Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. (Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum.

PENTINGNYA KONTRAK BISNIS DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Peran ormas Pemuda dalam Pilkada serentak: Mampukah Melahirkan Pemimpin Yang Berkemajuan?

Disampaikan pada Rapat Koordinasi Penyusunan Sistem Monitoring dan Informasi Pengawasan Bekasi, 10 April 2017

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN SNMPTN SBMPTN

Disampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

KEBIJAKAN AUDIT INVESTIGASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Disampaikan Dalam Kegiatan Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Solo 24 April 204

17 OKTOBER KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI INDONESIA Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH.M.Hum

oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

Oleh Pembantu Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Disampaikan Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum

Pengantar. Jamal Wiwoho Prasetyo Hadi P Sasmini. Pengantar Filsafat Hukum 1

Etika dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Konsep dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa di Daerah

Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Kelembagaan Dan Penyusunan Bisnis Plan Kolaborasi badan Pengelola Usaha UNS dengan Industri Bisnis

PERUBAHAN PARADIGMA PERTANGGUNGJAWABAN PENELITIAN

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PEMERINGKATAN PERGURUAN TINGGI MENUJU PENDIDIKAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PENGAWASAN INTERNAL DI LIGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

LINGKUNGAN BISNIS. Disampaikan Dalam Kuliah MAGISTER MANAJEMEN FE UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. Oleh : Prof. Dr. JAMAL WIWOHO, S.H., M.Hum.

PENGELOLAAN AKUNTABILITAS PK BLU Oleh:

disampaikan dalam seminar nasional kompetensi lulusan fakultas hukum dalam menghadapi MEA 2015 Yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2, S3 UNS Solo

S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS

PERAN MAHASISWA PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2,

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

PENETAPAN DAN KETETAPAN

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

PENGUATAN MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

ORGANISASI PERUSAHAAN TERMASUK MERGER, AKUISISI DAN KONSOLIDASI

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengajuan Keberatan

Disampaikan Dalam Seminar Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan di UNIVERSITAS TIDAR

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

SEMINAR SWP 2017 STRATEGI BERPERKARA DI PENGADILAN PAJAK (TIPS & STUDI KASUS)

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan

Hukum pajak dapat dibagi

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.03/2009 TENTANG

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

KEBERATAN, BANDING, GUGATAN, DAN PENINJAUAN KEMBALI

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG

PROGRAM LEGISLASI DAERAH DAN PENYUSUNANNYA

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

PENGANTAR PERPAJAKAN PERADILAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. PBB. Penghapusan Sanksi. Pengurangan. Pembatalan.

Imbalan Bunga. Diberikan dalam hal:

PENDIDIKAN TINGGI SWASTA (PTS) YANG BERKUALITAS DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak)

MANAJEMEN PERPAJAKAN

Peradilan Adminitrasi Pajak

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Perkembangan Hukum Bisnis di Era Globalisasi

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI 50%

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Utang Pajak. a. Pajak terutang b. Utang pajak. c. Timbulnya utang pajak d. Penetapan dan ketetapan pajak

BAB VII PERADILAN PAJAK

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. (Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta) Disampaikan dalam kegiatan Rakornas Keberatan dan Banding tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Direktorat Keberatan dan Banding Dirjen Pajak Kementrian Keuangan RI pada tanggal 22 April 2014

Curiculum Vitae Nama : Prof. Dr. H. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Tempat tgl lahir: Magelang 8 Nopember 1962 Tempat tinggal Jl Manunggal 1/43 Solo, Jateng 0271-856848 Pendidikan S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 UNDIP Status BERKELUARGA, 1 istri, 3 anak HP. 08122601681 E-mail jamal@jamalwiwoho.com atau jamalwiwoho@yahoo.com Website : PEKERJAAN: DOSEN S1,S2,S3 dan Pembantu Rektor II UNS Surakarta LAIN-LAIN: Reviewer Penelitian dan Pengabdian DP2M Dikti Instruktur brevet, Konsultan DPRD Ngawi- Jatim, DPRD Karanganyar Jateng, DPRD Surakarta, DPRD Balikpapan, Konsultas IAPI, Konsultan Pemda Ngawi, Pemda Magetan Jatim, Pemkot Gorontalo, saksi ahli di beberapa Pengadilan, dll DOSEN PASCASARJANA DI MM FE UNS, STIH IBLAM Jakarta, Univ Djuanda Bogor, Univ Swadaya Gunung Jati Cirebon, Univ Batik Solo, MM STIE AUB Surakarta, Unibraw Malang (disertasi) dll

Definisi Menurut Mr SJ Fockema Andreae peradilan adalah organisasi yang diciptakan oleh negara untuk memeriksa dan menyelesaikan sengketa. Menurut Wilhem Albert... Sengketa (dispute) adalah disharmonisasi antara satu pihak dengan pihak lainnya yang pada awalnya dimulai dengan perbedaan perbedaan pendapat.

Model Penyelesaian Sengketa Penyelesaian sengketa secara teori bisa dilakukan dengan 2 model yakni dengan litigasi dan non litigasi. Litigasi merupakan penyelesaian sengketa melalui badan-badan peradilan. Non Litigasi merupakan penyelesaian diluar badan peradilan. Model penyelesaian sengketa di luar badan peradilan ini sering juga dinamakan Alternative Dispute Resolution (ADR) atau juga disebut Penyelesaian sengketa Alternatif (APS). Alternative Dispute Resolution ada beberapa bentuk yakni Negosiasi, Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase

Sengketa Pajak Dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UUKUTAP/UUKUP) tidak ada satu pasalpun yang mengatur sengketa pajak, namun kalau kita perhatikan ketentuan Pasal 25 ayat (1) UUKUP dinyatakan bahwa: Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu: a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) b. SKPKB Tambahan c. Surat Ketetapan Pajak Nihil d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan e. Pemongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan Per UU an perpajakan

Sengketa Pajak Pasal 26 ayat (3) UUKUP menyatakan bahwa: keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa: mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambahkan besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. Melihat konstruksi pasal 25 ayat (1) UUKUP maka dapat dikatakan upaya keberatan wajib pajak tersebut sebagai sebuah "upaya hukum" ke badan "peradilan". Harus difahami kata "peradilan " dapat diartikan dengan dua arti yakni peradilan yang sebenarnya dan peradilan yang tidak sebenarnya (semu).

Ciri Peradilan Ciri peradilan yang sebenarnya: ada dua pihak atau lebih (penggugat - tergugat dlm perkara perdata dan terdakwa-jaksa dlm perkara pidana), ada penengahnya (hakim), out put biasanya berupa putusan. Peradilan yang tidak sebenarnya/semu: biasanya bersifat permohonan, Hanya ada satu pihak, biasanya bersifat permohonan, out put dari proses itu berupa penetapan. Melihat karakteristik pasal 25 ayat (1) tersebut maka tepat kiranya proses keberatan sebagai peradilan yang semu.

Sengketa Pajak (lanjutan ) Pasal 25 ayat (1) sama pemaknaannya dengan Pasal 36 ayat (1) UUKUP dimana Dirjen Pajak baik karena jabatan atau atas permohonan WP dapat a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi atas bunga, denda, kenaikan yg terutang b. mengurangkan atau membatalkan SKP yg tdk benar c. mengurangkan atau membatalkan STP yg tdk benar d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yg dilaksanakan tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan WP

BEBERAPA PROBLEMA PENELAAH KEBERATAN 1. Penelaah keberatan sebagai peneliti keberatan Ada beberapa Pendapat soal fungsi penelaah keberatan sbg peneliti keberatan. yaitu, berfungsi seolah-olah sbg "jaksa" krn meneliti kembali seluruh hasil pemeriksaan/verifikasi dan jika ada kekeliruan Petugas pemeriksa, peneliti keberatan dpt memperbaikinya walaupun atas objek pajak yang tidak disengketakan oleh WP. Hal ini sesuai Psl 25 ayat (1) dan Pasal 26 ayat (3) Fungsi sbg "jaksa" ini biasanya cenderung memperkuat temuan pemeriksa

BEBERAPA PROBLEMA PENELAAH KEBERATAN Selain itu peneliti keberatan juga berfungsi sbg "hakim" yakni meneliti seluruh hasil pemeriksaan akan tetapi lebih fokus pd obyek yang disengketakan dan jika terjadi kekeliruan petugas pemeriksa, peneliti keberatan dapat memperbaikinya tetapi hanya obyek pajak yg disengketakan oleh WP Fungsi sbg "Hakim" ini lebih bersifat adil krn jika terdapat kesalahan pemeriksa sehingga merugikan WP, keberatan WP dapat dikabulkan

BEBERAPA PROBLEMA PENELAAH KEBERATAN 2. Penelaah keberatan sbg peneliti pengurangan/ penghapusan/pembatalan ketetapan pajak Ini terkait Pasal 36 ayat (1) khususnya huruf a pada frasa "kekhilafan WP". Pendapat 1 kekhilafan WP pd dasarnya tidak diketahui oleh peneliti penghapusan/pengurangan sanksi, sehingga pengurangan/penghapusan sanksi adm yg diajukan WP krn WP yg khilaf cenderung ditolak

BEBERAPA PROBLEMA PENELAAH KEBERATAN Pendapat kedua, Dirjen Pajak diberi kewenangan oleh UU untuk menentukan apakah WP mengalami kekhilafan shg tidak melakukan kewajiban. Hal ini bisa dipertimbangan secara subyektif shg kriteria dan besaran pengurangan bervareasi antar kantor wilayah.

BEBERAPA PROBLEMA PENELAAH KEBERATAN 3. Penelaah keberatan sbg Wakil DirJen pajak pada Sidang Pengadilan Pajak. Telah disepakati bahwa fungsi penelaah keberatan berfungsi sbg "jaksa" yakni mempertahankan dan memperkuat temuan temuan pemeriksa 4. Penelaah keberatan sbg evaluator putusan hakim PP yang mengusulkan PK ke MA. Fungsi penelaah keberatan sbg evaluator putusan PP pd dasarnya juga sbg "jaksa" yang memutuskan apakah menggunakan haknya perlu tidaknya untuk mengajukan PK.

MODEL PENANGANAN SENGKETA PAJAK KE DEPAN Melihat posisi penelaah keberatan dalam sistem Keberatan dan Banding perpajakan tersebut tentu agak janggal manakala penelaah keberatan disatu pihak berposisi seperti "jaksa" dan pada kesempatan lain berubah atau berganti sebagai "hakim Untuk menambah perlindungan hukum bagi WP dan kejelasan posisi penelaah keberatan maka perlu modifikasi badan penyelesaian "sengketa" keberatan dan banding pajak. Antara lain dengan menyatukan penyelesaian "sengketa" keberatan dan banding dalam satu atap yakni membentuk Badan Peradilan Pajak (BPP) dimana pada tingkat pertama didirikan di masing-masing propinsi menggantikan penelaah keberatan pada DirJen Pajak dan pada tingkat banding di selesaikan pada Pengadilan Pajak.

MODEL PENANGANAN SENGKETA PAJAK KE DEPAN (LANJUTAN ) Jika "bangunan" badan peradilan pajak ini dapat direalisasi nampaknya dilemma penelaah keberatan itu akan bisa dihindari dan dapat mewujudkan sebuah bangunan peradilan pajak yang terintegrasi dari bawah sampai atas seperti bangunan pengadilan pada umumnya sebagai Perwujudan untuk merealisasi badan peradilan pajak yang sebenarnya. Disamping itu untuk merealisasi peradilan pajak yang sebenarnya dan mencegah dissinkronisasi horisontal antara UUKUP dan UU Peradilana Pajak maka perlu adanya revisi kedua UU tersebut melihat adanya cukup banyak cakupan dan muatan UUKUP dan UUPP yang saat ini seharusnya direvisi sesuai dengan dinamika perpajakan dan sistem peradilan di Indonesia yang terintegratif Semoga...