INFEKSI MENULAR SEKSUAL: DIAGNOSIS & TATALAKSANA

dokumen-dokumen yang mirip
SKDI 2012 INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi. pada Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin. Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

PORTFOLIO. 2. Riwayat Pengobatan Pasien sudah sempat berobat ke dokter, kemudian diberikan obat (yang pasien tidak tahu namanya).

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

TEAM BASED LEARNING MODUL SIFILIS PRIMER. Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Duh Tubuh Vagina (Vaginal Discharge) Etiologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexual transmitted disease. (STD) atau penyakit menular seksual (Fahmi dkk, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita pekerja seks menunjukan bahwa prevelensi gonore berkisar antara 7,4% -

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

FLOUR ALBUS/LEUKOREA A RI FUAD FAJRI

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

1. Pendahuluan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GONORE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan

Penyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POLA PENGOBATAN PASIEN INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI RSUD AW SJAHRANIE SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma

BAB I PENDAHULUAN. Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terutama di negara beriklim

KLAMIDIASIS. I. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

CHLAMYDIA TRACHOMATIS

MASALAH. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu. sebelum proses persalinan berlangsung.

Nurjannah, SKM Sub Direktorat AIDS&PMS Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seksual disebut infeksi menular seksual (IMS). Menurut World Health Organitation

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS. MODUL : Sindrom Discar Genital (Gonore dan Non Gonore)

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora

BAB 1 PENDAHULUAN. Badan kesehatan dunia World Health Organizationmemperkirakan bahwa

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Drs. Eko Rahardjo Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,

LAPORAN PENDAHULUAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS)

LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN OUTREACH PROGRAM GRIYA ASA PKBI KOTA SEMARANG DI WILAYAH RESOSIALISASI SUNAN KUNING JULI 2012

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam. penelitian ini dengan judul Hubungan Pelayanan Klinik IMS dengan Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Etiology dan Faktor Resiko

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

ABSTRACT. Numlil Khaira Rusdi *, Yulia Trisna **, Atiek Soemiati *** *

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gonore merupakan penyakit infeksi menular seksual. (IMS) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N.

PENDAHULUAN. (hamil dan tidak hamil), dimana terjadi ketidakseimbangan pada flora vagina, laktobasilus, dan terjadi peningkatan bakteri anaerob, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. PMS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Transkripsi:

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 2 SKDI 2012 INFEKSI MENULAR SEKSUAL INFEKSI MENULAR SEKSUAL: DIAGNOSIS & TATALAKSANA Wresti Indriatmi Dep. IK Kulit & Kelamin FKUI-RSCM Kelompok Studi IMS Indonesia Tingkat Kemampuan 2 Mendiagnosis dan merujuk 1. Epididimitis 2. Infeksi virus herpes- 2 Tingkat Kemampuan 3A Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 1. Sifilis 2. Chancroid (ulkus mole) 3. Kondilomata akuminatum 4. Proktitis 5. Penyakit radang panggul Tingkat Kemampuan 4A Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas 1. Sindrom duh tubuh genital (gonore & nongonore) 2. Gonore 3. Vaginitis 4. Vaginosis bakterial Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 3 PENANGANAN IMS KOMPREHENSIF Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 4 ANAMNESIS PASIEN IMS - SIKAP 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisis dan pengambilan spesimen 3. Diagnosis tepat 4. Pengobatan efektif 5. Edukasi perilaku seksual 6. Penyediaan kondom & anjuran pemakaian 7. Tatalaksana pasangan seksual 8. Pencatatan & pelaporan kasus 9. Tindak lanjut klinis Sikap sopan dan menghargai pasien yang tengah dihadapi Ciptakan suasana yang menjamin privasi dan kerahasiaan sebaiknya dilakukan dalam ruang tertutup dan tidak terganggu oleh keluar-masuk petugas Dengarkan dan simak perkataan pasien dengan penuh perhatian jangan sambil menulis saat pasien berbicara dan jangan memutuskan pembicaraannya. Gunakan keterampilan verbal mulai dengan pertanyaan terbuka diakhiri dengan pertanyaan tertutup Tunjukkan empati 1

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 5 ANAMNESIS PASIEN IMS Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 6 ANAMNESIS PASIEN IMS 1. Keluhan utama 2. Keluhan tambahan 3. Riwayat perjalanan penyakit 4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman, pacar, suami/isteri 5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan 6. Jenis kelamin pasangan seksual 7. Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital) 8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu) 9. Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri) 10. Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya 11. Hari terakhir haid 12. Nyeri perut bagian bawah 13. Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya: menjelang/sesudah haid; kelelahan fisik/psikis; penyakit: diabetes, tumor, keganasan, lain-lain); penggunaan obat: antibiotika, kortikosteroid, kontrasepsi); pemakaian alat kontrasepssi dalam rahim (AKDR); rangsangan seksual; kehamilan; kontak seksual 14. Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai kapan Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 7 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 8 PERILAKU SEKSUAL BERISIKO TINGGI 1. Pasangan seksual > 1 dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir 2. Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir 3. Mengalami 1/ lebih episode IMS dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir. 4. Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi. PEMERIKSAAN FISIS Terutama daerah genital dan sekitarnya (termasuk anus) Ruang periksa dengan lampu cukup terang bila perlu lampu sorot untuk pemeriksaan inspekulo Pemeriksa didampingi tenaga kesehatan lain: Pasien perempuan oleh tenaga paramedis perempuan Pasien laki-laki bisa oleh laki-laki maupun perempuan Selalu gunakan sarung tangan Pemeriksaan inspekulo atau anoskopi bila perlu Bila tersedia fasilitas pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium 2

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 9 DIAGNOSIS IMS Berdasarkan fasilitas / sarana yang ada: 1. Pendekatan sindrom 2. Pemeriksaan laboratorium sederhana 3. Pemeriksaan laboratorium lengkap Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 10 DIAGNOSIS IMS Sindrom IMS 1. Duh tubuh uretra 2. Duh tubuh vagina 3. Ulkus genital 4. Bubo 5. Pembesaran skrotum 6. Nyeri perut bagian bawah 7. Konjungtivitis neonatorum 8. Tonjolan / vegetasi Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 12 DUH TUBUH URETRA (URETHRAL DISCHARGE) DUH TUBUH URETRA PENDEKATAN SINDROM FISIOLOGIS PATOLOGIS Smegma Gonore Prostatore Chlamydia Rangsangan seksual Trikomoniasis Nonspesifik Non IMS 3

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 13 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 14 DUH TUBUH URETRA PEMERIKSAAN MIKROSKOP Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 15 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 16 DUH TUBUH URETRA PEMERIKSAAN MIKROSKOP 4

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 17 DUH TUBUH URETRA -PENGOBATAN DUH TUBUH VAGINA (VAGINAL DISCHARGE) PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH URETRA Pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi FISIOLOGIS PATOLOGIS DITAMBAH Pengobatan untuk klamidiosis Hamil Vagina Serviks PENGOBATAN URETRITIS GONOKOKUS PENGOBATAN URETRITIS NON- GONOKOKUS Seblm/ssdh menstruasi NonIMS NonIMS Sefiksim 400 mg, dosis tunggal, per oral ATAU Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral ATAU Levofloksasin* 500 mg, dosis tunggal, per oral Doksisiklin* 2x100 mg, per oral, 7 hari PILIHAN PENGOBATAN LAIN Kanamisin 2 g, injeksi IM, dosis tunggal ATAU Eritromisin 4x500 mg, per oral, 7 hari Rangsangan seksual Trikomoniasis IMS Gonore IMS Tiamfenikol 3,5 g, per oral, dosis tunggal ATAU Seftriakson 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal Kandidiasis Chlamydia * Tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun; IM = intramuskular Vag.bakterial Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 19 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 20 DUH TUBUH VAGINA PENDEKATAN SINDROM 5

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 21 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 22 DUH TUBUH VAGINA PENDEKATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA SPEKULUM Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 23 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 24 DUH TUBUH VAGINA SPEKULUM 6

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 25 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 26 DUH TUBUH VAGINA SPEKULUM & MIKROSKOP Pemeriksaan sediaan apus duh tubuh vagina dengan pewarnaan Gram Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 27 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 28 Pemeriksaan basah sediaan apus duh tubuh vagina dengan larutan NaCl atau larutan KOH DUH TUBUH VAGINA SPEKULUM & MIKROSKOP 7

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 29 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 30 DUH TUBUH VAGINA -TERAPI DUH TUBUH VAGINA -TERAPI PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA INFEKSI SERVIKS Pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi DITAMBAH Pengobatan untuk klamidiosis PENGOBATAN SERVISITIS GONOKOKUS Sefiksim 400 mg, dosis tunggal, per oral ATAU Levofloksasin* 500 mg, dosis tunggal, per oral PENGOBATAN SERVISITIS NON- GONOKOKUS Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral ATAU Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA VAGINITIS Pengobatan untuk trikomoniasis DITAMBAH Pengobatan untuk vaginosis bakterial BILA ADA INDIKASI, Pengobatan untuk kandidiasis vaginalis PILIHAN PENGOBATAN LAIN Kanamisin 2 g, injeksi IM, dosis tunggal ATAU Eritromisin 4x500 mg/hari, per oral, 7 hari Tiamfenikol 3,5 g, per oral, dosis tunggal ATAU Seftriakson 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal * Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun; IM = intramuskular Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 31 DUH TUBUH VAGINA -PENGOBATAN ULKUS GENITAL (GENITAL ULCER) TRIKOMONIASIS VAGINOSIS BAKTERIALIS KANDIDIASIS VAGINITIS Metronidazol** 2 g per oral dosis tunggal Metronidazol** 2x500 mg/hari, per oral, selama 7 hari Metronidazol** 2 g per oral dosis tunggal Pilihan pengobatan lain Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina, setiap hari, selama 3 hari ATAU Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal ATAU Flukonazol* 150 mg, per oral dosis tunggal, ATAU Itrakonazol* 200 mg, per oral dosis tunggal Metronidazol** 2x500 mg, selama 7 hari Klindamisin 2x300 mg/hari per oral, selama 7 hari *Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun ** Pasien dalam pengobatan metronidazol dianjurkan untuk menghindari minum alkohol Nistatin, 100.000 IU, intravagina, setiap hari selama 7 hari Trauma Neoplasia Alergi Sekunder Infeksi Sifilis Chancroid Herpes genital Piogenik 8

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 33 ULKUS GENITAL -SINDROM Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 34 ULKUS GENITAL -SINDROM Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 35 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 36 ULKUS GENITAL TENAGA MEDIS ULKUS SIFILIS 9

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 37 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 38 ULKUS MOLE (CHANCROID) Herpes genital rekurens Herpes genital primer Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 39 ULKUS GENITAL TENAGA MEDIS Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 40 ULKUS GENITAL TERAPI SIFILIS Sifilis stadium 1 & 2 Benzatin penisilin, injeksi intramuskular, dosis total 2,4 juta IU ATAU Penisilin G- Prokain 600.000 IU / hari, injeksi intramuskular, 10 hari ATAU Doksisiklin* 2 X 100 mg, per oral, 30 hari, ATAU Eritromisin 4 X 500 mg, per oral, 30 hari *Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, menyusui, anak kurang dari 12 tahun 10

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 41 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 42 ULKUS GENITAL TERAPI HERPES GENITAL ULKUS GENITAL TERAPI CHANCROID PENGOBATAN Asiklovir 5 X 200 mg, per oral, ATAU Asiklovir 3 X 400 mg, per oral, ATAU Valasiklovir 2 X 500 mg, per oral Catatan: Herpes genital primer: obat diberikan selama 7 hari Herpes genital rekurens: obat diberikan selama 5 hari; krim asiklovir dapat diberikan pada lesi yang ringan Siprofloksasin, 2 x500 mg, per oral, selama 3 hari, ATAU Azitromisin, 1 g, per oral, dosis tunggal, ATAU Eritromisin, 4 X 500 mg, per oral, 7 hari, ATAU Seftriakson, 250 mg, injeksi intramuskular, dosis tunggal Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 43 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 44 TONJOLAN DI DAERAH GENITAL / VEGETASI KONDILOMATA AKUMINATA 11

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 45 TONJOLAN DI DAERAH GENITAL / VEGETASI Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 46 KONDILOMATA AKUMINATA -TERAPI Tinktura podofilin 10-25%, topikal, dicuci setelah 4 jam; diulang setiap minggu bila perlu, ATAU Larutan asam trikloroasetat 80-90%, topikal, ATAU Salep asam salisilat 20-40%, topikal, ATAU Tindakan bedah listrik, skalpel, kimia dan laser Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 47 PROKTITIS Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 48 PROKTITIS 12

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 49 KIE / KONSELING PADA IMS Pesan yang perlu disampaikan: 1. Mengobati sendiri cukup berbahaya 2. IMS umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. 3. IMS adalah ko-faktor atau faktor risiko dalam penularan HIV. 4. IMS harus diobati secara paripurna dan tuntas. 5. Kondom dapat melindungi diri dari infeksi IMS dan HIV. 6. Tidak ada pencegahan primer terhadap IMS dengan obat. Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 50 NOTIFIKASI PASANGAN SEKSUAL Pasangan seksual pasien IMS yang mungkin menginfeksi atau terinfeksi dianjurkan untuk diobati juga untuk mencegah infeksi berulang. Pasangan seksual mungkin tampak sehat dan asimtomatik, meskipun sudah terinfeksi. Notifikasi bertujuan agar pasangan seksual pasien IMS tetap terjaga kerahasiaannya, termasuk mereka yang tidak memberikan gejala agar dirujuk untuk evaluasi. 7. Komplikasi IMS membahayakan pasien dan keturunannya Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 51 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 52 NOTIFIKASI PASANGAN SEKSUAL -PRINSIP 1. Partisipasi sukarela: Sukarela, tanpa paksaan Atas dasar kesadaran sendiri 2. Kerahasiaan: Semua informasi dijamin kerahasiaannya NOTIFIKASI PASANGAN SEKSUAL Strategi pengobatan pasangan seksual: 1. Tawarkan pengobatan langsung setelah pemeriksaan dan tes laboratorium 2. Pengobatan ditunda sampai diperoleh hasil tes laboratorium 3. Tawarkan pengobatan melalui pasien (EPT = Expedited Partner Treatment) berdasarkan diagnosis pasien tanpa melakukan pemeriksaan dan tes laboratorium pada pasangannya 13

Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 53 Sex, HIV, Drugs_July 10, 2014 WRESTI INDRIATMI 54 IMS MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT 1. Penyebab morbiditas terbanyak di dunia: Stigma pasien untuk berobat IMS asimtomatik tidak diketahui terlambat berobat 2. Komplikasi serius bila tidak diobati: Infertilitas Cacat pada bayi Kanker Kematian 3. Kaitan antara IMS dengan kemudahan tertular HIV 14