I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

III. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

3. METODOLOGI PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

PENUNTUN PRAKTIKUM ANALISA HASIL PERTANIAN (PTH 243)

METODE. Waktu dan Tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

Pembuatan Sosis Ikan

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cara membuat steak tenderloin mudah dan sederhana.hasilnya pun sangat mantap dan gurih

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai Mei 2016 di Laboratorium. Peternakan, Unversitas Muhammadiyah Malang.

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN A. PENDAHULUAN Air merupakan komponen yang penting dalam pangan. Banyak perubahan kimia yang terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan kimia tersebut tentunya juga diikuti oleh perubahan fisik pada pangan seperti perubahan warna, flavor, tekstur, viskositas, nilai gizi dan stabilitas selama penyimpanan. Di dalam praktikum ini, Saudara diminta untuk mengamati (1) perubahan-perubahan yang terjadi setelah suatu jenis pangan mengalami perubahan kadar air, dan (2) peranan air dalam proses pengolahan pangan. Saudara diminta untuk mencatat semua hasil pengamatan (pengamatan fisik atau kimia) dan dibahas secara singkat dan jelas mengapa hal demikian terjadi yang berhubungan dengan hasil praktikum Saudara. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah mempelajari perubahan fisik (warna, tekstur, kenampakan) pada bahan pangan setelah terjadi perubahan kadar air, dan mempelajari fungsi air dalam proses pengolahan pangan. C. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah tomat ranti, timun, garam, gula dan air. Alat-alat yang digunakan adalah piring, pisau, hot plate, dan gelas Beaker. D. PROSEDUR KERJA: 1. Pilihlah 3 buah tomat ranti yang ukuran dan warna yang relatif sama. 1

2. Cuci tomat tersebut dengan air dan jangan sampai kulit luarnya terluka. Kemudian keringkan kulit tomat tersebut dengan menggunakan kertas tissue. 3. Timbang masing-masing tomat ranti tersebut dan letakkan di dalam cawan petri terbuka (satu cawan hanya untuk satu tomat, JANGAN LUPA beri label cawan tersebut). 4. Amati dan catat keadaan fisik tomat tersebut yang meliputi warna, keadaan permukaan dan kesegaran tomat tersebut). 5. Masukkan 3 cawan petri yang berisi tomat ranti tersebut ke dalam oven yang bersuhu 105 o C selama 30 menit, kemudian masukkan cawan tersebut ke dalam desikator selama 15 menit. (SAMBIL MENUNGGU SATU JAM, LANJUTKAN PROSEDUR KERJA UNTUK PERCOBAAN 2 DAN 3). 6. Timbang kembali masing-masing tomat tersebut dan amati kembali perubahan fisik yang terjadi. 7. Bandingkan hasil pengamatan Saudara sebelum dan sesudah pemanasan tomat ranti tersebut. 8. Tuliskan hasil dan pembahasan eksperimen di atas secara singkat dan jelas pada tempat yang telah disediakan pada laporan ini. PERCOBAAN 2: 1. Ambil 2 buah mentimum yang tidak mempunyai cacat di bagian luarnya, lalu dicuci bersih dengan air dingin dan dikeringkan dengan menggunakan kertas tissue. 2. Satu buah mentimum dibiarkan utuh dan yang satu lagi dikupas kulitnya. 3. Letakkan mentimum yang utuh dan belum dikupas (TIMBANG TERLEBIH DAHULU) ke dalam satu piring dan taburi garam dapur sebanyak 20 gram secara merata ke seluruh permukaan mentimum tersebut dan dibiarkan selama 15 menit. 2

4. Letakkan mentimum satunya lagi yang telah dikupas dan dipotong menjadi dua seperti pada gambar berikut: A B 5. Bagian A diletakkan ke dalam piring (TIMBANG terlebih dahulu) dan taburi secara merata dengan garam sebanyak 10 gram dan dibiarkan 6. Bagian B (TIMBANG terlebih dahulu) dipotong lagi menjadi 6 bagian kecil, dan taburi garam secara merata sebanyak 20 gram dan dibiarkan 15 menit. 7. Setelah 15 menit bersihkan garam dari semua mentimun tersebut dengan menggunakan kertas saring dan timbang kembali. 8. Bandingkan berat mentimum sebelum dan sesudah ditaburi garam. 9. Amati juga perubahan fisik sebelum dan sesudah ditaburi garam. 10. Tuliskan hasil pengamatan Saudara pada tempat yang telah disediakan pada laporan ini. E. HASIL Pengamatan Percobaan 1: 3

Pengamatan Percobaan 2: Pengamatan Percobaan 3: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 4

II. SIFAT FISIK BEBERAPA JENIS PATI A. PENDAHULUAN Pati yang merupakan homopolimer glukosa -glikosidik banyak terdapat di dalam bahan nabati. Pati terdiri dari dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Kandungan kedua fraksi pati tersebut berbeda-beda menurut sumber nabatinya. Perbedaan perbandingan antara amilosa dan amilopektin akan menghasilkan gel dengan tekstur yang berbeda pula. Di dalam praktikum ini Saudara diminta untuk mengamati dan mengukur kekentalan gel pati dari beberapa jenis tepung. Saudara juga diminta untuk mengukur lama waktu yang diperlukan oleh suatu jenis pati untuk membentuk gel, dan juga suhu pada waktu pati menjadi gel. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah mempelajari sifat fisik (lama pembentukan gel dan suhu pada saat menjadi gel) beberapa jenis pati. C. BAHAN DAN ALAT: Bahan-bahan yang diperlukan adalah tepung beras, ketan, tapioka dan maizena serta aquadest. Alat-alat yang diperlukan adalah: gelas piala 200 ml, hot-plate, termometer, pengaduk dan viskometer. D. PROSEDUR KERJA: 1. Sediakan satu gelas piala ukuran 200 ml. 2. Timbanglah 10 g tepung beras ke dalam gelas piala tersebut. 5

3. Tambahkan aquadest sebanyak 100 ml ke dalamnya sambil diaduk dengan pengaduk sampai merata. 4. Letakkan suspensi pati tersebut ke atas hot-plate (pengadukan terus berlangsung). 5. Letakkan termometer ke dalam suspensi tersebut (Termometer jangan menyentuh dinding dan alas gelas piala). 6. Catat waktu yang diperlukan oleh pati tersebut membentuk gel (ditandai dengan menghilangnya sifat keruh di dalam suspensi tersebut). 7. Catat suhu pada termometer pada saat pati menjadi gel. 8. Dinginkan gel pati tersebut pada suhu ruang. 9. Setelah gel dingin, ukurlah viskositas gel tersebut dengan menggunakan viskometer. 10. Tuliskan data saudara di papan tulis juga. 11. Lakukan hal yang sama untuk tepung ketan (kelompok 2), tapioka (kelompok 3) dan maizena (kelompok 4). 12. Setiap praktikan harus menulis dan membahas data dari kelompok lain. 13. Pada HASIL DAN PEMBAHASAN di laporan tetap, Saudara membahas mengapa suhu, waktu dan kekentalan setiap jenis tepung berbeda-beda (lihat pada buku mengenai kandungan amilosa dan amilopektin dari jenis-jenis tepung tersebut). 14. Tuliskan KESIMPULAN dari hasil praktikum Saudara. 15. Hasil pengamatan terhadap seluruh bahan dituliskan sementara pada tempat yang telah disediakan pada laporan ini. 6

E. HASIL Tepung Beras: Tepung Ketan: Tapioka: Maizena: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 7

III. KAPASITAS DAN STABILITAS EMULSI A. PENDAHULUAN Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri dari suatu dispersi dua cairan atau senyawa yang tidak dapat bercampur, yang satu terdispersi pada yang lain. Cairan yang membentuk globula-globula kecil disebut fase dispersi atau fase diskontinu, dan cairan tempat terdispersinya globula-globula tersebut disebut fase kontinu (misalnya air). Air dan minyak adalah dua fase yang berbeda dan bila dicampur dengan adanya agensia pengemulsi dapat terbentuk suatu kombinasi campuran yang stabil dan disebut suspensi koloidal. Protein-protein yang terlarut bertindak sebagai pengemulsi dengan membungkus atau menyeliputi semua permukaan partikel yang terdispersi. Molekul-molekul agensia pengemulsi mempunyai afinitas, baik terhadap air yaitu bagian molekul hidrofilik, maupun terhadap lemak yaitu bagian molekul hidrofobik. Kemampuan protein dan air mengikat globula atau partikel lemak di dalam suatu emulsi disebut kapasitas emulsi. Di dalam praktikum ini, Saudara diminta untuk mengamati kapasitas dan kestabilan emulsi yang terdiri dari protein, lemak dan air. Protein yang digunakan adalah protein telur, minyak goreng d B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum adalah mempelajari kapasitas dan kestabilan emulsi (terdiri dari protein, minyak dan air). 8

C. BAHAN DAN ALAT: Bahan-bahan yang diperlukan adalah kuning telur, minyak goreng dan aquadest. Alatalat yang diperlukan adalah: gelas ukur 100 ml dan 200 ml, gelas Beaker 200 ml, dan pengaduk kaca. C. PROSEDUR KERJA: 1. Pisahkan putih telur dan kuning telur ( 3 butir telur ayam). 2. Masukkan 50 ml minyak goreng ke dalam gelas Beaker 200 ml dan tambahkan 100 ml aquadest. (BUAT SEBANYAK 3 KALI, satu diantaranya adalah KONTROL tanpa penambahan kuning telur). 3. Tuangkan kuning telur yang telah dipisahkan dari putih telur ke dalam campuran minyak dan air, masing-masing sebanyak 25 ml dan 50 ml ke dalam campuran minyak goreng dan air. 4. Aduk campuran tersebut sampai tercampur sempurna. 5. Tuangkan campuran minyak goreng, air dan kuning telur ke dalam gelas ukur 200 ml dan dibiarkan pada suhu kamar selama 30 menit. 6. Catatlah volume minyak, emulsi dan fase air (bila ada pemisahan setelah 30 menit) pada tiga gelas ukur yang berisi campuran minyak goreng, kuning telur dan air. 7. Lakukan hal yang sama seperti di atas (no. 1-6) tetapi campuran tersebut telah dipanaskan sampai suhu 80 o C selama 5 menit (tambahkan aquadest sampai volume total tetap 200 ml jika terjadi pengurangan volume campuran tersebut) sebelum dituangkan ke dalam gelas ukur 200 ml. (Pemanasan dilakukan dengan meletakkan gelas Beaker yang telah berisi campuran ke dalam gelas Beaker yang lebih besar yang telah diisi dengan air). 8. Catat hasil pengamatan pada tempat yang telah disediakan. 9. Tuliskan hasil pembahasan secara lengkap dalam laporan tetap mengenai kapasitas dan kestabilan emulsi dari tiga bahan tersebut. 9

E. HASIL Hasil pengamatan no. 6: Hasil pengamatan no. 8: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 10

IV. KRISTAL ES DALAM BAHAN PANGAN A. PENDAHULUAN Air memegang peranan penting dalam pengolahan pangan. Air memiliki sifat-sifat yang berbeda pada suhu yang berbeda. Pada praktikum I sudah dipelajari sifat air pada suhu mendidih, dan pada praktikum ini akan mempelajari sifat air dalam pangan pada suhu beku. Air pada suhu di bawah 0 o C akan membeku dengan membentuk kristal es. Kristal es yang terbentuk pada pembekuan lambat berukuran lebih besar dibandingkan pada kristal pembekuan cepat (seperti pada pembuatan es krim). Fenomena kristal es dalam pangan akan diamati pada praktikum ini khususnya pada produk berprotein tinggi yaitu tahu, serta buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi-umbian. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum adalah mempelajari sifat-sifat pangan setelah terbentuknya kristal es pada pangan tersebut. C. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah tahu putih, buah tomat, ubi jalar, sayur kangkung. Alat-alat yang diperlukan adalah freezer (pembeku). D. PROSEDUR KERJA 1. Cuci bersih bahan-bahan yang telah disiapkan (masing-masing komoditi ada 3 buah). 2. Satu jenis komoditi dimasukkan ke dalam freezer, dan satu lagi di tempat bersuhu 5 o C (lemari es biasa), dan selebihnya pada suhu ruang. 11

3. Komoditi yang diletakkan dalam freezer dan lemari es bersuhu 5 o C adalah lebih kurang semalam. 4. Keluarkan pangan dari freezer dan lemari es biasa dan biarkan mencair secara perlahan pada suhu ruang. 5. Belah pangan tersebut dan amati perbedaan fisiknya pada tiga suhu yang berbeda. 6. Catat hasil pengamatan pada tempat yang telah disediakan. E. HASIL Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 12

V. PROSES PENCOKLATAN (BROWNING PADA PANGAN) A. PENDAHULUAN Proses pencoklatan sering dijadikan sebagai salah satu indikator untuk kerusakan pangan. Di lain pihak, pencoklatan selama pengolahan pangan diharapkan terbentuk pada beberapa produk pangan, misalnya pada penggorengan ayam, dan ikan yang dimaksudkan untuk menghasilkan warna yang lebih menarik. Pencoklatan juga dapat terbentuk pada buah-buahan sekalipun tanpa pemanasan atau perlakuan lainnya, yang dikenal sebagai pencoklatan enzimatis. Pada praktikum ini akan mempelajari proses pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah mempelajari proses pencoklatan enzimatis dan non enzimatis pada beberapa komoditi pangan. C. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang diperlukan adalah pisang Ambon, tepung terigu, gula, minyak goreng dan garam halus. Alat-alat yang dibutuhkan adalah kuali, pisau, kompor, piring dan baskom. D. PROSEDUR KERJA Percobaan 1: 1. Siapkan pisang Ambon dan tomat, dan belah buah tersebut menjadi dua bagian. 2. Biarkan belahan pertama terbuka di atas piring, dan belahan ke dua diolesi garam pada bagian yang terbelah. Amati perubahan yang terjadi setelah lebih kurang 30 menit. Percobaan 2: 1. Siapkan Pisang Ambon (masing-masing 2 buah). 13

2. Satu pisang Ambon dikukus selama 5 menit. 3. Kupas kulit pisang Ambon yang tidak dikukus dan yang dikukus, dan di biarkan di udara terbuka selama 30 menit. Amati perubahan yang terjadi. Percobaan 3. 1. Masukkan tepung terigu 50 g dalam baskom dan tambahkan air 100 ml. Aduk rata dan goreng adonan tersebut dengan minyak. Amati perubahan warna yang terjadi setelah penggorengan. Catat waktu terbentuknya warna coklat muda secara merata setelah penggorengan. 2. Lakukan hal yang sama dengan menambahkan gula 20 g ke dalam adonan sewaktu pengadonan. E. HASIL Percobaan 1: Percobaan 2: Percobaan 3: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 14

VI. PERANAN BAHAN PEMANTAP A. PENDAHULUAN Bahan pemantap diperlukan untuk mencegah terbentuknya pengendapan dalam suatu campuran cairan. Sebagai contoh dalam pengolahan sirup buah-buahan dimana terdapat partikel-partikel kecil dalam sari buah. Penambahan bahan pemantap selain untuk mencegah terbentuknya pengendapan, juga berfungsi untuk mengentalkan produk. Banyak jenis bahan pemantap di antaranya jenis pati-patian, Gum Arabik, dekstrin, dan sebagainya. Sifat fisik dan kimia bahan pemantap berbeda-beda untuk setiap jenis bahan pemantap. Pemilihan bahan pemantap tergantung pada tujuan penambahan. Sebagai contoh: Gum Arabik bersifat sebagai bahan pemantap yang kurang meningkatkan kekentalan produk. Praktikum ini mempelajari sifat-sifat fisik dari beberapa bahan pemantap yang sering digunakan dalam pengolahan pangan. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah mempelajari perubahan fisik (tekstur, kenampakan) pada bahan pangan setelah penambahan bahan pemantap. C. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah tomat dan air. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan, blender, saringan, pisau, hot plate, gelas ukur, dan gelas Beaker. 15

D. PROSEDUR KERJA 1. Pilihan tomat yang telah masak, kemudian tomat dicuci dan timbang sebanyak 250 g. 2. Masukkan tomat tersebut dalam blender dan tambahkan 250 ml air, kemudian dihaluskan dengan kecepatan sedang. 3. Tomat yang telah hancur tersebut kemudian di saring. 4. Filtrat yang diperoleh kemudian di ambil sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam gelas Beaker. 5. Timbang bahan pemantap (gum Arabik sebanyak 10% (w/v) dan masukkan ke dalam filtrat tomat (point 4) sedikit demi sedikit sambil diaduk secara merata. 6. Panaskan campuran tersebut sampai terlihat semua bahan pemantap yang ditambahkan telah larut, dan kemudian dinginkan sampai suhu kamar. 7. Tuangkan campuran ini ke dalam gelas ukur sampai batas tanda 100 ml. 8. Diamkan dan amati proses pengendapan partikel-partikel dalam gelas ukur tersebut. 9. Ukur tinggi endapan yang terbentuk. 10. Lakukan hal yang sama untuk bahan pemantap dekstrin dan tepung maizena. 11. Bahas pada laporan untuk setiap jenis bahan pemantap yang digunakan. E. HASIL Gum Arabik: Dekstrin: 16

Tepung Maizena: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 17

VII. BAHAN PEWARNA SINTETIK DAN ALAMI A. PENDAHULUAN Warna merupakan salah satu atribut mutu yang penting baik sebagai indikator mutu produk maupun juga sebagai penambah daya tarik konsumen. Bahan pewarna sering ditambahkan dalam pengolahan pangan dengan maksud menutupi perubahan warna asli dari komoditi pertanian yang diolah. Selain itu, bahan pewarna ditambahkan untuk mempercantik penampilan produk yang dihasilkan. Bahan pewarna secara garis besar dikelompokkan ke dalam pewarna sintetis dan alami. Pewarna sintetis bersifat stabil selama pengolahan, tetapi memiliki efek terhadap kesehatan apabila penggunaannya tidak sesuai aturan. Tidak jarang pewarna sintetis yang bukan untuk pangan ditambahkan pada pangan sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Pewarna alami memiliki keunggulan aman untuk dikonsumsi, tetapi intensitas warna yang rendah serta warna yang kurang stabil selama pengolahan. Oleh karena itu, pewarna alami jarang dimanfaatkan dalam pangan. Praktikum ini mempelajari sifat-sifat pewarna sintetik dan alami. B. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah mempelajari karakteristik pewarna sintetik dan alami dan pengaruh faktor eksternal terhadap perubahan warna merah sintetik dan alami. C. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah kayu secang dan pewarna sintetik merah, larutan HCl 0,1 N, dan larutan NaOH 0,1N. Alat-alat yang digunakan adalah ph meter, colour checker / chromameter, timbangan, blender, saringan, gunting, hot plate, gelas ukur, dan gelas Beaker. 18

D. PROSEDUR KERJA 1. Ambil kulit kayu secang dan gunting menjadi usuran yang lebih kecil untuk mempermudah proses penghalusan oleh blender. 2. Kulit kayu secang yang telah halus dimasukkan ke dalam blender kering dan haluskan dengan kecepatan tinggi. 3. Timbang serbuk kulit kayu secang sebanyak 10 g dan masukkan ke dalam gelas Beaker yang telah berisi 100 ml. 4. Rebus campuran tersebut selama 2 menit terhitung Sejak air mendidih. 5. Saring rebusan tersebut, dan biarkan filtratnya menjadi dingin pada suhu kamar. 6. Ukur warna dan ph larutan setelah dingin dengan menggunakan chromameter (catat nilai L, C, dan H). 7. Pipet 20 ml larutan merah dan masukkan ke dalam gelas Beaker dan biarkan di udara terbuka selama 30 menit. Kemudian ukurlah warna dengan chromameter (nilai L,C, dan H). 8. Pipet 20 ml larutan merah tersebut dan masukkan HCl 0,1 sebanyak 5 ml, dan aduk rata, kemudian ukur ph dan warna (nilai L,C, dan H). 9. Pipet 20 ml larutan merah lagi dan masukkan NaOH 0,1N sebanyak 5 ml, dan aduk rata, kemudian ukur ph dan warna (nilai L,C, dan H). 10. Bandingkan tiga jenis larutan merah tersebut setelah perlakuan (point 8, 9, dan 10). 11. Untuk percobaan pewarna sintetik, pipet 1 ml pewrana sintetik merah cair, dan masukkan ke dalam gelas Beaker yang telah berisi air 100 ml. 12. Lakukan hal yang sama mulai dari point 4 sampai point 10. 19

E. HASIL PEWARNA ALAMI: Point 7: Point 8: Point 9: PEWARNA SINTETIK: Point 7: Point 8: Point 9: Paraf Asisten (...) Lembar yang telah diparaf asisten disertakan dalam laporan (ASLI bukan foto copy). Nama Praktikan :... Kelompok :... Nim :... Tgl. Praktikum :... Paraf Praktikan :... 20