Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA FISKAL PERUSAHAAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti ABSTRAK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peraturan dan ketetapan, baik itu perubahan dari peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. bersih/penghasilan sehingga perusahaan akan selalu berusaha untuk

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PADA FA TRICO PAINT FACTORY

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 1 Januari 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

Transkripsi:

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya sebesar Rp 56.600.000,00 PPh pasal 21 terutang dimana pajak ditanggung perusahaan (termasuk THR) sebesar Rp 15.500.420,00. Dengan rincian PPh pasal 21 untuk tujangan hari raya sebesar Rp 2.688.500 (Rp 15.500.420,00 Rp 12.811.920) dan PPh pasal 21 karyawan pertahun sebesar Rp 12.811.920,00 atau perbulan rata rata Rp 1.067.660,00 (Rp 12.811.920,00 : 12) 4.2.2 Laporan Laba Rugi Perusahaan Berikut merupakan laporan laba rugi perusahaan selama tahun 2011 sebelum dilakukannya perencanaan pajak, dilakukan dengan cara penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor. Selanjutnya, laba kotor dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih yang belum dilakukan koreksi fiskal. Langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Laporan Laba - Rugi (Sebelum Perencanaan Pajak ) ( Dalam Rupiah ) (Selama Tahun 2011) PENJUALAN 5.100.000.670.00 HARGA POKOK PENJUALAN (2712448007.00) LABA ( RUGI ) KOTOR 2.387.552.663.00 BIAYA OPERASIONAL BIAYA PENJUALAN 200.000.000.00 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1.053.122.000.00 JUMLAH BIAYA OPERASIONAL LABA ( RUGI ) USAHA ( 1.253.122.000.00 ) 1.134.430.663.00 PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN PENDAPATAN LAIN-LAIN 42.489.624.79 BEBAN LAIN-LAIN ( 16.135.599.22 ) JUMLAH PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK BADAN LABA ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 26.354.025.57 1.160.784.688.57 293.559.744.99 867.224.943.58 Sumber : PT. Cakrawala Sejati Dari data laporan gaji PT. Cakrawala Sejati diperoleh perhitungan biaya yang dialokasikan untuk pengeluaran dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar Rp 2.688.500.00 untuk PPh Ps 21 THR, PPh Ps. 21 Karyawan sebesar Rp 1.067.660.00 setiap bulannya, atau dalam setahun harus membayar PPh Ps. 21 karyawan sebesar Rp 12.811.920.00, terdiri dari biaya-biaya yang dalam peraturan perpajakan harus di fiskal. Contoh biaya PPh jasa giro, biaya denda keterlambatan pelaporan SPT, biaya administrasi pajak, dan biaya biaya lain.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, PT. Cakrawala Sejati melakukan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan oleh Dirjen Pajak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT. Cakrawala Sejati juga melakukan pengisian SPT yang pembayarannya dilakukan paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya, dan pelaporan SPT paling lambat dilaporkan pada tanggal 20. Berikut merupakan tabel untuk mengetahui besarnya pajak yang harus dibayar oleh PT. Cakrawala Sejati :

Tabel 4.4 Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal (Sebelum Perencanaan Pajak) Selama tahun 2011 LABA / (RUGI) KOMERSIAL 1.160.784.688.57 KOREKSI FISKAL POSITIF : BIAYA SUMBANGAN 200.000.00 BIAYA LAIN - LAIN 116.000.00 BIAYA OBAT - OBATAN 169.300.00 BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 GAJI 12.811.920.00 BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 THR 2.688.500.00 BIAYA DENDA STP PPH PASAL 21 632.853.00 BIAYA DENDA STP PPN DN 0 BIAYA PPH JASA GIRO 0 JUMLAH KOREKSI POSITIF 16.618.573.00 NEGATIF : PENDAPATAN JASA GIRO 3.164.281.00 JUMLAH KOREKSI NEGATIF 3.164.281.00 TOTAL KOREKSI FISKAL 13.454.292.00 LABA / (RUGI) FISKAL 1.174.238.980.57 PENGHASILAN KENA PAJAK 1.174.238.980.00 PAJAK TERUTANG 25% X 1.174.238.980.00 293.559.745.00 KREDIT PAJAK 293.559.745.00 PAJAK PPH PASAL 25 0 PAJAK PPH PASAL 22 0 PAJAK KURANG BAYAR 293.559.745.00 Sumber : PT. Cakrawala Sejati

Dalam perhitungan data pada tabel Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal tahun 2011 pada PT. Cakrawala Sejati, diketahui laba sebelum dilakukannya perencanaan pajak sebesar Rp 110.783.888.57 dengan pembulatan Rp 110.783.888.00. Sehingga sesuai dengan perhitungan perusahaan badan menurut undang-undang, jumlah laba yang dikenakan pajak (laba fiskal) sejumlah Rp 124.338.180,00 dan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang semula Rp 31.084.545.00, menjadi sebesar Rp 20.577.094.16 (tabel 4.3 dan tabel 4.6). Dalam Laporan perusahaan ini tertera bahwa Pajak Penghasilan Pasal 25 tidak ada pembayaran (nihil), karena perusahaan ini berdiri pada tahun 2011, sehingga tidak ada dasar laporan keuanganan dalam menghitung besarnya PPh pasal 25 masa 2011. Biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 pada perusahaan PT. Cakrawala Sejati dikoreksi fiskal positif, artinya dalam perusahaan tersebut biaya pajak penghasilan pasal 21 bisa diakui sebagai biaya. Namun dalam peraturan perpajakannya, biaya pajak penghasilan pasal 21 tidak boleh diakui sebagai biaya, tetapi harus terlebih dahulu dilakukan koreksi fiskal yang artinya tidak boleh dianggap sebagai biaya, sehingga akan mengakibatkan laporan keuangan perpajakan laba semakin bertambah, dan dampaknya akan berpengaruh pada pajak badan yang akan lebih besar. Berikut tabel pajak penghasilan pasal 21 yang harus dikoreksi fiskal :

Tabel 4.5 Laporan Pendapatan dan Beban lain-lain PT. Cakrawala Sejati NO KETERANGAN KOMERSIAL POSITIF KOREKSI NEGATIF Selama Tahun 2011 FISKAL 1 PENDAPATAN JASA GIRO 3.164.281.00 3.164.281.00.00 2 PENDAPATAN SELISIH KURS 39.325.343.79 39.325.343.79 J U M L A H 42.489.624.79.00 3.164.281.00 39.325.343.79 1 BY. PPH JASA GIRO 632.853.00 632.853.00.00 2 BY. PEMBULATAN 2.326.22 2.326.22 3 4 5 BY. PAJAK PPH PASAL 21 (PERBULAN) BY. PAJAK PPH PASAL 21 (TUNJANGAN HARI RAYA) BY. DENDA STP PPH PASAL 21 12.811.920.00 12.811.920.00.00 2.688.500.00 2.688.500.00.00.00.00 6 BY. DENDA STP PPN DN.00.00.00 7 BY. BUNGA BANK.00.00 8 BY. BUNGA PIHAK III.00.00 J U M L A H 16.135.599,22 16.133.273,00.00 2.326.22 Sumber : Data olahan Dalam perhitungan ini diketahui laporan biaya dan beban lain-lain yang tercantum diluar biaya penjualan dan biaya administrasi, serta biaya umum. Terdapat biaya jasa giro dan PPh Pasal 21 yang harus dikoreksi fiskal. Dalam penyajian laporan keuangan ini, biaya PPh pasal 21 bulanan dimasukkan dalam kolom akun beban lain-lain untuk mempermudah membedakan antara beban yang benar-benar bisa diakui sebagai biaya perusahaan itu sendiri dengan beban yang tidak bisa diakui sebagai biaya perusahaan karena adanya koreksi fiskal.

4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak Perencanaan pajak merupakan tahap pertama dalam melakukan penghematan pajak. Strategi penghematan pajak disusun pada saat perencanaan pajak. Oleh karena itu, penelitian dan pengumpulan ketentuan peraturan perpajakan dilakukan pada tahap ini dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Perencanaan pajak merupakan upaya legal yang bisa dilakukan oleh wajib pajak. Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal hal yang tidak diatur (loopholes). Rasio total benchmarking merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pajak. Rasio total benchmarking sudah ditetapkan pada klasifikasi lapangan usaha (KLU). Dalam penyusunan perencanaan pajak, wajib pajak harus memperhatikan rasio yang sesuai dengan KLU. Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah: 1. Untuk hadiah akhir tahun perusahaan berupa natura seperti sembako, diganti dengan pemberian bonus akhir tahun yang berupa uang. Hal ini dikarenakan pemberian natura menurut Undang- undang perpajakan tidak dapat dibiayakan tetapi bonus dapat dibiayakan sebagai biaya oleh perusahaan. 2. Perusahaan memperhatikan kesehatan para karyawannya dan menanggung biaya pengobatan para karyawannya. Dalam perpajakan, biaya pengobatan karyawan tidak diakui sebagai biaya sehingga perusahaan menjadikan biaya

tersebut sebagai tunjangan kesehatan agar dapat dikurangkan sebagai biaya oleh perusahaan 3. Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayar PPh 21 karyawannya dan hal itu tidak boleh dianggap sebagai biaya dalam perhitungan pajak, sehingga pembayaran PPh 21 karyawan dijadikan tunjangan pajak agar dapat dijadikan biaya perusahaan. Terlepas dari berbagai strategi yang disusun, perencanaan pajak yang dibuat janganlah sampai mengabaikan aspek legal formal dan material. Perencanaan pajak jangan sampai melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. 4.3 Interpretasi 4.3.1 Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning, dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih yang belum dilakukan koreksi fiskal. Selanjutnya dilakukan koreksi fiskal untuk mendapatkan laba kena pajak dan pajak terutang. Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat laba kena pajak, kemudian selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak, untuk lebih jelasnya ada pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Laporan Laba - Rugi (Setelah Tax Planning ) selama tahun 2011 PENJUALAN 5.100.000.670.00 HARGA POKOK PENJUALAN 2.712.448.007.00 LABA ( RUGI ) KOTOR 2.387.552.663.00 BIAYA OPERASIONAL BIAYA PENJUALAN 200.000.000.00 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1.053.122.000.00 JUMLAH BIAYA OPERASIONAL (1.253.122.000.00) LABA ( RUGI ) USAHA 1.134.430.663.00 PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN PENDAPATAN LAIN-LAIN 42.489.624.79 BEBAN LAIN-LAIN (16.135.599.22) JUMLAH PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN 26.354.025.57 LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 1.160.784.688.57 PAJAK BADAN 194.328.291.27 LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 966.456.397.30 Sumber : Data Perusahaan dan Olahan Penulis Dalam perhitungan laporan keuangan diatas setelah dilakukan perencanaan pajak biaya operasional yang terdiri atas biaya penjualan dan biaya administrasi serta biaya umum. Biaya administrasi dan biaya umum terdiri dari gaji karyawan, sumbangan, dan lain lain sedangkan beban lain lain terdiri dari PPh, jasa giro. Terhadap gaji setahun yang terpotong oleh pajak penghasilan, telah diakumulasikan sebesar Rp 12.811.920.00 atau rata-rata pengenaan pajak dalam satu bulan sebesar Rp 1.067.660 dengan jumlah karyawan tetap yang diasumsikan berjumlah 45 karyawan dan jumlah PPh Ps 21 atas THR sebesar Rp 2.688.500.00.

Sehingga didapat jumlah biaya administrasi dan biaya umum sebesar dari jumlah sebelum adanya tax planning adalah sebesar Rp 1.053.122.000.00 dan beban lainlain terdiri dari beban PPh. Pasal 21 Rp 12.811.920.00, PPh. THR sebesar Rp 2.688.500.00, PPh. Jasa Giro Rp 632.853.00, sehingga laba yang diperoleh bertambah yakni yang semula sebesar Rp 79.699.343.57 menjadi Rp 90.206.794.41 (laba setelah pajak). Untuk lebih jelasnya perhitungan laba-rugi fiskal bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.7 Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal 2011 (Setelah Tax Planning ) Selama tahun 2011 LABA / (RUGI) KOMERSIAL 1.160.784.688.57 KOREKSI FISKAL POSITIF : BIAYA SUMBANGAN 200.000.00 BIAYA LAIN - LAIN 116.000.00 BIAYA OBAT - OBATAN 169.300.00 BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 GAJI 12.811.920.00 BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 THR 2.688.500.00 BIAYA DENDA STP PPH PASAL 21.00 BIAYA DENDA STP PPN DN.00 BIAYA PPH JASA GIRO 632.853.00 JUMLAH KOREKSI POSITIF 16.618.573.00 NEGATIF : PENDAPATAN JASA GIRO 3.164.281.00 JUMLAH KOREKSI NEGATIF 3.164.281.00 TOTAL KOREKSI FISKAL 13.454.292.00 LABA / (RUGI) FISKAL 1.174.238.980.57 PENGHASILAN KENA PAJAK 1.174.238.980.00 PAJAK TERUTANG 4.800.000.000.00 X 1.174.238.980.00 5.100.000.670.00 = 793.851.629.88 25% X 50% X 793.851.629.88 = 99.231.453.73 25% X (1.174.238.980.00-793.851.629.88) = 95.096.837.53 KREDIT PAJAK 194.328.291.27 PAJAK PPH PASAL 25 0 PAJAK PPH PASAL 22 0 PAJAK KURANG BAYAR 194.328.291.27 Sumber : PT. Cakrawala Sejati

Dari perhitungan diatas dalam perusahaan PT. Cakrawala Sejati Surabaya diketahui laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp 79.699.343.57 yaitu lebih kecil dari setelah adanya tax planning sehingga sesuai perhitungan badan menurut undang-undang, jumlah laba yang dikenakan pajak mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 90.206.794.41 dan didapat pajak yang harus dibayarkan sebenarnya adalah hanya sebesar Rp 20.577.094.16, jumlah yang lebih kecil dibandingkan perhitungan pajak sebelumnya. 4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak Tabel 4.8 Penerapan Perencanaan Pajak Selama tahun 2011 Gaji dibayar perbulan oleh perusahaan 45 Orang Pph 21 Sebelum perencanaan pajak 99.231.453.73 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 99.231.453.73 Tunjangan pajak Penghematan Pajak - - Pajak yang Dibayar Badan Keterangan Sebelum perencanaan pajak 293.559.745.00 Sesuai ketentuan tarif PPh Badan Sesudah perencanaan Pajak 194.328.291.27 Sesuai ketentuan tarif PPh Badan Penghematan Pajak 99.231.453.73 -

Laba sesudah pajak Perusahaan Sebelum perencanaan pajak 867.224.943.57 Sesudah perencanaan Pajak 966.456.397.30 Peningkatan Laba 99.231.453.73 Sumber : Data Olahan Dari perhitungan diatas pada Perusahaan Cakrawala Sejati bisa diketahui untuk pembayaran PPh pasal 21 setahun rata-rata sebesar Rp 12.811.920.00 jika dilakukan perencanaan pajak maka pajak tersebut akan ditanggung karyawan tapi dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi karyawan sehingga dapat menghemat pajak sebesar pajak terutang tersebut dalam satu tahun. Dan disisi lain juga berpengaruh pada kenaikan laba perusahaan setelah dilakukan perencanaan pajak yaitu sebelum dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 79.699.343.57 dan setelah dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 90.206.794.41 sehingga berdampak pada penurunan pembayaran pajak badan sebesar Rp 10.507.450.84. Perbedaan kedua antara metode ditanggung perusahaan dengan metode tunjangan pajak itu adalah hanya pada jumlah pajak yang ditanggung oleh perusahaan pajak penghasilan yang terutang sudah menjadi beban perusahaan. Akan tetapi, pada metode tunjangan pajak PPh yang terutang menjadi beban karyawan tetapi karyawan tersebut diberikan sebuah tunjangan pajak sebesar pajak 21 terutang. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perhitungan PPh pasal 21 terhutang yang dilakukan oleh PT. Cakrawala Sejati antara lain sebagai berikut : a. Perhitungan pajak pada perusahaan PT. Cakrawala Sejati atas Pajak Penghasilan pasal 21 yaitu menggunakan Metode pajak ditanggung perusahaan. b. PT. Cakrawala Sejati selama ini belum pernah melakukan kegiatan Tax Planning dengan metode tunjangan pajak. c. Kegiatan pembukuan PT. Cakrawala Sejati dilaksanakan berdasarkan Standar akutansi keuangan yang berlaku umum. 2. Pengisian, Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa PPh 21 yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : a. Perusahaan sudah menyetorkan PPh pasal 21 kurang bayar tepat waktu dan tidak melanggar peraturan perundang undangan PPN No. 42/2009. b. Perusahaan melakukan pelaporan SPT PPh pasal 21 tepat pada waktunya dan sesuai dengan perundang - undangan PPN yang berlaku. c. Dalam menerapkan tax planning harus pula diperhatikan segi pajak dan segi akuntansinya. Dari segi pajak, tax planning dikatakan berhasil jika pajak penghasilan yang harus dibayar menjadi lebih kecil setelah

diterapkannya tax planning tersebut. Dari segi akuntansi, laba setelah pajak tidak menjadi lebih kecil. d. Penerapan tax planning pada PT. Cakrawala Sejati dapat dikatakan berhasil karena dari segi akuntansi terjadi peningkatan laba sebesar Rp 10.507.450.84. 5.2. Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada penulis maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran kepada perusahaan yaitu: a. Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan khusus tentang perpajakan kepada pegawai yang menangani pajak agar dapat melakukan Tax Planning. b. Perusahaan sebaiknya melakukan implementasi perencanaan pajak yang dibuat dan dilaksanakan jangan sampai melanggar peraturan perundang undangan yang berlaku, karena sangat penting untuk menghindari sanksi perpajakan. c. Dari hasil yang didapat tersebut, disarankan agar penerapan tax planning pada PT Cakrawala Sejati tetap dilaksanakan, karena adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan terjadinya penghematan pajak (tax saving,) dan d. Perusahaan harus senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan perpajakan, ataupun isu-isu tentang perpajakan. Sehingga tidak terjadi kesalahan menghitung pajak dalam perusahaan, dapat dikurangi, bahkan ditiadakan.

DAFTAR PUSTAKA Hermanto, 2001. Perencanaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta Larry,Jack and Anders Susan B.,1994. Dictionary of Tax Terms, Barron`s Business Guides, New York Lumbantoruan, Sophar, 1996. Akuntansi Pajak, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Suandy, Erly. 2001. Perencanaan Pajak. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta Republik Indonesia. 2001. Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Sihombing, Alvide. 2007. Implementasi Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas Penghasilan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. alfabeta. Bandung Waluyo dan Wirawan B. Illyas. Perpajakan Indonesia, Edisi Pertama, Buku satu, Salemba Empat, Jakarta