dx P = df dx P d dx P = d dx P M = P M P dx MRS = = = dx f f PX PX Berdasarkan keseimbangan konsumen tersebut, maka kurve permintaan konsumen dapat dilakukan dengan merubah-rubah harga yang dijelaskan sebagai berikut :

33 X I/P Kurve Konsumsi harga 3 X X I/P I/P X P P Kurve permintaan X = f(p ) X X Gambar 9.. Penurunan Kurva Permintaan

34 Secara matematis, bentuk fungsi permintaan sebagaimana digambarkan dalam Gambar 9. dirumuskan sebagai : X = f(px, PX, I) Dari analisis permintaan barang baik secara matematis maupun secara grafis di atas dapat diketahui bahwa permintaan atas suatu barang sangat ditentukan oleh harga barang itu, harga barang lain dan juga tingkat income. Berkenaan dengan aspek harga dan income dengan menggunakan kurva indiferen dan juga garis anggaran dapat dianalisis efek substitusi dan efek pendapatan sebagai akibat perubahan harga. Terbentuknya kurva permintaan akan berbeda-beda tergantung jenis barangnya apakah termasuk barang normal, barang inferior ataukah barang giffen. Efek substitusi dan efek pendapatan untuk barang normal dapat digambarkan sebagai berikut : X A 0 A E T E 0 0 X B 0 X B T X B X Efek substitusi Efek Pendapatan P X E T E D 0 X X T X X Gambar 9.3. Efek substitusi dan Pendapatan

35 Gambar di atas menunjukkan bahwa ketika terjadinya penurunan harga untuk barang X menyebabkan perubahan kombinasi jumlah yang dibeli untuk barang X sendiri dan juga barang X. Hal ini diasumsikan bahwa konsumen respon terhadap perubahan harga dan ceteris paribus. Sehingga garis anggaran memiliki kemiringan yang berbeda (barang yang diminta berbanding terbalik dengan harganya). Hal ini kemudian ditunjukkan dengan perubahan garis anggaran dari A 0 B 0 menjadi A B, garis anggaran baru ini bersifat transitory (sementara), dan menggambarkan bahwa konsumen akan menambah jumlah barang yang diminta saat harganya relatif murah dengan mengurangi konsumsi jumlah yang dikonsumsi dari barang lain yang hargaya relatif tinggi. Dari kondisi ini maka dapat diketahui efek substitusinya (substitution effect) yaitu perubahan jumlah yang diminta dari X menjadi X T. Dengan penurunan harga barang X maka nilai riil uang akan meningkat terhadap barang X sehingga garis menggeser anggaran menggeser ke kanan dengan gradien yang sama dengan garis A B. Jadi garis A 0 B hakekatnya pergeseran garis A B ke atas karena meningkatnya daya beli riil konsumen. Namun tetap berpangkal pada titik A 0 karena harga barang X adalah tetap. Hubungan antara jumlah konsumsi dengan perubahan harga dengan asumsi pendapatan konstan dapat diukur dengan apa yang disebut dengan elastisitas harga dari permintaan. Konsep elastisitas harga dari permintaan adalah perubahan jumlah optimal kuantitas barang yang diminta ketika terjadi perubahan harga relatif barang tersebut. Koefisien elastisitas harga dari permintaan didefinisikan sebagai perubahan relative dalam kuantitas barang yang diminta dibagi oleh perubahan relative tingkat harga barang terebut. Jadi elastisitas ini mengukur response relative dari kuantitas permintaan produk terhadap perubahan tingkat harganya. Hukum permintaan menyatakan adanya hubungan terbalik antara perubahan harga dan hasil perubahan kuantitas barang yang diminta. Oleh karena itu elastisitas harga dari permintaan akan selalu bernilai negative. Dikatakan persentase perubahan jumlah kuantitas permintaan sebagai variabel dependent sedangkan persentase perubahan tingkat harga sebagai variabel independent. Secara matematis elastisitas harga dari permintaan (η p ) dapat ditulis sebagai q q q p berikut: η p = =. < 0 p p p q

36 Klasifikasi elastisitas harga dari permintaan digolongkan dalam elastis, unitary elastis dan inelastis. Price elastis, dengan nilai absolut koefisiennya lebih besar dari satu, apabila tingkat harga naik maka kuantitas permintaan menurun proporsinya lebih besar sehingga jumlah pengeluaran konsumen terhadap barang tersebut menurun, dan sebaliknya. Suatu produk memiliki unitary elastic dengan nilai absolut koefisiennya sama dengan satu apabila tingkat harganya naik atau turun, maka kuantitas permintaannya turun atau naik dalam arah yang berbeda dengan proporsi yang sama sehingga jumlah pengeluaran konsumen terhadap produk tersebut tidak berubah. Price inelastis, dengan nilai absolut koefisiennya lebih kecil dari satu, yaitu apabila tingkat harga naik maka kuantitas permintaan menurun proporsinya lebih kecil sehingga jumlah pengeluaran konsumen terhadap barang tersebut meningkat, dan sebaliknya.. Slope kurva permintaan linear ( P Q) ( p Q P P Q ) permintaan ( )( ) tidak sama dengan elastisitas harga dari η =, jika kurva permintaan semakin datar, maka slopenya semakin kecil namun nilai absolut elastisitas harga dari permintaan produk akan semakin besar. Demikian juga nilai elastisitas ini tidak sama pada semua titik kurva permintaan yang linear. Nilai absolut elastisitas semakin besar jika mendekati vertical axis dan nilainya mendekati nol jika mengarah ke garis horizontal. Hubungan elastisitas harga dari permintaan untuk individu dengan pasar dapat dijelaskan secara matematis sebagai berikut: X x + x, dimana X adalah kuantitas permintaan pasar; x i adalah kuantitas permintaan individu. X = x + x X x x = + P P P X P x P x x P x = + P X P X x P X x X X x x x x x x =. +. P P P P X P P X ηmarket = g. η + g. η Jadi masing-masing individu memiliki share (direpresentasikan oleh g dan g ) dari elastisitas harga individu terhadap nilai elastisitas harga dalam pasar.

37 Hubungan price elasticity of demand dengan revenue diperoleh dengan melakukan analisa matematik sebagai berikut. Total revenue didefinisikan sebagai tingkat harga per unit produk kali jumlah kuantitas yang diminta, atau: TR = P. Q. Marginal Revenue (MR) adalah perubahan total revenue berkaitan dengan perubahan satu unit kuantitas yang dijual, atau ; MR = ( TR)/( Q). Average Revenue (AR) didefinisikan sebagai total revenue dibagi oleh kuantitas produk yang diminta, atau ; AR = (TR)/Q = (P.Q)/Q = P Manipulasi persamaan marginal revenue diperoleh persamaan yang menunjukkan hubungan antara marginal revenue dengan nilai elastisitas harga sebagai berikut: ( P. Q) TR Q P P MR = = = P + Q = P + Q Q Q Q Q Q P Q P Q MR = P + P = P + = P + Q P Q P ( Q P)( P Q) MR = P + η Dari persamaan MR = P + yang didapatkan, karena slope kurva η permintaan adalah negatif, maka price elasticity of demand (η p ) juga bernilai negatif sehingga nilai Maginal Revenue lebih kecil dibanding tingkat harga produk (P). Jika nilai absolut η p kurang dari satu, maka nilai Marginal Revenue adalah negatif. Sedangkan jika nilai absolut η p lebih besar dari satu, maka nilai Marginal Revenue adalah positif. Determinan dari price elasticity of demand meliputi tingkat eksistensi dan kedekatan barang substitusi, share pengeluaran untuk komodity terhadap total budget konsumen, jangka waktu yang tersedia untuk penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga. Semakin banyak tersedia barang substitusi, semakin besar nilai absolut price elasticity of demand. Dapat diprediksi bahwa semakin sempit dan lebih spesifik suatu produk, semakin dekat tersedia barang substitusi untuk komoditi tersebut sehingga semakin price elastic permintaannya. Oleh karena itu price elasticity of demand susu

38 segar akan lebih besar dibanding dengan price elasticity of demand untuk semua produk susu. Demikian juga price elasticity of demand semua produk susu akan lebih besar (angka absolut) dibanding price elasticity of demand untuk semua produk minuman. Semakin besar prosentase dari total pendapatan riil yang dihabiskan untuk komoditi tertentu maka semakin besar nilai price elasticity of demand dari individu yang bersangkutan terhadap produk tersebut. Semakin panjang perubahan harga berlangsung, semakin besar angka absolut price elasticity of demand, dengan kata lain, price elasticity of demand lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Permintaan suatu barang dapat pula terjadi karena pengaruh perubahan harga barang lain. Yang dikenal dengan konsep Elastisitas Silang ( Elastisitas Harga Silang): yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh % perubahan jumlah barang X yang diminta E s = -------------------------------------------------------- % perubahan harga barang Y X/X X. PY = ------- = ---------- PY/PY PY. X Jika X dan Y adalah barang substitusi ( saling bisa mengganti), misalnya kopi dan teh, biasanya Elastisitas Silang E s positif. Artinya, kenaikan harga barang Y menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang X. Jika X dan Y adalah barang komplementer, misalnya kopi dan gula, biasanya Elastisitas Silang E s negatif. Jika pendapatan berubah, maka mengakibatkan terjadi pergeseran kurve permintaan, ini apa yang disebut dengan kurve Engel. Pada Gambar 9.4 disajikan tentang penurunan kurve Engel. Jika diasumsikan harga barang x adalah PX =, perubahan pendapatan ditunjukkan dengan pergeseran garis anggaran.

39 X I/P X Kurve Konsumsi-pendapatan X 3 X X I/P I /P X P X Kurve Engel P X X X X Gambar 9.4. Penurunan Kurva Engel

40 Pengaruh pendapatan terhadap permintaan diukur dengan Income elasticity of demand (µ) yang dedefinisikan sebagai perubahan relatif produk yang dibeli dibagi dengan perubahan relatif tingkat pendapatan uang (money income). ntuk jenis barang inferior nilai µ adalah negatif sedang untuk barang normal nilai µ adalah positif. Jadi bagi barang inferior permintaannya akan menurun sejalan meningkatnya tingkat pendapatan dan permintaan barang normal meningkat jika tingkat pendapatan meningkat, dan sebaliknya. Hubungan income elasticity of demand untuk beberapa komoditi pada pola pengeluaran konsumen adalah berkaitan karena adanya batasan budget yang dimiliki konsumen. Secara matematis keterkaitan nilai income elasticity of demand antar komoditi (misalnya dua komoditi) dapat digambarkan dengan mengasumsikan pendapatan dihabiskan untuk dua komoditi pada tingkat harga konstan, Dari analisa matematik diatas didapatkan Px x M atau k x adalah share relatif dari pendapatan sebagai total pengeluaran yang dihabiskan untuk pembelian produk x; dan Py y M M = P. x + P. y M = P. x + P. y M x y = Px. + Py. M M M x x M y y M = Px Py M x M M y M P P xx x x y y y y = + M M M M M M = k µ + k µ atau k y adalah share relatif dari pendapatan yang dihabiskan untuk pembelian produk y. Rata-rata pembobotan dari income elasticity of demand (µ x dan µ y ) untuk semua komoditi yang dibeli bagi individu konsumen pada tingkat pendapatannya sama dengan satu dimana pembobotannya adalah k x dan k y. x x y y x x y y

4 Pemintaan Komoditas Pangan di Indonesia Perilaku permintaan komoditas pangan di Indonesia secara umum disajikan dalam Tabel 9.. Hampir seluruh komoditas pangan mempunyai elastisitas harga yang kurang dari satu (inelastis), artinya perubahan harga sedikit pengaruhnya terhadap konsumsi pangan. Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi pangan relatif kecil karena elstisitas pendapatannya sangat kecil. Kondisi permintaan pangan yang inelastis ini hampir umum terjadi di dunia. Tabel 9.. Elastisitas Pemintaan Komoditas Pangan di Indonesia Komoditas Harga Pendapatan Penduduk Beras -0.08 0.06 0.3 Sugar -0.04 0.07 Jagung -0.08 0.0 Daging ayam -0.50 0.37 Susu -0.0 0.0 0.56 Ikan -0.05 0.04 0.6 Buah -0.8 0.0 0.4 Sayuran -0.3 0.08 Rata-rata -0.35 0.095 0.38 Sumber : Riethmuller o and Stroppiana.999. Factors Affecting Food Demand in Indonesia, Thailand and Philipinea. http://www.fao.org/waicent/faoinfo/agricult/aga/. Gambaran tentang konsumsi pangan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain disajikan dalam Gambar 9.5.-9.. Konsumsi beras per kapita di Indonesia sangat tinggi dan menduduki peringkat keenam terbesar di Dunia. (Gambar 9.5). Tingginya konsumsi beras ini menyebabkan ketersediaan pangan dari produksi domestik tidak mencukupi. Oleh karena itu program diversifikasi pangan untuk sumber kabrohidrat sangat mendesak untuk dilakukan. Konsumsi pangan karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian di Indonesia sangat rendah walaupun Indonesia tergolong produsen ketela yang cukup besar di dunia (peringkat ketiga).

4 Ecuador Maldiv es Kuw ait nited Arab Emirates Peru Liberia Comoros Costa Rica Japan Vanuatu Mauritius Brunei Darussalam Côte d'iv oire Solomon Islands Cuba Suriname Korea, Dem People's Senegal India Malay sia Guinea Guy ana Sierra Leone Korea, Republic of China Guinea-Bissau Nepal Sri Lanka Madagascar Timor-Leste Thailand Philippines Indonesia Cambodia Bangladesh Viet Nam Laos My anmar 0 00 00 300 400 500 600 Gambar 9.5. Konsumsi Beras di Dunia (gram/kapita/hari), 004 Thailand French Polynesia Senegal Dominican Republic Venezuela, Boliv Rep of Laos Malay sia Keny a Philippines Sao Tome and Principe Colombia Chad Brazil Indonesia Timor-Leste Sierra Leone Comoros Malaw i Zambia Gabon Côte d'iv oire Cameroon Burundi ganda Rw anda Nigeria Guinea Togo Paraguay Madagascar Central African Republic Liberia Tanzania, nited Rep of Benin Ghana Mozambique Congo, Republic of Angola Congo, Dem Republic of 0 00 00 300 400 500 600 700 800 900 Gambar 9.6. Konsumsi Ketela di Dunia (gram/kapita/hari), 004

43 Konsumsi sayuran dan buah di Indonesia dibandingkan dengan negara negara di Asia tergolong rendah, bahkan untuk konsumsi sayuran Indonesia tergolong paling rendah. Keadaan ini sangat ironis karena di Indonesia sebenarnya kaya sumberdaya sayuran dan buah-buahan, dimana untuk buah-buahan Indonesia menduduki peringkat ke empat terbesar di dunia. Viet Nam Thailand Philippines Malaysia Japan Korea, Republic of Japan Indonesia China Brunei Darussalam 0 00 00 300 400 500 600 700 Gambar 9.7. Konsumsi Sayuran di Asia (gram/kapita/hari), 004 Korea, Republic of Viet Nam Philippines Thailand Malaysia Indonesia Japan Brunei Darussalam 0 0 40 60 80 00 0 40 60 Gambar 9.8. Konsumsi Buah di Asia (gram/kapita/hari), 004

44 Konsumsi komoditas pangan sumber protein dan lemak di Indonesia yakni komoditas ikan, daging, susu dan telur dibandingkan dengan negara-negara di Asia disajikan dalam Gambar 9.9-9.. Hampir untuk seluruh komoditas tersebut Indonesia tingkat konsumsinya paling rendah di negara Asia. Myanmar Korea, Dem People's Rep Indonesia Viet Nam Japan Brunei Darussalam Malaysia 0 0 0 30 40 50 60 Gambar 9.9. Konsumsi Ikan Laut di Asia (gram/kapita/hari), 004 Rendahnya konsumsi pangan sumber protein dan lemak dan tingginya konsumsi karbohidrat di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih berorientasi makan untuk kenyang bukan makan untuk pemenuhan gizi sehingga bisa hidup sehat dan produktif. Oleh karena itu usaha-usaha peningkatan pengetahuan tentang gizi yang disertai usaha peningkatan pendapatan masyarakat untuk perbaikan gizi harus dilakukan.

45 Indonesia Philippines Thailand Japan Viet Nam Brunei Darussalam Malaysia China nited States of America nited Arab Emirates Israel 0 50 00 50 00 50 Gambar 9.0. Konsumsi Daging di Asia (gram/kapita/hari), 004 Viet Nam China Brunei Darussalam Philippines Indonesia Malaysia Thailand Japan 0 0 40 60 80 00 0 40 Gambar 9.. Konsumsi Susu di Asia (gram/kapita/hari), 004

46 Indonesia Saudi Arabia Philippines Brazil Thailand Israel Malaysia America Brunei Darussalam China Japan 0 0 0 30 40 50 60 Gambar 9.. Konsumsi Telur di Asia (gram/kapita/hari), 004