BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

dokumen-dokumen yang mirip
1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

SOP Tanda Tanda Vital

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

INFORMED CONSENT. Nama :... Umur :... Alamat :... Pendidikan :... dan resiko studi kasus yang berjudul Gambaran Efek Senam Yoga Terhadap

Tanggal : ( Diisi oleh peneliti ) Nim :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA. Hilmi Alarshi Andika Hendi P Bayu Sulistyo

PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG

Menghitung Frekuensi Pernapasan dan Denyut Nadi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN TANDA VITAL TUJUAN PEMBELAJARAN TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

III. METODE PENELITIAN. sekaligus dalam suatu waktu (Notoatmodjo, 2012). Penelitian dilakukan di posyandu lansia Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung

PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSI METER DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis.

SOP PEMAKAIAN AMBULAN UNTUK RUJUKAN

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang. Tekanan darah adalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

Pengaruh Ukuran Manset Terhadap Hasil Pengukuran Tekanan Darah

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendistribusikan substansi penting ke jaringan tubuh serta membuang produk akhir

TERMASUK: Status fisiologis fungsi tubuh seseorang dapat direfleksikan oleh indikator TTV perubahan TTV indikasikan perub.

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp.

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sukoharjo dengan luas wilayah Ha yang merupakan 9,40% dari luas. dataran rendah dan sebagian merupakan dataran tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi laki-laki usia tahun dan usia di atas 60 tahun.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

SURAT PERNYATAAN. : D-IV Fisioterapi Universitas Esa Unggul. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Perbedaan Tekanan Darah Sisi Tangan Yang Lumpuh Dengan Sisi Tangan

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT

BAB I PENDAHULUAN I.1

EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

1.2 Tujuan Pada akhir praktikum pemeriksaan tanda vital, mahasiswa diharapkan mampu :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

SILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUSKULTASI PADA IBU HAMIL

Bunyi Jantung I (BJ I)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

SISTEM SIRKULASI JANTUNG, PEMBULUH ARTERI, VENA, KAPILER. ial_fibrillation.html

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

MAKALAH PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR (SPHYGMOMANOMETER)

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Transkripsi:

BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR FAAL SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

FAAL DASAR : TANDA-TANDA VITAL (VITAL SIGNS) A. TUJUAN UMUM Pada akhir kegiatan skill lab Faal Dasar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. B. TUJUAN KHUSUS Pada akhir kegiatan skill lab Faal Dasar mahasiswa mampu ; 1. Melakukan dengan benar cara memeriksa suhu tubuh axilla 2. Melakukan secara sempurna cara memeriksa denyut nadi 3. Melakukan secara sempurna cara menghitung frekuensi pernapasan secara tidak langsung 4. Melakukan secara sempurna cara mengukur tekanan darah secara tidak langsung C. KOMPETENSI Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tanda-tanda vital yang terdiri dari pengukuran suhu tubuh, menghitung frekuensi denyut nadi, menghitung frekuensi pernapasan dan mengukur tekanan darah secara tidak langsung sebagai keterampilan dasar untuk menerapkan penatalaksanaan kasus klinik. D. FASILITAS YANG DISEDIAKAN 1. Termometer air raksa 2. Tensimeter/sphygmomanometer 3. Stetoskop E. METODE Pengarahan, demonstrasi dan self-practice F. EVALUASI Sesuai dengan format cek list 1 (terlampir) G. TAHAPAN 2

1. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN SUHU TUBUH Pengantar : Suhu tubuh yang normal diperlukan untuk berlangsungnya semua mekanisme kerja sistim metabolisme di tingkat seluler sampai dengan jaringan organ sistim. Oleh karena itu suhu tubuh merupakan salah satu tanda-tanda vital yang harus diperhatikan untuk melihat kondisi dan status kesehatan pasien. Cara pengukuran suhu tubuh inti (core temperature) adalah yang paling tepat melalui anus. Namun demikian dapat juga dilakukan pengukuran suhu tubuh yang mendekati nilai normal core temperatur, misal : di mulut (oral), ketiak (axilla), lubang telinga (untuk kasus-kasus out break). Yang dilakukan saat ini adalah melakukan pengukuran pada Axilla. Sasaran Pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan dengan benar cara memeriksa suhu tubuh axilla Metode : Pengarahan, demonstrasi, self-practice Fasilitas : Termometer air raksa, meja periksa pasien beserta perlengkapannya Prosedur Teknis : Mahasiswa mengambil termometer air raksa yang tersedia Sebelum digunakan maka termometer harus dibersihkan dengan alkohol 70% Harus diperhatikan bahwa sebelum melakukan pengukuran suhu, maka angka pada termometer harus menunjukkan angka nol (angka terendah dalam skala termometer tersebut) Letakkan termometer di Axilla mahasiswa-coba, kemudian dihimpit kembali, biarkan selama 5 menit Setelah 5 menit, termometer diambil, dibaca dan dicatat pada skala berapa Referensi : Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 nd ed. McGraw Hill, LANGE International edition, Boston pp 251-255 Sherwood L. 2004. Human Physiology: From Cell to the system 3

2. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENYUT NADI SECARA PALPASI Pengantar : Untuk mengetahui kondisi dan status kesehatan seseorang bisa dilakukan dengan mendeteksi keadaan sistim kardiovaskuler melalui denyut jantung dan tekanan darahnya. Denyut jantung akan diteruskan/dijalarkan ke dalam pembuluh darah arteri dikenal dengan sebagai denyut arteri. Pemeriksa denyut arteri ini dapat dilakukan secara manual dengan meraba pembuluh darah yang letaknya dekat permukaan kulit. Pembuluh darah yang dapat diraba misalnya : A. Karotis Eksterana, A. Fasialis, A. Karotis komunis, A. Brakhialis, A. Radialis, A. Ulnaris. Denyut arteri juga disebut denyut nadi dan merupakan manifestasi dari penjalaran perubahan-perubahan tekanan pada waktu sistolik ventrikel. Pada praktek klinis denyut nadi dihubungkan dengan daya kontraksi jantung saat systole ventrikel dan diadakan kriteria denyut nadi sebagai berikut : 1. Laju denyut nadi dibedakan dalam tipe cepat (pulsus frekuensi) dan tipe lambat (pulsus rararus). 2. Ukuran denyut nadi yang dibedakan dalam tipe besar (pulsus magnus) dan tipe kecil (pulsus parsus). 3. Gelombang denyut nadi yang dibedakan dalam tipe tajam atau runcing (pulsus celer) dan landai (pulsus tardus). 4. Tegangan denyut nadi (tension) yang dibedakan dalam bentuk keras (pulsus duries) dan lunak (pulsus molis). Sasaran Pembelajaran : Melakukan secara sempurna cara memeriksa denyut nadi Metode : Pengarahan, demonstrasi, self-practice Fasilitas : Meja periksa pasien beserta perlengkapannya Prosedur Teknis : Mahasiswa-coba diminta berbaring istirahat minimal lima menit Pemeriksaan denyut arteri dilakukan pada : A. Facialis, A. Radialis, A. Carotis comunis, A. Bracialis Dengan menggunakan ujung jadi ke 2, 3 dan 4 diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri yang diperiksa denyutnya. Selanjutnya tentukan : Kecepatannya (rate) jumlah denyut/menit Iramanya (rhythme) reguler/irreguler Ukurannya (size) parvus/normal/tardus 4

Tegangannya (tension) soft/normal/hard Yang diperiksa adalah arteri dextra dan sinistra Untuk perhitungan yang mendesak atau kegiatan praktis dapat dilakukan sebagai berikut : hitung denyut nadi selama 30 detik, kemudian bila waktu nol denyutan dihitung, maka frekuensi denyut nadi selama satu menit adalah dua kali hitungan selama 30 detik Referensi : Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 nd ed. McGraw Hill, LANGE International edition, Boston. 3. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN SECARA PALPASI Pengantar : Salah satu bahan yang diperlukan untuk terlaksananya metabolisme tubuh adalah oksigen. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini merupakan fungsi sistem pernapasan yang meliputi 4 proses penting yaitu Ventilasi, Difusi, Transportasi dan Pengendalian. Bila kita bernafas berarti kita melakukan inspirasi dan ekspirasi inspirasi adalah proses memasukkan udara kedalam alveoli paru, sedangkan ekspirasi adalah menghembuskan udara alveoli ke atmosfir. Besarnya udara yang keluar masuk paru tidaklah sama dari waktu ke waktu, karena sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang secara langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak disadari mempengaruhi frekuensi pernafasan dan dalamnya pernafasan. Sasaran Pembelajaran : Melakkan secara sempurna cara menghitung frekuensi pernapasan Metode : Pengarahan, demonstrasi, self-practice Fasilitas : Meja periksa pasien beserta perlengkapannya Prosedur Teknis : Mahasiswa-coba diminta untuk istirahat minimal 10 menit Mahasiswa-coba diminta berbaring selama 10 menit a. Lakukan perhitungan frekuensi pernafasannya dengan meletakkan tangan di dada dengan memperhatikan bahwa frekuensi pernafasan dihitung 1 (satu) untuk setiap sekali inspirasi dan sekali ekspirasi b. Lakukan penghitungan frekuensi pernapasan selama satu menit 5

o Ulangi penghitungan frekuensi pernapasan pada posisi duduk Referensi : Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 nd ed. McGraw Hill, LANGE International edition, Boston. 4. PELAKSANAAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG Pengantar : Pada dasarnya pengukuran tekanan darah dapat dikerjakan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran tekanan darah langsung dapat dilakukan dengan cara : menghubungkan pembuluh darah arteri dengan suatu selang plestik (kanula) dan ujung selang yang lain dihubungkan dengan alat pengukur tekanan yaitu manometer air raksa atau dengan alat pressure producers jika ingin polygraph yang dilengkapi dengan recording paper. Namun demikian, pengukuran secara langsung ini tidak mudah, memerlukan keterampilan tersendiri dengan segala perlengkapan dan persyaratannya (steril dan bebas dari pirogen). Maka untuk segi praktisnya, pengukuran tekanan darah dilakukan secara tidak langsung dan sebagai pilihan alernatif yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh setiap orang yang dikenal dengan metode palpasi dan auskultasi dan alat sphygmo manometer (tensimeter). Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung ini dapat dipakai menentukan tekanan darah sistole, yaitu tekanan tinggi saat kontraksi ventrikel dan tekanan diastole yaitu tekanan terendah saat ventrikel relaksasi maksimal. Dengan memakai stetoskop antara tekanan sistole dan diastole dapat dikenal lima tingkat bunyi yang dikenal dengan nama Korokoff sound. Dari kelima tingkat bunyi tersebut yang penting untuk diperhatikan adalah Korokoff sound I, yang selaras dengan tekanan sistole yaitu bunyi letupan pertama yang halus yang dapat didengar mana kala tekanan udara dalam manset diturunkan secara berlahan-lahan dan besarnya nilai tekanan dapat dibaca pada tinggi air raksa dalam sphygmo manometer. Penurunan selanjutnya dari tekanan udara dalam manset akan menimbulkan bunyi yang makin keras dan jelas terdengar dengan stetoskope. Suara tersebut timbul akibat desakan aliran darah melalui lubang (pembuluh darah) yang terjepit manset sehingga terjadi aliran turbulen. Kemudian apabila tekanantekanan udara dalam manset diturunkan terus, suara letupan berangsurangsur melemah dan akhirnya sama sekali menghilang. Bunyi letupan terakhir sebelum menghilangnya suara dikenal sebagai korotkoff sound V dan ini selaras dengan tekanan diastole pada pembacaan tinggi air raksa di sphygmanometer. 6

Sasaran pembelajaran Melakukan secara sempurna cara mengukur tekanan darah secara tidak langsung. Fasilitas yang disediakan: 1. Tensimeter/Sphygmanometer 2. Stetoskop 3. Maneqeen (manekin) 4. Meja periksa dan kursi 5. Prosedur teknis: A. Cara palpasi. - Mahasiswa coba berbaringdan istirahat selama 5-10 menit. - Letakkan lengan yang akan di ukur tekanan darahnya di atas tempat tidur periksa/ di sisi tubuh dengan kedudukan volar ( lengan kanan) - Pasang manset pada lengan kanan atas, kurang lebih 3cm atas fosa cubiti ( jangan terlalu ketat atau terlalu longgar). - Raba serta rasakan denyut A. Radialis dextra. - Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut A. Radialis dextra menghilang ( catat tinggi air raksa pada manometer dimana denyut A. Radialis menghilang). Ini sesuai dengan tekanan systole cara palpasi. - Pompakan terus udara ke dalam manset sampai tinggi air raksa kurang lebih 20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis tak teraba. - Keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan ( dengan membuka kran pada pompa karet) sampai denyut A. Radialis teraba kembali. - Catat tinggi air raksa pada manometer dimana A. Radialis teraba kembali unutk pertama kalinya. Ini sesuai dengan tekanan sistole cara palpasi. ( Catatan : pengukuran ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan arteri dextra). B. Cara auskultasi - Mahasiswa coba berbaring istirahat minimal lima menit. - Letakkan lengan yang akan diukur tekanan darahnya di atas tempat tidur priksa/ di sisih tubuh dengan kedudukan volar (lengan kanan). - Pasang manset pada lengan kanan atas 3cm di atats fossa cubiti jangan terlalu ketat atau terlalu longgar. 7

- Tentukan A. Brancialis secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan Bell Stetoscope di atas A. Brancialis tersebut. - Pompa udara ke dalam manset samapai tinggi air raksa dalm manometer 20mmHg lebih tinggi dari tekanan sistole cara palpasi. - Keluarkan udara dalam manset secara perlahan-lahan dan berkesinambungan (dengan membuka kran pada pompa karet) serta catatlah tinggi air raksa pada manometer. a. Pada saat pertama kali terdengar denyut arteri brancialis ( Korotkoffs sound I) ini sesuai dengan tekanan sistole. b. Pada saat suara suara denyut arteri brancialis menghilang ( Korotkoffs sound V) ini sesuai dengan tekanan diastole. C. Pengaruh perubahan posisi/ sikap tubuh (berbaring duduk berdiri) terhadap tekanan darah dandenyut arteri / nadi. - Mahasiswa coba berbaring istirahat minimal lima menit. - Periksa denyut nadi (A. Radialis sinistra) 3x. Ukur tekanan darah secara auskultasi (dextra) 3x. - Duduk tenang sekitar dua menit. Periksa denyut nadi (A. Radialis sinistra) 3x. Ukur tekanan darah secara auskultasi 3x. - Berduru tenang dengan sikap berdiri siap selama kurang lebih dua menit. Periksa denyut nadi (A. Radialis sinistra) 3x. Referensi: Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 nd ed. Mcgraw Hill, LANGE International edition, Boston pp 587-590. 8

Nama : NIM : Kelompok : Tanggal : EVALUASI CHECK LIST 1 KETRAMPILAN PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL No Jenis Kegiatan Nilai 0 1 2 1 Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum 2 Mempersilahkan masuk 3 Mempersilahkan duduk 4 Memperkenalkan diri kepada pasien 5 Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan 6 Pemeriksaan suhu tubuh di axilla: a. Menurunkan air raksa pada angka terendah di termometer b. Meletakkan pada axilla 7 Pemeriksaan denyut nadi: a. meletakkan 3 jari di sisi volar pada arteri radialis atau di A. Carotis Communis b. menghitung denyut nadi per menit 8 Periksaan tekanan darah: a. Tinggi sphygmomanometer sejajar ddengan tinggi jantung b. Pemasangan manset ( manchet) pada pasien setginggi 3cm di atas fossa cubiti c. Manchet cuff berada di atas A. branchialis d. Memasang stetoskop yang benar pada pemeriksa 9

No Jenis Kegiatan Nilai 0 1 2 e. Memasang Bell/Diafragma pada fossa cubiti pasien f. Memompa sampai denyut A. Radialis hilang g. Klep dibuka perlahan ( 10mmHg dalam 3 detik) h. Menentukan tekanan diastolik berdasarkan suara yang pertama kali didengar ( Korotkoff I) i. Menentukan tekanan diastolik berdasarkan menghilangnya suara ( Korotkoff V) j. Menurunkan tekanan darah sampai dengan nol mmhg k. Melepaskan manchet cuff 9 Menghitung frekuensi pernapasan 10 Mengucapkan terima kasih pada pasien Keterangan : 0 = tidak dikerjakan 1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2 = dikerjakan dengan benar Nilai akhir = jumlah nilai 44 100 =.. Catatan mahasiswa dinyatakan lulus apabila nilai akhir mencapai 90 Supervisor 1 : Supervisor 2 : 10