BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan meliputi:

DITJEN PHU KEMENAG RI SURVEI KEPUASAN JAMAAH HAJI INDONESIA SKJHI 1346 H/2015 M

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Air mempunyai peran penting dalam kehidupan. Air menjadi penopang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUCI FITRIANI MUSRI E

DALIL DASAR HUKUM HAJI

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. latar belakang penelitian yang diikuti dengan rumusan masalah. Pembahasan ketiga

Haji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN. macam jenis, mutu, dan bentuk, dimana keseluruhan tersebut ditujukan untuk

MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN INTERNAL TAHUN 2011

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB V PEMBAHASAN 5. 1 Analisis Data Hasil Kuisioner 5.2 Analisis Tingkat Kesesuaian 5.3 Analisis Importance and Performance Analysis (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah

JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seseorang baik dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, masyarakat agar beralih ke sarana jasa angkutan umum

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Karenanya sistem transportasi perlu diperhatikan secara serius agar

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

KUISIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mekah dan dibeberapa tempat di luar Kota Mekah dalam bulan Zulhidjah.

#13 KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan di segala

KEPUASAN PELANGGAN #12

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii

#14 KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pengertian Pemasaran Konsep Pemasaran

HAJI PLUS UmrahSunnah

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

أعمال الحج باللغة اإلندونيسية

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Importance and Performance Analysis (IPA)

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

RENCANA KERJA OPERASIONAL SATUAN KERJA : KLOTER 42 JKS BEKASI KOTA SUKABUMI-KABUPATEN CIANJUR TAHUN 1430 H/2009 M PENANGGUNG GUGAT : TPHI/KETUA KLOTER

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan

BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI CV. TRANEX MANDIRI SKRIPSI. Oleh ANGGIA ADISTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Setiap umat Islam yang mampu (baik secara ekonomi maupun kesehatan) berkewajiban untuk melakukan perjalanan ke Baitullah (Ka bah) setidaknya seumur hidup sekali. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Al-Quran 3: 97) Secara bahasa, haji berarti Al-Qashd (bermaksud) adalah pergi mengunjungi tempat yang diagungkan. Sementara secara istilah, haji bermaksud mendatangi Baitullah untuk amal ibadah tertentu yang dilakukan pada waktu dan cara yang tertentu juga. Amalan yang harus dikerjakan seseorang dalam ibadah haji meliputi: ihram, memasuki kota Mekkah (bagi orang yang berada di luar kota Mekkah), thawaf, sai, wukuf di Arafah, mabit (bermalam) di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit (bermalam) di Mina, bercukur, gundul, atau memotong beberapa helai rambut, menyembelih hewan, dan tahallul (Al-Zuhaily, 1997 dalam Yusuf, 2008). Setiap muslim yang merasa mampu ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Akibatnya pendaftar haji membludak mencapai 40 ribu jamaah perbulan. 1

Sedangkan kuota yang diberikan Kerajaan Arab Saudi pada tahun 2013 sejumlah 211.000. Akibatnya antrian calon jamaah haji mencapai 2,2 juta jamaah (Kementerian Agama, 2013). Karena banyaknya jamaah yang diurus sedangkan sumber daya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama terbatas, maka tentu ada banyak masalah yang terjadi terkait penyelenggaraan ibadah haji baik yang teknis maupun non-teknis. Ombudsman mengungkapkan dalam pelaksanaan ibadah di Mekah dan Madinah, jamaah banyak mengeluhkan mengenai petugas kloter yang kurang optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Ihsanudin, 2013). Kasus pemondokan juga terjadi pada jamaah kloter satu asal Batam yang mendapat pemondokan yang dekat dengan tempat pembuangan akhir. Banyak sampah berserakan dan mengganggu pemandangan. Tidak hanya itu, air di kamar hotel mereka juga sering macet. Hal ini tentu saja menyulitkan jamaah untuk memenuhi kebutuhan mandi dan kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan air (Jatmika, 2013). Transportasi menjadi masalah lain yang menjadi pertimbangan dari pemberangkatan dari Indonesia menuju Arab Saudi hingga mobilitas jamaah di Arab Saudi. Salah satu masalah yang terjadi adalah pesawat maskapai penerbangan sempat kembali lagi ke bandara setelah 30 menit terbang karena tidak adanya fasilitas air dalam pesawat (Ismail, 2013). Bus untuk mengangkut 2

jamaah haji di Madinah juga sempat mengalami keterlambatan sampai 10 jam (Kompasiana, 2013). Masalah terkait layanan kesehatan dikemukakan oleh Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama terkait dengan terbatasnya ruangan untuk layanan kesehatan sehingga banyak pasien yang harus dirawat di luar tenda. Selain itu kendaraan ambulan untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit Arab Saudi tidak mempunyai stiker izin (Juliyah, 2013). Permasalahan yang telah disebutkan di atas membuat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama harus meningkatkan layanan yang diberikan. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama berkewajiban melakukan peningkatan yang berkelanjutan pada aspek, pembinaan, pelayanan dan pelindungan bagi Jamaah haji sesuai dengan yang tertera pada UU No.13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Untuk meninjau tingkat kualitas jasa dan kepuasan jamaah haji dapat menggunakan pendekatan SERVQUAL. Parasuraman et al. (1985) mengemukakan terdapat sepuluh dimensi kualitas jasa yaitu courtesy (keramahan), credibility (kredibilitas), security (keamanan), access (akses), reliability (keandalan), responsiveness (kecepatan respon), competence (kompetensi), understanding/knowing the customers (pemahaman terhadap konsumen), tangibles (bukti nyata), dan communication (komunikasi). Dari kesepuluh dimensi tersebut Parasuraman (1988) mengelompokkannya menjadi lima dimensi utama SERVQUAL yaitu bukti nyata 3

(tangibles), keandalan (reliability), kecepatan merespon (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Susan (2014) mengukur pengaruh kualitas jasa yang diberikan oleh PDAM Sleman yang mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan berdasarkan lima dimensi kualitas jasa SERVQUAL dengan menggunakan perpaduan metode analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance performance Analysis (IPA). Penelitiannya mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Sleman pada tahun 2013 baik dan memuaskan pelanggan. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Rahman et al. (2013). Penelitiannya mengukur kepuasan jamaah haji menggunakan sepuluh dimensi kualitas jasa yang disusun oleh Parasuraman (1985) ditinjau berdasarkan sembilan variabel meliputi : pelayanan petugas kloter, pelayanan petugas non-kloter, pelayanan ibadah, pelayanan kesehatan, pelayanan umum, fasilitas transportasi, fasilitas akomodasi (pemondokan), pelayanan katering, dan pelayanan katering Armina. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama selaku panitia penyelenggara ibadah haji tergolong memuaskan. Analisa kesenjangan kualitas jasa SERVQUAL memiliki kelemahan. SERVQUAL tidak dapat mengidentifikasi skala prioritas dari atribut kesenjangan layanan, maka kelemahan SERVQUAL disempurnakan dengan menggunakan alat analisis berupa Importance Performance Analysis (IPA) yang dapat mengidentifikasi atribut peningkatan jasa (Putri, 2012). 4

Gilbert (2006) menuturkan bahwa pengukuran kepuasan konsumen adalah pengukuran yang dilakukan setelah konsumsi kepada pemakai mengenai produk atau jasa yang diperoleh. Terdapat berbagai teori yang mengemukakan tentang metode pengukuran kepuasan konsumen yang terbaik. Salah satunya adalah pendekatan konfirmasi dan diskonfirmasi. Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan alat yang biasa digunakan dalam metode tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Banyaknya masalah yang terjadi pada penyelenggaraan ibadah haji oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama akan mempengaruhi tingkat kepuasan jamaah haji. Untuk itu perlu diketahui tingkat kepuasan jamaah haji pada berbagai aspek layanan dan peningkatan mutu kualitas jasa pada aspek layanan yang perlu ditingkatkan. Dalam penelitian ini diteliti tingkat kepuasan jamaah haji pada setiap variabel di empat daerah kerja (Armina, Mekkah, Madinah, dan Jeddah) karena rangkaian ibadah haji dilakukan di empat daerah kerja tersebut secara berurutan. Khusus untuk layanan katering di daerah kerja Armina diampu oleh manajemen yang berbeda dengan layanan katering di daerah kerja lain, sehingga variabel katering di Armina akan menjadi variabel sendiri karena aitem pengukuran yang dipakai juga berbeda. 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Apakah jamaah haji tahun 2013 puas terhadap pelayanan yang diberikan penyelenggara ibadah haji di 4 daerah kerja (Mekkah, Jeddah, Madinah, dan 5

Armina) yang meliputi fasilitas pelayanan petugas kloter, pelayanan petugas nonkloter, pelayanan ibadah, pelayanan kesehatan, pelayanan umum, fasilitas transportasi, dan fasilitas akomodasi (pemondokan), serta pelayanan katering khusus di daerah kerja Armina dan pelayanan katering di daerah kerja lainnya? b. Variabel/dimensi kualitas jasa penyelenggaraan haji apa saja yang perlu ditingkatkan di 4 daerah kerja (Mekkah, Jeddah, Madinah, dan Armina)? 1.4 Tujuan Penelitian a. Menganalisa tingkat kepuasan jamaah haji tahun 2013 terhadap fasilitas pelayanan petugas kloter, pelayanan petugas nonkloter, pelayanan ibadah, pelayanan kesehatan, pelayanan umum, fasilitas transportasi, fasilitas akomodasi (pemondokan), pelayanan katering, dan pelayanan katering Armina. b. Menganalisa variabel/dimensi kualitas jasa yang perlu ditingkatkan dalam penyelenggaraan ibadah haji di 4 daerah kerja (Mekkah, Jeddah, Madinah, dan Armina). 1.5 Keaslian Penelitian a. Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahman et al. (2013) terdapat temuan bahwa selama dua tahun berturut-turut daerah kerja Armina menempati skor Customer Satisfaction Index terendah Pada tahun 2011 dan 2012. 6

Sedangkan pada tahun 2010 daerah kerja dengan Customer Satisfaction Index terendah adalah daerah kerja Mekkah. Daerah kerja Madinah menempati peringkat Customer Satisfaction Index teratas tahun 2010 dan 2011 dengan skor 87,33 persen dan 84,64 persen. Sedangkan pada tahun 2012 Jeddah menempati peringkat teratas dengan 83,30 persen. Pada tahun 2012 kepuasan jamaah haji termasuk kategori memuaskan dengan rata-rata Customer Satisfaction Index keseluruhan pada ke empat daerah kerja sebesar 81,32 persen. Daerah kerja Madinah selama 2010-2012 mengalami tren penurunan Customer Satisfaction Index dari 87,33 persen; 84,64 persen; hingga 82,92 persen. Pada daerah kerja Jeddah skor Customer Satisfaction Index sempat mengalami kenaikan pada tahun 2010 ke 2011 pada 83,79 persen ke 84,54 persen namun turun lagi pada tahun 2012 pada 83,30 persen. Pada derah kerja Mekkah juga sempat naik dari 81,27 persen pada tahun 2010 menjadi 82,84 persen pada tahun 2011 lalu kembali turun menjadi 82,57 persen pada tahun 2012. Sedangkan pada daerah kerja Madinah juga tidak berbeda. Skor Customer Satisfaction Index sempat naik dari tahun 2010 (79,41 persen) ke tahun 2011 (81,25 persen) lalu turun lagi pada tahun 2012 (80,36 persen). b.lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang berjudul Analisa Survei Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2010-2012 yang ditulis oleh Rahman et al. (2013). Penelitian sebelumnya mengkaji tren kepuasan jamaah 7

haji dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Pada penelitian ini akan diteliti tingkat kepuasan jamaah haji pada tahun 2013. Penelitian ini terbatas pada perhitungan indeks kepuasan konsumen dan analisis pelayanan yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan dan yang tidak menjadi prioritas. 1.6 Manfaat Penelitian Bagi akademisi, semoga penelitian ini dapat memperkaya referensi dan literatur tentang pengukuran kepuasan konsumen secara umum. Secara khusus penelitian Analisis Survei Kepuasan Jamaah Haji Indonesia Tahun 2013 ini dapat menjadi referensi analisis survei kepuasan haji pada tahun-tahun selanjutnya, sehingga mata rantai tidak terputus sampai di sini. Bagi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama selaku penyelenggara haji dengan mengetahui tingkat kepuasan penelitian ini dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan haji. Sehingga penyelenggaraan haji menjadi lebih baik dan jamaah haji menjadi lebih nyaman dan khusyuk dalam menjalankan rangkaian ibadah haji. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini di bagi menjadi 5 bab. Bab I Pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka membahas tentang landasan teori dan alat analisis. Bab III Metode Penelitian berisi setrategi penelitian, metode pengambilan sampel, metode 8

pengumpulan data, instrument penelitian, pengujian data, dan metode analisis data. Bab IV Analisis Data terdiri dari profil responden, pengujian instrumen, dan hasil olah data. Bab V Kesimpulan dan Saran membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi, dan saran. 9