KERANGKA TEORI. Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh. rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA TEORI. Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh. rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur"

Transkripsi

1 43 III. KERANGKA TEORI 3.1. Pola Konsumsi/Pengeluaran Rumahtangga Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur konsumsi dengan tingkat konsumsi secara keseluruhan. Pengeluaran konsumsi dilakukan untuk memepertahankan taraf hidup. Pada tingkat pendapatan rendah, pengeluaran konsumsi pertama dibelanjakan untuk kebutuhan pokok. Kebutuhan makanan (pangan) adalah yang terpenting karena makanan merupakan jenis komoditas utama untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat bermacam-macam barang konsumsi yang merupakan kebutuhan rumahtangga. Keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumahtangga. Tingkat pendapatan rumahtangga yang berbeda- beda mengakibatkan perbedaan pola konsumsi. Tingkat pengeluaran konsumsi merupakan salah satu cara untuk mengkaji pola konsumsi. Dengan mengenali jenis-jenis barang konsumsi dapat diketahui bahwa rumahtangga dengan tingkat pendapatan tertentu membelanjakannya dalam persentase yang tertentu pula untuk keperluan pangan. Dalam hal ini perlu diingat kembali Hukum Engel yang menyatakan bahwa bila selera tidak berubah, maka proporsi pengeluaran untuk pangan menurun dengan meningkatnya pendapatan. Engel menemukan hukum tersebut dari perangkat data survey pendapatan dan pengeluaran. Pada kenyataannya, pola konsumsi penduduk berubah dari waktu ke waktu dan antara daerah satu dengan lainnya, tergantung kepada selera, pendapatan, dan lingkungan. Pergeseran pola konsumsi atau pengeluaran

2 44 tersebut dapat terjadi karena elastisitas permintaan terhadap pangan pada umumnya rendah, sedangkan elastisitas permintaan terhadap komoditas nonpangan pada umumnya tinggi. Keadaan ini semakin jelas terlihat pada sekelompok penduduk yang tingkat konsumsi pangannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan untuk ditabung atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan non-pangan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa pola konsumsi/pengeluaran rumahtangga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan penduduk, dan perubahan komposisinya dapat digunakan sebagai indikator perubahan tingkat kesejahteraannya Teori Permintaan Teori permintaan merupakan suatu teori yang menerangkan sifat dari permintaan pembeli (konsumen) terhadap suatu komoditas serta menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga, yang selanjutnya menjelaskan pembentukan kurva permintaan. Permintaan sendiri diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Buku-buku teori ekonomi menyatakan bahwa permintaan seseorang atas sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: 1. Harga barang itu sediri 2. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut 3. Pendapatan rumahtangga dan pendapatan rata-rata masyarakat 4. Selera masyarakat 5. Jumlah penduduk

3 45 6. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang Secara fungsional faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan seseorang atas suatu produk seperti tersebut di atas dapat dinyatakan: Q = f ( Y, Pi, Pj, S, U)... (1) dimana : Q Y Pi Pj S U = jumlah komoditas yang dikonsumsi = tingkat pendapatan = harga komoditas itu sendiri = harga komoditas substitusi atau komplemen = selera = faktor-faktor lainnya Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya; oleh sebab itu dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut (Lipsey et al., 1986). Dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus, Namun demikian faktor-faktor yang dianggap tetap tersebut tidak boleh diabaikan. Setelah melakukan analisis terhadap hubungan antara jumlah permintaan dan tingkat harga, maka selanjutnya, dengan asumsi ceteris paribus, analisis dapat dilanjutkan dengan melihat bagaimana permintaan suatu barang dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana permintaan suatu barang akan berubah apabila faktor lain berubah. Hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya dinyatakan dalam suatu Hukum Permintaan yang menyatakan: akin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap

4 46 suatu barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut Hal tersebut terjadi karena (1) kenaikan harga menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti, sedangkan apabila terjadi penurunan harga konsumen akan menambah jumlah pembelian, dan (2) kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang yang memaksa para konsumen untuk mengurangi pembeliannya. Hubungan antara harga satuan komoditas dengan jumlah yang diminta pada berbagai tingkat harga biasa dinyatakan dalam suatu kurva permintaan Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen mengandung arti semua aktivitas individu dalam memperoleh dan menggunakan komoditas termasuk pengambilan keputusan yang meliputi aktivitas tersebut. Perilaku mengkonsumsi suatu produk merupakan bagian dari perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukannya. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumahtangga. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukkan dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai dan menentukan produk, jasa, dan gagasan (Schiffman and Kanuk, 2004). enurut Sumarwan (2003) secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut : apa yang dibeli konsumen? (what do they buy?); mengapa konsumen membelinya? (why do they buy it?); kapan mereka membelinya? (when do they buy it?); dimana mereka membelinya? (where do

5 47 they buy it?); berapa sering mereka membelinya? (how often do they buy it?); berapa sering mereka menggunakannya? (how often do they use it?). Berdasarkan teori ekonomi, permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dari komoditas yang dibeli. anfaat tersebut dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi sebenarnya, permintaan suatu komoditas menggambarkan permintaan akan utilitas dari komoditas tersebut. Dengan kata lain, permintaan suatu komoditas merupakan derivasi (penurunan) dari utilitas yang diberikan oleh komoditas tersebut. Dalam teori tingkah laku konsumen, diterangkan dua hal berikut: 1. Alasan para konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembelian pada harga yang tinggi 2. Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan tingkah laku konsumen, yaitu: 1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). enurut pendekatan ini, utilitas dapat diukur dengan satuan uang, dan tinggi rendahnya nilai utilitas tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah: a. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. b. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut. c. Pendapatan konsumen tetap d. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap.

6 48 e. Total utilitas adalah additive dan independent. Additive artinya utilitas dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa utilitas X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3,. Xn dan sebaliknya. 2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach). Dalam pendekatan ini utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah: a. Konsumen rasional b. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna c.. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu d. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum e. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya f. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C 3. Preferensi Nyata (Revealed Preference). Kurva permintaan dapat disusun secara langsung berdasarkan perilaku konsumen di pasar. Asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain adalah:

7 49 a. Rasionalisasi, yaitu konsumen adalah rasional, juga mengandung pengertian bahwa jumlah barang banyak lebih disukai daripada barang sedikit. b. Konsisten artinya seperti biasanya apabila konsumen telah menentukan A lebih disukai daripada B maka dia tidak sekali-kali mengatakan bahwa B lebih disukai dari pada A. c. Asas transitif, artinya bila konsumen menyatakan A lebih disukai dari pada B dan B lebih disukai daripada C, maka ia akan menyatakan juga bahwa A lebih disukai daripada C. d. Konsumen akan menyisihkan sejumlah uang untuk pengeluarannya. Jumlah ini merupakan anggaran yang dapat dipergunakannya. Kombinasi barang X dan Y yang sesungguhnya dibeli di pasar merupakan preferensi atas kombinasi barang tersebut. Kombinasi yang dibeli ini akan memberikan dayaguna yang tertinggi. 4. Pendekatan Atribut. Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa konsumen dalam membeli produk tidak hanya karena utilitas dari produk tersebut, tetapi karena karakteristik atau atribut-atribut yang disediakan oleh produk tersebut. Ada beberapa keunggulan pendekatan atribut antara lain : a. Terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna suatu barang, yang merupakan asumsi dari pendekatan sebelumnya. b. Pendekatan ini memandang suatu barang diminta konsumen bukan jumlahnya, melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga lebih dapat dijelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk. c. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih mendekati kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

8 Fungsi Utilitas Utilitas didefinisikan sebagai tingkat kepuasan tertentu yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Jika X1, X2,,,,, Xn menunjukkan barang-barang yang dikonsumsi oleh konsumen, maka fungsi utilitas dapat dituliskan sebagai U(X1, X2,,,,, Xn). Pada awalnya fungsi utilitas dipandang sebagai pengukur kardinal dari kepuasan yang diterima oleh konsumen. Karena utilitas sifatnya tidak dapat diamati, sejak akhir abad ke-19, pengukuran kardinal ditinggalkan. Saat ini ulititas diukur dengan pendekatan ordinal. Pendekatan utilitas ordinal didasarkan pada urutan preferensi. enurut teori utilitas, dalam rangka memaksimumkan kepuasannya dengan pendapatan yang terbatas, seorang konsumen diasumsikan mempunyai preferensi sehingga berperilaku sebagai berikut (Varian, 1992): a. dapat secara tuntas menentukan ranking atau ordering pilihannya dari paket komoditas (completeness) b. rasional dalam memilih paket yang tersedia c. dalam hubungan preferensi dikenal sifat simetris dan anti-simetris, yaitu bahwa jika A lebih disukai dari B tidak mungkin B lebih disukai dari A d. adanya hubungan indiferen yang bercirikan refleksif, simetris, transitif dan local non-satiation (kelebihan lebih disukai daripada kekurangan) e. kontinu, yang berimplikasi bahwa jika A lebih disukai dari B dan C mirip A, maka C lebih disukai daripada B. Sifat ini juga menjamin memperoleh utilitas yang smooth f. monoton, yang mengandung arti bahwa kepuasan konsumen tidak terbatas g. konveks, untuk menjamin berlakunya law of diminishing marginal rate of substitution

9 51 Ditinjau dari sudut penelitian, maka sebenarnya yang dapat atau paling tidak yang mudah diamati dari preferensi (kesukaan) adalah konsumen membelanjakan uangnya pada barang yang dikehendaki, sehingga fungsi permintaan dapat diamati. Dengan kata lain pembelian barang yang dilakukan konsumen dapat menjadi cermin dari preferensi konsumen Fungsi Permintaan Dalam memaksimumkan kepuasan, konsumen dianggap bertindak rasional. Konsumen akan melakukan konsumsi untuk mendapatkan utilitas yang maksimum dari barang yang dikonsumsinya. Kendala yang dihadapi oleh seorang konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum tersebut adalah jumlah anggaran yang dimiliki dan harga komoditasnya. Secara matematis masalah ini dapat dituliskan: aks U = v(x) dengan kendala p X=... (2) di mana U adalah fungsi kepuasan dan adalah anggaran, p =(p1, p2,..., pn) adalah vektor harga-harga komoditas (Rupiah/unit), dan X = (X1, X2,..., Xn) adalah vektor kuantitas komoditas (unit). Fungsi permintaan yang diturunkan dari prinsip utilitas di atas disebut dengan fungsi permintaan arshallian. Fungsi ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris Alfred arshal pada tahun 1890 dan menganggap bahwa pendapatan konsumen konstan. Penyelesaian persamaan (2) dengan metode Lagrange: L = U + λ ( - pixi)... (3) Agar L maksimum, turunan pertama terhadap x dan λ harus sama dengan nol:

10 52 L U pi 0 xi... (4) xi L pi Xi 0... ( 5) Syarat kedua dari pemaksimuman adalah bahwa determinan matriks U Hessian bernilai positif, di mana U merupakan bentuk kuadrat yang definit negatif dengan keadaan kendala anggaran. U11 U12...U1n U = U21 U22...U2n.. dengan Uij 2 U Xi Xj Un1 Un2...Unn atau U11 U12...U1n - p1 det U = U21 U22...U2n.. - p2 0 Un1 Un2... Unn - pn Dengan menyelesaikan persamaan (4) dan mensubstitusikan ke dalam persamaan (5) maka akan diperoleh : Xi = Xi(pi, )... (6) Yang merupakan fungsi dari harga barang (pi) dan pendapatan (). Harga barang dan penghasilan merupakan hal yang dapat diamati (observable) dibandingkan dengan utilitas yang tidak dapat diamati (unobservable). Hal ini merupakan kelebihan dari fungsi permintaan arshallian. Fungsi permintaan arshallian mempunyai properti homogen derajat nol terhadap p dan, atau Xi = Xi(tpi, t) = Xi = Xi(pi, ). Homogen derajat nol ini mempunyai arti bahwa bila harga barang pi dan berubah dengan tingkat yang sama sebesar t, maka permintaan barang Xi tidak berubah.

11 53 Fungsi permintaan lain yang diturunkan dari proses minimisasi fungsi pengeluaran dengan kendala tingkat kepuasan tertentu disebut dengan fungsi permintaan Hicksian. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: inimumkan = pixi dengan kendala U = v(x)... (7) Dengan menggunakan Lagrange: L = pixi + λ (U v(x))... (8) Turunan pertama sama dengan nol: L Xi pi U Xi = 0... ( 9) L U v(x) 0... (10) Dengan menyelesaikan persamaan (9) dan mensubstitusikan ke dalam persamaan (10) maka diperoleh: Xi = XiH(p. U)... (11) Proses tersebut merupakan dualitas dari proses yang menghasilkan fungsi permintaan arshallian. Hubungan secara umum antara fungsi permintaan arshallian dan Hicksian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut Garis Konsumsi Pendapatan Dari penyelesaian persamaan (4) dan (5) akan didapatkan bahwa arginal Rate of Substitution (RS) sama dengan rasio harga atau U i U j p i p j... (12)

12 54 aksimumkan U(Xi) Kendala = pixi inimumkan = pixi Kendala U=U(Xi) aksimisasi inimisasi Permintaan arshallian Xi = X(pi, ) Permintaan Hicksian H Xi = X(pi, U) Substitusi Xi ke U(Xi) Substitusi Xi ke H Utilitas tidak langsung V = V(pi, ) Fungsi pengeluaran minimum e = e(pi, U) Gambar 5. Hubungan Secara Umum Antara Fungsi Permintaan arshallian dan Hicksian (Hartono, 2004) RS menunjukkan slope dari utilitas pada nilai optimal. Rasio harga menunjukkan slope dari kendala anggaran yang dimiliki konsumen. Selanjutnya dari kondisi slope yang sama dapat diturunkan sebuah fungsi dengan X1 dan X2 yang menggambarkan utilitas maksimum dari pemilihan konsumsi pada suatu tingkat pendapatan tertentu dan tingkat harga yang konstan. Kurva dari fungsi tersebut disebut dengan kurva konsumsi pendapatan atau jalur konsumsi pendapatan. Jalur pendapatan konsumsi untuk barang normal dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

13 55 X2 2/p2 garis konsumsi pendapatan X2= f(x1) 1/p2 U2 x2 U1 X1 x1 1/p1 2/p1 Gambar 6. Garis Konsumsi Pendapatan untuk Barang Normal Gambar tersebut menunjukkan garis konsumsi pendapatan untuk setiap nilai X1* dan X2* dengan menganggap p1 dan p2 konstan, sedangkan pendapatan konsumen bervariasi dari 1 dan 2. Karena pendapatan bervariasi sedang harga barang konstan, maka garis anggaran akan bergeser secara paralel. Garis konsumsi pendapatan didapatkan dengan menghubungkan titik-titik konsumsi optimal untuk masing-masing tingkat pendapatan. Untuk menggambarkan hubungan X1* dan X2* yang merupakan fungsi dari pendapatan dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

14 56 X2 Kurva Engel X2= f() x 22 x12 1 Gambar 7. Kurva Engel untuk Barang Normal 2 Kurva yang menunjukkan hubungan antara X * dengan tersebut dinamakan dengan Kurva Engel. Kedua gambar di atas menggambarkan kasus barang normal yang permintaannya akan meningkat dengan meningkatnya pendapatan atau Xi 0. Sedangkan Gambar 8 berikut menggambarkan garis konsumsi pendapatan dan kurva Engel untuk barang inferior, yaitu jumlah barang yang diminta akan menurun dengan meningkatnya pendapatan atau Xi 0. isalkan dikonsumsi barang X1 dan X2, maka tidak mungkin keduanya adalah barang inferior. Pada Gambar di atas terlihat bahwa X2 adalah barang inferior sedangkan X1 adalah barang normal. X2 merupakan barang inferior karena dengan meningkatnya pendapatan dari 1 ke 2, permintaan barang menurun dari (X2*)1 ke (X2*)2. Secara matematis, bila ada kendala anggaran p1x1+p2x2= dan diturunkan terhadap maka:

15 57 p1 X1 p2 X (13) Agar jumlah kedua suku tersebut sama dengan satu, maka tidak mungkin kedua nilai X1 dan X2 keduanya negatif. X2 X2 2/p2 Kurva Engel 1/p2 x12 x12 x 22 x 22 X1 x11 1/p1 x11 2/p1 1 2 Gambar 8. Garis Konsumsi Pendapatan dan Kurva Engel untuk Barang Inferior Untuk mendapatkan permintaan barang yang merupakan fungsi dari harga maka dapat dilakukan dengan menentukan pendapatan dan harga barang lain konstan. Suatu kurva juga dapat digambarkan untuk menunjukkan permintaan dari barang dengan menganggap pendapatan dan harga barang lain konstan. Kurva ini disebut dengan kurva konsumsi-harga (Gambar 9)

16 58 X2 /p2 x12 Garis konsumsi-harga X2*= f(x1*) x 22 x1 2 x11 (/p1)2 (/p1)1 X1 Gambar 9. Kurva Konsumsi-Harga Teori permintaan konsumen berimplikasi bahwa fungsi permintaan harus memenuhi kondisi-kondisi berikut ini Agregasi Engel Bila dilakukan pengolahan terhadap hasil pemecahan matriks Hessian, maka akan diperoleh persamaan berikut: p' x i pi xi 1... (14) Persamaan tersebut dapat diubah dalam bentuk elastisitas pendapatan: i pixi xi xi 1... (15) Atau i pi xi wi i 1 di mana wi, merupakan proporsi atau share pendapatan yang digunakan untuk konsumsi komoditas-komoditas dan ηi adalah elastisitas permintaan komoditas i.

17 Agregasi Cournot Seperti halnya pada agregasi Engel, bila dilakukan pengolahan terhadap hasil pemecahan matriks Hessian akan diperoleh: i p i x i x j x j... ( 16) Persamaan tersebut dapat diubah dalam bentuk elastisitas: i wieij w j... (17) enurut Sasaki dan Saegusa dalam Kuntjoro (1984), persamaan Engel dan Cournot dapat dipertahankan kebenarannya bila nilai peubah-peubahnya adalah nilai rata-rata contoh Persamaan Slutsky Persamaan Slutsky diturunkan dari konsep keseimbangan konsumen dengan asumsi pendapatan konsumen dan daya beli konstan (Tambunan, 1999). Dengan menggunakan prinsip optimisasi, secara matematis persamaan Slutsky dapat ditulis sebagai berikut: aksimumkan L = f(x1, x2) + λ ( - pixi - p2x2) Syarat perlu turunan pertama adalah: L x1 f1(x1, x 2 ) p1 0 L x 2 f2 (x1, x 2 ) p 2 0 L p1x1 p2x2 0 Selanjutnya dengan menggunakan diferensial total dari tiga persamaan di atas diperoleh persamaan:

18 60 f11dx1 f12dx 2 p1d dp1 f12dx1 f22dx 2 p2d dp2 p1dx1 p2dx 2 d x1dp1 x2dp2 Apabila ruas kiri dan kanan dibagi dengan dp1, dan diasumsikan harga p1 berubah tetapi p2 konstan (berarti dp2=d=0), akan diperoleh matriks Bordered Hessian berikut: f11 f12... p1 dx1 dp1 f21 f22... p2 dx2 dp (18) p1 p d dp1 q1 Dengan menggunakan aturan Cramer, diperoleh matriks sebagai berikut: f22 p2 f12 p1 dx1 dp1 p1 0 D x1 f22 p2 D... (19) di mana D adalah determinan matriks Bordered Hessian. Karena pada titik keseimbangan yang ditunjukkan utilitas marjinal sama dengan rasio harga komoditas tersebut, maka apabila f1 f2 p1 p2 disubstitusikan akan diperoleh: p1dx1 + p2dx2 = 0... (20) Dengan mempersamakan d + x1dp1 + x2dp2 =0 maka didapat: dx 1 dp 1 U konstan p 2 D... (21) Efek substitusi diperoleh melalui persamaan berikut: dx1 dp1 dx1 dp1 U konstan x1 dx1 d p konstan... (22) Persamaan (22) disebut dengan persamaan Slutsky yang dapat menjelaskan bahwa komponen dx1 menggambarkan slope dari fungsi permintaan dp1

19 61 arshallian pada titik keseimbangan konsumsi semula. Sedangkan komponen dx1 dp1 memberikan slope dari fungsi permintaan Hicksian. Suku pertama menyatakan efek substitusi yang selalu bertanda negatif. Sedangkan suku kedua menyatakan efek pendapatan. Dengan demikian tanda atau arah total efek hanya dapat ditetapkan secara empiris. Persamaan Slutsky diestimasi secara empiris hanya apabila dapat menspesifikasikan fungsi pendapatan dan pengeluaran konsumen. Ini merupakan salah satu kelemahan persamaan Slutsky Pengaruh Perubahan Harga Analisis yang dilakukan oleh Slutsky (1915) dan dikembangkan oleh Hicks (1937) seperti dibahas dalam buku-buku teori konsumsi/permintaan menunjukkan bahwa respon konsumen terhadap suatu perubahan harga secara konseptual dapat dipecah menjadi dua efek yang terpisah, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Secara grafis pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang diminta digambarkan pada Gambar 10. isalkan seorang konsumen dengan preferensi tertentu memiliki kendala anggaran seperti ditunjukkan oleh garis dan kepuasan maksimum dicapai pada titik A dengan tingkat konsumsi masing-masing sebesar x1 dan x2. Apabila terdapat penurunan harga x1, maka daya beli konsumen akan meningkat dan garis anggaran akan berubah menjadi 1 dan titik kepuasan maksimum akan berubah ke titik B.

20 62 X2 x12 B U1 x 02 A x 22 C U0 X1 x1 0 x1 2 x Gambar 10. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Respon Perubahan Harga Pengaruh total dari perubahan titik A ke titik B dapat dipecah menjadi dua efek, yaitu dari titik A ke titik C sebagai efek substitusi dan dari titik C ke titik B sebagai efek pendapatan. Dengan turunnya harga barang x1 (untuk kasus barang normal), maka konsumsi x1 akan naik, dan x2 akan turun. Efek ini merupakan efek substitusi yang ditunjukkan oleh pergeseran titik A ke titik C. Pada titik C, pendapatan akan turun dari di titik A ke 1111 di titik C. Jika kenyataannya pendapatan tidak berubah atau tetap sebesar 0 maka garis anggaran akan bergeser secara paralel dari 1111 ke garis anggaran 1 yang menyinggung U1 di titik B. Efek ini disebut efek pendapatan. Dengan menggunakan persamaan Slutsky, penurunan harga barang x1 yang menyebabkan kenaikan permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari persamaan (22) diketahui bahwa dx 1 bernilai negatif, X1 bernilai positif, dan dp 1

21 63 dx1 d bernilai positif. Tanda dx 1 dp 1 negatif menunjukkan bahwa penurunan harga p1 akan menaikkan permintaan Hicksian sebesar X1 yaitu pergeseran dari titik A ke titik C. Tanda dx1 adalah positif dan karena pendapatan turun sebagai d akibat penurunan harga, maka X1 akan bernilai negatif Pengaruh perubahan pendapatan Barang normal Perilaku konsumen yang rasional menunjukkan bahwa untuk komoditas yang normal, peningkatan pendapatan akan direspon positif oleh konsumen. Dengan kata lain peningkatan pendapatan mengakibatkan jumlah yang diminta akan meningkat. Barang yang mempunyai sifat seperti ini disebut dengan barang normal. Secara keseluruhan, tanda dari ditentukan bertanda negatif sebagai berikut: dx1 d untuk barang normal dapat Efek total = efek substitusi efek pendapatan dxi dpi dxhi dpi Xi dxi d Negatif = negatif - (positif) (positif) Secara grafik efek total ini dapat dilihat pada Gambar 10. Untuk efek silang kasus dua buah barang, nilai persamaan Slutsky adalah sebagai berikut: dxi dpj dxhi dpj Xj dxi d = positif (positif) (positif)

22 64 Tanda dari efek total tidak dapat ditentukan; akan bernilai positif jika efek substitusi lebih besar daripada efek pendapatan, dan akan bernilai negatif bila efek substitusi lebih kecil daripada efek pendapatan Barang inferior Barang inferior, bila pendapatan turun jumlah yang diminta akan meningkat dan jika pendapatan naik maka jumlah yang diminta akan turun. Secara matematis, barang inferior dapat dinyatakan dalam dxi d < 0. Bila dx i d bernilai negatif, maka tanda dari persamaan Slutsky adalah sebagai berikut: dxi dpi dxhi dpi Xi dxi d = negatif - (positif) (negatif) Tanda dari efek total tidak dapat ditentukan. Jika efek substitusi lebih besar dari efek pendapatan maka efek total akan bertanda negatif. Hal ini berarti jika harga naik, maka jumlah yang diminta untuk Xi akan turun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

23 65 X2 1 p2 0 p2 C A U1 B Uo X1 o 1 x11 x1 2 x1 0 p11 p11 Gambar 11. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan pada Barang Inferior bila Terjadi Kenaikan Harga o p1 o Barang giffen Jika efek pendapatan lebih besar daripada efek substitusi, maka tanda dari efek total dxi d > 0. Ini berarti jika harga naik, kuantitas barang yang diminta juga akan naik. Pada Gambar 12 berikut terlihat bahwa titik A dengan kuantitas sebesar X10 bergeser ke titik B dengan kuantitas meningkat menjadi X12. Pada kasus ini efek substitusi lebih kecil daripada efek pendapatan.

24 66 X2 1 p 2 C A 0 p 2 U1 B U0 x11 x1 0 x1 2 o p11 0 p11 0 p1 0 X1 Gambar 12. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan untuk Barang Giffen Elastisitas permintaan Salah satu ukuran derajat kepekaan yang digunakan dalam analisis permintaan adalah perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan salah satu faktor yang menentukan permintaan yaitu harga barang itu sendiri, harga barang substitusi atau komplemen, dan pendapatan. Ada beberapa macam elastisitas permintaan, diantaranya adalah: 1. Elastisitas harga (own price elasticity), adalah suatu ukuran derajat kepekaan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga suatu produk dengan menganggap nilai peubah yang lain tetap. 2. Elastisitas pendapatan (income elasticity), merupakan ukuran kepekaan dari jumlah yang diminta terhadap perubahan pendapatan

25 67 dengan anggapan pengaruh dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan tetap. 3. Elastisitas silang (cross elasticity), merupakan suatu ukuran untuk melihat kepekaan dari permintaan akan suatu komoditas terhadap perubahan harga komoditas lainnya. Elastisitas permintaan diturunkan dari persamaan Slutsky pada persamaan (22) dan dikalikan dengan p j X i, sehingga akan diperoleh: p j dxi Xi dpj p j dx Hi Xi dpj p j Xi X j dxi d... (23) Kemudian kalikan efek pendapatan pada persamaan tersebut dengan, maka akan didapatkan: p j dxi Xi dpj pj dx Hi Xi dpj p j dxi Xi d... (24) Dalam bentuk elastisitas, persamaan tersebut menjadi: Eij EHij K j.ei... (25) di mana Eij = elastisitas harga untuk permintaan arshallian EHij = elastisitas harga untuk permintaan Hicksian Eij p j dxi Xi dpj K j p jx j E i dx i X i d = elastisitas pendapatan

26 68 Bila i=j, maka nilai yang diperoleh merupakan nilai elastisitas harga sendiri, sedangkan bila i j maka nilai yang diperoleh merupakan nilai elastisitas harga silang. Elastisitas harga dan elastisitas pendapatan mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Elastisitas harga Eij didasarkan pada permintaan arshallian yang mempunyai sifat homogen berderajat nol terhadap p dan sehingga E11... E1n E (26) 2. Elastisitas harga EHij didasarkan pada permintaan Hicksian yang mempunyai sifat homogen berderajat nol terhadap harga saja sehingga H E11... E1Hn 0... (27) 3. Sifat untuk elastisitas pendapatan dapat diketahui dari kendala anggaran p1x pnxn =, sehingga K1E1... KnEn 1... (28) dengan Ki pixi dan E i dx i X i d untuk i = 1, 2,, n

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas 1 Menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumberdaya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan suatu produk/jasa. 2 Pokok Bahasan 1. Pentingnya konsep

Lebih terperinci

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen

Lebih terperinci

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 Nilai guna atau utiliti, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang-barang. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah komoditas strategi karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan tidak saja berarti strategis

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Lebih terperinci

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana

Lebih terperinci

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Komsumen a. Pendekatan Kardinal Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilian. Jadi

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)

Lebih terperinci

Qx TUx MUx

Qx TUx MUx PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas 7FEB Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Pendekatan Ordinal Anggapan ynag diperlukan adalah : konsumen dapat

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN / ORDINAL Pendekatan ini mempunyai asumsi : Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve) Teori Ekonomi Mikro Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Arti Kurva Kepuasan Sama Kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dari komoditi x dan y yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1Permintaan Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas

Lebih terperinci

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Analisis Utilitas Pengukuran Utilitas dgn Pendekatan Kardinal Preferensi, Utilitas Ordinal dan Indifference

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah laku konsumen dalam pasar. Memahami konsep kurva

Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah laku konsumen dalam pasar. Memahami konsep kurva Teori Perilaku Konsumen: Teori Nilai Guna Kuliah 07 Universitas Komputer Indonesia Yang dipelajari pada bagian ini: Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN Fakultas FEB MANAJEMEN Irwan Mangara Harahap, SE, MSi. Program Studi Manajemen PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE Perilaku konsumen

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen PERILAKU KONSUMEN PERILAKU KONSUMEN Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction) atau Utilitas total

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen. Modul ke: Perilaku Konsumen Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perilaku Konsumen Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Chapter 8 PowerPoint Slides by Navik Istikomah Education University of Indonesia 2006 Laboratorium Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Karakteristik Prilaku Konsumen dan Konsep Implementasi Cardinal Utility Approach Abdul Gani, SE MM

Lebih terperinci

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI 1.1 Definisi dan Metologi Ekonomi Ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal berhubungan dengan kehidupan rumah tangga (bangsa, negara

Lebih terperinci

V. Consumer Surplus and Consumer Welfare

V. Consumer Surplus and Consumer Welfare V. Consumer Surplus and Consumer Welfare o Definisi ukuran kesejahteraan konsumen merupakan salah satu masalah yg paling kontroversial dlm ilmu ekonomi. Tdk seperti kasus produsen dg ukuran (profit), tidak

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN 1 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen mempelajari : (1)mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati ELASTISITAS ERMINTAAN LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati Elastisitas Harga Elastisitas harga adalah rasio yang menyatakan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase perubahan harga.

Lebih terperinci

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN Kardono -nuhfil V. TEORI PERILAKU PRODUSEN 5.. Fungsi Produksi Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: ) berapa output

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Persamaan

Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Persamaan Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala ersamaan 1. Maksimum Kepuasan dan ermintaan Konsumen Misalkan seorang konsumen dihadapkan pada pilihan barang untuk dikonsumsi, aitu barang

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami

Lebih terperinci

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Modul 5. Teori Perilaku Produsen Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus

Lebih terperinci

A. Pendekatan Utilitas

A. Pendekatan Utilitas ANALISIS PERMINTAAN Mengapa Penting? 1. Profitabilitas suatu perusahaan ditentukan oleh permintaan akan produk yang dihasilkan. 2. Untuk membuat keputusan bila terjadi : - Perubahan harga - Perubahan pendapatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap perusahaan menyadari bahwa total biaya produksi sangat berkaitan dengan outputnya Jika perusahaan meningkatkan kapasitas produksi, maka perusahaan tersebut tentunya

Lebih terperinci

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan DIE-FEUI February 19, 2013 Kuliah II-Teori Konsumen & 1 2 3 4 Kuliah II-Teori Konsumen & Bacaan Pindyck Ch.3 & Ch.4 Nicholson Ch.3 Kuliah II-Teori Konsumen

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 7 Perubahan Fakultas FEB Program Studi Manajemen S-1 KONSUMEN garis anggaran dengan asumsi harga barang dan tetap, akan mempengaruhi titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana

Lebih terperinci

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya

Lebih terperinci

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO Add your company slogan Permintaan Pasar LOGO Pokok Bahasan Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Elastisitas Individu dan Elastisitas Pasar Elastisitas dan penerimaan (revenue) Elastisitas konstan

Lebih terperinci

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi

Lebih terperinci

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Falultas

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 06 Teori Fakultas FEB KONSUMEN kepuasan konsumen mencoba menjelaskan bagaimana konsumen dengan anggaran yang terbatas mencoba memaksimalkan kepuasannya. Ada dua pendekatan dalam

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H Mata Kode Mata Program Studi Kredit Semester Semester NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG : : : : : PENGANTAR EKONOMI MIKRO ( MICRO ECONOMIC ) EK12.B113 MANAJEMEN 3

Lebih terperinci

Pada saat ini sedang terjadi pergeseran nilai di masyarakat, termasuk nilainilai yang berlaku dalam keluarga, misalnya pembagian peran di dalam

Pada saat ini sedang terjadi pergeseran nilai di masyarakat, termasuk nilainilai yang berlaku dalam keluarga, misalnya pembagian peran di dalam 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Produksi Setiap tindakan dalam proses produksi selalu diiringi dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu memaksimalkan keuntungan dengan mengalokasikan sumberdaya

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, sebenarnya orang selalu melakukan optimasi untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi optimasi yang dilakukan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN 1 Minggu ke 3 ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI 1 Maret 2013 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA - IPB LEARNING OUTCOME 2 Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Modul ke: Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI UTILITAS ORDINAL Kurva Indiferens Garis Anggaran Keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM), 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan perekonomian daerah untuk menambah penghasilan daerah.

Lebih terperinci

a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens

a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens PENULIS/TUTOR : Ake Wihadanto, SE., MT (ake@ut.ac.id) : Sumber Bacaan:

Lebih terperinci

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO (KK-003) GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO GARIS-GARIS BESAR PENGAJARAN DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STRATA SATU MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 07Fakultas Ekonomi & Bisnis Review Perkuliahan Modul 1 s/d Modul 6, Konsep Permintaan& Penawaran, Elastisitas D & S, Teori Prilaku Konsumen dan Studi Kasus. Abdul Gani,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara

KERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara III. KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, menganalisis harga dan integrasi pasar spasial tidak terlepas dari kondisi permintaan, penawaran, dan berbagai kebijakan

Lebih terperinci

HOUSEHOLD EQUILIBRIUM

HOUSEHOLD EQUILIBRIUM Minggu ke 2 HUSEHLD EQUILIBRIUM leh Dr.Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. 22 Februari 2013 1 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan dan menggambarkan

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Pokok Bahasan Teori nilai guna (utility) Pemaksimuman nilai guna Teori nilai guna dan teori permintaan Paradoks

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Materi Kurva Permintaan Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan Elastisitas permintaan Kurva Penawaran Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran

Lebih terperinci

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN Ekonomi Manajerial ermintaan dan enawaran utu Semaradana, S.d BAB I ERMINTAAN AN ENAWARAN A. engertian, Hukum, Kurva dan Teori ermintaan a. ermintaan (emand) ermintan adalah banyaknya jumlah barang yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Becker (1965), mengembangkan teori yang mempelajari tentang perilaku rumahtangga (household behavior). Teori tersebut memandang rumahtangga sebagai pengambil

Lebih terperinci

Household Behavior and Customer Choice

Household Behavior and Customer Choice Household Behavior and Customer Choice Course: Pengantar Ekonomi The Market System Household Choice in Output Markets Three basic decisions: How much of each product, or output, to demand How much labor

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-Teori Teori Permintaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-Teori Teori Permintaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-Teori 2.1.1 Teori Permintaan Permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Hubungan antara jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak buruk bagi kehidupan. untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Surakarta. Sumber Air

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak buruk bagi kehidupan. untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Surakarta. Sumber Air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pembangunan yang merata, tidak terpisahkan dari tujuan pembangunan nasional yaitu kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Kode Mata Kuliah : KP 201 Nama Mata Kuliah : TEORI EKONOMI MIKRO SKS : 3 SKS Semester : 3 (TIGA) Dosen : DRS. SOMA SOMANTRI, MM DR. H. EENG AHMAN, MS YANA ROHMANA, S.Pd : Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium

Lebih terperinci

Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Konsep Penyebab konsumen membeli lebih banyak pada harga yang rendah, dan sebaliknya Konsumen menentukan jumlah dan komposisi barang yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. Alvin Kharisma Catra ( ) 2. Annisa Widiyanti ( ) 3. Merry Inriama ( )

TUGAS PENGANTAR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. Alvin Kharisma Catra ( ) 2. Annisa Widiyanti ( ) 3. Merry Inriama ( ) TUGS PENGNTR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. lvin Kharisma Catra (2212673) 2. nnisa Widiyanti (2212983) 3. Merry Inriama (24212553) 4. Putri Nur thovia (2521278) 5. ulliyanti UNIVERSITS GUNDRM 212 KT PENGNTR Penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 Elastisitas... adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan reaksi terhadap perubahanperubahan kondisi yang terjadi di pasar. 2 Elastisitas

Lebih terperinci

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN BAB I ERMINTAAN AN ENAWARAN A. engertian, Hukum, Kurva dan Teori ermintaan a. ermintaan (emand) ermintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik

Lebih terperinci

Permintaan Individu dan Pasar

Permintaan Individu dan Pasar Permintaan Individu dan Pasar Abd. Jamal http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Efek Perubahan Harga Bagaimana efek terhadap pilihan konsumen bila harga berubah? Asumsikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Permintaan Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua hal yang berbeda satu dengan

Lebih terperinci

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN TEORI NILAI GUNA Konsep Penyebab konsumen membeli lebih banyak pada harga yang rendah, dan sebaliknya Konsumen menentukan jumlah dan komposisi barang yang dibeli dari pendapatan yang diperoleh TEORI TINGKAH

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci

BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN

BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN A. PENDEKATAN CARDINAL Pdkt. Marginal Utility (MU) 1. Anggapan yang dipakai dalam pendekatan ini adalah : Kepuasan konsumen dapat diukur, & diberi satuan ukur UTIL. Dalam

Lebih terperinci

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD-023302/3 Minggu ke- Pokok bahasan TIU Sub pokok bahasan sasaran belajar Metode kuliah 1 PENDAHULUAN Dapat mendefinisikan pengertian ilmu

Lebih terperinci