BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gonore merupakan penyakit infeksi menular seksual. (IMS) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N.

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gonore merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae). Manifestasi klinis dari penyakit ini adalah servisitis, uretritis, proktitis, dan konjungtivitis. Gonore lebih mudah ditularkan dari laki-laki kepada wanita (Ram and Rice, 2012). Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya (Hakim, 2009). Insidensi gonore lebih tinggi di negara berkembang daripada negara maju. Namun, walaupun di Amerika Serikat insidensi menurun secara signifikan, tetapi masih ada kasus baru di tahun 2006 (Ram and Rice, 2012). Pada tahun 2011, sebanyak kasus ditemukan di negara Uni Eropa (Bulgaria, Rep. Ceko, Denmark, Estonia, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Portugal, Romania, Spanyol, Swedia, dan UK). Sepertiga (33%) kasus gonore banyak terjadi pada laki-laki suka laki-laki (LSL) dan pada usia di bawah 25 tahun (Fraser et al., 2013). Terdapat peningkatan sebesar 19% dari tahun 2007 ke 2011 (Fraser et al., 2013).

2 2 Pada tahun 2007, dinas kesehatan provinsi Bali mencatat sebanyak 4971 kasus IMS. Di Kota Denpasar pada tahun 2006 terdapat 3488 kasus IMS, dan kecamatan Denpasar Selatan adalah kecamatan di Denpasar dengan kasus IMS terbanyak (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2007). Salah satu manifestasi klinis infeksi gonore yaitu gonore faring. Gonore faring adalah suatu penyakit menular seksual yang berupa gonore pada daerah tenggorokan dan merupakan sumber penularan asimptomatik serta dikaitkan dengan perilaku hubungan seksual secara oral (Kinghorn, 2010). Banyak penelitian tentang gonore faring telah dilakukan di dunia. Menurut data CDC 2003, kejadian gonore faring di San Fransisco pada LSL sebesar 3-15%. Di Swedia meningkat secara signifikan dari 15% menjadi 38% selama 7 tahun terakhir (Berglund et al., 2007). Di San Diego, California kejadian gonore faring pada lakilaki tahun meningkat lebih dari 10 kali lipat. Dari seluruh kasus gonore ditemukan gonore faring sebesar 3-7% pada pria heteroseksual, 10-20% pada wanita heteroseksual, dan 10-25% pada LSL aktif (Hook and Handsfield, 2008).

3 3 Infeksi gonore secara umum dapat menimbulkan gejala. Namun, sebagian besar gonore yang terjadi pada faring tidak bergejala atau asimptomatik (Peters et al., 2011). Kondom seringkali tidak secara konsisten digunakan oleh pasangan yang berhubungan seksual. Pasangan yang berhubungan seksual secara genito-genital dengan menggunakan kondom pun masih bisa tertular gonore jika pasangan tersebut melakukan hubungan seksual secara oral maupun anal tanpa menggunakan kondom (Thomson- Glover et al., 2013). Sedangkan diketahui bahwa faring dan anus/rektum adalah lokasi dimana N. gonorrhoeae pun dapat hidup. Perilaku seksual yang dapat menyebabkan terjadinya gonore faring adalah fellatio maupun cunnilingus. Fellatio merupakan suatu bentuk seks oral kepada lakilaki, sedangkan cunnilingus merupakan suatu bentuk seks oral kepada wanita (Sela et al., 2015). Pada wanita pekerja seks, proporsi dilakukannya seks oral sangat bervariasi, di Asia misalnya di Indonesia sebanyak 5%, Thailand dan India mencapai 16% dan 18% (Wong et al., 2002). Sedangkan pada pekerja seks pria dengan klien pria di Indonesia, didapatkan bahwa penggunaan kondom untuk seks oral sebesar 17%

4 4 lebih rendah daripada untuk seks anal yakni 48% (Wong et al., 2002). Wong et al. (2002) mendapati bahwa di Singapura, seks oral tanpa menggunakan kondom meningkatkan risiko terkena gonore faring 17 kali lebih besar daripada yang menggunakan kondom. Salah satu alternatif mengetahui adanya paparan infeksi N. gonorrhoeae dari faring adalah melalui ditemukannya uretritis gonore pada seseorang dengan riwayat seks oral penetratif tanpa kondom. Namun di Indonesia belum terdapat data mengenai prevalensi seks oral penetratif tanpa kondom. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara riwayat seks oral penetratif tanpa kondom terhadap kejadian uretritis gonore? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara riwayat seks oral penetratif tanpa kondom terhadap kejadian uretritis gonore.

5 5 D. Keaslian Penelitian Dari pencarian literatur melalui pubmed dan google scholar dengan kata kunci seks oral penetratif, kondom, dan gonore, ditemukan beberapa artikel yang mirip dengan. Tabel 1.1 Perbedaan dengan Penelitian Lain Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Barbie LA An Estimate of Sebagian besar dari Menggunakan Pada et al., the Proportion of semua kasus uretritis subjek laki Gonococcal, disebabkan oleh seks laki dan hanya meneliti Chlamydial dan oral penetratif. Pada meneliti tentang Non-Gonococcal 1506 kasus uretritis tentang seks hubungan seks Non-Chlamydial gonokokal, 72% terjadi oral oral Urethritis pada laki-laki yang penetratif penetratif (NGNCU) berhubungan seks anal dan kejadian tanpa kondom Attributable to penetratif tanpa kondom uretritis dan lokasi Oral Sex Among dengan atau tanpa gonore. penelitian di Men Who Have Sex melakukan seks oral dan Yogyakarta. with Men (MSM). 27,8% terjadi pada MSM

6 6 yang berhubungan seks secara oral hanya sebagai paparan melalui uretra (9,4% hanya berhubungan seks oral penetratif dan tanpa berhubungan seks anal penetratif). Gunn et Gonorrhea Selama periode 7 tahun Subjek yang Pada al., 2008 Screening Among dari 7333 LSL didapatkan diteliti Men Who Have Sex infeksi pada uretra adalah laki- tidak meneliti With Men: Value 10,8%, rektal 9,8%, dan laki dan tentang gonore of Multiple faring 4,0%. Strategi meneliti pada rektal Anatomic Site skrining gonore untuk tentang dan lokasi Testing, San LSL seharusnya meliputi uretritis Diego, spesimen rektal dan gonore di Yogyakarta California, faring 2003

7 7 Peters et Screening of Sebanyak 4299 wanita, Meneliti Metode pada al., 2011 Oropharynx and 10% menderita tentang Anorectum endocervical chlamydia gonore. menggunakan Increases dan 1,1% menderita desain kasus Prevalence of gonorrhea. Terdapat 2 control. Chlamydia pengecualian kasus Subjek trachomatis and gonore faring, semua Neisseria infeksi orofaring dan adalah laki- gonorrhoeae anorektal adalah laki. Infection in asimptomatik. Inklusi Lokasi Female STD Clinic tes skrining pada Visitiors orofaring dan anorektal di Yogyakarta meningkatkan prevalensi dan terjadinya chlamydia sekitarnya. (9,5%) dan gonorrhea (31%).

8 8 E. Manfaat Penelitian Bagi dokter, staf medis, dan ilmu pengetahuan Diharapkan dengan hasil, dokter dan staf medis mampu memberikan petunjuk informasi tentang kejadian infeksi N. gonorrheoae yang dapat ditransmisikan kepada individu lain dan mengakibatkan kejadian infeksi gonore pada pasangannya (misal uretritis gonore atau servisitis gonore) melalui kontak genital dengan faring, misalnya pada aktivitas seks oral. Diharapkan pula diketahui faktor-faktor risiko gonore faring ini yang dapat bermanfaat untuk promosi kesehatan terhadap masyarakat umum.