BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. Bank Indonesia melakukan proses konsolidasi terhadap Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh. pembangunan pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi kondisi perusahaan. keuangan perusahaan selama ini, antara lain : Metode Rasio Keuangan,

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor intern dan ekstern

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia saat ini maju sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sendi penting dalam perekonomian nasional. Dengan kondisi perbankan yang. dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perbankan di Indonesia banyak mengalami perubahan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS KINERJA PERBANKAN. /

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Profil Perusahaan I.2.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari penjualan asset perusahaan maupun pinjaman kredit ke bank. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

I. PENDAHULUAN. pemberian kredit serta berupaya untuk menggali pendapatan dari sisi fee based

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

Laporan Penelitian Research Grant TPSDP Jurusan Manajemen UNRI. I. Pendahuluan

tujuan, penyusunan rencana pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja, waktu beribadah, waktu bermain, waktu belajar, dan tampaknya semua

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai Finansial Intermedier (Perantara Keuangan) yang kegiatan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB I PENDAHULUAN. PT Bank bjb Tbk Bandung adalah salah satu Bank Pembangunan Daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

BAB III BAGAIMANA MENYUSUN IDENTIFIKASI MASALAH, PEMBATASAN MASALAH, DAN RUMUSAN MASALAH?

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa Faktor-Faktor Pendidikan, Motivasi, dan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten. Hasil uji hipotesis disertasi ini juga menunjukan, bahwa variabel yang paling mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah faktor pendidikan, dan yang paling kecil pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah faktor motivasi. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi dalam meningkatkan kesehatan bank adalah faktor pendidikan, dan yang paling kecil pengaruhnya dalam meningkatkan kesehatan bank adalah faktor manajerial. Kontribusi dari masing-masing variabel tersebut diuraikan dalam rincian dibawah ini. 1. Pengaruh Faktor-Faktor Pendidikan, Motivasi dan Manajerial Terhadap Kinerja Karyawan Faktor-faktor pendidikan, motivasi, dan manajerial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi faktor pendidikan, motivasi dan manajerial maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Pendidikan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan faktor motivasi memiliki kontribusi paling kecil. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan merupakan variabel solusi yang perlu diperhatikan oleh Bank Jabar jika ingin 292

293 meningkatkan kinerja karyawan secara optimal. Karena dengan meningkatkan faktor pendidikan, kinerja karyawan akan meningkat lebih cepat. Jika dihubungkan dengan kesimpulan point 2, dapat dilihat bahwa faktor pendidikan yang paling besar kontribusinya dalam meningkatkan kinerja karyawa adalah tingkat pengetahuan, maka Bank Jabar Banten secara spesifik perlu meningkatkan tingkat pengetahuan karyawan sehingga akan meningkatkan pendidikan karyawan yang pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan kinerja karyawan secara optimal. 2. Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Faktor pendidikan memiliki tiga sub variabel yaitu pengetahuan, wawasan, dan kematangan. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan Faktor pendidikan yang terdiri dari pengetahuan, wawasan dan kematangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dari ketiga sub variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan, ternyata Pengetahuan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan wawasan memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini didukung oleh hasil penelitian deskriptif dimana sebagian besar pegawai terutama untuk jabatan Pemimpin Kantor Kas, Pemimpin Bagian dan Pemimpin Divisi menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan wawasan dan kematangan. Sedangkan pegawai yang menjabat sebagai Karyawan dan Pemimpin Kepala Seksi menyatakan bahwa tingkat kematangan dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat

294 pengetahuan dan wawasan. Hanya karyawan yang menjabat sebagai Pemimpin Cabang saja yang menyatakan bahwa tingkat wawasan dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengetahuan dan kematangan. Masih berdasarkan hasil penelitian deskriptif, tingkat pengetahuan yang dinilai paling tinggi oleh karyawan adalah tingkat pengetahuan dalam memahami nasabah, perilaku nasabah, bertindak dan berpikir mengenai produk tabungan, deposito, giro, kredit dan jasa-jasa lainnya (untuk jabatan karyawan dan Pemimpin Kantor Kas); pengetahuan mengenai strategi perusahaan, strategi unit bisnis dan fungsi-fungsi pendukung perusahaan seperti SDM, pemasaran, keuangan, operasi dan riset & development (untuk jabatan Pemimpin Kepala Seksi, Pemimpin Bagian, dan Pemimpin Cabang); Pengetahuan mengenai anggaran berimbang, inflasi, neraca pembayaran, investasi, tabungan masyarakat, financial serta perilaku-perilaku nasabah terhadap permintaan produk dan jasa perbankan (untuk jabatan Pemimpin Divisi). Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara gambaran faktor pendidikan karyawan Bank Jabar dengan hasil pengujian hipotesis, dimana dari ketiga sub variabel faktor pendidikan ternyata yang memberikan kontribusi paling tinggi dalam mempengaruhi kinerja karyawan adalah pengetahuan. Sub variabel pengetahuan ini akan menjadi sub variabel solusi dimana jika Bank Jabar Banten menginginkan tingkat pendidikan karyawan lebih tinggi maka upaya tersebut akan lebih cepat tercapai dengan memperhatikan tingkat pengetahuan karyawan terutama indikator-indikator yang dinilai paling tinggi oleh karyawan pada

295 masing-masing jabatan. Hal ini akan lebih meningkatkan kinerja karyawan dengan lebih optimal. 3. Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Faktor motivasi yang terdiri dari pendapatan, iklim kerja dan prospek karier memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dari ketiga sub variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi, ternyata pendapatan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan iklim kerja memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini ternyata tidak didukung oleh hasil penelitian deskriptif, dimana gambaran masing-masing sub variabel pembentuk faktor motivasi yang dinilai sudah baik (paling tinggi) yaitu prospek karier terutama pemberian kesempatan yang sama oleh Bank Jabar kepada semua karyawan untuk mengembangkan karier di berbagai level dari karyawan sampai level paling atas. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun prospek karier di Bank Jabar sudah cukup bagus namun hal tersebut kurang memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Sub variabel yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan optimal adalah faktor pendapatan, dimana dalam hal ini pendapatan di Bank Jabar belum dinilai cukup baik oleh karyawan. Oleh karena itu faktor pendapatan merupakan variabel solusi yang harus ditingkatkan oleh Bank Jabar sehingga akan meningkatkan motivasi karyawan yang akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan secara optimal.

296 4. Pengaruh Faktor Manajerial Terhadap Kinerja Karyawan Faktor manajerial yang terdiri dari kejelasan tujuan dan target, kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab, dan strategi manajemen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin tinggi faktor manajerial maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Dari ketiga sub variabel yang dapat digunakan untuk mengukur faktor manajerial, ternyata kejelasan tujuan dan target memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini ternyata tidak didukung oleh hasil penelitian deskriptif, dimana gambaran masing-masing sub variabel pembentuk faktor manajerial yang dinilai sudah baik (paling tinggi) yaitu strategi manajemen terutama strategi pengembangan teknologi dan informasi perbankan berorientasi untuk peningkatan profesionalisme karyawan dan menjadikan perusahaan terdepan dalam hal teknologi dan informasi perbankan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun strategi manajemen di Bank Jabar sudah cukup bagus namun hal tersebut kurang berkontribusi dalam faktor manajerial sehingga tidak dapat meningkatkan kinerja karyawan secara optimal. Sub variabel yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan optimal adalah kejelasan tugas dan target, dimana dalam hal ini kejelasan tugas dan target di Bank Jabar Banten belum dinilai cukup baik oleh karyawan. Oleh karena itu faktor kejelasan tugas dan target merupakan variabel solusi dalam meningkatkan meningkatkan kinerja karyawan secara optimal.

297 5. Pengaruh Faktor-Faktor Pendidikan, Motivasi dan Manajerial Terhadap Kesehatan Bank Faktor-Faktor pendidikan, motivasi, dan manajerial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan bank. Hal ini berarti semakin tinggi faktor pendidikan, motivasi dan manajerial maka akan semakin tinggi pula kesehatan bank. Pendidikan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan faktor motivasi memiliki kontribusi paling kecil. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan merupakan variabel solusi yang perlu diperhatikan oleh Bank Jabar jika ingin meningkatkan kesehatan bank secara optimal. Karena dengan meningkatkan faktor pendidikan, kesehatan bank akan meningkat menjadi lebih baik. Jika dihubungkan dengan kesimpulan point 5, dapat dilihat bahwa faktor pendidikan yang paling besar kontribusinya dalam meningkatkan kesehatan bank adalah tingkat pengetahuan, maka Bank Jabar Banten secara spesifik perlu meningkatkan tingkat pengetahuan karyawan sehingga akan meningkatkan pendidikan karyawan yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan bank. 6. Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap Kesehatan Bank Faktor pendidikan memiliki tiga sub variabel yaitu pengetahuan, wawasan, dan kematangan. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan Faktor pendidikan yang terdiri dari pengetahuan, wawasan dan kematangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin

298 tinggi pula kesehatan bank. Dari ketiga sub variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan, ternyata Pengetahuan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan wawasan memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini didukung oleh hasil penelitian deskriptif dimana sebagian besar pegawai menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan wawasan dan kematangan terutama untuk indikator pengetahuan dalam memahami nasabah, perilaku nasabah, bertindak dan berpikir mengenai produk tabungan, deposito, giro, kredit dan jasa-jasa lainnya; pengetahuan mengenai strategi perusahaan, strategi unit bisnis dan fungsi-fungsi pendukung perusahaan seperti SDM, pemasaran, keuangan, operasi dan riset & development; Pengetahuan mengenai anggaran berimbang, inflasi, neraca pembayaran, investasi, tabungan masyarakat, financial serta perilaku-perilaku nasabah terhadap permintaan produk dan jasa perbankan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara gambaran faktor pendidikan karyawan Bank Jabar dengan hasil pengujian hipotesis, dimana dari ketiga sub variabel faktor pendidikan ternyata yang memberikan kontribusi paling tinggi dalam mempengaruhi kesehatan bank adalah pengetahuan. Sub variabel pengetahuan ini akan menjadi sub variabel solusi dimana jika Bank Jabar menginginkan tingkat pendidikan karyawan lebih tinggi maka upaya tersebut akan lebih cepat tercapai dengan memperhatikan tingkat pengetahuan karyawan terutama indikator-indikator yang dinilai paling tinggi oleh

299 pegawai pada masing-masing jabatan. Hal ini akan meningkatkan kesehatan Bank Jabar Banten. 7. Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Kesehatan Bank Faktor motivasi memiliki tiga sub variabel yaitu pendapatan, iklim kerja dan prospek karier. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan Faktor motivasi yang terdiri dari pendapatan, iklim kerja dan prospek karier memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kesehatan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi maka akan semakin tinggi pula kesehatan bank. Dari ketiga sub variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi, ternyata pendapatan memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan iklim kerja memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini ternyata tidak didukung oleh hasil penelitian deskriptif, dimana gambaran masing-masing sub variabel pembentuk faktor motivasi yang dinilai sudah baik (paling tinggi) yaitu prospek karier terutama pemberian kesempatan yang sama oleh Bank Jabar kepada semua pegawai untuk mengembangkan karier di berbagai level dari karyawan sampai level paling atas. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun prospek karier di Bank Jabar sudah cukup bagus namun hal tersebut kurang memotivasi karyawan sehingga kurang berkotribusi dalam meningkatkan kesehatan bank. Sub variabel yang dapat meningkatkan kesehatan bank dengan optimal adalah faktor pendapatan, dimana dalam hal ini pendapatan di Bank Jabar Banten belum dinilai cukup baik oleh karyawan. Oleh karena itu faktor pendapatan merupakan variabel solusi yang harus ditingkatkan oleh Bank Jabar Banten

300 sehingga akan meningkatkan motivasi karyawan dan akan berdampak pada peningkatan kesehatan bank secara optimal. 8. Pengaruh Faktor Manajerial Terhadap Kesehatan Bank Faktor manajerial yang terdiri dari kejelasan tujuan dan target, kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab, dan strategi manajemen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan Bank Jabar Banten. Hal ini berarti semakin baik faktor manajerial dilaksanakan maka akan semakin tinggi pula kesehatan bank. Dari ketiga sub variabel yang dapat digunakan untuk mengukur faktor manajerial yang dijalankan oleh Bank Jabar Banten, ternyata kejelasan tujuan dan target memiliki kontribusi paling tinggi, sedangkan kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab memiliki kontribusi paling kecil. Hal ini ternyata tidak didukung oleh hasil penelitian deskriptif, dimana gambaran masing-masing sub variabel pembentuk faktor manajerial yang dinilai sudah baik (paling tinggi) yaitu strategi manajemen terutama strategi pengembangan teknologi dan informasi perbankan berorientasi untuk peningkatan profesionalisme karyawan dan menjadikan perusahaan terdepan dalam hal teknologi dan informasi perbankan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun strategi manajemen di Bank Jabar sudah cukup bagus namun hal tersebut kurang berkontribusi dalam faktor manajerial sehingga tidak dapat meningkatkan kesehatan bank secara optimal. Sub variabel yang dapat meningkatkan kesehatan bank adalah kejelasan tugas dan target, dimana dalam hal ini kejelasan tugas dan target di Bank Jabar belum dinilai cukup

301 baik oleh karyawan. Oleh karena itu faktor kejelasan tugas dan target merupakan variabel solusi yang harus ditingkatkan oleh Bank Jabar Banten sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kesehatan bank. 9. Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kesehatan Bank Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan Bank Jabar Banten, jika dilihat dari pengaruh kinerja terhadap masing-masing sub variabel pembentuk kesehatan bank yang terdiri dari capital, asset, management, earning, liquidity dan sensistivity to market risk maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap capital. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula capital. b. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap assets. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula assets. c. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap management. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula management. d. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap earnings. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula earnings.

302 e. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap liquidity. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula liquidity. f. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sensitivity to market risk. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula sensitivity to market risk. B. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diungkapkan rekomendasi dari temuan penelitian sebagai berikut: 1. Variabel independen yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kinerja karyawan adalah motivasi, penilaian kinerja tidak terbatas pada unit kerja tapi dilaksanakan kepada individu hal ini untuk lebih memperjelas reward dan punishment. Penentuan dan penetapan pendapatan didasarkan kepada bobot pekerjaan, jumlah SDM yang dikelola, risiko yang dihadapi serta tanggung jawab beban kerja. 2. Sub variabel pendidikan yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kinerja karyawan adalah wawasan. Maka untuk menambah wawasan perlu dilaksanakan proses mutasi, rotasi karyawan dan pimpinan secara berkesinambungan dan untuk bidang-bidang tertentu seperti bidang trisuri diperlukan kegiatan magang atau job di tempat lain (di bank lain).

303 3. Sub variabel motivasi yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kinerja karyawan adalah iklim kerja, maka perlu dilakukan evaluasi kembali mengenai kondisi dan kapasitas jumlah SDM yang ada seiring aktivitas kerja yang semakin meningkat serta perlunya kegiatan coaching dan conselling yang dilakukan secara periodik agar suasana kerja lebih kondusif. 4. Sub variabel manajerial yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kinerja karyawan adalah kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab, maka perlu dilakukan evaluasi tehadap sistem operasional dan prosedur (SOP ) di setiap unit kerja untuk lebih memperjelas tugas dan tanggung jawab, sehingga perangkapan tugas oleh karyawan tidak terjadi. 5. Variabel independen yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap terhadap kesehatan bank adalah manajerial, Kompetensi teknis individu perlu didukung oleh kesiapan teknologi, kualitas serta kuantitas sumber daya manusia 6. Sub variabel pendidikan yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kesehatan bank adalah wawasan, maka diperlukan peningkatan pelatihan, seminar, atau kursus-kursus bagi karyawan dan unsur pimpinan yang diselenggarakan oleh intern maupun ekstern selain itu proses rekruitmen pegawai dengan latar belakang pengalaman di bank lain dapat membantu memenuhi kebutuhan karyawan yang mempunyai wawasan yang baik. 7. Sub variabel motivasi yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kesehatan bank adalah iklim kerja, maka diperlukan sosialisasi yang melibatkan seluruh karyawan dan pimpinan melalui berbagai kegiatan secara

304 rutin dan diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan hubungan dan komunikasi yang baik, kompetensi manajerial perlu dimiliki oleh semua unsur pimpinan dan karyawan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menjalin relasi sosial dengan orang lain. Pemberian bea siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak terbatas untuk pejabat tapi diberikan juga kepada karyawan yang mempunyai kompetensi di dalam melaksanakan pekerjaan. 8. Sub variabel manajerial yang memiliki kontribusi paling kecil terhadap kesehatan bank adalah kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab, maka perlu dibentuk bisnis unit untuk kegiatan-kegiatan tertentu agar target-target yang ada dalam rencana bisnis bank dapat dilaksanakan lebih optimal misalnya untuk pembiayaan dengan skala besar tidak dilaksanakan diunit kerja cabang tapi diambil alih oleh unit bisnis yang ada di kantor pusat sehingga ada kejelasan mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab. 9. Faktor kinerja karyawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan Bank Jabar Banten, maka perlu dibuat blue print SDM agar program kerja SDM dalam pelaksanaannya lebih terarah. C. IMPLIKASI Secara keseluruhan, variabel yang paling mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesehatan bank adalah faktor pendidikan, sedangkan yang paling kecil pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesehatan bank adalah faktor motivasi. Hal ini dapat memberikan gambaran

305 bahwa Bank Jabar dituntut untuk meningkatkan pendidikan terhadap karyawan sehingga dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan kinerja karyawan Bank Jabar dan kesehatan Bank Jabar Banten akan meningkat. Jika dilihat dari masing-masing variabel maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1. Faktor Pendidikan Dari variabel faktor pendidikan dapat dilihat bahwa dimensi yang paling tinggi mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah pengetahuan, dan yang paling rendah adalah wawasan. Maka Bank Jabar perlu untuk lebih meningkatkan pengetahuan karyawan sehingga dapat mendorong kinerja karyawan yang akan berdampak pada peningkatan kesehatan bank. 2. Faktor Motivasi Dari variabel faktor motivasi dapat dilihat bahwa dimensi yang paling tinggi mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesehatan bank adalah pendapatan, dan yang paling rendah adalah iklim kerja. Maka Bank Jabar Banten perlu memperhatikan kompensasi yang dapat diperoleh karyawan sehingga karyawan merasa seimbang antara pekerjaan yang dikerjakannya dengan pendapatan yang diperoleh. Bank Jabar disarankan untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif bagi karyawan baik melalui penyediaan sarana dan prasarana kerja maupun komunikasi dan hubungan antara pegawai.

306 3. Faktor Manajerial Dari variabel faktor manajerial dapat dilihat bahwa dimensi yang paling tinggi mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesehatan bank adalah kejelasan tujuan dan target, dan yang paling rendah adalah kejelasan tugas-tugas dan tanggung jawab. Maka Bank Jabar perlu mengevaluasi tehadap system operasional dan prosedur /SOP di setiap unit kerja untuk lebih memperjelas tugas dan tanggung jawab.