Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. Surtikanti, Juniarsih, dan Sigit B.S. Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Salah satu hama gudang utama di Indonesia adalah kumbang bubuk (Sitophilus zeamais Motsch). Kerusakan yang ditimbulkan S. zeamais berupa biji jagung berlubang-lubang, sehingga dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas lebih dari 5%. Sebanyak 35 aksesi jagung plasmanutfah di skrining terhadap ketahanan serangan S. zeamais. Percobaan dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai bulan Oktober 8, dengan rata-rata suhu 6 o C dan rata-rata R h 56%. Masing-masing sampel aksesi seberat 5 g, diinfestasikan 5 pasang S. zeamais selama 7 hari, penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Pengamatan jumlah S. zeamais yang muncul, jumlah biji rusak, dan bobot biji rusak, bobot biji utuh dilakukan hari setelah penyimpanan. Hasil penelitian diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu tahan, agak tahan dan peka terhadap serangan S. zeamais. Ada 8 aksesi yang tahan terhadap serangan hama kumbang bubuk dengan kerusakan biji 5%, S. zeamais yang muncul nol dan penyusutan bobotnya,5%. Termasuk agak tahan ada aksesi dengan kerusakan biji 5%, S. zeamais yang muncul 3 ekor,penyusutan bobotnya,5%, dan yang peka ada 5 aksesi dengan kerusakan biji 7,3,89%, S. zeamais yang muncul 4 5 ekor, dan penyusutan bobotnya,5%. Kata kunci : Jagung, Sitophilus zeamais, plasmanutfah PENDAHULUAN Jenis jenis hama di penyimpanan jagung menurut Champ dan Highley, 985) adalah Sitophilus zeamais Motsch., Corcyra cephalonica.,cryptolestes pusillus Schon., Tribolium castaneum Herbst., Rhy(i)zopertha dominica F., Sitotroga cerealella Oliver. Kumbang bubuk yang biasa juga disebut maize weevil dengan nama ilmiah Sitophilus zeamais Motsch. yang merupakan hama gudang utama di Indonesia dan daerah tropis lainnya. Menurut Santos et al.,(6), bahwa hama gudang yang paling dominan adalah Sitophilus sp. Kehilangan hasil oleh Sitophilus sp. ini dapat mencapai % bila biji disimpan di daerah tropis (Bergvinson,). Biji jagung yang terserang akan berlubang-lubang serta akan meninggalkan sisa gerekan berupa tepung, yang menurut Granados (), lubang-lubang yang terbentuk akibat gerekan hama kumbang bubuk dapat dijadikan tempat persembunyian imago. Salah satu upaya untuk menekan kerusakan jagung dalam penyimpanan adalah penyediaan varietas jagung yang tergolong tahan terhadap infestasi kumbang bubuk S. zeamais. Penggunaan varietas tahan dalam mengendalikan hama gudang S. zeamais dapat menekan kerusakan biji selama di penyimpanan, dan sangat menguntungkan karena mudah dilaksanakan oleh petani, praktis, ekonomis dan aman terhadap lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian skrining ketahanan plasmanutfah jagung terhadap serangan hama kumbang bubuk S. zeamais. 373
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 8. Perbanyakan S. zeamais : Kurang lebih ekor hama kumbang bubuk dimasukkan ke dalam stoples yang berisi 5 g biji jagung varietas Srikandi -. Setelah satu minggu, hama tersebut dikeluarkan dari dalam stoples. Progeni-progeni baru akan muncul setelah disimpan satu bulan, serangga yang muncul digunakan untuk percobaan. Sebanyak 35 aksesi jagung plasmanutfah digunakan untuk skrining aksesi terhadap serangan S. zeamais. Biji-biji jagung sebelum dilakukan infestasi, terlebih dahulu diseleksi, dipilih biji jagung utuh, ditimbang dan dihitung, kemudian dimasukkan ke dalam kantong-kantong yang diberi nomor urut, kemudian dimasukkan ke dalam kulkas (4 7 o C) selama dua minggu untuk mematikan telur, larva, pupa dan imago hama yang ada di dalam biji. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kali ulangan. Satuan unit percobaan terdiri dari 5g biji galur/varietas uji yang disimpan dalam gelas plastik dan bertutup plastik yang berventilasi kain kasa. Tiga hari setelah keluar dari dalam kulkas pada masing-masing gelas diinfestasikan 5 pasang S. zeamais dari hasil perbanyakan, dan setelah satu minggu kelima pasang kumbang bubuk dikeluarkan dari gelas plastik. Temperatur dan kelembaban nisbi dicatat setiap hari selama penelitian berlangsung dengan menggunakan alat indoor thermometer with humidiguide Taylor. Penghitungan jumlah S. zeamais yang muncul dilakukan setiap hari sekali sampai serangga tersebut tidak muncul lagi. Pengamatan kerusakan biji dilakukan pada saat S. zeamais tidak muncul lagi dengan cara menghitung biji rusak dan biji utuh. Ciri biji rusak adalah biji yang berlubang, dan ada tanda atau bekas gerekan pada permukaan biji. Juga dilakukan penimbangan biji rusak dan biji utuh. Persentase kerusakan biji dihitung dengan rumus : Jumlah biji rusak Persentase kerusakan biji = X % Jumlah biji sampel yang diamati Persentase penyusutan biji menggunakan rumus dari Heines (98) yaitu : (U x Nd) (D x Nu) P =--------------------------- X % U(Nd + Nu) P = Persentase penyusutan bobot biji U = Berat biji utuh Nu= Jumlah biji utuh D = Berat biji rusak Nd= Jumlah biji rusak 374
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan temperatur dan kelembaban rata-rata selama penelitian berlangsung adalah 6 o C dan R h 56%. Keadaan ruangan selama penelitian adalah termasuk kering, sehingga jumlah S. zeamais yang muncul hanya berkisar 5 ekor selama penyimpanan hari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yos Sutiyoso (964) dalam Kartasapoetra (987), makin rendah kelembaban udara relatif maka siklus hidup (semenjak telur sampai menjadi dewasa) semakin panjang. Warna aksesi biji jagung yang diuji adalah putih; kuning; campuran putih, ungu dan kuning; kuning muda; marun; dan campuran putih,kuning. Hasil pengamatan dari warna biji jagung tidak berpengaruh terhadap kerusakan biji, jumlah hama kumbang bubuk yang muncul, dan penyusutan bobot (Tabel ). Hal ini berbeda dengan pendapat Ryoo dan Cho (99) yang menyatakan bahwa kerusakan biji dapat pula dipengaruhi oleh warna dari biji tersebut. Hasil pengamatan jumlah S. zeamais rata-rata yang muncul berkisar 5 ekor. S. zeamais tidak muncul (jumlah nol) pada 8 aksesi yaitu pada Binte Kiki Maputio, Jagung Buru-, Genjah Kodok, Wisanggeni, MLG-567, High Oil, Pulut Maros, Binte Pulu-4, MLG-576, NEI-98, S99TLWQ-B, Binte Pulu-6, Dalle Maliri, FBiji-, ACROSS86, Dalle Biasa-, Pulut Gorontalo dan Jagung Buru-3. Hama kumbang bubuk yang muncul satu ekor ada pada 6 aksesi yaitu Srikandi -, Pulut Enrekang, Binte Da a, MLG-536, Dalle Burisi, dan TLWDQPM H.Oil.C5. Kumbang bubuk yang muncul dua ekor ada pada 5 aksesi yaitu Dalle Nakuning, MLG-5, Penmasa, Dalle Pondan dan Lokal Boronubean. Kumbang yang muncul 3,4 dan 5 ekor masing-masing ada pada aksesi Lokal Marisa, MLG-538 dan Bayu. Ada aksesi yang hama kumbang mucul 6 ekor yaitu aksesi Dalle Busa danmlg- 587, dan aksesi yang paling disukai atau rentan terhadap serangan S. zeamais yaitu pada aksesi Binte Pulu-7 (5 ekor). Menurut Painter (95), bahwa ada tiga mekanisme keresistenan yaitu non-preferen (tidak disukai), anti biosis dan toleran. Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase biji rusak oleh kumbang bubuk S. zeamais bervariasi untuk setiap aksesi yang diuji dan berkisar dari.3.89%. Kerusakan biji < % ada 4 aksesi yaitu Binte Pulu-6 (.3%), Jagung Buru- (.35%), Genjah Kodok (.7%) dan Dalle Burisi (,9%) Kerusakan biji % - % ada 8 aksesi yaitu Binte Kiki Maputio, MLG-567, Binte Pulu-4, Pulut Gorontalo, Jagung Buru-3, Srikandi -, Binte Da a dan Lokal Marisa. Kerusakan biji % - 3% ada aksesi yaitu Wisanggeni, High Oil, Pulut Maros, S99TLWQ-B, Dalle Maliri, ACROSS-876, Pulut Enrekang, MLG-536, TLWDQPM H.OIL.C5, Dalle Nakuning, dan Dalle Pondan. Kerusakan biji 3% - 4% ada 5 aksesi yaitu MLG-576, NEI-98, Dalle Biasa-, Penmasa dan Lokal Boronubean. Kerusakan biji 4% ada 7 aksesi yaitu FBiji, MLG-5, MLG-538, Bayu, Dalle Busa, MLG-587, dan Binte Pulu-7. Menurut Pranata dan Wiroatmojo (98), makin banyak populasi hama dapat berkembang pada biji-bijian, maka makin berat serangannya. Hasil pengamatan dan perhitungan persentase penyusutan bobot biji, dapat dilihat pada Tabel. Rata-rata persentase penyusutan bobot biji dari aksesi yang diuji berkisar.4% -.46%. Ada 3 aksesi yang penyusutan bobot biji %, dan 3 aksesi penyusutan bobot biji %. Menurut Pranata dan Wiroatmojo (98), tingginya persentase penyusutan bobot dari bahan pangan ditentukan oleh intensitas serangan hama, sehingga 375
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 kualitas bahan menjadi jelek dan dapat menjadi sumber hama pada penyimpanan selanjutnya. Dilihat dari hasil pengamatan jumlah S. zeamais yang muncul, kerusakan biji, dan penyusutan bobot biji dapat disimpulkan ada 3 kategori ketahanan yaitu tahan, agak tahan (moderat tahan) dan peka (rentan). Tabel. Aksesi, warna, jumlah S. zeamais, kerusakan dan penyusutan bobot biji jagung akibat serangan S. zeamais 8. No Aksesi Warna biji Jumlah S.zeamais Binte Kiki Maputio Jagung Buru- CampP,U,K 3 Genjah Kodok 4 Wisanggeni 5 MLG-567 6 High Oil 7 Pulut Maros 8 Binte Pulu-4 9 MLG-576 NEI-98 S99TLWQ-B Binte Pulu-6 3 Dalle Maliri 4 FBiji- muda 5 ACROSS-876 6 Dalle Biasa- 7 Pulut Gorontalo Marun 8 Jagung Buru-3 9 Srikandi - Pulut Enrekang Binte Da a MLG-536 3 Dalle Burisi 4 TLWDQPM 5 H.OIL.C5 6 Dalle Nakuning 7 MLG-5 8 Penmasa 9 Dalle Pondan muda 3 Lokal Boronubean 3 3 Lokal Marisa 4 3 MLG-538 5 33 Bayu 6 34 Dalle Busa 6 35 MLG-587 5 Binte Pulu-7 Camp.P,K Kerusakan biji (%).8.35.7.73.5..38.6 3.46 3.5.8.3.3 4.6.9 3.3.4.64.53.9.56.5.9.69.44 4.85 3.8.9 3.5.9.89 7.5 7.64 7.3 8.43 Penyusutan biji (%).......4...4.3.4.4.4.4.43.3...3..4.4.3.4.7..6.4.3..8.5.7.5 376
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 KESIMPULAN Aksesi MLG-538 dan Binte Pulu-7 pada penelitian dengan rata-rata temperatur 6 o C dan R h 56% adalah yang paling peka terhadap serangan S. zeamais bila dibandingkan dengan aksesi-aksesi lain. DAFTAR PUSTAKA Bergvinson,D.J.. Storage Pest Resistance in Maize. CYMMIT Maize Programs. p.3-39. Champ,B.R. dan E. Highley. 985. Pesticides and Humid Tropical Grain Storage System. Proceeding of an International Seminar Manila, Philippines, 7 3 May, 985. Australian Centro for International Agricultural Research (ACIAR) Proceeding No. 4. Granados, G.. Maize Insect in Tropical Maize Improvement. p. 8-9. Heines, C.P. 98. Loss Assessment Methods. Biotrop nd Training Course on Pest Stored Product. May 9 June 8, Bogor. 7 hal. Kartasapoetra, A.G. 987. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Penerbit Rineka Cipta. 45 hal. Painter,R.H. 95. Insect Resistance in Crop Plant. Mc. Milan. New York. 5 hal. Pranata dan Wiroatmojo. 98. Penanggulangan Hama Pascapanen. Lokakarya Penanganan Masalah Pascapanen. IPB. 9 hal. Ryoo, M.I., dan H.W. Cho. 99. Feeding and oviposition preferences and demography of rice weevil (Coleoptera : Curculionidae) reared on mixtures of brown polished and rough rice. Environ. Entomol. (3) : 549 555. Santos,J.P.E., Paulo, E.Guimaroes, and J.M.Waqur. 6. Resistance to Maize Weevil in Quality Protein Maize Lines and Commercial Corn Hybrids. Embrapo/ National Corn and Sorghum Research. Brazil. 4p. 377