Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

dokumen-dokumen yang mirip
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PAPER BIOKIMIA PANGAN

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

Pengawetan bahan pangan

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

Program Studi Teknologi Pangan

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

KERUSAKAN PANGAN HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

Pengolahan dengan suhu tinggi

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Baku Kerang. Kerang Anadara sp termasuk Kelas Pelecypoda (Bivalva) yang mempunyai

BAB II MENGUJI PENYEBAB KERUSAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak. Faktor penghambat. kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

mikrobiologi dan keamanan pangan, dan Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai kerusakan biologis dan mikrobiologis ikan.

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan inovasi dan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi roti yang terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

Regulasi sanitasi Industri Pangan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. baik disebabkan oleh pengaruh cuaca, serangan serangga maupun mikroba

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Musa paradisiaca. Pisang merupakan tanaman hortikultura

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER

AMANKAH PANGAN ANDA???

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya bioteknologi, terdapat kecenderungan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Transkripsi:

Teknologi Pangan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan konsumen.

Teknologi pangan diharapkan berperan dalam perancangan produk, pengawasan bahan baku, pengolahan, tindak pengawetan yang diperlukan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk sampai ke konsumen.

Industri pangan merupakan industri yang mengolah hasil hasil pertanian sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, industri pangan lebih berkiprah pada bagian hilir dari proses pembuatan produk tersebut.

Menurut Wirakartakusumah dan Syah (1990), fungsi utama suatu industri pangan adalah untuk menyelamatkan, menyebarluaskan, dan meningkatkan nilai tambah produk produk hasil pertanian secara efektif dan efisien.

Kerusakan Pangan Semua pangan semula merupakan jaringan hidup dan berasal dari bahan organik. Tenggang waktu antara penyediaan pangan sampai konsumsi inilah yang memungkinkan terjadinya kerusakan pangan. Pangan hasil pertanian merupakan benda hidup. Setiap benda hidup melakukan proses metabolisme yang menyebabkannya memiliki sifat mudah rusak. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan penanganan pasca panen dan pengolahan bahan makanan.

Faktor penyebab susut kualitas dan kuantitas, antara lain : Sifat komoditi pangan yang tidak tahan simpan Kehilangan karena penanganan, misalnya : tercecer, rontok, tidak dikumpulkan kembali, dan dimakan hama Kerusakan mekanis yang disebabkan oleh cara atau peralatan yang digunakan pasca panen Kerusakan mikrobiologis

Gambarannya WAKTU PENYEDIAAN PANGAN PENYEDIAAN PANGAN KERUSAKAN

Penyebab utama kerusakan bahan pangan: bakteri, ragi, kapang aktivitas enzim serangga, tikus, parasit Suhu kadar air dan aktivitas air (aw) Oksigen Sinar jangka waktu penyimpanan Manusia

Jenis kerusakan Kerusakan biologi dan mikrobiologi Kerusakan fisik Kerusakan kimia Kerusakan fisiologi

Kerusakan pangan Rusak adalah bila menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas yang diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang bisa digunakan oleh manusia Masa simpan (shelf life) adalah jangka waktu makanan tetap cocok untuk dikonsumsi manusia, dihitung dari waktu penyiapan sampai akan dikonsumsi.

Gambaran Produksi Konsumsi masa saat munculnya kerusakan Yang dapat dipengaruhi faktor dari luar maupun dari dalam

Perubahan-perubahan yang dapat terjadi : Perubahan warna atau kenampakan Tekstur berubah Berbau lain misal bau apek/basi Hilang/berubahnya nilai gizi Oksidasi/hidrolisa lemak, protein, karbohidrat Oksidasi pigmen Terpecahnya/terurainya struktur protein

Kelompok makanan berdasar masa simpan: Bahan makanan cepat rusak (perishable food) Umur kurang dari 1 bulan Misal : daging, ikan, susu, roti, buah dan sayur Makanan jenis ini harus disimpan dalam lemari pendingin Bahan makanan tidak begitu rusak Umur simpan sekitar 1-3 bulan Misal: snack food, keju, acar, daging awetan Mengandung gula, garam, cuka, pasteur, asapan Awet/ tahan lama Umur simpan >3 bulan tergantung cara produksi, system pengemasan, lingkungan simpan Misal: makanan kaleng, makanan kering Biasanya melibatkan proses thermal dan pengemasan yang baik

Ciri-ciri pangan rusak pangan dinyatakan mengalami kerusakan jika telah terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki dari sifatnya. Secara umum, kerusakan pangan disebabkan oleh berbagai faktor dimana salah satunya adalah tumbuhnya bakteri, kamir atau kapang pada pangan yang dapat merusak protein sehingga mengakibatkan bau busuk, dan juga dapat membentuk lendir, gas, busa, asam ataupun racun.

Buah-buahan dan sayuran Selama proses penanaman pemanenan, penyimpanan, dan pengangkutan ke pasar, buah dan sayuran berpeluang terkontaminasi bahan kimia pertanian seperti residu pestisida, antibiotik pertanian, pupuk dan bahan perangsang tumbuh. Karena itu sebelum diolah dan dikonsumsi, buah dan sayuran harus dicuci terlebih dahulu dengan air bersih. Kerusakan yang sering terjadi adalah karena benturan fisik, serangan serangga dan serangan mikroorganisme. Buah dan sayuran yang rusak terlihat busuk, berubah warna dan rasa, serta berlendir.

Daging dan hasil olahannya. Daging segar merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan bakteri karena daging mengandung zat nutrien dan air dalam jumlah cukup serta ph sedang. Mikroba yang terdapat dalam tubuh atau daging hewan berasal dari lingkungan hidup seperti dari pakan atau air. Mikroba masuk ke dalam tubuh hewan melalui saluran pencernaan. Agar kita terhindar dari penyakit, mikroba patogen yang berkembang biak dalam potongan daging dimusnahkan terlebih dahulu.

Caranya tak lain sebelum dimakan, daging atau bahan pangan yang mengandung daging harus dimasak dengan sempurna. Jadi, daging mudah rusak karena kandungan nutrisi dan kadar airnya tinggi. Kerusakan daging ditandai dengan perubahan warna, bau, dan berlendir.

Ikan dan hasil olahannya ikan dan kerang dapat menjadi media perantara bagi mikroba patogen (seperti vibrio) dan parasit (seperti cacing pipih) yang dapat menginfeksi manusia. Bibit penyakit ini berasal dari lingkungan alami ikan, terutama lingkungan air yang terkontaminasi oleh kotoran penderita penyakit kolera. Bakteri vibrio tidak menyebabkan diare tetapi mengakibatkan terjadinya infeksi di saluran pencernaan yang bersifat parah dan bisa mengancam nyawa. Untuk memperkecil resiko terkena penyakit, ikan yang dimakan mentah atau setengah matang harus dicuci bersih-bersih. Kerusakan pada ikan ditandai dengan terjadinya perubahan warna, bau, tekstur dan terbentuknya lendir. Bakteri yang menyebabkan kerusakan ikan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan ikan.

Susu dan hasil olahannya. Susu yang diperah secara higienis dari hewan yang sehat sebetulnya mengandung kontaminan mikroba dalam jumlah yang rendah. Namun dalam perjalanan menuju tempat pengolahan lanjutan, susu mudah tercemar mikroba. Selama proses pengolahanpun ancaman kontaminasi bakteri tetap ada, terutama bila peralatan yang digunakan tidak steril. Kerusakan pada susu ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir, tengik, dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir pada susu disebabkan oleh bakteri dan juga terbentuknya asam pada susu.

Silakan belajar kembali IBM 1 (IBM dasar) dan IBM 2 (IBM lanjut) Seluruh materi ITP/TP adalah pengembangan dari kedua mata kuliah tersebut.

Perkembangan teknologi pangan Masa Prasejarah: penyembelihan, fermentasi, pengeringan dengan matahari, penggaraman dan berbagai metode pemasakan seperti pemanggangan, pengasapan Di Eropa, pengawetan dengan garam banyak dilakukan untuk makanan tentara atau pelaut Setelah itu ditemukan metode pengemasan yang rapat dengan botol Tahun 1809 Nicolas Appert menemukan metode pembotolan vacuum Tahun 1810 Peter Durand mengembangkan proses pengalengan dengan pelapisan kaleng dengan timah sehingga lebih tahan asam Tahun 1862, Pasteurization, ditemukan Louis Pasteur mulai menjadi metode yang sangat berguna untuk menghambat pertumbuhan mirkoorganisme jahat.

Tugas kelompok (2 org) Buatlah sebuah tulisan tentang metode pengolahan/pengawetan ikan yang sederhana yang pernah kalian lihat Apa yang menarik dari metode tersebut? Di mana metode itu diterapkan? Ketentuan : 2 halaman folio ditulis tangan dikumpulkan minggu depan