PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV.
|
|
- Ridwan Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV. YUNIKA) Firman Ramadhan, Syafi i, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan antara metode yang saat ini digunakan perusahaan dengan metode Gross Up dan mengetahui dampak yang dihasilkan oleh penerapan metode Gross Up untuk menghitung PPh pasal 21 karyawan terhadap jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan sebagai upaya untuk mencapai efisiensi pajak perusahaan. Metode penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggukan metode Net laba bersih yang diterima perusahaan lebih besar dari pada metode Gross up. Tetapi untuk pembayaran pajak perusahaan, menggunakan metode Gross up lebih efisien dari pada metode net. Kunci : Peraturan, Pajak Penghasilan, Laba Rugi ABSTRACT This study aimed to compare the amount of taxes to be paid by the company between the methods currently used by the company with the method of Gross Up and determine the impact generated by the application of methods Gross Up for calculating income tax article 21 employees to the amount of taxes to be paid by the company in an effort to achieve company tax efficiency. This writing method using descriptive qualitative method. The results of this study indicate that the method menggukan Net net profit received by the company is greater than the Gross -up method. But for the payment of corporate tax, using the method of Gross -up more efficient than the method of the net. Keywords: Regulation, Income Tax, Profit and Loss PENDAHULUAN Pemerintah indonesia untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-nya, membutuhkan sumber dana yang pasti setiap tahunnya. Sumber dana pemerintah Indonesia tersebut antara lain diperoleh melalui pendapatan non pajak dan pendapatan pajak. Pendapatan non pajak diperoleh pemerintah dari retribusi, keuntungan BUMN/BUMD, denda dan sita, sumbangan serta hadiah dan hibah. Sedangkan pendapatan pajak di peroleh melalui penarikan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn & PPnBM), Bea Materai, Pajak Bumi & Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan 375
2 (BPHTB).Diantara pendapatan pajak tersebut di atas, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang paling sering berhubungan langsung dengan masyarakat, khususnya para pegawai. Dalam banyak perusahaan, PPh pasal 21 pegawai di tanggung oleh perusahaan. Metode ini disebut dengan Net Method. Dengan metode ini PPh pasal 21 karyawan dibayar oleh perusahaan sehingga Take Home Pay yang di peroleh karyawan adalah gaji bersih yang sudah dipotong pajak. Perusahaan yang menggunakan metode ini akan terkena koreksi fiskal positif, karena adanya perbedaan biaya fiskal dan biaya komersial. Beban PPh pasal 21 karyawan yang ditanggung perusahaan bukan merupakan biaya yang boleh dikurangkan untuk mengetahui penghasilan netto perusahaan, sehinnga pada akhirnya harus dimasukkan lagi kedalam penghasilan perusahaan. Metode Gross Up adalah metode dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang besarnya sesuai dengan PPh pasal 21 yang dipotong dari karyawan. Dengan metode ini pegawai akan mendapoatkan Take Home Pay yang lebih besar karena gaji yang diperoleh masih ditambah dengan tunjangan pajak. Pegawai juga tidak lagi membayar PPh pasal21 yang terulang karena jumlah tunjangan pajak yang diperoleh besarmya sama dengan PPh 21 terutang. Bagi perusahaan, pemberian tunjangan ini akan menghindarkan perusahaan dari koreksi fiskal positif. Karena tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang merupakan salah satu biaya yang boleh dikurangkan untuk mengetahui penghasilan netto perusahaan. Dengan begitu penhasilan kena pajak perusahaan akan lebih kecil dan akan mengakibatkan pajak yang harus dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil. Pajak Nurmantu (2005:1) adalah: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan) berdasar undangundang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Selain itu Suandy (2011:10) menjelaskan ciri-ciri yang melekat dalam pengertian pajak adalah sebagai berikut: 1. Pajak peralihan kekayaan dari orang/badan ke pemerintah. 2. Pajak dipungut berdasarkan/dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan. 376
3 3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh pemerintah. 4. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 5. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih dapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 6. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dari pemerintah. 7. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung. Perencaaan Pajak Setiap wajib pajak cenderung untuk menghindari pajak atau meminimalkan jumlah pajak yang terutang. Perencanaan pajak sebagai salah satu fungsi dari manajemen perpajakan sangat mewarnai keseluruhan dari sistem manajemen perpajakan. Perencanaan Pajak merupakan tahap awal dalam menganalisa secara sistematis berbagai alternatif pelaksanaan kewajiban perpajakan, dengan cara mengumpulkan dan meneliti kembali berbagai peraturan perpajakan agar dapat diseleksi berbagai jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Perencanaan Pajak juga juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya secara optimal, dan didalam faktanya Perencanaan Pajak bisa dikatakan sebagai jiwa dari sistem manajemen perpajakan karena Perencanaan Pajak bisa dilakukan sejak berdirinya suatu usaha sampai usaha tersebut dibubarkan. Menurut Suandy (2008:9), Perencanaan Pajak umumnya dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi tersebut terkena pajak atau tidak. Apabila suatu transaksi tersebut terkena pajak apakah dapat di upayakan agar di kecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, kemudian apakah dapat ditunda atas pembayaran pajak yang dimaksud tesebut. Dan dalam melaksanakan suatu perencanaan pajak, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh wajib pajak, yaitu : a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan. Apabila perencanaan pajak dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan, maka bagiwajib pajak hal tersebut merupakan resiko yang sangat berbahaya dan justru akan mengancam keberhasilan perencanaan perencanaan pajak itu sendiri. 377
4 b. Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan manajemen secara menyeluruh perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh karena itu, perencanaan pajak yang tidak masuk akal akan memeperlemah perencanaan manajemen itu sendiri. c. Bukti-bukti pendukungnya memadai. Antara lain mengenai perlakuan akuntansinya (accounting treatment), faktur (invoice), dan dokumen- dokumen lain yang berhubungan dengan transaksi usaha. Pajak Penghasilan Pengertian pajak penghasilan pasal 21 menurut Waluyo (2008:191) adalah: Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan rumusan masalah, maka pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dengan pendekatan kualitatif deskriftif dengan metode studi kasus. Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif adalah memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada, sifat dan karakter, serta hubungan antara fenomena yang sedang diteliti, yaitu mengenai Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagai dasar perhitungan kewajiban perpajakan perusahaan. Penelitian kualitatif deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa atau teori, tetapi hanya merupakan pengamatan dan penelitian yang memberikan penjelasan terhadap suatu keadaan kemudian berusaha memberikan kesimpulan atas pengamatan tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Interview, yaitu cara mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan staf accounting perusahaan yang memiliki wewenang terhadap dokumen dan laporan keuangan. 2. Dokumen, yaitu pengumpulan data dengan cara melihat dari catatan-catatan yang terdapat pada perusahaan dan referensi yang ada dalam perusahaan. 3.Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap fenomena yang terjadi pada obyek penelitian. 378
5 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber internal perusahaan, melalaui staf acounting perusahaan yang memiliki wewenang terhadap dokumen dan laporan lengkap perusahaan. 2. Data Sekunder, data yang sudah diolah peneliti, studi kepustakaan, dokumen-dokumen perusahaan dan penelitian sebelumnya serta dari pengetahuan yang dimiliki peneliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perbandingan Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tabel 1 Perbandingan laporan Laba/Rugi sebelum dan sesudah perencanaan pajak tahun 2015 Keterangan Net Method Gross Up Method Penjualan Rp Rp HPP Pembelian Persediaan awal Persediaan akhir Rp Rp (Rp ) Rp Rp (Rp ) Laba kotor perusahaan Rp Rp Biaya-biaya Biayaoperasional Rp Rp Gaji karyawan Rp Rp Tunjangan hari raya Rp Rp Tunjangan pajak - Rp Laba/rugi sebelum pajak Rp Rp PPh Psl 21 (non deductible) Rp Laba/rugi sebelum pajak Rp Rp Pajak penghasilan pasal 29 Rp Rp Laba bersih usaha Rp Rp Sumber : Peneliti (2016) Berdasarkan Tabel 1, menjelaskan bahwa perhitungan Laba/Rugi PPh pasal 21 menggunakan metode Net menghasilkan laba bersih yang lebih besar dari metode Gross up, tetapi menggunakan metode net perusahaan akan dikenakan koreksi fiskal positif. Analisa Perbandingan Perhitungan Perencanaan Pajak Agar memperoleh metode yang tepat dalam penghematan PPh pasal 21 terutang bagi CV. YUNIKA, maka penulis akan memperhitungkan: 1. PPh yang harus dipotong/ ditanggung karyawan. 379
6 Dari perhitungan dua metode pemotongan PPh pasal 21, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: a. Dengan metode Net, maka gaji karyawan tidak akan dikurangi dengan PPh pasal 21 karena perusahaan yang menanggung PPh pasal 21. PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan dan perusahaan selaku pemotong atau pemungut pajak wajib untuk membayar dan melaporkan ke kantor pajak. b. Dengan rumus Gross Up, perhitungan PPh pasal 21pada tahun 2015 Rp , namun jumlah tersebut bisa dibiayakan. Sedangkan jumlah PPh pasal 21 yang dibayar ke kas negara adalah sama besarnya dengan tunjangan pajak tersebut. Metode ini, bagi karyawan sesungguhnya tidak berpengaruh terhadap penghasilan yang diterima karyawan. Dikarenakan besarnya tunjangan pajak akan sama dengan besarnya PPh pasal 21 yang terutang. Dari segi komersial, kebijakan perusahaan menerapkan Gross Up akan lebih memberatkan perusahaan atau pemberi kerja. Karena biaya fiskal akan menjadi besar. Namun, pembesaran biaya fiskal akan membuat laba sebelum pajak menjadi kecil, sehingga PPh badan terutangpun akan menjadi lebih kecil pula. 2. Take Home Pay karyawan Dalam melakukan perencanaan terhadap PPh pasal 21 yang tepat bagi perusahaan, maka perusahaan harus melakukan perhitungan dan perbandingan tingkat take home pay karyawan berdasarkan 2 metode perhitungan PPh pasal 21. Berikut merupakan perhitungannya: Tabel 2 Take Home Pay tahun 2015 Keterangan Net Method Gross Up method Gaji Rp Rp Tunjangan Rp Rp Tunjangan pajak - Rp Penghasilan Bruto Rp Rp PPh pasal 21 - Rp Total take home pay Rp Rp Sumber: Peneliti (2016) Dari perhitungan Tabel 2, meskipun metode NetMethod menghasilkan hasil yang take home pay yang sama yaitu sebesar Rp di tahun 2015, namun 380
7 perusahaan masih harus mengeluarkan dana untuk setoran PPh pasal 21 ke kas negara yang menjadi beban perusahaan.sehingga, dapat disimpulkan metode Gross Upmenjadi alternatif yang terbaik dari lainnya untuk kesejahteraan pegawainya 3. Beban Pajak yang Ditanggung Perusahaan. Tabel 3 Perbandingan antara totalitas beban pajak setelah Tax Planning tahun 2015 Keterangan Net Method Gross Up Method PPh pasal 21 (sebagai tunjangan pajak 0 Rp PPh badan Rp Rp Total Pajak (Beban perusahaan) Rp Rp PPh pasal 21 (beban perusahaan, bukan sebagai tunjangan pajak Rp PPh pasal 21 (beban pegawai) 0 0 Total pajak Rp Rp Sumber: Peneliti (2016) Dari Tabel 3, maka secara total, bila diperhitungkan beban pegawai dari PPh pasal 21,metode Gross Up akan memberikan efisiensi pajak yang lebih besar bagi pegawai dan perusahaan. Karena total pajaknya adalah yang terkecil dibandingkan dengan metode Net yaitu sebesar Rp dan Rp Jadi dengan menggunakan metode Gross up perusahaan dapat menghemat pembayaran pajak penghasilan perusahaan sebesar Rp Sehingga, metode gross up dirasa alternatif yang baik dalam menghemat beban pajak yang ditanggung perusahaan. 4. Laba Bersih Perusahaan Perusahaan juga harus mempertimbangkan penerimaan laba bersih dalam melakukan perencanaan pajak. Dari perhitungan pajak penghasilan badan tersebut diatas, maka laba bersih dari masing-masing metode adalah sebagai berikut: 381
8 Tabel 4 Laba Bersih perusahaan tahun 2015 Keterangan Net Method Gross Up Method Laba bersih setelah pajak Rp Rp PPh Pasal 21 (non Rp deductible) PPh Pasal 21 (beban pegawai) Laba bersih setelah pajak Rp Rp dan beban non deductible Sumber : Peneliti (2016) Bila diperhitungkan beban PPh pasal 21, laba bersih dan beban non deductible perusahaan, penggunaan net methode memberikan laba bersih yang lebih besar bagi perusahaan dibanding dengan Gross Up Method dengan selisih Rp SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Dilihat dari sudut pandang PPh yang harus dipotong/ ditanggung karyawan, metode Gross Up memberikan tunjangan pajak kepada karyawan. Metode ini sesungguhnya tidak memberikan pengaruh kepada karyawan, karena PPh yang dipotong sama besarnya dengan tunjangan pajak yang diberikan kepada karyawan. Untuk metode Gross Up, take home pay karyawan sama dengan metode net sebesar Rp namun dengan metode net perusahaan masih harus mengeluarkan dana untuk setoran PPh pasal 21 ke kas negara yang menjadi beban perusahaan. Jika dilihat dari sudut pandang beban pajak yang harus ditanggung perusahaan, total pajak yang ditanggung dengan menggunakan metode gross up adalah sebesar Rp lebih kecil dibanding metode net sebesar Rp Sedangkan Untuk laba bersih perusahaan, dalam metode ner methode sebesar Rp Rp , yang mana hal itu lebih besar dibanding gross up sebesar Rp Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggukan metode Net laba bersih yang diterima perusahaan lebih besar dari pada metode Gross up. Tetapi untuk pembayaran pajak perusahaan, menggunakan metode Gross up lebih efisien dari pada metode net. 382
9 SARAN Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi CV. YUNIKA adalah dalam penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Perusahaan sebaiknya CV. YUNIKA menggunakan metode Gross Up dikarenakan dapat menekan pembayaran beban pajak seminimal mungkin dibandingkan dengan menggunakan metode net. DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Andi Peraturan Pemerinta N0. 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu terhadap laporan laba rugi perusahaan PSAK No.1 (Revisi 2009). PT. Remaja Rosdakarya. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. 383
Citra Mudjitianing Asih, Syafi i, Arief Rachman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
Analisis Pajak Penghasilan Terutang Badan Akibat Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 Serta Kaitannya Terhadap Laba Rugi Perusahaan (Studi Kasus Pada CV. Rajawali Bina Maju Dan PT. New World Rubber Factory)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia membutuhkan sumber dana yang pasti setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran negara. Sumber dana tersebut dapat diperoleh dari pendapatan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) Nyimas Nisrina Nabilah Yuniadi Mayowan Niken Nindya Hapsari (PS Perpajakan, Jurusan
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN Dhefina Fiorensya Meidy 1) Fadjar Harimurti 2) Dewi Saptantinah Puji Astuti 3) 1, 2,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia senantiasa berusaha untuk meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut, negara membutuhkan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan lainnya. Pajak memiliki tujuan menyejahterakan bangsanya
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) Nyimas Nisrina Nabilah Yuniadi Mayowan Niken Nindya Hapsari (PS Perpajakan, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk Indonesia. Pembangunan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4, maka dapat disimpulkan: 1. Alternatif perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 yang paling efisien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan dalam anggaran suatu negara selain retribusi, keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melangsungkan pelaksanaan pembangunan.
Lebih terperinciABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :
ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh : Riza Rizky Fitri (105020307111012) Dosen Pembimbing : Jimmy
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan
37 BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Berikut ini akan disajikan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dengan metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net),
Lebih terperincipajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala lapisan masyarakat. Perusahaan pun mendapatkan dampak dari adanya krisis global tersebut, sehingga
Lebih terperinciTAX PLAN ANALYSIS BEBAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP EFISIENSI PAJAK TERHUTANG PERUSAHAAN ROKOK AA BURING MALANG
TAX PLAN ANALYSIS BEBAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP EFISIENSI PAJAK TERHUTANG PERUSAHAAN ROKOK AA BURING MALANG Evi Choirun Nisa Adityaningsih Kadarisman Hidayat Idris Effendy (PS Perpajakan, Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara berkesinambungan oleh pemerintah. Dalam mewujudkan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, baik secara materiil maupun spiritual melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai peraturan dan ketetapan, baik itu perubahan dari peraturan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembiayaan kegiatan pembangunan telah diupayakan agar sumber dananya diperoleh sebagian dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara pasti memiliki sumber penerimaan yang dapat digunakan untuk menjalankan pembangunan negaranya. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangatlah penting, karena diselenggarakannya roda pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional disuatu negara diselenggarakan oleh pemerintah dengan dukungan sepenuhnya dari masyarakat. Peranan penerimaan dalam negeri menjadi sangatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan salah sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciSetyo Pramono, Syafi i, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Universitas Bhayangkara Surabaya
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN PADA YAYASAN BALA KESELAMATAN RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Setyo Pramono, Syafi i, Arief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru untuk mengisi kas negara, yang mana akan dipergunakan untuk membiayai segala keperluan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1
ABSTRAK Didalam menjalankan usahanya, suatu perusahaan diwajibkan untuk memotong PPh Pasal 21 terhadap pegawai-pegawainya. Berdasarkan Undangundang Perpajakan No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 dalam Mardiasmo (2011: 23) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi
Lebih terperinciABSTRACT. Key words: Calculation PPh 21, Nett Method, Gross-up Method, Profit, Corporate Tax Savings.
ABSTRACT Companies are required to calculate, pay employee income taxes and company income taxes. Income tax which paid by company (Nett Method), can t deduct from gross profit of the company. With the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis penerapan perencanaan pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan menggunakan metode net dan gross up 1. Perencanaan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA
PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA Siti Uriva, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni Prodi Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pajak di Indonesia adalah alat fiskal yang sangat penting, terbukti hampir 80% dana yang bersumber dari APBN berasal dari pajak. Pajak merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut S.I. Djajadiningrat, pajak didefinisikan sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada kas negara disebabkan suatu keadaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha melakukan pembangunan disegala bidang dengan melibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju. Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG
ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG Nurlela Mohamad S1 Akuntansi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global, maka organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat di dalamnya
Lebih terperinciPENERAPAN PPH PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKAN NET METHOD DAN GROSS METHOD TERHADAP LAPORAN PAJAK TERHUTANG PADA PT. BERKAT HANJUANG JAYA BANJARMASIN
PENERAPAN PPH PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKAN NET METHOD DAN GROSS METHOD TERHADAP LAPORAN PAJAK TERHUTANG PADA PT. BERKAT HANJUANG JAYA BANJARMASIN Maria Anastasia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan negaranya untuk berkembang di internasional. Untuk menjalankan pemerintahan dan pembangunan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi Negara pajak merupakan sumber penerimaan, sedangkan disisi lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan mengurangi laba perusahaan.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X sebelum melakukan perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA
PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA Romadotul Ikhsan, Syafi i, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan sebagai suatu unit usaha yang mempekerjakan karyawankaryawan diwajibkan untuk memotong PPh Pasal 21 terhadap karyawannya. Berdasarkan Undang-undang Perpajakan RI No. 17 Tahun 2000 tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara wajib melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak. Sebagai salah satu kewajiban dari warga negara, pajak merupakan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS
BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS IV.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PPh Pasal 21 PT BPR WS Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar, bahkan dari tahun ke tahun jumlah penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam dibuktikan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini ada banyak upaya yang dijalankan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang terjadi. Salah satu upaya yang dijalankan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan dan Pemerintah. Bagi perusahaan pajak merupakan cerminan kinerja perusahaan secara keuangan. Sedangkan
Lebih terperinciPerencanaan Pajak Atas PPh Pasal 21 Sebagai Upaya Penghematan Pajak Di PT. Santosa Ogrindo
Perencanaan Pajak Atas PPh Pasal 21 Sebagai Upaya Penghematan Pajak Di PT. Santosa Ogrindo (Application Tax Planning Tax Income Article 21 As A Tax Saving Efforts In PT. Santosa Ogrindo) Wulanda Tria Prawasti
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 155 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam Bab IV yang dilakukan pada PT X, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan perusahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Inti (Persero) merupakan sebuah entitas usaha yang memiliki sejumlah karyawan diwajibkan untuk memotong PPh Pasal 21 terhadap karyawannya. Berdasarkan Undang-undang Perpajakan RI No. 17 Tahun
Lebih terperinciNining Fitri Andayani
Nining Fitri Andayani 25212345 Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan Metode Gross, Metode Net, Metode Gross-up pada PT Daya Manunggal Diesel Latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Income Tax article 21, Income Tax Payable, Take Home Pay, Gross Up. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The objective of a company is to obtain maximum net income. This objective can be reached by doing efficiency in income tax of the company, which is connected with expenses for employee welfare.
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN
PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN Gloritho Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO Oleh: Mutammam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yang berjudul Analisis Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo ARTIKEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber utama pendanaan pembangunan yang berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga
Lebih terperinciBerdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel
Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan
Lebih terperinciANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171
ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus
BAB I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melangsungkan pelaksanaan pembangunan. Membayar pajak merupakan kewajiban
Lebih terperinciRiyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti ABSTRAK
Hal 35-41 ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 TERUTANG ANTARA NET BASIS METHODE DENGAN GROSS UP METHODE TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. ABC DI GRESIK Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara. Menurut Soemitro (Resmi, 2014:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk menjalankan pemerintahan. Pemungutan pajak sudah lama ada, dari adanya upeti wajib kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan iuran kepada negara. Sebuah iuran yang wajar, mengingat negara dan mereka yang membayar iuran sesungguhnya saling membutuhkan. Kontraprestasi yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pengeluaran pembangunan. Pentingnya penerimaan pajak terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan yang penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
Lebih terperinciISSN Rudy. STIE Gentiaras Bandar Lampung
ISSN 2086-9592 ANALISIS PERBEDAAN ANTARA PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DAN PEMBUKUAN DENGAN STATUS PKP DAN STATUS nonpkp TERHADAP PPh DAN PPN PENGUSAHA KECIL PADA TOKO REJEKI LAMPUNG Rudy
Lebih terperinciAbstrak ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak ABSTRAK Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang harus dibayarkan dan akan mengurangi laba yang akan diterimanya. Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha sedemikian rupa untuk meminimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
Lebih terperinciPENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PERHITUNGAN, PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PEGAWAI TETAPPADA PT. SUMBER MULTI REJEKI
PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PERHITUNGAN, PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PEGAWAI TETAPPADA PT. SUMBER MULTI REJEKI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial
Lebih terperinciAbstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Didalam melakukan pembayaran pajak, perusahaan selalu berkeinginan untuk membayar pajak sekecil mungkin. Perusahaan dapat melakukan penghindaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara yang sangat penting artinya bagi pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang berkesinambungan pada berbagai bidang merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari setiap negara termasuk Indonesia adalah menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan pembangunan
Lebih terperinciWorkshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty. Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP
Workshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP 1 orang bijak merencanakan pajak fiskus petugas penerima SPT 7 August 2017 2 Perbedaan
Lebih terperinciPENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B
PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B12.2009.01454) ABSTRACT Tax planning is the process of organizing business
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus berusaha membangun wilayahnya agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalamnya mempunyai fungsi penting dalam membangun masyarakat adil dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam Negara Republik Indonesia yang perekonomiannya sebagian besar bercorak agraris, bumi termasuk perairan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Beberapa ahli dalam bidang perpajakan memberikan definisi yang berbeda menegenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dampak dari persaingan global adalah perusahaan semakin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Untuk itu, banyak perusahaan yang berusaha untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan pemerintah memerlukan sumber penerimaan yang cukup besar untuk dapat membiayai pengeluaran
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM. PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA KARYAWAN TETAP KANTOR PDAM KABUPATEN KEBUMEN
ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA KARYAWAN TETAP KANTOR PDAM KABUPATEN KEBUMEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: HAFIDHATUN DIAN PARTIWI B200100062
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan
6 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi pajak menurut para ahli antara lain : 1. Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam segi ekonomi, pajak merupakan suatu hal yang harus dikelola dengan baik karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan mengenai tax planning
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada PT X dan yang menjadi objek penelitiannya adalah Pajak
Lebih terperinciANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO
1 ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO NUR ENDANG FATRAH KATILI Jurusan Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL
PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL Andi Kantono 10.11.1001.3408.013 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda andi_kantono@rocketmail.com ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang KUP No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan implementasi tax planning pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) untuk meminimalkan pajak penghasilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pemasukan terbesar negara. Pengertian pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (undang-undang nomor 16 tahun 2009) pasal 1 ayat
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO Meyliza Dalughu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Samratulangi Manado E-Mail: meylizaherawaty@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan negaranya, tidak terkecuali dengan Indonesia. Kegiatan pembangunan dapat terlaksana jika
Lebih terperinciDiasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dengan menyesuaikan laporan PPh Pasal 21 CV. K sesuai dengan undang-undang perpajakan yaitu memasukkan biaya jabatan pada laporan PPh Pasal 21 CV.K
Lebih terperinci